ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA YANG MELEPASKAN ANAK DIUSIA DEWASA AWAL
A. PENGKAJIAN I. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK)
: Tn. S
2. Usia
: 46 tahun
3. Pendidikan
: SLTA
4. Pekerjaan
: POLRI
5. Alamat
: Kendal
No
Nama
Umur
Jenis
Hub dgn
kelamin
KK
Riwayat
Keterangan
Pendidikan
1
Tn. S
46 tahun
Laki-laki
Ayah
SLTA
Hidup
2
Ny. S
46 tahun
Perempuan
Ibu
Sarjana
Hidup
3
Nn. T
20 tahun
Perempuan
Anak
SLTA
Hidup
4
An. H
15 tahun
Perempuan
Anak
SMP
Hidup
5
An. I
11 tahun
Perempuan
Anak
SD
Hidup
6
An. R
4 tahun
Laki-laki
Anak
-
Hidup
6. Genogram
Keterangan: : Laki- laki
:Meninggal
: Perempuan
:tinggal serumah
: klien
7. Tipe keluarga Keluarga TN. S termasuk tipe keluarga pasangan suami dan istri bekerja dimana bekerja sebagai POLRI dan jarang berkumpul dengan keluarga selama periode tertentu dalam siklus kehidupan berkeluarga.
8. Suku bangsa Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal – hal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.
9. Agama Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat waktu untuk kumpul.
10. Status sosial ekonomi keluarga Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata – rata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru yang berpenghasilan sama
dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.
11. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi sehari – hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini 1) Memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awal 2) Membantu anak untuk mandiri
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anak – anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena kesibukan.
3. Riwayat keluarga inti Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi semuanya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara – saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.
III. Lingkunngan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan
dikamar – kamar.
Keluarga mengenal
masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.
Ukuran rumah: 9 x 18
1
6
2
7 8
3
4
9
5
10 10
Keterangan: 2. ruang makan 1. tangga ke atas
3. kamar tidur dan tempat sholat
7. kamar mandi, WC 8. tempat sampah
4. kamar tidur
9. sumur
5. ruang tamu
10. septic tank
6. dapur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.
3. Mobilitas Geografis keluarga Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal serumah. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan
yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan – kegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya
Ny. S sehari – harinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.
5. Sistem pendukung keluarga Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.
IV. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi Keluarga Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.
2. Struktur Kekuatan Keluarga Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama.
3. Stuktur Peran Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur semua pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu, memenej keuangan dan semua pekerjaan rumah.
4. Nilai dan norma budaya Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat sekitarnya.
5. a. Stressor yang pendek Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan
anaknya yang
masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. c. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersamasama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya.
V. Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya. Analisa Data No 1.
Data
Diagnosa Keperawatan
Anak T usianya 20 tahun, berat badan 55
Kecemasan
orang
tua
Kg, masih terlihat manja, bingung ketika
terhadap pelepasan anak
mendapat masalah.
dewasa
Tn.S mengatakan anak T masih manja
dan
belum
mampu
memecahkan
kurangnya
awal
b.d
kemandirian
anak
masalahnya sendiri.
Tn.S
mengatakan
anak
T
untuk
keperluan sehari-hari masih tergantung pada Ibunya. 2.
Tn.S dan Ny.S terlihat takut
Tn.S
dan
Ny.S
mengatakan
Resti ketakutan orang tua sering b.d
timbul rasa takut kehilangan jika teringat
perpisahan
dengan
anaknya
anaknya sudah hampir menikah
Tn.A dan Ny.S merasa belum siap
berpisah dengan anak NT
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya kemandirian anak 2. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
Skoring dan Prioritas Masalah 1. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya kemandirian anak No
Kriteria
Perhitungan/bobot Nilai
pembenaran
1.
Sifat masalah
1
Masalah aktual
3/3x1=1
aktual
adalah sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain.
2.
Kemungkinan
2
1/2x2=1
Masalah dapat
masalah dapat
dicegah untuk
diubah: sebagian
lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar, dalam merubah tingkat kecemasan ibu, ada tenaga kesehatan yang akan membina.
3.
Potensi untuk dicegah: cukup
1
1/3x1=2/3
Masalah belum berat, dan
membutuhkan waktu agak lama mengubah kebiasaan keluarga. 4.
Menonjolnya
1
1/2x1=1/2
Anggapan
masalah, tetapi
keluarga: tingkat
tidak harus
kecemasan
segera
adalah masalah yang biasa dan sering terjadi pada orang tua yang akan melepaskan anak dewasa awal 31/6
2. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya No 1.
Kriteria
Nilai
Pembenaran
2/3x1=2/3
Masalah
belum
resiko
terjadi,
namun
kesehatan
perlu
Sifat
Bobot
masalah: 1
dilakukan
upaya pencegahan. 2.
Kemungkinan masalah
dapat
diubah: mudah
2
2/2x2=2
Masalah
belum
terjadi dan dapat diatasi
dengan
penyuluhan melepas
anak
dewasa
awal
Sumber dana dan daya keluarga (-), sumber
daya
masyarakat
(+),
fasilitas kesehatan
dan
tenaga
kerja
tersedia. 3.
Potensial masalah
1
2/3x1=2/3
untuk
Masalah
sudah
berlangsung
dicegah cukup
lama
dan
diyakini
dapat
diupayakan dengan pendidikan kesehatan. 4.
Menonjolnya
1
1/2x1=1/2
Anggapan
masalah
tetapi
keluarga tentang
tidak
harus
kenakalan
segera
usia tidak
anak
sekolah dilakukan
tidak apa-apa. 3 5/8
Prioritas diagnosis keperawatan 1.
Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
2.
Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya
kemandirian anak
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan umum
Tujuan khusus
Intervensi
Resti
Setelah
Setelah
ketakutan
dilakukan
pertemuan 2 x
tentang pelepasan anak usia
orang tua
tindakan
30 menit dalam
dewasa awal
b.d
keperawatan
satu minggu
perpisahan
selama 6
keluarga dapat:
dengan
minggu pada
anaknya
keluarga Tn.S,
mampu
berikan
khususnya
mengatasi rasa
mungkin, atau suatu bentuk
Ny.S
takut
kontrol;
diharapkan
Keluarga
Keluarga
Berikan
penyuluhan
Berikan cara – cara
menghilangkan ketakutan
Terima ketakutan ibu dan penjelasan,
berbagi
jika
perasaan
pada ibu bahwa ketakutan
ketakutan ibu
mengetahui
adalah boleh saja
dalam melepas
tentang cara
anak nya
melepas
tentang
berkurang.
dewasa awal
timbul,
Diskusikan dengan Ny.S ketakutan jelaskan
yang perlunya
menerima ketakutan.
Kecemasan
Setelah
Berikan
ibu
kesempatan
orang tua
Setelah
dilakukan
untuk mengamati bagaimana
terhadap
dilakukan
tindakan 2 x 30
anak hidup mandiri
pelepasan
tindakan
menit dalam
anak
keperawatan
satu minggu
tentang
dewasa
selama 6
keluarga dapat:
kemandirian
awal b.d
minggu pada
kurangnya
keluarga Tn.S,
Keluarga
mampu
Berikan anak penyuluhan
Berikan
pentingnya
penyuluhan
tentang tingkat kecemasan
kemandirian khususnya
mengatasi
anak
kecemasan
Ny.S diharapkan
Keluarga
kecemasan ibu
mengetahui
terhadap
pelepasan anak
pelepasan
usia dewasa
anaknya
awal
berkurang