BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Glomer Glomerulo ulonef nefrit ritis is (GN) (GN) merupak merupakan an penyaki penyakitt autoim autoimun un dimana dimana terjad terjadii
proses inflamasi dan proliferasi sel glomerulus dengan manifestasi manif estasi klinis dan pola histopatologik yang multiple. Glomer Glomerulo ulonef nefrit ritis is merupa merupakan kan penyeba penyebab b utama utama terjadi terjadinya nya gagal gagal ginjal ginjal taha tahap p
akh akhir
dan dan
tin tinggin gginy ya
ang angka
morb morbid idit itas as
pada pada
anak anak..
Termin rminol olo ogi
glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang lain. Glomerulonefritis
merupakan
penyakit
peradangan
ginjal
bilateral.Peradangan dimulai dalam glomerulus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada glomerulus, tetapi
C. Tujuan juan Penu Penulis lisan an 1. Tujuan juan Umum mum 3dapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa
dapat mengetahui tentang tentang asuhan keperawatan keperawatan glomerulonefritis akut. . Tujuan juan !h !hus usus us 1. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelaskan menjelaskan definisi, definisi, etiologi, etiologi, patofisiolog patofisiologi, i, gejala
klinis dari glomerulonefritis akut pada anak asiswa swa mamp ampu men menjel jelaskan penatala alaksaa saan, . Mahasi
komplik likasi,
masalah keperawatan keperawatan yang mungkin mungkin mun"ul mun"ul pada glomerulon glomerulonefritis efritis akut pada anak 4. Mahasis Mahasiswa wa mampu mampu melaksa melaksanaa naan n peren"a peren"anaa naan n asuhan asuhan kepera keperawata watan n dan implementasi serta e5aluasi dari masalah keperawatan glomerulonefritis
C. Tujuan juan Penu Penulis lisan an 1. Tujuan juan Umum mum 3dapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa
dapat mengetahui tentang tentang asuhan keperawatan keperawatan glomerulonefritis akut. . Tujuan juan !h !hus usus us 1. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu menjelaskan menjelaskan definisi, definisi, etiologi, etiologi, patofisiolog patofisiologi, i, gejala
klinis dari glomerulonefritis akut pada anak asiswa swa mamp ampu men menjel jelaskan penatala alaksaa saan, . Mahasi
komplik likasi,
masalah keperawatan keperawatan yang mungkin mungkin mun"ul mun"ul pada glomerulon glomerulonefritis efritis akut pada anak 4. Mahasis Mahasiswa wa mampu mampu melaksa melaksanaa naan n peren"a peren"anaa naan n asuhan asuhan kepera keperawata watan n dan implementasi serta e5aluasi dari masalah keperawatan glomerulonefritis
Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post streptokokus (GN3P) adalah suatu proses radang nonsupuratif nonsupuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup 3, tipe nefritogenik di tempat lain. Penyakit ini sering mengenai anakanak. Glomerulonefritis akut (GN3) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau 5irus tertentu.6ang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman strepto strepto"o" "o""us. "us.Glo Glomer merulo ulonef nefriti ritiss merupa merupakan kan suatu suatu istilah istilah yang yang dipaka dipakaii untuk untuk menjela menjelaska skan n berbag berbagai ai ragam ragam penyak penyakit it ginjal ginjal yang yang mengal mengalami ami prolif proliferas erasii dan inflamasi
glomerulus
yang
disebabkan
oleh
suatu
mekanisme
imunologis.edangkan istilah akut (glomerulonefritis akut) men"erminkan adanya korelas korelasii klinik klinik selain selain menunj menunjukk ukkan an adanya adanya gambara gambaran n etiolo etiologi, gi, patoge patogenes nesis, is, perjalanan penyakit dan prognosis Glom Glomeru erulo lone nefri friti tiss 7ron 7ronik ik adala adalah h suatu suatu kela kelain inan an yang yang terja terjadi di pada pada beberapa penyakit, dimana terjadi kerusakan glomeruli dan kemunduran fungsi ginjal selama bertahuntahun. Glomerulus kronis adalah suatu kondisi peradangan
glomerulonefritis
yang
sudah
berlangsung
lama.
Glomerulonefritis kronis merupakan penyakit yang berjalan progresif lambat dan ditandai oleh inflamasi, sklerosis, pembentukan parut, dan akhirnya gagal ginjal. #iasanya penyakit ini baru terdeteksi setelah berada pada fase progresif yang biasanya bersifat ire5ersibel. B. !las !lasi$ i$ik ikas asii
$.
penyakit
herediter
yang
ditandai
oleh
adanya
glom glomeru erulo lone nefri friti tiss prog progre resif sif fami famili lial al yang yang sein seing g diser disertai tai tuli tuli syara syaraf f dankelainan mata seperti lentikonus anterior. =iperkirakan sindrom alport merupakan penyebab dari 4 anak dengan gagal ginjal kronik dan &,4 dari dari semua semua pasie pasien n yang yang mend mendap apat atka kan n "angk "angkok ok ginj ginjal al.. =alam =alam suat suatu u penelitian terhadap anak dengan hematuria yang dilakukan pemeriksaan
sampai glomerulonefitis progresif. &+4+ pasien menunjukkan hematuria mikroskopik dan proteinuria, 4+ berikutnya menunjukkan gejala glomerulonefritis akut dengan hematuria nyata dan sembab, sedangkan sisanya 0+0* menunjukkan gejalagejala sindrom nefrotik. Tidak jarang ditemukan &*0* mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan bagian atas, sehingga penyakit tersebut dikira glomerulonefritis akut pas"a strepto"o""us atau nefropati g3. b) Glomerulonefritis membranosa Glomerulonefritis membranosa sering terjadi pada keadaan tertentu atau setelah pengobatan dengan obat tertentu. Glomerulopati membranosa paling sering dijumpai pada hepatitis # dan lupus eritematosus sistemik.Glomerulopati
membranosa
jarang
dijumpai
pada
anak,
didapatkan insiden &- pada anak dengan sindrom nefrotik.>mur rata rata pasien pada berbagai penelitian berkisar antara $+$& tahun, meskipun pernah dilaporkan awitan pada anak dengan umur kurang dari $
strepto"o""us datang dengan keluhan hematuria nyata, kadangkadang disertai sembab mata atau sembab anasarka dan hipertensi.
C. Eti%l%gi #erbagai penyakit dapat menyebabkan GN3 mulai dari infeksi hingga
penyakit yang mempengaruhi seluruh tubuh, terkadang penyebabnya tidak diketahui. #eberapa penyakit yang dapat menyebabkan GN3 adalah 1 $. nfeksi Glomerulonefritis akut post strepto"o""us. GN3 dapat mun"ul beberapa satu atau dua minggu setelah sembuh dari infeksi tenggorokan atau infeksi kulit. 7elebihan antibody yang dirangsang oleh infeksi akhirnya menetap di glomerulus dan menyebabkan peradangan. Gejalanya meliputi pembengkakan,pengeluaran,
urin
sedikit
dan
masuknya darah dalam urin. 3nakanak lebih mungkin terserang GN3 post strepto"o""us daripada orang dewasa. #akteri endokarditis. #akteri ini bisa menyebar melalui aliran darah dan
&) Grabulomatosis ;egener 1 5askulitis yang menyerang pembuluh darah ke"il dan menengah pada pruparu, saluran udara pada bagian atas dan ginjal. 4. 7ondisi yang "enderung menyebabkan luka pada glomerulus a. Tekanan darah tinggi 7erusakan ginjal dan kemampuannya dalam melakukan fungsi normal dapat berkurang akibat tekanan darah tinggi. ebaliknya Glomerulonefritis b.
juga menyebabkan tekanan darah tinggi karena mengurangi fungsi ginjal. Penyakit diabetes ginjal Penyakit diabetes ginjal dapat mempengaruhi penderita diabetes. Nefropati diabetes biasanya memakan waktu bertahuntahun untuk bisa mun"ul. Pengaturan kadar gula darah dan tekan darah dapat men"egah atau memperlambat tekanan ginjal. #erbagai kemungkinan penyebab GN antara lain1 adanya @at yang berasal dari
luar yang bertindak sebagai antigen (3g), rangsangan autoimun, dan induksi
hemolitikus ini mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska streptokokus berkisar $+$*. trepto"o""us ini dikemukakan pertama kali oleh 8ohlein pada tahun $+' dengan alasan bahwa1 $. &. 4.
Timbulnya GN3 setelah infeksi skarlatina =iisolasinya kuman trepto"o""us beta hemolyti"us golongan 3 Meningkatnya titer antistreptolisin pada serum penderita. Mungkin faktor iklim, keadaan gi@i, keadaan umum dan faktor alergi
mempengaruhi terjadinya GN3 setelah infeksi dengan kuman trepto"o""uss. 3da beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang paling sering ditemukan
disebabkan karena infeksi
diantaranya1 $. #akteri
1
streptokokus
grup
dari
streptokokus,
penyebab lain
<, meningococcocus, Sterptoccocus
Viridans, Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus &
albus, Salmonella typhi dll ?irus 1 hepatitis #, 5ari"ella, 5a""inia, e"ho5irus, par5o5irus
kuantitatif untuk antibody. Titer serum antisterptolisin B (3B) yang melebihi $-+&++
unit
dianggap
abnormal
dan
menunjukkan
adanya
infeksi
sterptokokus yang baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang tetap tinggi setelah serangan infeksi pada orang yang hipersensitifitas. . #ter&t%lisin # 3dalah @at penyebab timbulnya @one hemolitik disekitar koloni sterptokokus
yang tumbuh pada permukaan lempeng agar darah. terptolisin bukan antigen, tetapi @at ini dapat dihambat oleh penghambat non spesifik yang sering ada dalam serum manusia dan hewan dan tidak bergantung pada pengalaman masa lalu dengan sterptokokus. #akteri ini hidup pada manusia di tenggorokan dan juga kulit.Penyakit yang sering disebabkan diantaranya adalah faringitis, demam rematik dan glomerulonefritis. D. Pat%$isi%l%gi Mekanisme yang terjadi pada GN3P adalah suatu proses kompleks imun
ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria.3gaknya kompleks komplomen antigenantibodi inilah yang terlihat sebagai nodulnodul subepitel pada mikroskop elektron dan sebagai bentuk granular dan berbungkahbungkah pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan "ahaya glomerulus tampak membengkak dan hiperseluler disertai in5asi PMN. Menurut penelitian yang dilakukan penyebab infeksi pada glomerulus akibat dari reaksi hipersensi5itas tipe .7ompleks imun (antigenantibodi yang timbul dari infeksi) mengendap di membran basalis glomerulus.3kti5asi kpmplomen yang menyebabkan destruksi pada membran basalis glomerulus. 7omplekskompleks ini mengakibatkan komplemen yang dianggap merupakan mediator utama pada "edera.aat sirkulasi melalui glomerulus, komplekskompleks ini dapat tersebar dalam mesangium, dilokalisir pada subendotel membran basalis glomerulus sendiri, atau menembus membran basalis dan terperangkap pada sisi epitel.#aik antigen atau antibodi dalam kompleks ini tidak mempunyai hubungan imunologis dengan komponen glomerulus.Pada
imun dalam glomerulus terbatas dan kerusakan dapat ringan dan berlangsung singkat, seperti pada glomerulonefritis akut post steroptokokus. 9asil penyelidikan klinis D imunologis dan per"obaan pada binatang menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab. #eberapa penyelidik mengajukan hipotesis sebagai berikut1 1. Terbentuknya kompleks antigenantibodi yang melekat pada membrana basalis glomerulus dan kemudian merusaknya. Proses autoimun kuman trepto"o""us yang nefritogen dalam tubuh . menimbulkan badan autoimun yang merusak glomerulus. (. trepto"o""us nefritogen dan membran basalis glomerulus mempunyai komponen antigen yang sama sehingga dibentuk @at anti yang langsung merusak membrana basalis ginjal. ebagian pasien glomerulonephritis akut (*$+) memperlihatkan tipe perjalanan penyakit yang "epat dan progresif disertai oliguri dan anuri, dapat meninggal dalam waktu & D 4 bulan, yang disebut juga dengan sindrom !apidly
7ompleks antigenantibody 8eukosit polimorfonuklear (PMN) dan monosit:Makrofag Migrasi ke Glomelurus
3kti5asi 7oagulasi trombosi melalui ikatan dengan respon C"
nteraksi makrofag dengan Glomelurus (el mesangial,sel epitel atau endotel) Menjadi terakti5asi
7ongulasi intra kapiler glomelurus
Melepaskan sitokim proinflamasi dan kemokin Glomelurus !usak
Demam+Malaise
Peningkatan N,eri #>N dan
Proteinuria
Nutrisi !urang -ari keutuhan tuuh
Bliguria Penurunan tekanan onkotik plasma Bedema
penurunan laju filtrasi glomerulus (8CG:GC!) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, @at@at nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan
[email protected] aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium. =i pagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota GC! biasanya menurun (meskipun aliran plasma ginja biasanya normal) akibatnya, ekskresi air, natrium, @at@at nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan a@otemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan natrium.=ipagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota bawah tubuh ketika menjelang siang.=erajat edema biasanya tergantung pada berat peradangan glomerulus, apakah disertai dengan payah jantung kongestif, dan seberapa "epat dilakukan pembatasan garam. 9ipertensi terdapat pada -+'+ anak dengan GN3 pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal kembali. #ila terdapat
0) 7omplomen hemolitik total serum (total hemolytic comploment ) dan <4 rendah. *) kadar albumin,
darah
lengkap
(9b,leukosit,trombosit
dan
erytrosit)adanya anemia Pemeriksaan !ultur tengg%r%k ". Menentukan jenis mikroba adanya streptokokus d. Pemeriksaan ser%l%gis 3ntisterpto@im, 3TB, antihialuronidase, dan anti =nase e. Pemeriksaan imun%l%gi gG, gM dan <4.kompleks imun &. Pemeriksaan ra-i%l%gi Coto thorak adanya gambaran edema paru atau payah jantung EC0 1 adanya gambaran gangguan jantung 4. >rinalisis menunjukkan hematuria makroskopik ditemukan hampir pada *+ penderita, 7adangkadang dengan tanda gagal ginjal seperti 7adangkadang tampak adanya proteinuria masif dengan gejala sindroma nefrotik.pada hampir semua pasien dalam minggu pertama, tetapi <0 normal atau hanya menurun
dilakukan, lebih dari + kasus menunjukkan adanya infeksi sterptokokus.Titer 3TB meningkat pada hanya *+ kasus, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen sterptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit titer antibodi sterptokokus belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan se"ara seri.7enaikan titer &4 kali berarti adanya infeksi. 7rioglobulin juga ditemukan GN3P dan mengandung gG, gM dan <4.kompleks imun bersirkulasi juga ditemukan.Tetapi uji tersebut tidak mempunyai nilai diagnostik dan tidak perlu dilakukan se"ara rutin pada tatalaksana pasien. 0. Penatalaksanaan Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan
kelainan di glomerulus. $. stirahat mutlak selama 40 minggu. =ulu dianjurkan istirahat mutlah selama -% minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Tetapi penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa mobilisasi
glukosa $+. Pada penderita tanpa komplikasi pemberian "airan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah "airan yang diberikan harus dibatasi. 0.
Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian "airan dikurangi, pemberian sedati5a untuk menenangkan penderita sehingga dapat "ukup beristirahat. Pada hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidrala@in. Mulamula diberikan reserpin sebanyak +,+' mg:kgbb se"ara intramuskular. #ila terjadi diuresis *$+ jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumat, +,+4 mg:kgbb:hari. Magnesium
sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek toksis. *. #ila anuria berlangsung lama (*' hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa "ara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). #ila prosedur di atas tidak dapat dilakukan oleh karena
kejangkejang. ni disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak. 4. Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah, melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya 5olume plasma. /antung dapat memberas dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium. 0. 3nemia yang timbul karena adanya hiper5olemia di samping sintesis eritropoetik yang menurun.
I. Pr%gn%sis ebagian besar pasien akan sembuh, tetapi * di antaranya mengalami
perjalanan penyakit yang memburuk dengan "epat pembentukan kresen pada epitel glomerulus. =iuresis akan menjadi normal kembali pada hari ke '$+ setelah awal penyakit, dengan menghilangnya sembab dan se"ara bertahap
". Prealensi GN3P ter"atat sebagai penyebab penting terjadinya gagal ginjal, yaitu
terhitung $+ D $* dari kasus gagal ginjal di 3merika erikat. GN3P dapat mun"ul se"ara sporadik maupun epidemik terutama menyerang anakanak atau dewasa muda pada usia sekitar 0$& tahun dengan pun"ak usia *- tahun. 8ebih sering pada lakilaki daripada wanita dengan rasio $,'& 1 $. Tidak ada predileksi khusus pada ras ataupun golongan tertentu. GN3P dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun tersering pada golongan umur *$* tahun, dan jarang terjadi pada bayi. !eferensi lain menyebutkan paling sering ditemukan pada anak usia -$+ tahun. Penyakit ini dapat terjadi pada laki laki dan perempuan, namun laki laki dua kali lebih sering dari pada perempuan.Perbandingan antara lakilaki dan perempuan adalah &1$.=iduga ada faktor resiko yang berhubungan dengan umur dan jenis kelamin.uku atau ras tidak berhubungan dengan pre5elansi penyakit ini, tapi
infeksi streptokokus se"ara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen <4 mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis. Tetapi beberapa keadaan lain dapat menyerupai glomerulonefritis akut pas"a streptokokus pada awal penyakit, yaitu nefropatig3 dan glomerulonefritis kronik. 3nak dengan nefropatig3 sering menunjukkan gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas seperti glomerulonefritis akut pas"astreptokok, tetapi hematuria makroskopik
pada nefropatig3 terjadi bersamaan pada saat
( synpharyngetic
hematuria),
sementara
pada
faringitas
glomerulonefritis
akut
pas"astreptokok hematuria timbul $+ hari setelah faringitasH sedangkan hipertensi dan sembab jarang tampak pada nefropatig3. Glomerulonefritis akut yang terjadi setelah infeksi selain streptokokus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika infeksinya masih berlangsung. Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan laju endap darah meningkat, kadarhemoglobin menurun akibat hiper5omia
pada glomerulonefritis yang lain jauh lebih lama.kadar awal <4 J*+ mg:dl sedangkan kadar 3TB K $++ kesatuan Todd. Fksaserbasi hematuria makroskopis sering terlihat pada glomerulonefritis kronik akibat infeksi karena streptokok dari strain nonnefritogenik lain, terutama pada glomerulonefritis membranoproliferatif. Pasien glomerulonefritis akut pas"astreptokok tidak perlu dilakukan biopsi ginjal untuk menegakkan diagnosisH tetapi bila tidak terjadi perbaikan fungsi ginjal dan terdapat tanda sindrom nefrotik yang menetap atau memburuk, biopsi merupakan indikasi.
Tanda DTanda ?ital T= 1 $$+:%+ mm9g N 1 % I:mnt !! 1 &+ I:mnt 14%,< ##1 0+ kg T# 1 $0*"m.
B. Pengkajian 1. I-entitas !lien a. #iodata Pasien Nama /enis 7elamin >mur 3gama uku:#angsa Pendidikan Pekerjaan 3lamat
1 3n. G 1 Perempuan 1 Tahun 1 slam 1 #olaang Mongondow 1 = 1 1 Mongkonai
b.
!iwayat Penyakit ekarang 7lien mengeluh ken"ing berwarna seperti kopi sejak $ bulan yang lalu dan nyeri saat ken"ing dengan air ken"ing yang jumlahnya sedikit klien mengatakan badan panas (demam) sejak semalam. ebelumnya klien mengatakan terdapat tonsillitis pada tenggorokannya, anak G mengatakan
".
sering 8elah dan 8emah serta tidak ada selera makan. !iwayat Penyakit =ahulu 7lien biasanya mengalami panas:demam ringan tapi tidak pernah di rawat di rumah sakit, klien hanya di rawat jalan di puskesmas karena mengalami
d.
demam, karena adanya tonsillitis !iwayat Penyakit 7eluarga Brang tua dari klien memiliki penyakit gastritis akut, dan pernah di rawat
e.
di ! selama 4 hari.Pada tahun lalu. !iwayat 3lergi 7lien tidak memiliki riwat alergi baik makanan maupun obatobatan.
(. Pemeriksaan /isik
;ajah simetris, klien tampak lemah, terdapat edema pada wajah, tidak ada yeri tekan. 4) Mata 3lis mata simetris kiri dan kanan, bulu mata terdistribusi normal sepanjang kelopak mata, tidak ada pembengkakan pada palpebra, konjungti5a anemis, s"lera tidak ikterik, pupil bulat dan sama ukurannya, saat disinari "ahaya pupil menge"il, 5isus mata tidak dikaji 0) Telinga #entuk telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan serumen, membrane timpani normal warna putih keabu abuan seperti mutiara saat disinari "ahaya, klien dapat mendengar dengan baik. *) 9idung #entuk hidung simetris, nasal septum tegak lurus berada ditengah, muosa kering, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan,perdarahan, tidak ada sumbatan, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan.
nspeksi 1 Tidak ada peradangan, tidak ada hemoroid, genetlia bersih , tidak terpasang kateter $&) Fkstremitas atas dan bawah1 Terdapat edema $4) 7ulit nspeksi 1ada edema, warna kulit sawo matang Palapsi 1 turgor kulit jelek, akral teraba panas # 4%, +< 3.
P%la /ungsi !esehatan a. Pola persepsi pemeliharaan kesehatan 7lien mengatakan bahwa sakit adalah suatu rasa tidak enak pada
badan yang membuat kita menjadi tidak nyaman dan pasien mengatakan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan dimana dia dapat melakukan aktifitas tanpa disertai gangguan pada tubuh dan persaannya (rohani).
b. Pola latihan dan akti5itas
ebelum sakit 1 7lien mengatkan bahwa sebelum sakit pasien makan 4I sehari dengan porsi $ piring yang isinya nasi, sayur, tempe, tidak, makanan pantangan klien alergi telur dan ikan. aat akit 1 7lien makan nasi dan sayur 4Isehari, Porsi makan O Porsi
konsisten warna kuning
ke"oklatan, #au khas feses, lembek. #37 0*I sehari aat dikaji 1 #3# $I sehari warna agak ke"oklatan, lembek, #37 &4I sehari warna dalam jumlah sedikit dan bau dipengaruhi oleh obatobatan f.
dan terdapat darah dalam air kemih.. Pola tidur dan istirahat ebelum akit 1 7lien mengatakan istrahat pada siang hari kurang lebih
aat dikaji
1 7lien Nampak Gelisah dan bertanyatanya tentang
penyakitnya j. Pola seksual dan reproduksi selama masuk rumah sakit1 k. 9ubungan peran ebelum akit 1 7lien mengatakan hubungan dengan tetangga, teman aat dikaji
teman maupun dengan orang lain baik 1 9ubungan klien dengan tetangga temanteman, maupun keluarga Nampak baik, hubungan klien dengan perawat
l.
baik Pola nilai dan keper"ayaan ebelum sakit 1 7lien beragama islam dan melakukan sholat berjamaah aat dikaji
4.
setiap magrib dan isyah 1 7lien hanya terbaring dan berdoa untuk kesembuhan
Pemeriksaan Penunjang La%rat%rium. Pada laboratorium didapatkan1 a) 9b menurun %mg:dl ($4,*$',* gr:dl) b) 9ematokrit (9t) 1 &+ (0+ D *0) ()
1 Nyeri seperti ditusuktusuk !1 Nyeri pada daerah panggul 1 kla nyeri T1 Nyeri se"ara terus menerus
Terdapat
=arah
pada
saat
#erkemih TT? 1 T= 1 $$+:%+ mm9g N1 % I:mnt !! 1 &+ I:mnt .
14%, =s1 7lien mengatakan berat badan
Perubahan mekanisme
meningkat
regulasi, peningkatan "airan
karena
adanya
pembengkakan (edema pada tubuh)
permeabilitas dinding
7elebihan
5olume
-
7lien mengatakan sulit melakukan
akti5itasnya =o1 7lien tampak lemah - Tampak 3=8 klien dibantu keluarga 0.
dan perawat =s1 7lien mengatakan demam
9ipertermi
7lien mengatakan sakit kepala =o1 #adan Teraba Panas - 7lien tampak gelisa - 7ulit klien tampak kemerahan - #1 4%,+< - 8eukosit 1 &+.+++:ul (*.+++ D
Proses nflamasi
-
*.
$+.+++) (:ul) =s1 7lien mengatakan mualmuntah
-
7lien mengatakan tidak ada selera
makan 7lien megatakan
Nutrisi kurang dari Mual
muntah,
pembatasan berat
badab =iit,
dan
"airan, hilangnya
kebutuhan tubuh
*.
ntoleransi akti5itas b:d 7elemahan:keletiham
E. Interensi /. 0. N%
H.
H
I.
Diagn%sa !e&era2atan
".
Tujuan5!H
!.
Interensi
L.
Rasi%nal
ari5tgl
3=. M.
N.
R
$
au '.
11
P. Nyeri akut b:d adanya kerusakan pada glomerulus ditandai dengan1
5(5614
. =s 1 7lien mengatakan nyeri
etelah dilakukan
tindakan keperawatan selama $I&0diharapkan
pada bagian panggul saat #37
Nyeri
7lien mengatakan sejak semalam
berkurang:hilang
pada saat #37 terdapat ken"ing
dengan 791
yang ber"ampur dengan darah
7lien tidak merasa nyeri !. =o 1 7lien Nampak meringis Fkspresi wajah tampak rileks kla nyeri $& . P1 Nyeri akibat inflamasi pada TT? dalam batas normal glomerulus 3F. T= 1 $$+:%+ T. 1 Nyeri seperti ditusuktusuk mm9g >. !1 Nyeri pada daerah panggul 3C.N1 -+%+ I:mnt menahan nyeri,
30
$. 7aji intensitas nyeri 37. &. 3tur posisi kenyamanan klien 38. 4. 3jarkan teknik
$. >ntuk keefektifan obat, dan sesuai
relaksasi
proses penyembuhan &. >ntuk mengurangi ketegangan pada abdomen 4. >n tuk men gurangi rasa
nyeri abila klien merasa nyeri 0. >ntuk mengurangi nyeri 3M. 0. 7olaborasi dalam pemberian analgetik
?. 1 kla nyeri -
3G.
!! 1 $-&+ I:mn t
;. T1 Nyeri se"ara terus menerus
39.
14'<
Terdapat
=arah
pada
saat
#erkemih
3. A".
R. TT? 1 6. T= 1 $$+:%+ mm9g S. N1 % I:mnt 33.
!! 1 &+ I:mnt
3#.
14%,
AC.
3P.9ipertermi b:d proses inflamasi 3T. 3N. A'. &.
ditandai dengan1 3.
=s1 7lien mengatakan demam
7lien mengatakan sakit kepala 3!. =o1 #adan Teraba Panas - 7lien tampak gelisa - 7ulit klien tampak kemerahan - #1 4%,+< A#. 8eukosit 1 &+.+++:ul (*.+++ D
-
$+.+++) (:ul)
etelah dilak ukan $.
tindakan
keperawatan
selama
$I&0
diharapkan
suhu
jam badan
7a $. untuk ji Tandatanda 5ital terutama
# &. 7aji
adanya
proses
infeksi akut &. >ntuk mengetahui adannya perubahan warna kulit pada
klien kompres 4. >ntuk mengurangi demam 79 0. =engan pemberian dengan air hangat pada 3>. 1 #adan tidak antipiretik membantu untuk lipatan paha dan aksila terasa panas 0. kolaborasi dengan tim medis menurunkan suhu badan 3?. B1 7lien nampak kembali
normal dengan
31
warna kulit 4. 3njurkan klien
perubahan
mengetahui
tenang 7lien teraba hangat Tidak ada perubahan
warna kulit suhu badan
dalam
pemberian
terapi
klien
antipiretik
dalam
batas normal 4'o < 8eukosit *.+++ $+.+++:ul 3;. A7. 4
36.7elebihan ?olume "airan b:d Perubahan mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas dinding glomerulus ditandai dengan1 3S.
=s1
7lien
mengatakan
bengkak (ede ma pada tubuh) 7lien
juga
berkemih
mengatakan urine
sedikit
$. 7aji status "airan1 $. p engkajian meru pakan - Timbang berat badan tiap d asar dan d ata dasar hari tindakan keperawatan berkelanjutan untuk - 7eseimbangan massukan selama 4I&0diharapkan memantau perubahan dan dan haluaran 5olume "airan seimbang menge5aluasi inter5ensi - Turgorr kulit dan adanya &. pembatasan "airan akan dengan 791 oedema - Fdema berkurang menentukan berat tubuh - =istensi 5ena leher - >rin yang keluar normal - Tekanan darah denyut ideal, haluaran urin dan dan tidak ber"ampur dan irama nadi respon terhadap terapi darah &. #atasi masukan "airan 4. sumber kelebihan "airan 4. dentifikasi sumber potensial - 7lien tidak gelisah yang tidak di ketahui dapat - 8aboratorium dalam batas "airan didentifikasi - Medikasi dan "airan yang normal 0. pemahaman meningkatkan digunakan untuk kerja sama pasien dan #=.
kertika dan
ber"ampur darah. #3. =o1 7lien tampak gelisah ##. 9asil pemeriksaan
etelah dilak ukan
32
8aboratorium1 - 9b menurun %mg:dl ($4,*$',*
-
gr:dl) 9ematokrit (9t) 1 &+ (0+ D *0)
-
() 8F=1
-
(mm:jam) >reum1 %+mg:dl ($* D 0+ (mg:dl) kreatinin $* mg:dl( +.* D $.*
$&
mm:/am
(+
D
pengobatan 1 oral dan intra5ena 0. /elaskan pada pasien
keluarga rasional pembatasan *. #antu pasien dalam
meningkatkan
akibat pembatasan "airan -. Tingkatkan dan dorong
k ekeringan
hygiene oral
-
meningkat, normalnya $$++ g) >rinalisis (#/. >rine meningkat 1
serum
"airan dan *. kenyamanan
pasien kepatuhan
terhadap pembatasan diet menghadapi ketidaknyamanan -. hygiene oral mengurangi
$+
(mg:dl) Flektrolit
keluarga dalam pembatasan
(natrium
$,+$*$,+&* , BC. albumin 3lbumin 1 $,* gr (4.% D *.+ (gr )
33
mukosa mulut
mamb ran
#7. #F.
B/.
#G.
0.
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b:d Mual muntah,
tindakan selama
pembatasan "airan, =iit, dan
1
-
7lien
mengatakan
selera makan 7lien megatakan menurun mengalami
7lien
tidak b erat
ada badab
mengatakan
penurunan
4I&0
berat
$.
7a $. ji status nutrisi klien #8. #M.
jam nutrisi
terpenuhi dengan 79 1 #erat badan meningkat 7lien tidak mual
=s1 7lien mengatakan mual
muntah
keperawatan
diharapkan
hilangnya protein ditandai dengan
#9.
etelah dilak ukan Menyediakan data dasar untuk memantau
&.
7a
Pola diet dahulu dan sekarang
muntah 7lien nampak rileks mbang berat badan klien Turgor kulit baik #B. ## meningkat $++ gr #P. Porsi makan O porsi 0.
dalam bats normal
badan hingga $+kg dalam $ bulan
Ti
harus mempertimbangkan dalam penyusunan menu 4.
3n
=engan
jurkan klien untuk makan dalam porsi ke"il tapi sering #. *. 3n jurkan
terakhir #. =o1 7u 8emah Mutah 0kali #ibir 7ering Turgor kulit jelek - ## 4*kg - Porsi makan tidak dihabiskan
menge5aluasi inter5ensi &.
ji pola diet 7lien #N. 4.
atau di habiskan 9# dan 3lbumin
klien
untuk
mengkonsumsi yang
tidak
-.
34
diketahui mengalami
penurunan berat badan Tindakan
protein
yang
berat
0. ini
dapat
meningkatkan
masukan
meskipun selera makan mungkin
dapat
klien
makanan
mengandung
menimbang
badan
dan ?it < ptakan
dan
kembali. *.
lambat
untuk
-
hanya Q porsi 9b menurun %mg:dl ($4,*$',*
B".
menyenangkan selama waktu
gr:dl) albumin 3lbumin 1 $,* gr
>ntuk
makan laborasi
protein
yang hilang
'.
(4.% D *.+ (gr )
mengganti
dengan
tim
7o
-.
gi@i
Caktor
yang
tidak
dalam pemberian diet tinggi
menyenangkan
yang
kalori, protein, karbohidrat
berperan
dapat
dan ?itamin #!. B#.
menimbulkan anoreksia '. Mungkin
memerlukan
bantuan untuk menjamin pemasukan makanan
yang
dan
@at@at adekuat,
mengidentifikasi
makanan pengganti yang paling sesui #?. #T. *.
BU.
ntoleransi
7elemahan
akti5itas atau
ditandai dengan1 #;.
b:d #6.
keletihan
etelah dilak ukan $.
tindakan
keperawatan
selama 4I&0 diharapkan
=s1 7lien mengatakan badan 3=8
klien
terpenuhi
35
7a $.
M
ji faktor yang menimbulkan
enyediakan
keletihan1 3nemia 7etidakseimbangan
tentang
indikasi
informasi tingkat
keletihan &.
M
terasa lemah
-
7lien
mengatakan
sulit
melakukan akti5itasnya #R. =o1 7lien tampak lemah - Tampak 3=8 klien dibantu
dengan 791 #adan tidak
terasa
lemah &. 7lien bisa melakukan perawatan
keluarga dan perawat
"airan dan elektrolit !etensi produk sampah =epresi Tingkatkan kemandirian
dalam akti5itas perawatan diri
dirinya
eningkatkan ringan:sedang
dapat
melakukan
3=8
dengan bantuan 7lien nampak rileks
jika keletihan terjadi 4. 3njurkan akti5itas 0.
alternatif sambil istirahat 3njurkan untuk istirahat
M endorong
latihan
untuk
penjelasan
dan
penyuluhan lebih lanjut
dan
akrti5itas dalam batas D batas yang dapat ditoleransi dan
istirahatkan
yang
adekuat
setelah dialisisinstruksi dasar 0.
B8.
dan
memperbaiki harga diri 4.
yang dapat di toleransi, bantu
sendiri 7lien
akti5itas
stirahat yang adekuat di anjurkansetelah
dialisis,
yang bagi banyak pasien sangat melelahkan CA. CB. CC.
CE.
T
C/.
Im&lementasi
C0.
36
Ealuasi
/. IMPLEMENTA#I
CD.
D9
gl5jam
ke&era2atan CH.
D7 1
<.
$
$:4:$*
$
+1&+
$
+1&*
$
<>. . <;.
$.Mengkaji intensitas nyeri 9asil1 Nyeri skala * &.Mengtur posisi sesuai kenyamanan klien 9asil1 emiflower 4.Mengajarkan teknik relaksasi abila klien merasa n yeri 9asil1klien mampu mengikuti teknik relaksasi yg di ajarkan perawat
=G. =9. =. =/. =7. =8. =M. =N. D'.
1 Pasien mengatakan masih merasakan nyeri B1 Pasien tampak gelisah 31 Masalah belum teratasi P18anjutkan inter5ensi $0 $.7aji intensitas nyeri &.3tur posisi sesuai kenyamanan klien 4.3jarkan teknik relaksasi abila klien merasa nyeri 0.7olaborasi dalam pemberian analgetik
FT. F>. F?.
1 Pasien mengatakan sudah tidak merasakan demam B1 Pasien tampak tidak pu"at
0.7olaborasi dalam pemberian analgetik
+14+ FF.$.Mengkaji Tandatanda 5ital terutama # DP.
D9
=. +14* =!.
$
FC. FG.
9asil1 T= 1 $$+:%+ mm9g N1 '* I:mnt
37
F9. =. =T. =>. =?. +1*+ =;. =R. =6. +1** =S. F3. F#. F<. F=.
!! 1 &0 I:mnt
F.
14-,*
F;. E7.
31 Masalah teratasi P1 nter5ensi di pertahankan
G>. G?. G;. GR. G6. GS. 93.
1 7lien mengatakan ken"ingnya masih sedikit B1 Membran mukosa masih tampak kering 31 Masalah teratasi sebagian P1 8anjutkan inter5ensi1 $17aji setatus "airan &1#atasi masukan "airan 41dentifikasi sumber potensi "airan
F/. &.Mengkaji adanya perubahan warna kulit $
F7.
9ail1 klien tampak sudah tidak pu"at
F8. FM. $
hangat FN.
pad a lip atan paha dan aksila
FB.
9asil1 klien mau melakukan anjuran yg
FP. $
di sarankan oleh perawat
F. F!.
$1++
4.Menganjurkan klien kompres dengan air
0.kolaborasi dengan tim medis dalam
F. pemberian terapi antipiretik G3. $.Mengkaji status "airan1 E*.
D7 (
FS. $1$+ C3. C#. C<. C=. CF. CC.
$
-
Menimbang berat badan tiap hari 7eseimbangan massukan dan haluaran Turgorr kulit dan adanya oedema =istensi 5ena leher Tekanan darah denyut dan irama nadi G#. 9asil1## klen tetap 0+kg
G<.
38
G=. CG. C9. C. C/. $1$* C7. C8. CM. $1&+ CN. CB. CP. C. $1&* C!. C. CT. C>. C?. $14* C;. CR. C6. $10+ CS.
9#.
GF.
ketidaknyamanan
GC.&.Membatasi masukan "airan $
GG.
-
Medikasi dan "airan yang digunakan untuk
G. 0.Menjelaskan pada pasien dan keluarga G/. G7. $
G8.
rasional pembatasan 9asil1 7lien dan keluarga mengerti tentang penjelasan perawat
GM. GN. GB. $
G!. $
*.Membantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat
GP. pembatasan "airan G.
9<.
4.Mengidentifikasi sumber potensial "airan
pengobatan 1 oral dan intra5ena G9.
$
*1Membantu pasien dalam
-.Meningkatkan dan dorong hygiene oral 9asil1 7lien mampu melakukan hygiene oral
G. GT.
39
HD.
akibat pembatasan "airan
mengha
HE.
D7 3
9C.
$
$10* 9G. 99.
$
$1*+ 9. 9/.
$
$1** 97. 98.
$
&1++ 9M. 9N. 9B. 9P. &1+* 9. 9!. 9. 9T. &1$+ 9>. 9?. &1$*
96.
$.Mengkaji status nutrisi klien
. /. 7. 9S. &.Mengkaji pola diet 7lien 8. M. N. 3. 4.Timbang berat badan klien B. P. #. 9asil1 0+7g . <. 0.Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi !. I#. ke"il tapi sering IT. =. 9asil1 7lien melakukan anjuran yang di sarankam
$
F. *.Menganjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yg mengandung protein dan 5it.< C.
$
9asil1 7lien mematuhi anjuran yang diberikan perawat
G. -.Meng"iptakan lingkungan yang menyenangka selama waktu makan
$
9. '.7olaborasi dengan tim gi@i dalam pemberian diet
40
1 7lien mengatakan masih meraakan mu al muntah B1 ## klien blm ada peningkatan 31Masalah teratasi sebagian P1 8anjutkan inter5ensi1 $17aji status nutrisi klien &17aji pola diet klien 41Timbang berat badan klien '17olaborasi dengan tim gi@i dalam pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan ?itamin
9;. 9R. IU.
D9 4
dengan tim gi@i dalam pemberian diet tinggi kalori,protein,karbohidrat dan 5itamin /=. $.Mengkaji faktor yang menimbulkan keletihan1
?.
$
&1&* ;. R. 6. S.
$
&14* /3. /#.
3nemia 7etidakseimbangan "airan dan elektrolit !etensi produk sampah =epresi
/7. /8. /M. /N. /B.
1 7lien mengatakan badanya masih terasa lemas B1 7lien tampak belum bisa melakukan aktifitas se mandiri 31Masalah belum teratasi P1 8anjutkan inter5ensi1
/P.
$.kaji faktor yang menimbulkan keletihan1
/F. &.Meningkatkan kemandirian dalam
$
/C.
akti5itas perawatan diri yang dapat di toleransi,
/G.
bantu jika keletihan terjadi
/9.4.Menganjurkan akti5itas alternatif sambil istirahat 0.Mengannjurkan untuk istirahat setelah
&10* /<.
$
3nemia 7etidakseimbangan "airan dan elektrolit !etensi produk sampah =epresi
/.
dialisisinstruksi dasar untuk penjelasan
/.
//.
penyuluhan lebih lanjut
/!.
akti5itas perawatan diri yang dapat di toleransi,
/.
bantu jika keletihan terjadi
&1*+
/T.
4.3njurkan akti5itas alternatif sambil istirahat
/>.
0.3njurkan untuk istirahat setelah
/?. /;.
41
&.Tingkatkan kemandirian dalam
dialisisinstruksi dasar untuk penjelasan penyuluhan lebih lanjut
"7. "*. "8. !A. !B.
42
7<. 7=. 7F.
BAB I: PENUTUP
A.!esim&ulan
7C. 7G.
Glomerunefritis merupakan penyakit perdangan ginjal
bilateral. Glomerulonefritis akut paling la@im terjadi pada anakanak 4 sampai ' tahun meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat juga terserang, perbandingan penyakit ini pada pria dan wnita &1$. 79.
GN3 ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau 5irus tertentu.6ang sering terjadi ialah akibat infeksi&. Tidak semua infeksi streptokokus akan menjadi glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. Timbulnya GN3 didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di traktus respirotorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta hemolitikus
78.
Pronosis
penyakit
pada
anakanak
baik
sedangkan
prognosisnya pada orang dewasa tidak begitu baik. 7M. 7N.
DA/TAR PU#TA!A
7B. $. Pri"e, yl5ia 3, $*. Patofisiologi! "onsep "linis Proses#proses Penyait $disi %. /akarta1 FG<. &. taf Pengajar lmu 7esehatan 3nak C7>. $%*. Glomerulonefritis &ut. /akarta1 nfomedika. 4. Fditor1
;ahab,
3.
amik.
&+++. Glomerulonefritis
Streptoous $disi '(, Vol , '*'#'*'% . /akarta1 FG<
&ut
Pasca
$+. !asyid 9., ;ahyuni . +mmunomechanisms 1f Glomerulonephritis . The ndonesian /ournal of Medi"al "ien"e &++H ?ol $ (*)1 &%&'. $$. Ni Made !enny 3 !ena, uwitra 7. Seorang Penderita Sindrom 0efriti &ut Pasca +nfesi Streptoous. /urnal Penyakit =alam &+$+H ?ol $+ (4)1 &+$&+'. 7P. KQ.
!R. !#. !T. !U. !:. !). !7. !*. !8. LA. LB.
46