ASKEP PADA BAYI PREMATUR
OLEH : ANTONIUS BILI
KP.16.01.126 KP.16.01.126
HANALISA YAWAN
KP.16.01.142
HERIBERTUS ERIK
KP.16.01.141
JULDEWI SILI GELEUK HAWAN
KP 16.01.144
MARIA FENANLAMPIR
KP.16.01.152
MAGDALENA STEFANI DALTA
KP.16.01.149
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA HUSADA YOGYAKARTA T.A 2017/2018
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun maupun pikirannya. pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi bagi para pembaca, pembaca, Untuk ke depannya depannya dapat memperbaiki memperbaiki bentuk bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan kekurangan dalam makalah makalah ini, Oleh karena itu kami kami sangat mengharapkan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah makalah ini.
Yogyakarta, Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................
Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. DAFTAR ISI
ii
................................................................................................................................iii
BAB II PENDAHULUAN ...........................................................................................................
1
A.
Latar belakang ..........................................................................................................................
1
B.
Rumusan masalah .....................................................................................................................
1
C.
Tujuan .......................................................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN TEORI .........................................................................................................
3
A.
Pengertian .................................................................................................................................
3
B.
Klasifikasi .................................................................................................................................
4
C. Etiologi ................. ................. .................. ................. .................. ................. .................. ............... 6 C.
Patofisiologi ..............................................................................................................................
9
E.Manifestasi Klinis .......................................................................................................................
10
F. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur ....................................................................................
11
G. Pemeriksaan Diagnostik : ..........................................................................................................
12
H. Penatalaksanaan .........................................................................................................................
12
I .Asuhan Keperawatan Pada bayi Prematur ..............................................................................
14
BAB IIII PENUTUP ...................................................................................................................
19
A.kesimpulan ..................................................................................................................................
19
B.Saran ...........................................................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................
iii
20
iv
BAB II PENDAHULUAN
A. Latar belakang Bayi premature adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal yaitu 37 minggu dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik. premature dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir,sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibilitas dan mortalitas neonates dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek(nelson 1988 dan saccharin 1996). Masalah
kesehatan
pada
bayi
premature,membutuhkan
asuhan
keperawatan , dimana pada bayi premature sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan – cairan dan pengobatan serta pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada
bayi
dan
anak
meliputi
peran
perawat
sebagai
advokad,fasilitator,pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien .tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi premature dengan asuhan keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
B. Rumusan masalah a. Apa yang dimaksud dengan bayi premature? b. Bagaimana dengan etiologi pada bayi premature? c. Bagaimana dengan patofisiologi pada bayi premature? d. Apa saja manifestasi pada bayi premature? e. Apa saja komplikasi pada bayi premature ? f.
Apa saja bisa dilakukan pada pemeriksaan diagnostic?
1
g. Apa saja penatalaksanaan pada bayi premature? h. Bagaimana dengan asuhan keperawatan ?
C. Tujuan a. Agar mahasiswa dapat memahami definisi pada bayi premature b. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi pada bayi premature c. Agar mahasiswa dapat memahami patofisiologi pada bayi premature d. Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinik bayi premature e. Agar mahasiswa dapat memahami komplikasi pada bayi premature f.
Agar mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnostic
g. Agar mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan pada bayi premature h. Agar mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada bayi premature
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004) Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996). Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir).(Who,2000) Dengan demikian, persalinan premature dapat terdiri dari : 1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK) 2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK). Nama lainnya dari golongan ini adalah a. Small for gestational age (SGA) b. Intra uteri grouth retardation (IUGRat) c. Inta uteri grout restriction (IUGRst) Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut u sia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu : 1. Sangat premature 2. Premature sedang
3
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus. B. Klasifikasi Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO Batasan Kriteria Keterangan Sangat premature Usia kehamilan 24-30 minggu BB bayi 1000-1500 g
Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan
fisiologis Prematur Sedang Usia kehamilan 31-36 minggu BB bayi 1501-2000 g
Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang
berat Premuatur borderline Usia kehamilan 36-38 mingu Berat bayi 2001-2499 g
Lingkaran kepala 33 cm
Lingkaran dada 30 cm
Panjang badan sekitar 45cm
Masih sangat mungkin hidup tampa dampak sisa yang berat
Perhatikan kemungkinan :
4
Ganguan napas
Daya isap lemah
tdak tahan terhadap hipotermia
mudah terjadi infeksi
Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab Penggolongan Kriteria Keterangan Golongan 1 – dapat terjadi prematur teratur tidak menimbulkan proses “rekuren” – solusio plasenta – plasenta previa – hidramnion /oligohidromnion – kehamilan ganda -kejadian persalinan prematur sangat jarang berulang dengan sebab yang sama Golongan 2 – – resiko kejadian persalinan prematur tidak dapat dikontrol oleh penderita sendiri. – – hamil usia muda ,tua (umur kurang 18 tahun atau diatas 40tahun ) – – terdapat anomali alat reproduksi – sebagian masih dapat diupayakan untuk dikendalikan – – anomali alat reproduksi sebagian sulit dikend alikan sekalipun dengan tindakan operasi Golongan3 – – faktor yang menimbulkan pesalinan prematur dapat dikendalikan sehinga kejadian prematur dapat diturunkan : – KEBIASAAN : • Merokok ketagihan obat • Kebiasaan kerja keras ,kurang tdur dan istirahat – Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan konsumsi gizi nutrisi rendah
5
– Kenali berat badan ibu hamil yang kurang – Anomali serviks, serviks inkompeten – Permasalahan yang dihadapi golongan 111,sebagian besar beraspek sosial sehingah peran nya sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat dikendalikan: – Kemampuan pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat ,merupakan program obstetr sosial – Keberhasilan nya akan dapat dirasakan masyarakan dan mempunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh , sebagai stategi sosial
C. Etiologi a. Faktor Maternal Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta b. Faktor Fetal Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996) Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature : a. Kehamilan – Malformasi Uterus – Kehamilan ganda – TI. Servik Inkompeten – KPD – Pre eklamsia – Riwayat kelahiran premature – Kelainan Rh
6
b.Kondisi medis 1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm a. Hipertensi Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat. b. Perkembangan janin terhambat Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini. c. Solusio plasenta Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada p asien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%. d. Plasenta previa Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia. e. Kelainan rhesus Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi. f. Diabetes Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan. 2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi 7
a. Kelainan bawaan uterus Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada. b. Ketuban pecah dini Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain. c. Serviks inkompeten Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam. d. Kehamilan ganda Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek. c. Sosial Ekonomi – Tidak melakukan perawatan prenatal – Status sosial ekonomi rendah – Mal nutrisi – Kehamilan remaja Faktor Resiko Persalinan Prematur : a. Resiko Demografik – Ras – Usia ( 40 tahun) – Status sosio ekonomi rendah – Belum menikah – Tingkat pendidikan rendah
8
b. Resiko Medis – Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya – Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif) – Anomali uterus – Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi) – Resiko kehamilan saat ini : Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah -masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin c. Resiko Perilaku dan Lingkungan – Nutrisi buruk – Merokok (lebih dari 10 rokok sehari) – Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain) – Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal d. Faktor Resiko Potensial – Stres – Iritabilitas uterus – Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus – Perubahan serviks sebelum awitan persalinan – Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat – Defisiensi progesteron – Infeksi (Bobak, Ed 4. 2005) C. Patofisiologi Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari fak tor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
9
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274).
E.Manifestasi Klinis Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Adapun tanda dan gejala dari bayi prematur adalah:
Berat badan 33 cm,lingkar dada 37 minggu.
kepala lebih besar dari pada badan.
kulit tipis transparan,rambut lanugo banyak,terutama pada dahi,pelipis telinga dan lengan,lemak kulit berkurang.
Lemak subkutan kurang.
Otot hipotonik lemah.
Reflek tonus otot masih lemah,reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk belum sempurna.
10
Tulang rawan dan daun telinga imature (elastis daun telinga masih kurang sempurna).
Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea(gagal nafas)
Ekstermitas : paha abduksi,sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
Kepala tidak tegak
pernapasan sekitar 45 – 50 kali/permenit,dan frekuensi nadi 100 – 140x/menit
sering anemia
Genitalia belum sempurna,labio minora belun tertutup oleh labia minora(pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
garis pada telapak kaki belum jelas dan kulit teraba halus.
F. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur a. Sindrom Gawat Napas (RDS) Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP) Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley & Wong, 1995) c. Duktus Arteriosus Paten (PDA) Suatu pembuluh darah yang dilapisi oleh otot dan memiliki fungsi khusus.apabila sensor oksigen yang normal tidak ada pada otot duktus atau karena kelemahan menyebabkan duktus tidak menutup atau hanya menutup sebagian. d. Necrotizing Enterocolitas (NEC) Suatu kondisi medis terutama pada byi prematur,dimana bagian dari usus
11
mengalami nekrosis (kematian jaringan. (Bobak. 2005)
G. Pemeriksaan Diagnostik : ~ Jumlah darah lengkap : Hb/Ht ~ Kalsium serum ~ Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO) ~ Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2 (Doengoes. Ed. 2, 2001)
H. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada bayi berat badan lahir rendah atau prematur dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Perawatan bayi dalam inkubator Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang optimal, denfan demikian dapat terciptanya suatu suhu lingkungan yang normal. Suhu lingkungan yang netral adalah suatu keadaan dimana panas yang dihasilkan dapat mempertahankan suatu suhu tubuh yang tetap. 2. Perawatan post resusitasi Dilakukan untuk mengatasi terjadinya asfiksia, yang dapat memperburuk keadaan bayi lahir prematur. 3. Perawatan bayi dengan terapi sinar Dalam perawatan ini yang perlu diperhatikan tidak saja terapinya, tetapi juga perangkat yang digunakan. Lampu yang digunakan sebaikn ya tidak dipergunakan lebih dari 500 jam, untuk menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu yang dipergunakan. 4. Menyiapkan bayi untuk transfusi tukar
12
Yang dimaksud dengan transfusi tukar adalah mengeluarkan darah dari tubuh bayi untuk ditukar dengan darah yang tidak sesuai (patologis) untuk mencegah peningkatan kadar bilirubin dalam darah. 5. Menolong bayi dalam keadaan kejang. Dengan selalu bersikap teratur dalam sebisa mungkin menolong bayi dalam keadaan kejang.
13
I .Asuhan Keperawatan Pada bayi Prematur
1.pengkajian a.Masalah yang berkaitan dengan ibu penyakit seperti hipertensi,toksemia,placenta previa,abrupsio placenta,incompeten servikal,kehamilan kembar,mal nutrisi dan diabetes melitus.status sosial ekonomi yang rendah dan tiadanya perawatan sebelum kelahiran, Riwayat kelahiran premature atau aborsi, penggunaan obat – obatan, seperti alcohol, rokok, kafein. Riwayat ibu : umur dibawah 16 atau diatas 35 tahun dan latar belakang pendidikan rendah, jarak kehamilan yang berdeketan,ataupun penyakit hubungan seksual. b. Bayi pada saat kelahiran Umur kehamilan biasanya antara 24 – 37 minggu,rendahnya berat badan pada saat kelahiran , SGA, atau terlalu besar dibanding umur kehamilan : berat biasanya kurang dari 2500 gr,kurus,lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada,kepala relative lebih besar dibanding badan,3 cm lebih besar dibanding lebar dada,kelainan fisik yang mungkin terlihat,nilai APGAR pada satu sampai lima menit,0-3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 – 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal. c.kardiovaskular. denyut jantung rata – rata 120 – 160/m pada bagian apical dengan ritme yang teratur : pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian intercostals,yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau atelektasis. d.Gastrointestinal penonjolan abdomen : pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam : refleks menelan dan menghisap yang lemah : ketidaknormalan kongenital lain. e.Integumen. Kulit yang berwarna merah atau merah muda,kekuning – kuningan, sianosis atau campuran bermacam warna : sedikit vernik kasiosa,dengan rambut lanugo di sekujur
14
tubuh,kulit tampak transparan,halus dan mengkilat,edema yang menyeluruh atau dibagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau tidak ada sama sekali, ptekie atau ekimosis. f.Muskuloskeletal tulang kapilago telinga belum tumbuh sempurna, lembut dan lunak ,tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak,gerakan lemah dan tidak aktif atau letargi. g.Neurologis Refleks dan gerakan pada tes neurologis tanpa tidak resisten, gerak refleks hanya berkembang sebagian;menelan,menghisap,dan batuk sangat lemah atau tidak efektif;tidak ada atau menurunnyatanpa neurologis;mata mungkin menutup atau mengatup apabila umur belum mencapai 25 sampai 26; suhu tubuh tidak stabil, biasanya hipotermia ; gemetar, kejang, mata berputar – putar, biasanya bersifat sementara, tetapi mungkin juga mengindikasikan adanya kelainan neurologis. h.Paru Jumlah pernapasan rata – rata antara 40 sampai 60/menit diselingi dengan apnea;pernapasan tidak teratur, dengan laring nasal (nasal melebar) dengkuran, retraksi(interkostal,suprasternal,substernal);terdengar gemerisik. i.Ginjal Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran ; ketidakmampuan untuk melarutkan eksreksi kedalam urin. j.Reproduksi bayi perempuan : clitoris yang menonjol dengan labia minora yang belum berkembang; bayi laki – laki : skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil.testis tidak turun ke skrotum. k.Sikap Tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor.
15
2.Diagnosa Keperawatan. a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi enzim. d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak mampuan merasakan dingin berkeringat. e. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif. f.Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru. g.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan den gan rapuh dan imaturitas kulit h.Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, tak til dan olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan intensive cari i.Defisit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah. 3.Rencana asuhan Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Noc Nic Rasional 1. Gangguan pertukaran O2 b/d Asfiksia Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam di harapkan gangguan pertukaran D2 kembali normal, dengan criteria hasil: – Nafas spontan – Frekuensi nafas normal 30-76x/ menit – Sianosis negatif 1.Gudance Monitor irama, kedalaman frekuensi pernafasan bayi.
16
2.Support Therapy O2 sesuai kebutuhan. 3.Teaching mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi 4.Development Environment Menciptakan lingkungan yang tenang 5.collaboration Kolaborasi pemberian obat sesuai kebutuhan 1.Mengetahui kadar O2 pada jaringan dalam batas normal/ terjadi gangguan. 2.Mempertahankan kadar O2 dalam jaringan. 3. Membuka jalan nafas dan mempermudah oksigenasi 4.memberi suasana yang tenang dan nyaman 5.Membantu menurunkan sesak 2.Resiko hipotermia b/d immaturitas transisi lingkungan ekstra uterus neonatus Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam hipotermia tidak terjadi. Kriteria hasil : Mempertahankan suhu lingkungan tetap normal dan bayi tidak kedinginan 1.Guidance Mengkaji suhu rectal/axilla setiap 2 jam bila perlu dan mengkaji status infant yeng mennjukkan stress dingin. 2.Support Menempatkan bayi dibawah pemanas/inkubator. 3.Teaching Menginformasikan kepada keluarga untuk tidak meletakkan bayi dekat dengan sumber dingin/daerah terbuka 4.development Environment Memberi lingkungan dengan suhu yang stabil
17
5.Collaboration Kolaborasi dengan ibu dan keluarga untuk menghangatkan tubuh bayi. 1.untuk memantau suhu tubuh bayi dan mengetahui sedini mungkin bila ada riwayat/keadaan yang stress terhadap singin. 2.agar suhu tubuh bayi tetap stabil 3.agar terhindar dari penurunan suhu secara mendadak akibat pengaruh lingkungan. 4.agar lingkungan tidak mempengaruhi kondisi klien 5.mengembalikan suhu tubuh kembali normal 3 Resiko infeksi b/d kerentanan bayi/immaturitas, bahaya lingkungan, luka terbuka (tali pusat) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam infeksi dapat dicegah 1.Guidance Kaji perubahan suhu tubuh serta tanda/gejala klinis yang timbul 2.Support Monitor tanda – tanda infeksi dan pantau serta rawat tali pusat bayi secara benar3.Teaching Menganjurkan orang tua atau keluarga untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh klien 4.development Environment. Memberi lingkungan yang melindungi klien dari infeksi. 5.Collaboration Kolaborasi dengan keluarga klien dan dokter.
Untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi.
Agar tanda dan gejala infeksi dapat segera diketahui.
Agar bayi terhindar dari resiko terjadinya infeksi.
mengurangi resiko terjadinya infeksi
mengurangi resiko infeksi 18
BAB IIII PENUTUP
A.kesimpulan Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir).(Who,2000) Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996)
B.Saran Diharapkan sebagai tenaga medis yaitu perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada bayi premature dan pada si ibu sehingga dapat menjadi asuhan keperawatan yang berkualitas dan dapat memberikan pelayanan secara professional.
19
DAFTAR PUSTAKA Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition, Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994 Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition, Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990 Doenges, Marilyn E., Maternal/Newborn Care Plans : Gu idelines for Client Care, F.A. Davis Company, Philadelphia, 1988
20