BAB I LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL
A. Peng Penger erti tian an
1) Reta Retard rdas asii ment mental al adal adalah ah kema kemamp mpua uan n ment mental al yang yang tida tidak k menc mencuk ukup upii (WHO, MENKES 1990). 2) Retard Retardasi asi mental mental adalah adalah suatu kondis kondisii yang yang ditand ditandai ai oleh oleh intele intelegen gensi si yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan berada beradapta ptasi si terhada terhadap p tuntut tuntutan an masyar masyaraka akatt atas atas kemamp kemampuan uan yang yang dianggap normal (Carter CH, Toback C). 3) Retard Retardasi asi mental mental adalah apabila apabila jelas terdapat terdapat fungsi fungsi intelege intelegensi nsi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan (Crocker AC, 1983). 4) Retardasi Retardasi mental mental adalah gangg gangguan uan heteroge heterogen n yang terdiri terdiri dari dari gangguan gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan adaptif yang ditentukan sebelum orang berumur 16 tahun. 5) Retard Retardasi asi mental mental dapat dapat diartikan diartikan sebagai sebagai suatu keadaan keadaan perkemban perkembangan gan mental yang terhenti atau tidak lengkap. Ini terutama terlihat selama masa masa perk perkem emba bang ngan an sehin sehingg ggaa memp mempen enga garu ruhi hi pada pada semu semuaa ting tingka katt inteleg intelegens ensia, ia, yaitu yaitu kemamp kemampuan uan kognit kognitif, if, bahasa, bahasa, motori motorik k dan sosial. sosial. Retardasi mental kadang disertai gangguan jiwa atau gangguan fisik lain (http:///www.google.com). 6) Retard Retardasi asi mental mental atau tuna mental mental adalah keadaan keadaan taraf taraf perkem perkemban bangan gan kece kecerd rdas asan an di bawa bawah h norm normal al seja sejak k lahi lahirr atau atau masa masa anak anak-a -ana nak. k. Dipe Diperk rkira iraka kan n 1-3 1-3 % pend pendud uduk uk Indo Indone nesi siaa mend mender erit itaa kela kelain inan an ini ini (Republika Online – http:///www.republika.co.id.htm). Tingkat-tingkat retardasi mental dibagi menjadi: 1) Reta Retard rdas asii Menta Mentall Ring Ringan an Nilai IQ pada Retardasi Mental Ringan 52-69. ketrampilan sosial dan komunikasinya mungkin adekuat dalam tahun-tahun pra sekolah. Tetapi pada saan anak menjadi lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti
1
kemampuan yang buruk untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membed membedaka akan n diriny dirinyaa dari dari anak anak lain lain seusia seusianya nya.. Biasan Biasanya ya mengal mengalami ami keterlambatan dalam mempelajari bahasa. Namun, masih dapat berbicara untuk keperluan sehari-hari dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari serta serta terampi terampill dalam dalam perker perkerjaan jaan rumah rumah tangga tangga.. Dan akan akan mengal mengalami ami kesulitan dalam pelajaran sekolah. 2) Reta Retard rdas asii Menta Mentall Seda Sedang ng Nilai IQ pada Retardasi Mental Sedang adalah 36-51. ketrampilan komunikasi komunikasi berkembang berkembang lebih lambat. Isolasi Isolasi sosial dirinya mungkin mungkin dimu dimulai lai pada pada usia usia sekol sekolah ah dasa dasar. r. Dapa Dapatt dide didete teks ksii lebih lebih dini dini jika jika dibandingkan dengan Retardasi Mental Ringan. Biasanya lambat dalam perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa. Ketrampilan merawat diri dan ketrampilan motoriknya pun terlambat. Penderita juga memerlukan pengawasan seumur hidup dan program pendidikan khusus demi mengembangkan potensi mereka yang terbatas agar memperoleh beberapa ketrampilan dasar. 3) Reta Retard rdas asii Ment Mental al Ber Berat at Nilai IQ pada Retardasi Mental Berat 20-35. bicara anak terbatas dan perkembangan motoriknya buruk. Pada usia pra sekolah sudah nyata ada gangguan. Pada masa usia sekolah kemampuan bahasanya berkembang. Kebany Kebanyaka akan n dengan dengan ganggu gangguan an motori motorik k yang yang berat berat akibat akibat kerusa kerusakan kan perkembangan pada susunan saraf pusat. 4) Retard Retardasi asi Mental Mental Sangat Sangat Berat Berat Nilai IQ Retardasi Mental Sangat Berat di bawah 10. ketrampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi juga masih membutuhkan perawatan orang lain.
2
Bila Bila diti ditinj njau au dari dari geja gejala lany nya, a, Reta Retard rdasi asi Ment Mental al diba dibagi gi menj menjad adii (Mell (Melly y Budhiman): a) Tipe Klinis Pada tipe ini, Retardasi Mental mudah dideteksi sejak dini. Penyebabnya adalah kelainan organik. Kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi atau pun sosial rendah. b) Tipe Sosial Budaya Biasanya Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah. sekolah. Penampilann Penampilannya ya seperti anak normal, sehingga disebut Retardasi Enam Jam. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Anak tipe ini pada umumnya mempunyai taraf IQ golongan Borderline dan Retardasi Mental Ringan.
A. Etio Etiolo logi gi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari Retardasi Mental. Faktorfaktor yang potensial sebagai penyebab Retardasi Mental: 7) Non Non orga organ nik
Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis.
Faktor sosiokultural.
Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik.
Penelantaran anak.
8) Organik a) Fakt Faktor or Pra-k Pra-kon onsep sepsi si Abnormalitas single
gene
(penyakit-pe (penyakit-penyak nyakit it
metabolik, metabolik,
kelainan neurocutaneous). Kelainan kromosom.
b) Faktor Pre-natal Gangguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom
Infeksi intra uterin, misal HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi)
3
Disfungsi plasenta
Kelainan konginetal dari otak
Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III Infeksi intra uterin, misal HIV Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam-logam berat) Ibu DM, PKU Toksemia gravidarum Disfungsi plasenta Ibu malnutrisi
c) Fakt Faktor or Peri Peri-n -nat atal al Sangat prematur Asfeksia neotorum Trauma lahir Meningitis Kelainan metabolik
d) Fakt Faktor or Pos Postt Nata Natall Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat Neurotoksin CVA Anoksia, misalnya tenggelam Metabolik, misalnya gizi buruk, kelainan hormonal Infeksi, misalnya meningitis ensefalitis
B. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Retardasi Retardasi Mental termasuk kelemahan kelemahan atau ketidakmam ketidakmampuan puan kognitif kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan dengan fungsi fungsi kecerd kecerdasan asan di bawah bawah normal normal (IQ 70-75 70-75 atau kurang) kurang) dan disertai disertai keterbatasan-k keterbatasan-keterbat eterbatasan asan sedikitnya sedikitnya dua area fungsi fungsi adaptif adaptif yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan ketrampilan sosial, penggunaa penggunaan n sarana prasarana komunitas, komunitas, pengarahan diri kesehatan dan keamanan akademik fungsional bersantai dan bekerja.
4
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis itu meliputi: kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Seda Sedang ngka kan n
keru kerusak sakan an
musk muskul ulos oske kele leta tall
meli melipu puti: ti:
anom anomali ali
ekstr ekstrem emit itas as
kongan konganita ital, l, masuka masukan n kalori kalori/nu /nutris trisii tidak tidak mencuk mencukupi upi,, distor distorsi si muskul muskular. ar. Kerusakan Kerusakan neurologis neurologis dan kerusakan kerusakan muskuloskel muskuloskeletal etal akan menyebabk menyebabkan an terjadinya kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul berbagai masalah dalam keperawatan.
C. Pemeriksa Pemeriksaan an Penun Penunjang jang/Diag /Diagnost nostik ik
9) Uji Uji Labo Labora rato tori rium um Uji intelegensi standar dan uji perkembangan Pengukuran fungsi adaptif
10) EEG (Elektro Esenflogram) Esenflogram) Gejala kejang yang dicurigai Kesulitan mengerti bahasa yang berat
11) CT ata ata MRI Pembesaran kepala Dicurigai kelainan otak yang luas Kejang lokal Dicurigai adanya tumor intra kranial
B. Komp Kompli lika kasi si
1) Seb Sebral ral Pals Palsii 2) Gang Ganggu guan an keja kejang ng 3) Gang Ganggu guan an keji kejiwa waan an 4) Ganggu Gangguan an konsen konsentra trasi/h si/hipe iperakt raktif if 5) Defi Defisit sit komu komuni nika kasi si 6) Konstipasi Konstipasi (karena (karena penurunan penurunan motilitas motilitas usus usus akibat obat-oba obat-obatan, tan, kurang kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)
5
D. Penat Penatala alaksa ksanaa naan n Medis Medis
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier: a) Penc Penceg egah ahan an pri prime mer r Tindak Tindakan an yang yang dilaku dilakukan kan untuk untuk menghi menghilan langka gkan n atau atau menuru menurunka nkan n kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan ini termasuk pendidikan untuk untuk mening meningkat katkan kan penget pengetahu ahuan an dan kesada kesadaran ran masyar masyaraka akatt umum, umum, usaha usaha terus terus meneru meneruss dari dari profesi profesiona onall bidang bidang keseha kesehatan tan,, konseli konseling ng keluarga dan genetik dapat membantu. b) Pencegahan sekunder Tujuannya mempersingkat perjalanan penyakit. c) Penc Penceg egah ahan an ter terti tier er Tujuannya menekan kecacatan yang terjadi
Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ii dilakukan bersamaan meliputi: a) Pendidikan Pendidikan untuk untuk anak anak mancaku mancakup p latihan latihan ketrampila ketrampilan n adaptif, adaptif, sosial sosial dan kejuruan. b) Terapi pra luka agresif dan melukai diri c) Kognit Kognitif if dan psikod psikodina inamik mikaa d) Pend Pendid idik ikan an kelu keluar arga ga e) Inte Interv rven ensi si farma farmako kolo logi gis: s:
Obat-ob Obat-obatan atan psikot psikotrop ropika ika (Tiori (Tioridas dasin/ in/Mell Mellaril aril))
untuk untuk
remaja remaja
dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
Psik Psikos osti timu mulan lan untu untuk k rema remaja ja yang yang menu menunj njuk ukka kan n tand tanda-t a-tan anda da gangguan konsentrasi/gangguan hiperaktif.
Antidepresan (Imipramin/Trofanil)
Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)
6
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL
A. Peng Pengka kaji jian an
1) Data Data demo demogr graf afi, i, meli melipu puti: ti: Identitas pasien Identitas penanggungjawab Riwayat keluarga Aktivitas sehari-hari
2) Pemerik Pemeriksaan saan fisik, fisik, melipu meliputi: ti: Tanda-tanda vital Tanda-tanda fasial:
a) Tula Tulang ng hid hidun ung g yang yang data datar r b) Alis mata yang menonjol c) Peru Peruba baha han n ret retin inaa d) Opas Opasit itas as korn kornea ea e) Teling Teling letak letaknya nya rend rendah/ ah/ben bentuk tuknya nya aneh aneh f) Lida Lidah h yan yang g men menon onjo joll g) Gang Ganggu guan an gigi gigi gel gelig igii h) Eksp Ekspre resi si waja wajah h penampilan dungu i) Wa Warn rnaa dan tek tekst stur ur kuli kulitt serta serta ramb rambut ut j) Palatum dengan lengkung yang tinggi 3) Stat Status us ment mental, al, meli melipu puti ti:: a) Penampilan Cara berpakaian Cara berpenampilan (rapih/tidak)
b) Pembicaraan
7
Cara berbic berbicara ara (cepat (cepat,, lambat lambat,, keras, keras, gagap, gagap, membis membisu u atau Cara apatis) Pembicaraan yang berpindah-pindah
c) Akti Aktivi vita tass moto motori rik k Lesu, tegang, gelisah sudah jelas Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan
Tik: gera geraka kann-ge gera raka kan n Tik:
keci kecill pada pada otot otot muka muka yang yang tida tidak k
terkontrol d) Alam lam per peras asaa aan n Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas Khawatir: objeknya belum jelas
e) Prose rosess pi pikir Sirkumtansial: al: pembicaraan pembicaraan yang berbelit-belit berbelit-belit tetapi sampai Sirkumtansi pada tujuan pembicaraan Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungan antara
satu satu kali kalim mat den dengan gan
kalim alimat at lain lainny nya, a, dan klie klien n
tida tidak k
menyadarinya f) Isi pikir Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi
di lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya. g) Ting Tingka katt kesad kesadar aran an Bingung: tampak bingung dam kacau Orientasi waktu, tempat dan orang jelas
h) Memori Gangguan daya ingat jangka panjang, tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan
8
Konfab abul ulasi asi:: Konf
pemb pembic icar araan aan tida tidak k sesua sesuaii deng dengan an keny kenyat ataa aan n
dengan memasukkan cerita yang tidak benar utnuk menutupi gangguan daya ingatnya 4) Meka Mekani nism smee kopi koping ng Apakah klien adapitif maupun mal adaptif.
5) Masalah Masalah psik psikoso ososial sial dan dan lingk lingkung ungan an Klien tidak mau berinteraksi dengan lingkungan
No. 1.
Data Fokus
Problem
Etiologi
Resiko tinggi
Hiperaktifitas
Ds: Do: - Klien tampak hiperaktif. hiperaktif. - Klien memper-lihatkan
terhadap cidera. berat.
tanda cidera fisik. 2.
Ds: Do: - Klien tidak bisa makan sendiri.
Kurang pe-
Tidak terpenuhi-
rawatan diri.
nya kebutuhan
- Klien Klien tidak tidak bisa bisa berpa berpakai kai--
ketergantungan.
an yang sesuai. - Klien Klien tida tidak k dapat dapat merawat diri secara mandiri. 3.
Ds: Do: - Klien tidak mampu makan. - Porsi Porsi makan makan tida tidak k habis. habis.
4.
Perubahan nu-
Kurangnya nafsu
trisi kurang dari
makan.
kebutuhan tu-
- Bera Beratt badan badan tur turun un Ds: -
buh.
Do: - Klien tidak meu bicara
Gangguan
Ketidakmampuan
komunikasi.
untuk percaya
dengan perawat. - Klien Klien tidak tidak mau menatap menatap
kepada orang lain.
mata kepada lawan bicara. - Klie Klien n tid tidak ak mau mau berinteraksi dengan orang
9
lain.
B. Diagno Diagnosa sa Kep Kepera erawat watan an
1) Resiko tingg tinggii terhadap terhadap cedera berhub berhubunga ungan n dengan dengan hiperaktifi hiperaktifitas tas berat. 2) Kura Kurang ng pera perawa wata tan n
diri diri berh berhub ubun unga gan n deng dengan an tida tidak k
terp terpen enuh uhin inya ya
kebutuhan ketergantungan. 3) Peruba Perubahan han nutrisi nutrisi kurang kurang dari kebutu kebutuhan han tubuh berhubu berhubunga ngan n dengan dengan kurangnya nafsu makan. 4) Gang Ganggu guan an komu komuni nika kasi si berh berhub ubun unga gan n deng dengan an keti ketida dakm kmam ampu puan an untu untuk k percaya kepada orang lain.
C. Inter Interven vensi si Keperaw Keperawata atan n
1) Diagnosa I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak ada resiko tinggi terhadap cidera dengan kriteria hasil: a) Klien tidak terlalu lama memperli memperlihatkan hatkan tanda-tanda tanda-tanda hiperaktifi hiperaktifitas. tas. b) Klien tidak mempertahankan tanda cidera fisik yang diperoleh selama menjalani perilaku hiperaktif. Tindakan: a) Batasi Batasi aktivita aktivitas-ak s-aktiv tivita itass kelomp kelompok. ok. Bantu Bantu pasien pasien mencoba mencoba untuk untuk menetapkan satu atau dua hubungan yang akrab. Rasio Rasiona nall : Kema Kemamp mpua uan n pasie pasien n untu untuk k berin berinte terak raksi si deng dengan an oran orang g lain rusak. Merasa lebih aman dengan hubungan satu per satu yang setiap saat. b) Temani pasien saat hiperaktifitas meningkat. Rasion Rasional al : Member Memberika ikan n dukunga dukungan n dan rasa rasa aman. aman. c) Berik Berikan an kegi kegiat atan an fisik fisik sebag sebagai ai peng pengga gant ntii untu untuk k hipe hipera rakt ktif if yang yang tidak bertujuan seperti tugas rumah tangga.
10
Rasio Rasiona nall : Lati Latiha han n fisik fisik membe memberi rika kan n suatu suatu cara yang aman dan efek efekti tiff
untu untuk k
meng enghila hilan ngkan gkan
kete ketega gan ngan gan
yan yang
terpendam.
2) Diag Diagno nosa sa II Sete Setela lah h dilak dilakuk ukan an tind tindak akan an kepe keperaw rawat atan an selam selamaa 2 x 24 jam, jam, klie klien n mampu mampu memper mempertah tahank ankan an aktivit aktivitas as kehidu kehidupan pan seharisehari-har hariny inyaa sendir sendirii dengan kriteria hasil: a) Klien Klien makan sendir sendiri, i, meningg meninggalk alkan an tidak lebih lebih dari beberap beberapaa suap suap makanan di piring makan. b) Klien menseleksi pakaian yang sesuai dan berpakaian serta merawat diri secara mandiri setiap hari. c) Klien Klien memp mempert ertah ahan ankan kan kebe keberh rhasi asila lan n kdir kdirii pada pada ting tingka katt opti optima mall deng dengan an mand mandii setia setiap p hari hari dan dan mela melaku kuka kan n pros prosed edur ur-pr -pros osed edur ur toileting yang toileting yang pokok tanpa bantuan. Tindakan: a) Doro Dorong ng klie klien n untu untuk k mela melaku kuka kan n akti aktifi fita tass kehi kehidu dupa pan n seha sehari ri-h -hari ari yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Rasio Rasiona nall : Kesu Kesuks kses esan an mela melaku kuka kan n akti aktifi fita tass secar secaraa mand mandir irii akan akan meningkatkan harga diri. b) Dorong kemandirian, tetapi berikan bantuan saat pasien tidak melakukan aktifitas tertentu. Rasio Rasiona nall : Keny Kenyam aman anan an dan dan keam keaman anan an pasi pasien en adala adalah h prio priori ritas tas keperawatan. c) Berika Berikan n pengen pengenala alan n dan pengua penguatan tan positif positif untuk untuk pekerjaan pekerjaan yang dilakukan secara mandiri (misalnya menyisir rambut). Rasio asiona nall : Pen Penguat guatan an
posit ositif if
menin eningk gkat atka kan n
harg hargaa
diri iri
dan dan
mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan. d) Perli Perliha hatk tkan an kepa kepada da klien klien baga bagaim imana ana mela melaku kuka kan n akti aktifi fita tass yang yang menyulitkan baginya.
11
Rasion Rasional al : Demons Demonstra trasi si aktifit aktifitas as yang yang sederh sederhana ana dan konkrit konkrit yang akan akan dila dilaku kuka kan n tanp tanpaa kesu kesuli lita tan n di bawa bawah h kond kondisi isi normal. 3) Diag Diagno nosa sa III III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, tidak akan memperlihatkan tanda atau gejala mal nutrisi dengan kriteria hasil: a) Klien Klien memp memper erlih lihat atka kan n penc pencap apai aian an berat berat bada badan n yang yang perla perlaha han, n, kemajuan selama dirawat di Rumah Sakit. b) Tanda-tanda vital dan hasil laburatorium serum berada dalam batas-batas normal. c) Klien Klien mamp mampu u meny menyata ataka kan n secar secaraa verb verbal al pent pentin ingn gnya ya nutr nutrisi isi dan dan masukan cairan. Tindakan: a) Timban Timbang g berat berat badan badan klien klien setia setiap p hari. hari. Rasion Rasional al : Penuru Penurunan nan atau pertamba pertambahan han berat badan badan merupa merupakan kan informasi pengkajian yang penting. b) Tentukan makanan yang disukai dan tidak t idak disukai oleh klien serta kolabo kolaborasi rasi dengan dengan ahli ahli diet diet untuk untuk menyed menyediak iakan an makana makanan n yang yang disukai klien. Rasion Rasional al : Pasien Pasien akan lebih lebih suka makana makanan n khususny khususnyaa makanan makanan yang disukainya. c) Tema Temani ni kli klien en sel selam amaa maka makan. n. Rasio sional : Untuk
membant antu
ses sesuai
kebutuhan
dan
untuk
memberikan dukungan serta dorongan. d) Pastikan Pastikan klien menerim menerimaa makanan makanan dengan dengan porsi porsi sedikit sedikit tapi sering, sering, termasuk makanan kecil sebelum tidur. Rasional : Jumlah
makanan
yang
besar
mungkin
tidak
disetujui/tetap tidak dapat ditoleransi klien. 4) Diag Diagno nosa sa IV Sete Setela lah h dila dilaku kuka kan n tind tindak akan an kepe kepera rawa watan tan selam selamaa 2 x 24 jam, jam, dapa dapatt menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, dengan kriteria hasil:
12
a) Klien dapat berkom berkomunik unikasi asi dengan dengan cara cara yang dapat dimeng dimengerti erti oleh oleh orang lain. b) Klien memulai interaksi dengan orang lain. Tindakan: a) Jika Jika klie klien n mamp ampu atau atau tida tidak k ing ingin bica bicara ra,, gunak unakan an tek teknik nik mengatakan secara tidak langsung. Rasio sional : Menolong
untuk
menyampaikan
rasa asa
empati,
mengembangkan rasa percaya. b) Antisipasi dan penuhi kebutuhan klien sampai pola komunikasi yang memusatkan kembali. Rasion Rasional al : Kenyam Kenyamana anan n dan keamana keamanan n klien klien merupaka merupakan n priori prioritas tas keperawatan. c) Gunaka Gunakan n pendek pendekatan atan muka (berhadap (berhadap-had -hadapa apan, n, bertat bertatapa apan) n) untuk untuk menyampaikan ekspresi yang benar. Rasio Rasiona nall : kont kontak ak mata mata meng mengek eksp spres resik ikan an mina minatt yang yang murn murnii dan dan hormat kepada orang lain/seseorang.
D. Eval Evalu uasi asi
Hal-hal yang diharapkan: 1) Dx I a) Klien tidak terlalu lama memperli memperlihatkan hatkan tanda-tanda tanda-tanda hiperaktifi hiperaktifitas. tas. b) Klien tidak memperlihatkan tanda cidera fisik yang diperoleh selama mengalami perilaku hiperaktif. 2) Dx II a) Klien Klien makan sendir sendiri, i, meningg meninggalk alkan an tidak lebih lebih dari beberap beberapaa suap suap makanan di piring makannya. b) Klien dapat menseleksi pakaian yang sesuai dan merawat diri secara mandiri setiap hari. c) Klien Klien memp memperl erlih ihat atka kan n kebe keberh rhasi asila lan n diri diri pada pada ting tingka katt opti optima mall deng dengan an mand mandii setia setiap p hari hari dan dan mela melaku kuka kan n pros prosed edur ur-pr -pros osed edur ur toileting yang toileting yang pokok tanpa bantuan. 3) Dx III
13
a) Klien memperlihatk memperlihatkan an tercapain tercapainya ya berat berat badan badan yang yang perlahan perlahan serta serta kemajuan selama di rawat di Rumah Sakit. b) Tanda-tanda vital dan hasil laboratorium serum berada dalam batas normal. c) Klien Klien mengata mengatakan kan secara secara verbal verbal pentin pentingny gnyaa nutris nutrisii dan masuka masukan n cairan. 4) Dx IV a) Klien dapat berkom berkomunik unikasi asi dengan dengan cara cara yang dapat dimeng dimengerti erti oleh oleh orang lain. b) Klien memulai interaksi dengan orang lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ana Ana K, Budi Budi.. (199 (1999) 9).. Pros Proses es Kepe Kepera rawa watan tan Keseh Kesehat atan an Jiwa. Jiwa. Jakar Jakarta ta:: Buku Buku Kedokteeran EGC. Betz, Cecely L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC. Doengoues, Marylin E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Hamid, Achir Yani S. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Anak dan Remaja. Jakarta: Widya Medica. Harold I, dkk. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Mansjoer, Mansjoer, Arif. (2001). (2001). Kapita Selekta Selekta Kedokteran. Kedokteran. Jil. 1. Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius. Maramis, Maramis, W. F. (1995). (1995). Ilmu Kedokteran Kedokteran Jiwa. Surabaya: Surabaya: Airlangga Airlangga Univesity Press. Pdiatri. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Townsend, Townsend, Mary C. (1998). (1998). Diagnosa Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC. http://www.google.com http://www.republika_online.co.id.htm
15