ASUHAN KEPERAWATAN JIWA RETARDASI MENTAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Yang Telah Di Berikan
Disusun Oleh :
1. 2.
Hajar Dewi Rizqi Siti iti Nurul Istiqomah
( 73 07 0 05) ( 7 30 70 12)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ’ULUM
JOMBANG
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur syukur penulis penulis panjatkan panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan melimpahkan rahm rahmatat-Ny Nyaa sehi sehing ngga ga kami kami dapa dapatt meny menyel eles esai aika kan n tuga tugass ASKE ASKEP P JIWA JIWA RETA RETARD RDAS ASII MENTAL. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan jiwa dan mengetahui gangguan ratardasi mental. Dalam penyusunan askep ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan askep ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan dan semua pihak yang membacanya.
Jombang, 25 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.2 Etiologi 2.3 Manifestasi Klinis 2.4 PNP BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 3.2 Diagnosa Keperawatan 3.3 Intervensi 3.4 Implementasi 3.5 Evaluasi BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989). Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi meta metall kada kadang ng-ka -kada dang ng tida tidak k dike dikena nali li samp sampai ai anak anak-an -anak ak usia usia pert perten enga gaha han n dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa masa anak sekolah anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Sehing Sehingga ga retard retardasi asi mental mental masih masih merupa merupakan kan dilema dilema,, sumber sumber kecema kecemasan san bagi bagi kelu keluar arga ga dan dan
masy masyar arak akat at..
Demik Demikia ian n
pula pula deng dengan an diag diagno nosi sis, s, peng pengob obat atan an dan dan
pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.
1.2 Tuj Tujuan uan
1. Untuk mempelajari mempelajari definisi definisi tentang tentang retarda retardasi si mental 2. Mempelajari faktor-faktor penyebab retasdasi mental
3. Mengetahu Mengetahu asuhan asuhan keperawa keperawatan tan pada pada klien klien retardasi retardasi mental mental
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2.1 Defi Defini nisi si
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama pada retardasi mental ialah intelegensi yang terbelakang atau keterbelakangan mental. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO) Retardasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah dibawah normal, normal, timbul timbul pada masa perkembanga perkembangan/dib n/dibawah awah usia 18 tahun, tahun, berakibat berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).
2.2 2.2 Etio Etiolo logi gi
Penyeb Penyebab ab kelain kelainan an mental mental ini adalah adalah faktor faktor keturu keturunan nan (genet (genetik) ik) atau atau tak jelas jelas sebabn sebabnya ya (simpl (simpleks eks). ). Keduan Keduanya ya disebu disebutt retard retardasi asi mental mental primer primer.. Sedang Sedangkan kan faktor faktor sekund sekunder er diseba disebabka bkan n oleh oleh faktor faktor luar luar yang yang berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap otak otak bayi bayi dalam dalam kandungan atau anak-anak.
Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu : •
Akibat Akibat infeks infeksii atau intoks intoksika ikasi. si. Dalam Dalam Kelomp Kelompok ok ini termas termasuk uk keadaa keadaan n retard retardasi asi mental karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi intrakranial, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
•
Akibat Akibat rudapa rudapaksa ksa atau diseba disebabk bkan an fisik fisik lain. lain. Rudapa Rudapaksa ksa sebelu sebelum m lahir lahir serta serta juga juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengak mengakiba ibatka tkan n kelain kelainan an dengan dengan retarda retardasi si mental mental.. Rudapa Rudapaksa ksa sesuda sesudah h lahir lahir tidak tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental.
•
Akibat Akibat gangguan gangguan metabolism metabolisme, e, pertumbuhan pertumbuhan atau gizi. Semua retardasi retardasi mental mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini.
•
Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat memepngaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu diberikan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan.
•
Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal). Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.
•
Akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelas. Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sejak sebelu sebelum m lahir, lahir, tetapi tetapi tidak tidak diketa diketahui hui etiolo etiologin ginya, ya, termas termasuk uk anomal anomalii krania kraniall primer dan defek kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
•
Akibat kelainan kromosom. Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya. Hal ini mencakup jumlah terbesar dari penyebab genetic dan paling seri sering ng adal adalah ah tris trisom omii
yang yang meli meliba batk tkan an krom kromos osom om tamb tambah ahan an,,
misa misaln lnya ya 47
dibandingkan keadaan normal sebesar 46. Kelainan kromosom seks, seperti sindroma Klinef Klinefeke ekerr (XXY), (XXY), sindro sindroma ma Turne Turnerr dan berbag berbagai ai mosaic mosaic,, dapat dapat juga juga berkai berkaitan tan dengan retardasi mental. •
Akibat Akibat premat prematuri uritas tas.. Kelomp Kelompok ok ini termas termasuk uk retarda retardasi si mental mental yang yang berhub berhubung ungan an dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram atau dengan dengan masa masa hamil hamil kuran kurang g dari dari 38 minggu minggu serta tidak tidak terdapa terdapatt sebabsebab-seb sebab ab lain lain seperti dalam sub kategori sebelum ini.
•
Akibat gangguan jiwa yang berat. Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
•
Akibat deprivasi psikososial. Retardasi mental dapat disebabkan oleh fakor – faktor biomedik maupun sosiobudaya.
2.3 Manife Manifesta stasi si klini kliniss
Retardasi mental bukanlah suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil hasil dari dari proses proses patolo patologik gik di dalam dalam otak otak yang yang member memberika ikan n gambar gambaran an keterb keterbatas atasan an terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Hasil bagi intelegensi (IQ = “Intelligence Quot Quotien ient” t”)) buka bukanl nlah ah meru merupa paka kan n satu satusa satu tuny nyaa pato patoka kan n yang yang dapa dapatt dipa dipaka kaii untu untuk k menent menentuka ukan n berat berat ringan ringannya nya retarda retardasi si mental mental.. Sebaga Sebagaii kriteri kriteriaa dapat dapat dipaka dipakaii juga juga kemampuan kemampuan untuk dididik dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat.
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi Retardasi mental mental berat sekali sekali IQ dibawah dibawah 20 20 atau 25. 25. Sekitar Sekitar 1 sampai sampai 2 % dari dari orang yang terkena retardasi mental. 2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang
terkena retardasi mental. 3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang
terkena retardasi mental. 4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena terkena retardasi retardasi mental. mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
Tingkat
Kisaran IQ
Kemampuan
Usia Kemampuan Usia Kema Kemamp mpua uan n
Prasekolah Ringan
52-68
Sekolah
Dewasa
(sejak lahir-5 tahun) (6-20 tahun) membangun • Bisa • Bisa membangun kemampuan sosial
mempelajari &
komunikasi •
Koor Koordi dina nasi si
sedikit terganggu
(21 tahun keatas) Biasanya bisa mencapai
pelajaran kelas kemampuan kerja & 6 pada ada akhi akhir r
otot otot
Masa Masa
usia sia tahun
berso rsosialisasi
yg
cukup, tetapi tetapi ketika ketika belas elasan an cukup, mengalami
stres
•
Seri Sering ngka kali li
tida tidak k
•
terdiagnosis
sosial
Bisa dibi dibimb mbin ing g
ataupun
ke ekonomi,
arah pergaulan pergaulan memerlukan bantuan sosial •
Moderat
36-51
•
•
•
Bisa berbicara &
•
Bisa dididik Bisa
•
Bisa Bisa
meme memenu nuhi hi
belajar
mempelajari
kebutuhannya
berkomunikasi
beberapa
send sendir irii
Kesadaran Kesadaran sosial sosial
kemampuan
melakukan
kurang
sosial
Koor Koordi dina nasi si
otot otot
cukup
•
&
denga engan n
pekerjaan
pekerjaan
tidak terlatih atau
Bisa
semi
belaj lajar
sendiri
terlatih
dibawah
bepergian
pengawasan
di
tempat-tempat
•
yg dikenalnya dikenalnya
Memerlukan pengawasan
dengan baik
sosial
stres stres
maupun
ekonomi 20-35
•
•
Bisa
•
beberapa kata
berkomunikasi
dibawah
Bisa
pengawasan
Mampu
•
belajar
ringan Bisa Bisa memelih memelihara ara
atau
diri
sendiri
mempelajari
mempelajari
kemampuan
kebiasaan
beberapa
untuk untuk
hidup sehat yg
kemampuan
sederhana
perlindun perlindungan gan diri
menolo menolong ng
Tida Tidak k
memi memili liki ki
ekspresif
atau
hanya sedikit Koor Koordi dina nasi si
•
Dapat melakukan
dalam lingkungan yg terkendali
kemampuan
•
•
yg
mengucapkan
diri sendiri •
Bisa berbicara berbicara
&
bimbingan bimbingan ketika ketika meng mengal alam amii
Berat
yg
otot otot
Sangat
19
berat
kurang
atau
•
•
jelek Sangat
Memiliki
•
Memiliki
terbelakang
beberapa
beberapa
Koordinasi
koordinasi otot
koordinasi koordinasi otot &
Kemungkinan
berbicara
otot ototny nyaa
•
•
sedi sediki kitt
•
sekali
tidak
Mungkin
ber berja jala lan n
memerlukan
berbicara
perawatan khusus
dapat
•
atau atau
Bisa merawat diri tetapi
sangat
terbatas •
Memerlukan perawatan khusus
PNP
Resiko Cedera
Defisit perawatan diri
Agresifitas
Retardasi Mental
Ganggaun interaksi sosial Gangguan tumbang Gangguan komunikasi
Kelainan kognitif
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
A. Tanda Tanda dan gejala : •
Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali
•
Adanya Adanya kegagal kegagalan an perkemb perkembangan angan yang merupakan merupakan indikator indikator :
RM seperti seperti
anak anak RM berat berat bias biasan anya ya meng mengal alam amii kega kegaga gala lan n perk perkem emba bang ngan an pada pada tahu tahun n pert pertam amaa kehi kehidu dupa pann nnya ya,, terut terutam amaa psik psikom omot otor or;; RM seda sedang ng memp memperl erlih ihat atka kan n penundaan penundaan pada kemampuan kemampuan bahasa dan bicara, bicara, dengan dengan kemampuan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada pada usia 2-3 tahun; tahun; RM ringan biasanya terjadi pada pada usia usia sekola sekolah h
dengan dengan memperl memperlihat ihatkan kan kegagala kegagalan n anak anak untuk untuk mencapai mencapai
kinerja yang diharapkan. •
Gangguan neurologis yang progresif
•
Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994)
1.
Ringan Ringan ( IQ IQ 52-69; 52-69; umur umur ment mental al 8-12 8-12 tahun) tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam
kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan
pendidik khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. c. Usia Usia
dewa dewasa sa,,
mela melaku kuka kan n
ketr ketram ampi pila lan n
sosia osiall
dan dan
vokas okasio ion nal, al,
diperboleh diperbolehkan kan menikah menikah tidak dianjurkan dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi. 2. Sedang Sedang ( IQ 3535- 40 hingga hingga 50 - 55; 55; umur umur mental mental 3 - 7 tahun) tahun)
Karakteristik : a. Usia Usia pres presek ekol olah ah,, kela kelamb mbat atan an terl terlih ihat at pada pada perk perkem emba bang ngan an moto motori rik, k, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan,
perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, dewasa, melakukan melakukan
aktivitas aktivitas latihan latihan tertentu, tertentu, berpartisipasi berpartisipasi dlm
rekreasi, rekreasi, dapat melakukan melakukan perjalanan perjalanan sendiri sendiri ke tempat tempat yang dikenal, tidak bisa membiayai sendiri. 3. Berat ( IQ 20-25 20-25 s.d. s.d. 35-40; 35-40; umur mental mental < 3 tahun) tahun) Karakteristik : a. Usia Usia
pras prasek ekol olah ah
kela kelamb mbat atan an
nyat nyataa
pada pada
perk perkem emba bang ngan an
moto motori rik, k,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami
sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c. Usia Usia dewasa dewasa,, melaku melakukan kan kegiat kegiatan an rutin rutin dan aktivi aktivitas tas berula berulang, ng, perlu perlu
arah arahan an berk berkel elan anju jutan tan dan dan prot protek ekti tiff ling lingku kung ngan an,, kema kemamp mpua uan n bicar bicaraa minimal, meggunakan gerak tubuh. 4. Sangat Sangat Berat ( IQ dibawah dibawah 20-25; 20-25; umur mental seperti seperti bayi) bayi) Karakteristik : a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fungsi Sensorimotor minimal, butuh
perawatan total. b. Usia
sekolah,
kelambatan
nyata
di
semua
area
perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.
c. Usia Usia dewasa dewasa,, mungki mungkin n bisa bisa berjal berjalan, an, butuh butuh perawa perawatan tan total, total, biasan biasanya ya
diikuti dengan kelainan fisik.
B. Pemerik Pemeriksaa saan n fisik : •
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala kepala tdk simetris)
•
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
•
Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
•
Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
•
Mulut : bentuk bentuk “V” yang terbalik terbalik dari bibir atas, langit-langit langit-langit lebar/melengkun lebar/melengkung g tinggi
•
Geligi : odontogenesis yang tdk normal
•
Telinga : keduanya letak rendah; dll
•
Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
•
Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
•
Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll
•
Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
•
Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
•
Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
C. Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
•
Pemeriksaan kromosom
•
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
•
Test Test diag diagno nost stik ik spt spt : EEG, EEG, CT Scan Scan untu untuk k iden identi tifi fika kasi si abno abnorm rmal alit itas as
per perke kemb mban anga gan n
jari jaring ngan an otak otak,,
inju injury ry jari jaring ngan an otak otak atau atau trau trauma ma yang yang
mengakibatkan perubahan.
3.2
Diagnosa
•
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fungsi kognitif
•
Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fungsi kognitif
•
Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik
•
Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial
•
Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM
•
Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan
perkembangan
3.3
Intervensi
•
Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak
•
Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan anak yang optimal. •
Berikan perawatan yang konsisten
•
Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
•
Berikan intruksi berulang dan sederhana
•
Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
•
Dorong anak melakukan perawatan sendiri
•
Manajemen perilaku anak yang sulit
•
Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
•
Ciptakan lingkungan yang aman
3.4
Implementasi
Pendidikan Pada Orangtua : •
Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
•
Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak
•
Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit
•
Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll
3.5
Evaluasi
•
Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya
•
Keluarga dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan karena adanya
ketidakmampuan •
Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas
BAB IV PENUTUP
4.1 4.1 Ke Kesi simp mpul ulan an
•
Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan.
•
Reta Retard rdas asii ment mental al menu menuru rutt peny penyeb ebab abny nya, a, yait yaitu u akib akibat at infek infeksi si,, ruda ruda paks paksa, a, gangguan metabolisme, penyakit otak post natal, gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum umur 4 tahun, pengaruh penyakit pra natal yang tidak jela jelas, s, kela kelain inan an krom kromos osom om,, prem prematu aturit ritas as,, gang ganggu guan an jiwa jiwa bera berat, t, depr deprif ifas asii psikososial.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Dwi Arifin, S. Kep. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Retardasi Mental, 09-032010. Duniaqu, Keterbelakangan mental , 21-03-2010. Medicafarma, Retardasi Mental , 18-03-2010. Retardasi mental (RM) « Idmgarut’s Blog.htm, 21-03-2010. Retardasi mental, Scribd, 12-03-2010. Wong, L. Donna, 2005, Keperawatan Pediatrik , Jakarta : EGC.