ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI KEPUTIHAN
MAKALAH
Oleh Ana Septianadi Fahulpa 152310101153
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI KEPUTIHAN
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
Oleh Ana Septianadi Fahulpa 152310101153
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
ii
PRAKATA Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Reproduksi Keputihan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Keperawatan Maternitas yang diampu oleh Ns. Dini Kurniawati, M.Psi., M.Kep., Sp.Mat. Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember. Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ns. Dini Kurniawati, M.Psi., M.Kep., Sp.Mat. selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Ajar Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas ini 2. 3.
sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi penulis; Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kep. selaku dosen pembimbing Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna, masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna mendapatkan hasil yang lebih sempurna dan bermanfaat. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang perkembangan ilmu keperawatan.
Jember, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
iii
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................
ii
PRAKATA................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ............................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULAUAN....................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................
1
1.2 Tujuan.......................................................................................
2
1.2.1 Tujuan Umum..................................................................
2
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................
2
BAB 2. TINJAUAN TEORI....................................................................
3
2.1 Definisi.......................................................................................
3
2.2 Penyebab...................................................................................
3
2.3 Tanda dan Gejala..................................................................... .................................................................................................7 2.4 Penatalaksanaan.......................................................................
7
2.5 Pathway.....................................................................................
9
BAB 3 APLIKASI KEPERAWATAN ................................................... .....................................................................................................10 3.1 Gambaran Kasus.....................................................................
10
3.2 Pengkajian................................................................................
10
3.3 Diagnosa ................................................................................... ...............................................................................................20 ................................................................................................... 3.4 Intervensi ...............................................................................
20
3.5 Implementasi............................................................................
22
3.6 Evaluasi..................................................................................... ...............................................................................................23 BAB 4. PENUTUP...................................................................................
25
4.1 Simpulan..................................................................................
25
4.2 Saran........................................................................................
25
iv
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara tropis yang selalu panas sepanjang waktu akibatnya membuat tubuh sering berkeringat. Keadaan inilah yang menambah kadar kelembaban tubuh, terutama di organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Kondisi ini yang menyebabkan bakteri mudah berkembang biak dan secara umum menyebabkan terjadinya gangguan pada vagina, baik berupa bau tidak sedap maupun infeksi (Anurogo, 2011). Salah satu contoh yang paling sering ditemui dan menjadi permasalahan bagi wanita terutama pada wanita adalah keputihan. Keputihan atau leukorrhea merupakan gejala keluarnya cairan berlebihan tetapi bukan darah yang berasal dari vagina, sedangkan keputihan sendiri merupakan istilah lazim yang digunakan masyarakat umum untuk menyebut penyakit candidiasis vaginal yang terjadi didaerah reproduksi wanita. Leukorrhea/ flour albus (keputihan) bukanlah penyakit melaikan salah satu tanda dan geajal dari suatu penyakit organ reproduksi wanita. Banyak faktor yang mempengaruhi leukorea antara lain pendidikan, pikiran, informasi pengetahuan, pekerjaan dan lingkungan. Keputihan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu leukorrhea normal (fisiologis) dan leukorhean abnormal (patofisiologis). Pada leukorrhea normal terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Pada leukorrhea abnormal yaitu terjadi dikarenakan infeksi reproduksi wanita. Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan. Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak sekali dalam hidupnya (Febiliawanti IA, 2009). Di Indonesia, pada tahun 2002 sebanyak 50% perempuan Indonesia pernah mengalami keputihan. Pada tahun 2003, sebanyak 60% wanita mengalami keputihan dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 70% wanita mengalami keputihan setidaknya sekali dalam seumur hidupnya (Sholikhah, 2010). Lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan Eropa yang hanya 25% saja karena cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur Candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan (Febiliawanti IA, 2009). Sedangkan dijawa timur pada tahun 2008 penderita leukorrhea 1
mencapai
35%.
Pada
leukorrhea
disebabkan
oleh
bakteri
seperti
(gonococcus,
chlamydia,trichomatis, gardanella, treponea pallidum, adanya infeksi jamur seperti candida dan adanya infeksi parasit seperti trichcomonas vaginalis. Oleh karena itu untuk menentukan penyakit harus dilakukan pemeriksaan cairan yang keluar. 1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
reproduksi keputihan atau leukorea 1.2.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Mahasiswa mampu memahami definisi keputihan 2. Mahasiswa mampu memahami penyebab keputihan
3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala keputihan 4. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada klien dengan keputihan 5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami asuhan keperawatan pada contoh kasus klien dengan keputihan
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian 2
Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina. Leukore adalah semua pengeluaran cairan dari alat genetalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi klinik berbagai infeksi,keganasan atau tumor jinak organ reproduksi (Manuaba, 2001). Keputihan atau leukorea yaitu keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang terkadang disertai perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, atau kerap juga disertai bau busuk dan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama. Pengertian lebih khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida pada genetalia wanita dan disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida albicans (Clayton, 1998). Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 saat menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir kemaluan, liang senggama,mulut rahim, rahim dan jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit hubungan seksual) (Manuaba, 1999). 2.2 Penyebab Keputihan bukan suatu penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga penyebab pastinya perlu ditetapkan melalui berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenias bakteri penyebab), dan pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 1999). Menurut Ababa (2003), penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan ronggarahim. Infeksi ini dapat disebabkan oleh : a. Bakteri (kuman) 1. Gonococcus Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubunganseksual, yang paling sering ditemukan yaitu gonore. Pada laki-laki penyakit ini menyebabkan kencing nanah, sedangkan pada perempuan menyebabkan keputihan. 2. Chlamydia trachomatis Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan penyakit gonore. 3
3. Gardnerella vaginalis Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwarna putihkeruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan,disertai rasa gatal dan panas pada vagina. b. Jamur Candida Candidia merupakan penghuni normal rongga mulut, usus besar, dan vagina. Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak dapat menyebabkan keputihan yang dinamakan kandidosis vaginalis. Gejala yang timbul sangat bervariasi,tergantung dari berat ringannya infeksi. Cairan yang keluar biasanya kental, berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepalasusu atau susu pecah, disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam. Daerah vulva (bibir genitalia) dan vagina meradang disertai maserasi, fisura , dan kadang-kadang disertai papulopustular. Keputihan akibat Candida terjadi sewaktu hamil maka bayi yang dilahirkan melalui saluran vagina pun akan tertular. Penularan terjadi karena jamur tersebut akan tertelan dan masuk kedalam usus. Dalam rongga mulut, jamur tersebut dapat menyebabkan sariawan yang serius jika tidak diberi pengobatan. Pada suatu saat jamur yang tertelan tadi akan menyebar ke organ lain, termasuk kealat kelamin dan menimbulkan keputihan pada bayi perempuan. c. Parasit Parasit ini menimbulkan penyakit yang dinamakan trikomoniasis. Infeksi akut akibat parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai banyaknya keluar cairan yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih menyerupai air sabun, dan baunya tidak enak. Meskipun dibilas dengan air, cairan ini tetap keluar. Keputihan akibat parasit ini tidak begitu gatal, namun vagina tampak merah, nyeri bila ditekan, dan pedih bila kencing. Terkadang terlihat bintik perdarahan seperti buah strawberry. Bila keputihan sangat banyak, dapat timbul iritasi dilipat paha dan sekitar bibir genitalia. Pada infeksi yang telahmenjadi kronis, cairan yang keluar biasanya telah berkurang danwarnanya menjadi abu-abu atau hijau muda sampai kuning. Parasit lain yang juga menyebabkan keputihan adalah cacing kremi. Cacing ini biasanya menyerang anak perempuan umur 2-8 tahun. Infeksi terjadi akibat sering bermain di tanah, atau penjalaran cacing dari lubang dubur ke alat genital. Keputihan akibat cacing kremi dasertai rasa gatal, sehingga anak sering menggaruk genitalianya sampai menimbulkan luka. d. Virus Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV telah terbukti dapat meningkatkan 4
timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor pendamping. Keluhan yang timbul pada infeksi VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa kesemutan pada tempat masuknya virus tersebut. Pada
pemeriksaan
tampak
gelembung–gelembung
kecil
berisi
vesikel
(cairan),
berkelompok, dengan dasar kemerahan yang cepat pecah dan membentuk tukak yang basah. Kelenjar limfe setempat teraba membesar dan nyeri. Pada perempuan, penyakit ini dapat disertai keluhan nyeri sewaktu kencing, keputihan, dan radang di mulut rahim. Pencetus berulangnya penyakit ini adalah stres, aktivitas seks, sengatan matahari, beberapa jenis makanan, dan kelelahan. Penyebab lain keputihan selain infeksi (Dalimartha, 1999) antara lain : a. Benda asing dalam vagina Benda asing di vagina akan merangsang produksi cairan yang berlebihan. Pada anak–anak, benda asing dalam vagina berupa biji–bijian atau kotoran yang berasal dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa tampon, kondom yang tertinggal didalam akibat lepas saat melakukan senggama, cincin pesarium yang dipasang pada penderita hernia organ kandungan (prolaps uteri), atau adanya IUD pada perempuan yang KB spiral. Cairan yang keluar mula–mula jernih dan tidak berbau. Tetapi jika terjadi luka dan infeksi dengan jasad renik normal yang biasanya hidup di vagina, keputihan menjadi keruh dan berbau, tergantung penyebab infeksinya. b. Penyakit organ kandungan Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan, tumor ataupun kanker. Tumor, jernih, dan tidak berbau. Pada kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim), cairan yang keluar bisa banyak disertai bau busuk dan kadang disertai darah. c. Penyakit menahun atau kelelahan kronis Kelelahan, anemia (kurang darah), sakit yang telah berlangsung lama, perasaan cemas, kurang gizi, usia lanjut, terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas, peranakan turun (prolapse uteri), dan dorongan seks tidak terpuaskan dapat juga menimbulkan keputihan. Keputihan juga berhubungan dengan keadaan lain seperti penyakit kencing manis (diabetes mellitus), kehamilan, memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen progesteron seperti pil KB atau memakai obat steroid jangka panjang. d. Gangguan keseimbangan hormon
5
Hormon estrogen diperlukan untuk menjaga keasaman vagina, kehidupan Lactobacilli doderleins, dan proliferasi (ketebalan) sel epitel skuamosa vagina sehingga membran mukosa vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi. Hal–hal diatas dapat terjadi karena dalam sel epitel vagina yang menebal banyak mengandung glikogen. Lactobacilli doderlein yang dalam keadaan normal hidup di vagina, akan memanfaatkan glikogen tadi selama pertumbuhannya dan hasil metabolismenya akan menghasilkan
asam
laktat.
Timbulnya
suasana
asam
laktat
akan
menyuburkan
pertumbuhan Lactobacilli dan Corynebacteria acidogenic, tetapi mencegah pertumbuhan bakteri lainnya. Proses diatas akan mempertahankan pH vagina yang dalam keadaan normal memang bersifat asam, yaitu sekitar 3,5–4,5. Keluarnya mucus servix (lender leher rahim) sehingga vagina tidak terasa kering juga dipengaruhi oleh stimulasi estrogen. Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur akan berkurang pada perempuan menjelang dan sesudah menopause (tidak haid). Akibatnya dinding vagina menjadi kering, produksi glikogen menurun dan Lactobacilli menghilang. Keadaan tersebut menyebabkan menghilangnya suasana asam sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan sering timbul gatal. Akibat rasa gatal di vagina, maka garukan yang sering dilakukan menyebabkan terjadinya luka-luka yang mudah terinfeksi dan menyebabkan keputihan. Kekurangan atau hilangnya estrogen juga dapat diakibatkan dibuangnya kedua ovarium (indung telur) akibat kista atau kanker, atau karena radiasi (penyinaran) indung telur yang terserang kanker. Pada masa pubertas, remaja putri masih mengalami ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya mereka juga sering mengeluh keputihan selama beberapa tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama). e. Fistel di vagina Terbentuknya fistel (saluran patologis) yang menghubungkan vagina dengan kandung kemih atau usus, bias terjadi akibat cacat bawaan, cedera persalinan, kanker, atau akibat penyinaran pada pengobatan kanker serviks. Kelainan ini akan menyebabkan timbulnya cairan di vagina yang bercampur feses atau air kemih. Biasanya mudah dikenali karena bau dan warnanya 2.3 Tanda dan Gejala Tanda dan gejala leukorea atau yang biasa disebut dengan keputihan adalah sebagai berikut : 1. Gejala pada keputihan fisiologis : 6
Menurut Stiaputri (2009), gejala keputihan fisiologis yaitu : a. Cairan tidak berwarna (bening) b. Tidak berbau c. Tidak berlebihan d. Tidak menimbulkan keluhan 2. Gejala pada keputihan patologis : Menurut Abidin (2009) , gejala keputihan patalogis yaitu : a. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri b. Sekret vagina yang bertambah banyak c. Rasa panas saat kencing d. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal e. Sekret berwarna putih keabu-abuan atau kuning f. Sekret berbau 2.4 Penatalaksanaan Menurut Nenk (2009) penatalaksanaan klien dengan keluhan keputihan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pemeriksaaan dengan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat optic untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan. 2. Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan. 3. Memberikan obat-obat penawar misalnya betadine vaginal kit, intima, detol, yang sekadar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatiska, sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi, tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksisklin, eritromisin, flukoonazole, metronidazole, enystatin dan sebagainya. Karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. Sering kali wanita merasa mampu mengenali sendiri sedang menderita flour albus tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan secara lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat-obatan flour albus yang dijual bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup beresiko, karena apabila kurang tepat dalam pengenalan penyakitnya dapat menyebabkan kurang tepat pula obat yang dipilih, sehingga selain efektifitas terapi tidak tercapai juga akan beresiko pada munculnya resistensi sehingga jamur semakin kebal dengan obat (Nenk, 2009). 7
Sedangkan menurut Abidin (2009) rencana asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan pada gangguan reproduksi dengan keputihan adalah diantaranya: a. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya. b. Memberikan KIE tentang keputihan c. Menjelaskan
bagaimana
cara
membersihkan
daerah
pribadi
genetalianya agar tetap bersih dan kering. d. Menjelaskan pemakaian celana dalam dengan benar. e. Menjelaskan untuk tidak sering menggunakan pencuci vagina. f. Memberikan terapi pada keputihannya.
2.5
Pathway
Candida albican
Hygine kurang
Ig E Stimulation 8
Peningkatan konsentrasi flora normal
Vaginitis
dan
SRS-A
Prostaglandin
Efek vasodilatasi lokal
Secret porulens
Gatal
Gangguan pola tidur
Lesi Gangguan rasa nyaman Ketidaktahuan penanganan
Ansietas
BAB 3 APLIKASI KEPERAWATAN
3.1 Gambaran Kasus Ny D berumur 29 tahun dengan riwayat pendidikan SMA pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Ny D memiliki suami Tn. Y berumur 29 tahun pendidikan terakhir SMK, bekerja sebagai wiraswasta yang berumur 29 tahun. Ny. D dan Tn. Y memiliki 1 orang anak laki-laki 9
berumur 3 tahun. Ny. D tidak memakai alat kontrasepsi sesudah melahirkan dan ia tidak memiliki riwayat penyakit keterunan keluarga. Ny. D sejak tanggal 2 Mey 2017 merasakan keputihan disertai gatal-gatal pada organ reproduksinya. Awalnya keluhan muncul ketika banyak berkeringat sehabis membersihkan rumah, tetapi kemudian gatal-gatal jadi sangat menggangu terutama pada malam hari. Keluar keputihan yang lebih banyak dari biasanya, berbau amis dan agak asam seperti susu basi 3-4 hari ketika gejala itu muncul. Klien mencoba minum ramuan tradisional (daun sirih) tetapi tidak sembuh. 3.2 Pengkajian Pengkajian Tanggal
: 14 Mei 2017
Pukul
: 15.00 WIB
Tempat
: Kediaman Ibu D
A. IDENTITAS Nama pasien : Dwi Ema Agustiana
Nama suami : Mas Yudi
Umur
Umur
: 29 tahun
: 29 tahun
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Ds.Bendowulung 04/03,
Alamat
: Ds.Bendowulung 04/03, Blitar
Blitar Status perkawainan
: kawin
B. RIWAYAT KAPERAWATAN: 1. RIWAYAT OBSTETRI A. Riwayat Menstruasi
Menarche
: Umur 14 tahun
Siklus
Banyaknya
: 50-100 ml / hari
Lamanya : 7-10 hari
HPHT
:
Keluhan : nyeri saat haid 10
: normal setiap bulan
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu: Anak Ke No Tahu n
Kehamilan
Persalinan
Komplikasi
Anak
Umur
penyu
Jeni
penol
penyu
lasera
infe
perdara
Jeni
kehamil
lit
s
ong
lit
si
ksi
han
s
nor
Bidan
BB
PJ
27
50
00
cm
an 1
201
38
3
minggu
-
-
mal
-
-
-
L
gra m
C. Genogram :
11
Keterangan: Perempuan Laki-laki
Ny A Tn X
D. Postpartum Sekarang 1.
Riwayat persalinan sekarang : normal
2.
Tipe persalinan
: spontan / bantuan
3.
Lama Persalinan
:
Kala I
:
4,5
jam
Kala II
:
1,5
jam
Kala III
:
15
menit
Kala IV
:
2
jam
E. Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri
( ) orang tua
( ) lain – lain ................................................................ Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi:
Breast care
: klien mengatakan mampu
Perineal care
: klien sering menggunakan celana dalam 12
Nutrisi
: klien tidak memiliki
Senam nifas
: tidak dilakukan ketika hamil
KB
: tidak menggunkan KB
Menyusui
: tidak menyusui anaknya sejak anak berusia 1 minggu
karena anaknya tidak mau negenyot puting susu ibunya 2. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : ( ) ya
( ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan: -
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : -
Masalah yang terjadi : -
3. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dilami ibu : sekarang ibu mengalami penyakit keputihan
Pengobatan yang didapat : ibu mengonsumsi obat dari dokter untuk mengatasi penyakit keputihan
Riwayat penyakit keluarga : ( ) penyakit diabetes melitus ( ) penyakit jantung ( ) penyakit hipertensi ( ) penyakit lainnya: sebutkan……………….
4. Riwayat Lingkungan :
Kebersihan
: rumah tampak bersih
Bahaya
: tidak ada benda berbahaya yang berserakan
Lainnya sebutkan
: ………………
5. Aspek Psikososial : a. Persepsi ibu setelah bersalin : dia bahagia memili anak tetapi ia cemas atas keputihan yang ia alami b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ? bila ya bagaimana : cemas dan sering bertanya apakah penyakit yang ia alami berbahaya atau tidak 13
c. Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : anaknya sehat dan kondisinya kembali normal d. Ibu tinggal dengan siapa : suami dan mertua e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : anak f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : menyarankan untuk segera berobat ke dokter g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( ) ya
( ) tidak
6. Kebutuhan Dasar Khusus: 1. Pola Nutrisi a. frekuensi makan : 3 x/hari b. nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu, alasan……………………………………… c. Jenis makanan rumah : nasi, sayur, lauk pauk. d. Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : 2. Pola Eliminasi BAK a. Frekwensi : 6 kali sehari b. Warna
: kuning
c. Keluhan saat BAK : BAB a. Frekwensi :1 kali sehari b. Warna c. Bau
: coklat kekuning-kuningan : normal
d. Konsistensi : padat sedikit lunak e. Keluhan
:-
3. Pola Personal Hygiene a. Mandi Frekwensi : 2 x/hari Sabun
: () ya
( ) tidak
b. Oral Hygiene
Frekwensi : 2 x/hari
Waktu
: ( ) pagi
( ) sore 14
( ) setelah makan
c. Cuci rambut
Frekwensi : 3 x/minggu
Shampo
: ( ) ya
( ) tidak
4. Pola Istirahat dan Tidur Lama tidur : 4 jam ketika malam hari Kebiasaan sebelum tidur : gosok gigi
Keluhan : sering merasa gatal-gatal dilipatan paha 5. Pola Aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah tangga
Waktu bekerja : ( ) pagi
Olah raga : ( ) ya
( ) sore
( ) malam
( ) tidak
Jenisnya :…………………………………………………………………………… Frekwensi :………………………………………………………………………….
Kegiatan waktu luang : -
Keluhan dalam aktivitas : merasa tidak nyaman karena keputihan
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok
:-
Minuman keras
:-
Ketergantungan obat : -
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : normal
Kesadaran : compos metis
Tekanan Darah
: 110/70
Nadi
: 80 x/mnt
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 37 ˚C
BB
: 45 kg
tinggi badan : 150 cm
Kepala, mata, hidung, dan tenggorok : 15
Kepala : Bentuk : simetris Keluhan : Mata
Kelopak mata
: palpebra
Gerakan mata
: normal
Konjungtiva
: merah muda
Sklera
: berwarna putih kemerahan
Pupil
: normal
Akomodasi : normal
Lainnya sebutkan : ada lingkarang hitam di bawah mata, mata tampak mengantuk
Hidung
Reaksi alergi
:-
Sinus
:-
Lainnya sebutkan
:-
Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi
Kesulitan menelan : -
Lainnya sebutkan
: normal tidak ada keluhan
:-
Dada dan axilla
Mammae
Areola mammae : kecoklatan
Papila Mammae : menonjol
Colostrum
: membesar
( ) ya
:16
( ) tidak
Pernafasan
Jalan nafas
: normal
Suara nafas
:
Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : -
Lainnya sebutkan : -
Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal :…………………x/mnt
Irama
Kelainan bunyi jantung : -
Sakit dada
:-
Timbul
:-
Lainnya sebutkan
:……………………………………………………….
:
Abdomen
Mengecil
: normal
Linea & striae
: tidak ada
Luka bekas operasi
:-
TFU
:-
Kontraksi
:-
Lainnya, sebutkan
: adanya nyeri di bagian bawah perut
Genitourinary
Perineum
: normal
Lokhea
:-
Vesika urinaria : kosong
Lainnya Sebutkan : vulva terlihat ada lendir kental dan berbau agak amis 17
Ekstremitas ( integumen/Muskuloskeletal )
Turgor kulit : normal
Warna kulit : sawo matang
Kontraktur pada persendian ekstremitas : -
Kesulitan dalam pergerakan : -
Lainnya Sebutkan :……………………………………………………………..
F. Data Penunjang 1. Laboratorium : 2. USG : 3. Rontgen : 4. Terapi yang didapat : G. Data tambahan ………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………. ANALISA DATA NO 1.
DATA DO :
ETIOLOGI
Diagnosa
Candida albican
Gangguan rasa nyaman
- kemerahan pada kulit terinfeksi - adanya ulkus atau lesi
Peningkatan konsentrasi flora normal
yang dangkal DS : klien mengatakan gatalgatal di daerah kemaluan
Vaginitis
Secret porulens Gatal
klien mengatakan keluar keputihan yang lebih 18
banyak dari biasanya,
Lesi
berbau amis dan agak asam seperti susu basi Gangguan rasa nyaman 2.
DO : wajah klien terliahat
Secret porulens
Ansietas
cemas DS :
Gatal
klien mengatakan sering menanyakan keadaan
Lesi
penyakit klien mengutarakan perasaan cemas
Ketidaktahuan penanganan
Ansietas
3.
DO : - mata tampak mengantuk
Peningkatan konsentrasi flora normal
- sklera berwarna putih kemerahan
Vaginitis
- adanya garis hitam dibawah mata.
Secret porulens
DS : Klien mengutarakan tidur malam kurang karena
Gatal
gatal-gatal Gangguan pola tidur 19
Gangguan pola tidur
3.3 Diagnosis Keperawatan
NO
Diagnosa
Tanda tangan
1
Ganggauan rasa nyaman (gatal-gatal) berhubungan dengan infeksi candida albicans, ditandai dengan klien mengatakan keluar keputihan yang lebih banyak dari biasanya, berbau amis agak asam seperti susu basi dan gatal-gatal di daerah kemaluan, kemerahan pada kulit terinfeksi, adanya ulkus atau lesi yang dangkal
2
Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan, kurang terpajan informasi ditandai dengan sering menanyakan keadaan penyakit, mengutarakan perasaan cemas dan wajah klien terlihat cemas.
3
Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal dilipatan paha, pruritus perineal ditandai dengan mengutarakan tidur malam kurang karena gatal-gatal, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih kemerahan, garis hitam dibawah mata.
. 3.4 Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Keperawatan 1.
Gangguan rasa
Setelah dilakukan
1. Anjurkan klien agar
nyaman
pendidikan kesehatan
menjaga daerah
perkembangbiakan
berhubungan
klien bisa mengatasi
lipatan paha
jamur karena daerah
dengan infeksi
gangguan rasa
supaya tetap
lembab merupakan
candida
nyaman dengan
kering.
tempat yang ideal
albicans
kriteria hasil:
2. Anjurkan klien agar mengganti pakaian
1. Rasa gatal hilang
dalam setiap 4 jam
aatau berkurang
sekali atau sehabis
2. Klien dapat mengatasi rasa gatal secara mandiri
BAK. 3. Anjurkan agar klien segera 20
1. Mencegah
berkembangbiaknya jamur. 2. Menjaga kelembaban daerah genetalia 3. Menjaga kelembaban dan tetap kering serta mencegah infeksi
mengeringkan daerah genetalia
berulang. 4. Mencegah
sehabis BAB /
berkembangnya jamur
BAK ( sebaiknya
& mengurangi rasa
dengan Tissue atau
gatal.
lap kering ) 4. Anjurkan memakai antiseptik larutan iodine poviden 5– 2
Ansietas
Setelah dilakukan
berhubungan
pendidikan kesehatan
dengan kurang ansietas klien terpajannya
berkurang dengan
informasi
kriteria hasil: 1. Klien mengetahui tentang penyakit
1. Dapat memberikan
cemas klien yang
gambaran untuk
lainnya.
pemecahan masalah
2. Berikan informasi yang nyata tentang penyakitnya. 3. Berikan
yang dideritanya 2. Postur tubuh rileks. Cemas
10 % 4 kali sehari 1. Kaji penyebab
selanjutnya. 2. Memberikan pemahaman dan
kesempatan
informasi yang nyata
bertanya pada
dapat menurunkan
pasiennya.
ketegangan dan
4. Berikan umpan
berkurang / hilang.
dan tindakan
balik yang
kecemasan. 3. Memberikan
berhubungan
kesempatan klien
dengan
untuk bertanya
penyakitnya.
tentang keadaan dan program perawatan. 4. Memberikan perasaan dihargai terhadap klien dan mengurangi kecemasan.
3
Gangguan pola Setelah dilakukan
1. Kaji kebiasaan tidur
tidur
pendidikan kesehatan
klien
berhubungan
klien dapat mengatasi 2. Anjurkan untuk 21
1. Untuk mengidentifikasi kebiasaan tidur klien
dengan
rasa gangguan pola
mengolesi iodine
dan tindakan yang
gatal dilipatan tidurnya dengan
poviden 5 % setiap
akan diberikan.
paha
akan tidur pada
bagian kriteria hasil:
dalam
1. Klien dapat mendiskusikan permasalahan yang
lipatan paha.
rasa gatal dan
3. Anjurkan untuk
memberikan rasa
mengganti pakaian
nyaman.
dalam yang bersih
dihadapinya.
2. Dapat mengurangi
3. Untuk mencegah
ketika akan tidur.
infeksi sekunder.
2. Klien dapat
4. Anjurkan klien
memecahkan
untuk menciptakan
yang kondusif dan
masalah dengan
lingkungan yang
kondisi yang
menggunakan
tenang dan nyaman
nyaman untuk
sumber yang efektif.
untuk istirahat / tidur
istirahat dan tidur.
4. Memberikan situasi
sesuai kesukaan klien.
3.5 Implementasi Keperawatan
NO 1.
Diagnosa
Tanggal
Gangguan
Minggu,
rasa nyaman
14 Mei
berhubungan
2017
dengan
Implementasi 1. Menganjurkan klien agar menjaga daerah lipatan paha supaya tetap kering. 2. Menganjurkan klien agar mengganti pakaian dalam setiap 4 jam sekali atau sehabis BAK.
infeksi
3. Menganjurkan agar klien segera mengeringkan
candida
daerah genetalia sehabis BAB / BAK
albicans
( sebaiknya dengan Tissue atau lap kering ) 4. Memberikan antiseptik larutan iodine poviden 5– 10 %
2.
Ansietas
Minggu,
1. Mengkaji penyebab cemas klien yang lainnya.
berhubungan
14 Mei
2. Memberikan informasi yang nyata tentang
dengan
2017
penyakitnya.
kurang
3. Memberikan kesempatan bertanya pada
terpajannya
pasiennya 22
TTD
informasi 3.
4. Memberikan umpan balik yang berhubungan
Gangguan
Minggu,
dengan penyakitnya. 1. Mengkaji kebiasaan tidur klien
pola
14 Mei
2. Menganjurkan untuk mengolesi iodine poviden
tidur
berhubungan
2017
5 % setiap akan tidur pada lipatan paha.
dengan rasa
3. Menganjurkan untuk mengganti pakaian dalam
gatal
yang bersih ketika akan tidur.
dilipatan
4. Menganjurkan klien untuk menciptakan
paha bagian
lingkungan yang tenang dan nyaman untuk
dalam
istirahat / tidur sesuai kesukaan klien.
3.6 Evaluasi No 1.
Diagnosa
Hari/ Tanggal
Evaluasi
Gangguan
Minggu,
S : klien mengatakan sudah memahami instruksi
rasa nyaman
14 Mei
yang telah diberikan dan mampu mngulangi
berhubungan
2017
instruksi O : Klien ikut berperan aktif dalam diskusi
dengan
masalah keputihan A : Masalah teratasi P : intervensi dihentikan
infeksi candida 2.
albicans Ansietas
Minggu,
S : klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
berhubungan
14 Mei
dengan keadaannya O : raut wajah klien tampak bahagia A : Masalah teratasi P : intervensi dihentikan
dengan
2017
kurang terpajannya informasi 3.
Gangguan
Minggu,
S : klien mengatakan sudah memahami instruksi
pola
14 Mei
yang telah diberikan dan mampu mngulangi
tidur
berhubungan dengan gatal
rasa
2017
instruksi O : raut wajah klien nampak bersemagat A : Masalah teratasi P : intervensi dihentikan
dilipatan 23
TTD
paha
bagian
dalam
BAB 4. PENUTUP
3.1 Simpulan Keputihan atau leukorea yaitu keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang terkadang disertai perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, atau kerap juga disertai bau busuk dan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggamadapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan bukan suatu penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga penyebab pastinya perlu ditetapkan melalui berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut. Akan tetapi keputihan muncul biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, parasit, benda asing dalam vagina, ketidakseimbangan hormon, penyakit kronis, penyakit pada organ kandungan dan adanya fistel pada vagina. Gejala dari keputihan sendiri tergantung dari jenis keputihannya jika keputihan fisiologis cairan berwarna putih, tidak bau, tidak terasa gatala dan tidak menimbulkan nyeri. Sedangkan keputihan patologis ditandai dengan keluranya lendir berwarna putih keruh kekuning-kuningan disertai rasa gatal, nyeri, dan berbau amis. Penatalaksanaannya sendiri yaitu dengan melakukan pemeriksaan untuk mengetahuai jenis keputihan dan mengkonsultasikan ke dokter untuk pengobatanya. Tetapi yang paling penting yaitu tetap menjaga pola kebersihan diri untuk mencegah keputihan 24
timbul kembali. 3.2 Saran Pembaca diharapkan mencari sumber referensi lebih lagi tentang masalah keputihan mengingat keterbatasan dari penulis. Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan mampu memiliki pengetahuan yang luas dan komunikasi yang tepat untuk melakukan asuhan keperawatan bagi penderita keputihan. Perawat juga dapat mengedukasi para wanita untuk melakukan kebersihan pada reproduksi agar terhindar dari keputihan dan klien diharapkan untuk lebih berhati-hati menggunakan alat atau bahan yang bisa menyebabkan infeksi pada reproduksi. Kita sebagai perawat harus mengedukasi kepada masyarakat
agar masalah
penyakit keputihan dikalangan wanita dapat terselesaikan dan dapat dicegah sejak dini.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ababa, M. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Ercon Abidin, T. 2009. Flour Albus/Loukorea. http://flour-albus/loukorea.html. Diakses 14 Mei 2017 Anurogo, D & Ari W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi Clayton C, 1998. Seri Kesehatan Wanita, Keputihan dan Infeksi Jamur Candida Lain. Jakarta: Arcan. Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. Trubus Agriwidya. Anggota IKAPI. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Febiliawanti, IA. 2009. Kenali ciri keputihan vagina abnormal. Didapat dari: http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/26/14125869/kenali.ciri.keputih an.vagina.abnormal Manuaba, I.B.G. 1999. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta : EGC Manuaba, I.B.G. 2001. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan II. Jakarta : EGC Nenk.(2009). Penatalaksanaan Keputihan. http://sobatbaru.blogspot.com/2009/2017/pentalaksanaan-keputihan.html. Diakes 14 Mei 2017 Setiaputri. 2009. Leukorea. http://pabrian.blogspot.com.2009.10.leukorea.html. Diakses 14 Mei 2017 Solikhah, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan dengan Perilaku Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Diri di Desa Bandung Kecamatan
Kebumen
Kabupaten
Kebumen.
2010.
Didapat
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdlrizqisolik-1131-2-hal.63--0.pdf
dari: