ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
Kondi Kondisi si pos postur tur APBN PBN dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh bebera beberapa pa fakto faktorr yang yang akan akan menentukan apakah postur APBN akan mengalami kondisi surplus, berimbang, ataupun defisit. Salah satu faktor utama yang berpengaruh adalah Asumsi Dasar Ekonomi Makro. Asum sumsi si Dasar Dasar Ek Ekono onomi mi Makro Makro atau atau yang yang biasa biasa disin disingka gkatt ADEM DEM merupakan merupakan indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai auan dalam menyusun berbagai komponen dari postur APBN. Asumsi dasar ekonomi makr makro o disus disusun un manga mangau u pada pada sasar sasaran an pada pada pemb pembang anguna unan n sesua sesuaii !ena !enana na Pemb Pemban angu guna nan n "ang "angka ka Mene Meneng ngah ah dan dan !en !enan anaa Ker# Ker#aa Peme Pemeri rint ntah ah deng dengan an memp mempert ertim imba bangk ngkan an perkem perkemban bangan gan dan kon kondis disii pereko perekonom nomia ian n terki terkini ni baik baik perekonomian domestik maupun perekonomian global. Penerap Penerapan an asumsi asumsi dasar dasar ekonomi ekonomi makro makro dalam dalam penyusus penyususnan nan APBN APBN dilatarbelakangi pemikiran bah$a stabilitas ekonomi diperlukan dalam rangka memp mempert ertaha ahanka nkan n tingk tingkat at pertum pertumbuh buhan an ekonom ekonomii yang yang dihar diharapk apkan. an. Denga Dengan n pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil sehingga memiu pertumbuhan lapan lapangan gan ker#a ker#a yang yang sea seara ra otom otomati atiss akan akan memb membant antu u mengu menguran rangi gi masal masalah ah pengangguran dan da n kemiskinan. Selain untuk tu#uan penyusunan !APBN, adanya asumsi dasar ekonomi makro #uga bermanfaat bagi dunia usaha yaitu sebagai patokan indikator ekonomi yang akan diapai oleh pemerintah pemerintah atau diperkirakan diperkirakan akan ter#adi. Sehingga Sehingga dapat digun digunaka akan n sebag sebagai ai gambar gambaran an kasar kasar tenta tentang ng indika indikato torr ekonom ekonomii makro makro untuk untuk membantu perenanaan bisnis. %ndikator ekonomi yang biasa digunakan sebagai asumsi dasar ekonomi makro APBN antara lain& '. ). *. +. .
pert pertum umbu buha han n ekono ekonomi mi(( ting tingka katt infl inflas asi( i( suku suku bun bunga ga SPN SPN * bula bulan( n( nilai nilai tukar tukar rupiah rupiah terha terhadap dap dolar dolar Am Ameri erika( ka( harga harga miny minyak ak menta mentah h %ndone %ndonesia sia((
-. lifting minyak dan gas %ndonesia. Asumsiasumsi tersebut baik seara langsung maupun tidak langsung menentukan besaran berbagai komponen APBN / pendapatan negara, belan#a, defisit APBN, maupun pembiayaan0 yang berakibat berpengaruh pada postur APBN seara keseluruhan.
Indikator
2015 2016 APBNP RAPBN Pertumbuhan ekonomi /1, yoy0 ,2 , %nflasi /1,yoy0 ,3 +,2 4ingkat bungan SPN * bulan /10 -,) , Nilai 4ukar /!p56S70 ').33 '*.+33 8arga minyak mentah %ndonesia /6S75barel0 -3 -3 9) 9*3 Lifting Minyak /ribu barel per hari0 '.))' '.' Lifting gas /ribu barel setara minyak per hari0 Tabel Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2016, sumber: Nota Keuangan RA!N 2016
:embaga yang bertanggung#a$ab dalam penyusunan adalah Badan Kebi#akan ;iskal /BK;0 Kementerian Keuangan dengan melibatkan pihakpihak pemangku kepentingan. Proses perumusannya melalui rapat koordinasi antara Pemerintah meliputi Kementerian Keuangan /terutama BK;0, Bappenas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pusat Statistik /BPS0, dan Bank %ndonesia. Pada tahun ber#alan, asumsi dasar ekonomi makro dapat diusulkan untuk disesuaikan
apabila
diperlukan.
Asumsi
makro
ditetapkan
berdasarkan
perkembangan berbagai sektor yang ter#adi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang berpengaruh pada keadaan ekonomi seara keseluruhan. Apabila kondisi yang ter#adi menampakan keenderungan meleset dari asumsi makro yang telah ditetapkan sebelumnya, maka pemerintah dapat melakukan penyesuaian terhadap asumsi makro tersebut melalui mekanisme APBN Perubahan berdasar hasil pemantauan dan e
4erdapat beberapa hal yang dapat men#adi dasar perubahan asumsi ekonomi makro, yaitu& '. ter#adinya perubahan ekonomi dunia, yang bisa ter#adi akibat kenaikan harga minyak dunia, kenaikan harga komoditi pangan, maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi( ). penurunan produksi minyak dunia( *. peningkatan konsumsi minyak dunia. Sebagai ontoh pada perubahan asumsi dasar ekonomi makro )3'-, tren penurunan harga minyak mentah dunia diperkirakan memengaruhi kiner#a industri hulu migas %ndonesia. Asumsi harga minyak mentah dalam APBN tahun )3'sebesar 6S73 per barel, sedangkan realisasinya %=P diproyeksikan berada pada kisaran 6S7* per barel. Maka, diperbolehkan penyesuaian asumsi ekonomi makro dalam perubahan APBN. 1. Pertumu!an Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana ter#adi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. "adi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila ter#adi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bah$a pertumbuhan ekonomi ter#adi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi merupakan
pada
bagaimana
kondisi
perekonomian
domestik
yang
terermin
pada
pertumbuhan produk domestik bruto. Pertumbuhan ekonomi yang digunakan sebagai asumsi dasar ekonomi makro merupakan sasaran pertumbuhan ekonomi yang ingin diapai pada suatu kurun $aktu tertentu. 4arget pertumbuhan ekonomi dalam asumsi ekonomi makro ditentukan oleh Kementerian Keuangan, Bappenas, dan BPS
dengan
mempertimbangkan masukan dari Bank %ndonesia. 4ingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dengan analisa Produk Domestik Bruto /PDB0 atau
"ross Domesti# ro$u#t %"D& . Produk Domestik Bruto
adalah total produksi barang dan #asa yang dihasilkan di dalam suatu $ilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. 4erdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung Produk Domestik Bruto. Seara konsep hasil dari pendekatan tersebut akan meghasilkan angka yang sama. Ketiga pendekatan tersebut yaitu& a0 Pendekatan Produksi / ro$u#tion A''roa#(& a. Pertanian, Peternakan, b. Kehutanan dan Perikanan( . Pertambangan dan Penggalian( d. %ndutri Pengolahan(:istrik, >as, dan Air Bersih( e. Konstruksi( f. Perdagangan, 8otel dan !estoran( g. Pengangkutan dan Komunikasi( h. Keuangan, !eal Estat dan "asa Perusahaan( i. "asa#asa. b0 Pendekatan Penggunaan / e)'en$iture A''roa#(& a. Konsumsi !umah 4angga b. Konsumsi Pemerintah . Pembentukan Modal 4etap Bruto /PM4B0 d. Perubahan stok e. Ekspor f. %mpor 0 Pendekatan Pendapatan %*n#ome A''roa#(& a. 6pah dan ga#i /balas #asa tenaga ker#a0, b. Se$a tanah /balas #asa tanah0, . Bunga modal /interests0 sebagai balas #asa modal, d. Keuntungan /balas #asa ketrampilan0
Nilai PDB dapat dilihat dari nilai harga berlaku /PDB Nominal0 dan harga konstan /PDB !iil0. Perbedaan antara PDB Nominal dengan PDB !iil terletak pada komponen pergerakan harga. Nilai PDB nominal sangat dipengaruhi oleh tingkat harga yang berlaku saat itu, sehingga meskipun tingkat produksi atau output tidak bertambah namun apabila ter#adi inflasi, meskipun seara fisik tidak berubah, maka nilai PDB nominal akan meningkat senilai perubahan harga yang ter#adi. Sedangkan untuk PDB konstan, nilai PDB dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar tertentu. PDB harga konstan tidak memperhitungkan perubahan harga yang ter#adi, perubahan nilai PDB merupakan perubahan tingkat produksi atau output. 6ntuk menghitung pertumbuhan ekonomi yang biasa digunakan adalah nilai PDB riil. Pertumbuhan ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut& PE=
PDBt – PDB t
−
PDBt
−
1
X 100
1
PE ? Pertumbuhan Ekonomi PDB ? Produk Domesik Bruto /harga konstan0 t ? Periode tertentu t' ? Periode sebelum periode t Berdasarkan periode $aktunya, data pertumbuhan ekonomi dapat disa#ikan sebagai berikut& '. Pertumbuhan ekonomi tri$ulan ke tri$ulan /@uarter to @uarter 5 @ to @0 Persentase perubahan nilai PDB /harga konstan0 tri$ulan tertentu terhadap nilai PDB tri$ulan sebelumnya. ). Pertumbuhan ekonomi tahun ke tahun /year on year 5 yoy0
Persentase perubahan nilai PDB /harga konstan0 selama satu tahun yaitu dengan membandingkan terhadap nilai PDB
nilai PDB
tahun sebelumnya.
pada
tahun tertentu
Data yang dibandingkan
dapat berupa data tri$ulanan atau tahunan.
Pendekatan ini yang
digunakan dalam asumsi dasar ekonomi makro.
2. "in#kat In$%a&i
Komponen postur APBN sangat dipengarui oleh asumsi inflasi baik dari sisi penerimaan maupun belan#a. %nflasi adalah salah satu merupakan
terpengaruh inflasi terutama adalah komponen
yang terkait dengan
tradisional dan modern terhadap beberapa #enis barang5#asa di setiap kota. ). De$%ator
Produk
Dome&tik
Bruto
(PDB) menggambarkan
pengukuran le
Sementara itu, data realisasi
%nflasi
%8K
menggunakan publikasi Badan Pusat Statistik /BPS0 yang diterbitkan setiap a$al bulan. Pengelompokan %nflasi Berdasarkan #enis pengeluaran rumah tangga %t(e +lassifi#ation of in$ii$ual #onsum'tion b- 'ur'ose . +/*+/& , %nflasi %8K di %ndonesia
dikelompokkan ke dalam 2 kelompok pengeluaran, yaitu Kelompok Bahan Makanan, Kelompok Makanan "adi, Minuman, dan 4embakau, Kelompok Perumahan, Kelompok Sandang, Kelompok Kesehatan, Kelompok Pendidikan dan lah !aga, Kelompok 4ransportasi dan Komunikasi. Pengelompokan lain yaitu dengan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang diyakini lebih menggambarkan
pengaruh dari faktor yang
lebih
bersifat fundamental.
Disagregasi dikelompokan sebagai berikut& '. %nflasi %nti %#ore inflation& yaitu komponen inflasi yang enderung menetap %'ersistent #om'onent& dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental,
seperti %nteraksi permintaanpena$aran( lingkungan eksternal& nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang( Ekspektasi %nflasi dari pedagang dan konsumen ). %nflasi non %nti yaitu komponen inflasi yang enderung tinggi
dalam kelompok bahan
makanan atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik
maupun
perkembangan
harga
komoditas
pangan
internasional. %nflasi Komponen 8arga yang diatur Pemerintah /A$ministere$ ri#es&, yaitu %nflasi yang dipengaruhi oleh s(o#ks /ke#utan0 dari
kebi#akan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, dll. Berdasarkan periodenya, %nflasi dapat dikelompokkan sebagai berikut& '. Penghitungan inflasi -ear on -ear /yoy0, digunakan untuk melihat inflasi selama setahun yang lalu. ). Penghitungan inflasi month on month /m o m0, digunakan untuk melihat perubahan tingkat inflasi selama sebulan yang lalu. *. Penghitungan inflasi year to date /y t d0, digunakan untuk melihat perubahan kenaikan tingkat tingkat inflasi selama satu tahun kalender /dari bulan "anuari tahun ini sampai dengan bulan ini tahun ini0. Determinan In$%a&i
%nflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi
supply
%#ost 'us(
inflation&, dari sisi permintaan %$eman$ 'ull inflation& , dan dari ekspektasi inflasi. +ost 'us( inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi
luar negeri terutama, peningkatan hargaharga komoditi yang diatur pemerintah %a$ministere$ 'ri#e&, dan ter#adi negati
terganggunya distribusi.
Deman$ 'ull inflation adalah tingginya permintaan barang dan #asa
relatif terhadap ketersediaannya. Kondisi ini digambarkan dengan output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total /aggregate $eman$ 0 lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. 3.