2.3 Aspek Aksiologi
Direncanakannya pembangunan bandara internasional di Bali utara ini memegang peran yang amat penting, disamping dalam upaya menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan Bali bagian utara dan Bali bagian selatan, juga untuk menyikapi kondisi Bandara Ngurah Rai yang saat ini sudah sangat padat sehingga berakibat pada lalu lintas penerbangan. Selain itu juga untuk mengakomodir permintaan dari sejumlah keinginan maskapai penerbangan asing untuk membuka jalur penerbangan langsung ke Bali. Bandara ini juga nantinya sangat strategis dalam upaya memberi pelayanan transportasi yang nyaman bagi wisatawan asing maupun domestik, terlebih prospek pariwisata di Bali utara kedepannya sangat bagus. Pembangunan bandara ini yang direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali,
akan
mengusung
konsep
ramah
lingkungan,
dengan
konsultan
perencanaannya berasal dari Kanada yaitu Airpot Kinesis Consultant. Bandara dengan luas dengan luas 1.400 hektar tersebut, diharapkan tidak hanya bisa menghasilkan listrik sendiri yang berasal dari arus laut, namun juga akan menghasilkan air bersih melalui proses desalinasi, serta juga disediakannya tempat khusus bagi para nelayan untuk tetap bias memiliki mata pencaharian. Keberadaan bandara ini juga tidak akan menghilangkan ataupun mengganggu keberadaan sekitar 400-600 hektar sawah yang berada di sekitar areal Bandar udara tersebut. Bandara baru ini akan dibangun pada tahun 2017, dengan dana sebesar 50 triliun, sehingga jelas tidak mungkin menggunakan dana dari APBD ataupun APBN. Menurut gubernur Bali, dana yang bersumber kemungkinan berasal dari investor. Selain bandara, juga akan dibangun berbagai fasilitas penunjang seperti pembangkit listrik (power plant) yang akan menggunakan lahan 150 hektar, Aero City seluas 600 hektar, sekolah, rumah sakit, mall, hingga tempat rekreasi. Untuk bandara, akan dibangun dua runway dan terminal penumpang. 1 runway untuk landing, dan 1 lagi untuk take off. Terminal penumpang akan dibuat connect (terhubung) dengan aerocity dan juga connect dengan terminal cargo. Selain itu, juga akan dibangun pelabuhan Marina untuk kapal pesiar yang berdampingan
dengan airport. Dan yang tak kalah penting, akan dibangun infrastruktur jalan termasuk tol. Pembangunan bandara baru di Buleleng beserta fasilitas pendukungnya diperkirakan akan memakan biaya Rp 50 triliun. Investor utamanya adalah Airports Kinesis Finance (AKF) dari Kanada. AKF akan membangun bandara dan terminal penumpang. Infrastruktur jalan akan dibangun oleh investor dari Korea Selatan. Sementara Aero City akan dibangun oleh investor dari Belarusia. Namun semua dibawah koordinasi investor AKF Kanada. Pelaksana pembangunan semua dilakukan oleh PT PT BIBU Panji Sakti dengan investor dari Kanada, Korea, dan Belarusia. Setelah jadi, baru akan ditunjuk siapa operator bandara yang dinilai layak mengoperasikan bandara baru tersebut. Lokasi dari pembangunan bandara ini ialah di kecamatan Kubutambahan, Singaraja, dengan alokasi waktu pembangunan total ialah 10 -15 tahun, pada tahun ke 10 dipastikan sudah beroperasi. Bandara ini akan mempunyai dua landasan untuk take off dan landing dengan panjang 3600 meter dan lebar 60 meter untuk setiap landasan atau runway, dan akan memiliki parkir pesawat dan terminal penumpang di tengah-tengah diapit oleh dua landasan. Dengan adanya bandara internasional di Bali utara ini diharapkan dapat mengurangi angka penggangguran, dapat meningkatkan perekonomian daerah Bali khususnya di Bali utara, dan hal yang paling penting adalah bias menyeimbangkan perekonomian antara Bali utara dan Bali selatan.
2
http://www.beritabali.com/read/2016/09/28/201609280008/BandaraBaru-di-Buleleng-Dipastikan-di-Kubutambahan.html http://www.beritabali.com/read/2016/05/27/201605270005/Biaya-Rp-50T-Bandara-Baru-di-Kubutambahan-Seluas-1400-Hektar.html http://www.beritabali.com/read/2016/09/28/201609280009/Dana-Rp-50Triliun-Bandara-Buleleng-Dilengkapi-Aero-City-hingga-Marina.html
3