LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN TRIGGER 7 ASMA ATTACK Untuk Memenuhi Tugas Blok Clinical Study I I
Oleh : Fitri Ayuning Ulansari NIM. 105070200111039
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn/Ny/Nn/An. Y DENGAN ASMA ATTACK I.
II.
Identitas Klien Nama Usia Jenis Kelamin Alamat No. Registrasi Diagnosa Medis Tanggal MRS Jam MRS Tanggal Pengkajian Jam Pengkajian Nama ibu Sumber informasi
: An. Y : 14 tahun : Perempuan : Malang : 342-68-54 : Asma attack : 10 Des 2013 : 21.00 : 10 Des 2013 : 21.30 : Ny. L : Ny. L
Data Subyektif Keluhan Utama Pada jam 17.00, An. Y sesak nafas, sudah diberi obat spray tapi tidak berkurang
III.
Provocative Kehujanan sehingga batuk pilek 3 hari ini
Quality Sesak seperti diikat
Radiasi -
Skala An. Y berbicara terbata-bata-
Time Sesak terus menerus
Riwayat Penyakit Dahulu Dulu An. Y pernah opname dengan keluhan yang sama, diagnosa dokter saat itu An. Y sakit asma. An. Y memiliki alergi debu dan serbuk sari. Riwayat keluarga dengan asma atau alergi (-).
Data Obyektif Airway Jalan nafas paten Terdengar suara mengi saat ekspirasi
Breathing
RR: 32x/menit, irregular Pola nafas ekspirasi memanjang Retraksi dinding dada (+) otot bantu sternocleudomastoideus dan intercostae Sianosis (+) ronki (-) wheezing (+) Circulation Nada: 110 x/menit kuat dan regular TD: 130/90 mmHg S: 37,50C CRT 2 detik Akral dingin
Disability Kesadaran Kualitatif : 456
Kesadaran Kwalitatif : composmentis
Head to Toe Keadaan Umum Gelisah, terlihat sangat sesak, duduk tegak di kursi asma
Kepala dan Wajah - Kepala Ekspresi wajah gelisah Bentuk kepala simetris dan normal Luka, nyeri, massa (-) Wajah simetris Pertumbuhan rambut merata dan hitam -
Mata Konjungtiva anemis (-) Reflek terhadap cahaya (+) Isokor Fungsi penglihatan normal Pergerakan bola mata normal Sclera tidak ikterik
-
Telinga Sianosis (+) Bentuk telinga simetris Fungsi pendengaran normal Cairan, nyeri tekan, massa (-)
-
Hidung Sekret (+) kental kekuningan Bentuk hidung simetris Nyeri (-), nyeri tekan pada sinus (-) Warna hidung normal
-
Mulut Sianosis mukosa bibir (+) dan lembab Bentuk bibir simetris Perdarahan gusi (-)
-
Leher JVD (-), deviasi trakea (-) Nyeri tekan, massa, dan kaku kuduk (-) Kelenjar tiroid normal
Dada Wheezing (+) tanpa auskultasi dengan stetoskop Terjadi retraksi dinding dada pada saat inspirasi Bentuk dada dan pergerakan dinding dada simetris Nyeri tekan, deformitas tulang (-) Ictus cordis tidak terlihat Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
Perut dan Pinggang BU: 13x/menit Kontur abdomen supel Distensi, nyeri tekan, massa asites, kembung (-)
Pelvis dan Perineum Pelvis stabil Deformitas, nyeri (-) Kemerahan (-)
Ekstremitas CRT 2 detik Akral dingin Turgor kulit normal Sianosis (+) Bentuk kuku normal
IV.
Pemeriksaan Penunjang ECG Sinus takikardi
Ro. Toraks Hiperlusen dengan pelebaran antar iga Diagfragma letak rendah Ada penumpukan udara di daerah retrospinal Jantung tamplak dalam batas normal
BGA Pa CO2 o
: 52 mmHg
V.
VI.
o
Pa O2
: 78 mmHg
o
Sa O2
: 79%
o
pH
: 7,25
o
HCO3
: 20 meq/l
Therapi Metilpredisolon 200 mg IV bolus
Ventolin : Nacl 0,9% = 1:2 dengan nebulizer
Masker NRBM 10 l/mnt
Tindakan Resusitasi No Tgl/Jam Tindakan Resusitasi 1 10-12-13/ Pemberian NRBM
Keterangan 10 l/menit
21.35 2
10-12-13/
Pasang monitor TTV dan pulse
TD: 130/90 mmHg
21.35
oksimetri
HR: 110 x/menit RR: 32 x/menit SaO2: 79%
3
4
10-12-13/
Pemberian ventolin : NaCl 0,9%
21.40
= 1:2
10-12-13/
Evaluasi TTV dan suara nafas
22.00
Dengan nebulizer
TD: 130/90 mmHg HR: 110 x/menit RR: 24 x/menit SaO2: 85% Wheezing masih ada
5
6
10-12-13/
Pemberian ventolin : NaCl 0,9%
22.00
= 1:2
10-12-13/
Pemberian obat kortikosteroid
22.30
Dengan nebulizer
Metilpredisolon 200 mg IV bolus
7
VII.
Analisa Data No Tanda 1 DS:
Etiologi Alergen
bersihan jalan
Ny. L mengatakan anaknya sesak
Problem Ketidakefektifan
Masuk ke dalam saluran bronkus
nafas
nafas, sudah diberi obat spray tapi tidak berkurang
Ny. L mengatakan An. Y kehujanan
Timbul reaksi hipersensitif dan inflamasi
sehingga batuk
pilek 3 hari ini
Peningkatan jumlah sel goblet/
Ny. L mengatakan
sel mast di epithelium bronkus
An. Y merasakan
sesak seperti diikat
Bronkospasme dan hipersekresi
Ny. L mengatakan
mukus
An. Y berbicara terbata-bata
Ny. L mengatakan
Timbul wheezing dan peningkatan jumlah sekret
anaknya pernah opname dengan
Blokade jalan nafas
diagnosa asma dan mempunyai alergi
Ketidakefektifan bersihan jalan
terhadap debu dan
nafas
serbuk sari DO:
RR 32x/menit
Suara nafas wheezing (+)
Retraksi dinding dada (+)
Sekret kental kekuningan
2
DS:
Allergen
pertukaran gas
Ny. L mengatakan anaknya sesak
Masuk ke dalam saluran bronkus
nafas, seperti diikat, dan berbicara terbata-
Timbul reaksi hipersensitif dan inflamasi
bata
Ny. L mengatakan
Gangguan
Peningkatan jumlah sel goblet/
anaknya pernah
sel mast di epithelium bronkus
opname dengan diagnosa asma dan mempunyai alergi
Bronkospasme
terhadap debu dan serbuk sari
Ventilasi terganggu
DO:
TD: 130/90 mmHg
HR: 110 x/menit
S: 37,50C
Pa CO2 : 52 mmHg
Pa O2
: 72 mmHg
Sa O2
:70%
pH
: 7,25
HCO3
: 20 meq/l
CRT 2 detik
Sianosis mukosa
Hiperkapnia dan hipoksemia
Gangguan pertukaran gas
bibir, telinga, dan ekstremitas (+)
Akral dingin
Hasil X-ray: hiperlusen dengan pelebaran antar iga, diafragma letak rendah, ada penumpukan udara di daerah retrospinal
VIII.
Prioritas Diagnosa Keperawatan No Prioritas Diagnosa Keperawatan 1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 2
Gangguan pertukaran gas
IX. Dx. Kep 1
Intervensi Keperawatan Tgl/Jam Tujuan 10-12-13/ 21.30
Setelah dilakukan tindakan
Intervensi Keperawatan a. Posisikan pasien minimal
keperawatan selama 1x4 jam,
Rasional a. Peningkatan ekspansi dada untuk
semifowler
mengoptimalkan ventilasi dapat
jalan nafas klien paten Kriteria hasil:
dilakukan dengan posisi semifowler b. Evaluasi suara nafas,
b. Eksaserbasi atau kondisi klien persisten
RR: 16-20 x/menit
frekuensi nafas, pola nafas,
ditunjukkan dengan suara
Pola nafas reguler
dan penggunaan otot bantu
mengi/wheezing, peningkatan frekuensi
Wheezing (-)
nafas
nafas, pola nafas irregular, dan retraksi
Retraksi dinding dada (-)
dinding dada (+) c. Kolaborasi pemberian NRBM
c. Kondisi nafas klien spontan tetapi
10 l/mnt d. Kolaborasi pemberian
d. Alergen yang masuk ke dalam bronkus
ventolin : Nacl 0,9% = 1:2
menimbulkan bronkospasme sehingga
dengan nebulizer
dibutuhkan bronkodilator
e. Kolaborasi pemberian
f.
saturasi oksigen menurun
e. Alergen yang masuk ke dalam bronkus
metilpredisolon 200 mg IV
menimbulkan reaksi inflamasi sehingga
bolus
dibutuhkan kortikosteroid
Monitor tekanan darah dan nadi secara manual
f.
Mengevaluasi penggunaan obat kemungkinan menimbulkan efek samping karena pada pasien asma yang diberikan ventolin meski jarang terjadi tapi pada pasien yang sensitive
dapat terjadi hipotensi dan peningkatan denyut jantung
2
10-12-13/ 21.30
Setelah dilakukan tindakan
a. Kaji pola dan irama nafas
a. Gangguan pertukaran gas biasanya
keperawatan selama 1x4 jam,
secara fisik ditunjukkan dengan
pertukaran gas adekuat sesuai
perubahan pada pola dan irama nafas
kebutuhan tubuh
menjadi irregular, cepat, dan dalam,
Kriteria hasil:
atau pada pasien asma ekspirasi memanjang
Pa CO2 : 35-45 mmHg
Pa O2
: 80-100 mmHg
Sa O2
: >95%
pH
: 7,35-7,45
oksigen sehingga mengganggu perfusi
HCO3
: 22-26 meq/l
perifer yang ditunjukan dengan adanya
Sianosis mukosa bibir, telinga, dan ekstremitas (-)
b. Evaluasi kondisi sianosis klien dan akral klien
b. Kondisi hiperkapnia dan hipoksemia yang terjadi menurunkan pasoka
sianosis dan akral dingin c. Pasang dan monitor pulse oksimetri
c. Hipoksemia yang terjadi menyebabkan perubahan pada saturasi oksigen sehingga perlu monitoring pulse oksimetri secara berkelanjutan
d. Kolaborasi pemeriksaan ulang BGA
d. Gangguan pertukaran gas menyebabkan perubahan pada kadar gas darah yang dapat di evaluasi melalui BGA
Ttd
dapat terjadi hipotensi dan peningkatan denyut jantung
2
10-12-13/ 21.30
Setelah dilakukan tindakan
a. Kaji pola dan irama nafas
a. Gangguan pertukaran gas biasanya
keperawatan selama 1x4 jam,
secara fisik ditunjukkan dengan
pertukaran gas adekuat sesuai
perubahan pada pola dan irama nafas
kebutuhan tubuh
menjadi irregular, cepat, dan dalam,
Kriteria hasil:
atau pada pasien asma ekspirasi memanjang
Pa CO2 : 35-45 mmHg
Pa O2
: 80-100 mmHg
Sa O2
: >95%
pH
: 7,35-7,45
oksigen sehingga mengganggu perfusi
HCO3
: 22-26 meq/l
perifer yang ditunjukan dengan adanya
Sianosis mukosa bibir, telinga, dan ekstremitas (-)
b. Evaluasi kondisi sianosis
b. Kondisi hiperkapnia dan hipoksemia
klien dan akral klien
yang terjadi menurunkan pasoka
sianosis dan akral dingin c. Pasang dan monitor pulse
c. Hipoksemia yang terjadi menyebabkan
oksimetri
perubahan pada saturasi oksigen sehingga perlu monitoring pulse oksimetri secara berkelanjutan
d. Kolaborasi pemeriksaan
d. Gangguan pertukaran gas
ulang BGA
menyebabkan perubahan pada kadar gas darah yang dapat di evaluasi melalui BGA
X. Dx. Kep
Implementasi Tgl Jam 10-12-13/
21.30
Implementasi Memposisikan pasien semifowler di kursi asma
Respon Pasien S: O: Pasien bersedia duduk di kursi asma
21.35
Memberikan oksigen via NRBM 10 l/mnt
S: O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya memakai masker oksigen
21.35
Pasang monitor TTV dan pulse oksimetri
S: O: Monitor TTV menunjukkan HR 110 x/mnt TD 130/90 mmHg MAP 103,33 mmHg Monitor pulse oksimetri menunjukkan SaO2 80%
21.40
Memberikan ventolin : NaCl 0,9% = 1:2 dengan
S: -
nebulizer
O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya menggunakan nebulizer
21.55
Menanyakan apakah sesak sudah berkurang
S: Pasien menjawab iya O: Pasien tidak terlihat sangat sesak
TTD
X. Dx. Kep
Implementasi Tgl Jam 10-12-13/
21.30
Implementasi Memposisikan pasien semifowler di kursi asma
Respon Pasien S: O: Pasien bersedia duduk di kursi asma
21.35
Memberikan oksigen via NRBM 10 l/mnt
S: O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya memakai masker oksigen
21.35
Pasang monitor TTV dan pulse oksimetri
S: O: Monitor TTV menunjukkan HR 110 x/mnt TD 130/90 mmHg MAP 103,33 mmHg Monitor pulse oksimetri menunjukkan SaO2 80%
21.40
Memberikan ventolin : NaCl 0,9% = 1:2 dengan
S: -
nebulizer
O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya menggunakan nebulizer
21.55
Menanyakan apakah sesak sudah berkurang
S: Pasien menjawab iya O: Pasien tidak terlihat sangat sesak
seperti pengkajian di awal
21.55
Mengukur tekanan darah dengan tensimeter
S: O: TD 120/80 mmHg
21.56
Menghitung nadi di arteri radialis tangan kanan klien
S: O: HR 104 x/mnt
21.57
Mengukur frekuensi nafas
S: O: RR 26 x/mnt
21.57
Inspeksi suara nafas, pola nafas, penggunaan otot
S: -
bantu nafas, irama nafas, dan sianosis klien
O: Wheezing masih ada sedikit Pola nafas masih irregular Retraksi dinding dada masih ada Irama nafas semakin normal dan dalam dengan ekspirasi sedikit memanjang Sianosis masih ada pada ekstremitas saja dengan akral masih dingin
21.57
Monitor pulse oksimetri
S: O: SaO2 85%
TTD
seperti pengkajian di awal
21.55
Mengukur tekanan darah dengan tensimeter
S: O: TD 120/80 mmHg
21.56
Menghitung nadi di arteri radialis tangan kanan klien
S: O: HR 104 x/mnt
21.57
Mengukur frekuensi nafas
S: O: RR 26 x/mnt
21.57
Inspeksi suara nafas, pola nafas, penggunaan otot
S: -
bantu nafas, irama nafas, dan sianosis klien
O: Wheezing masih ada sedikit Pola nafas masih irregular Retraksi dinding dada masih ada Irama nafas semakin normal dan dalam dengan ekspirasi sedikit memanjang Sianosis masih ada pada ekstremitas saja dengan akral masih dingin
21.57
Monitor pulse oksimetri
S: O: SaO2 85%
22.00
Memberikan ventolin : NaCl 0,9% = 1:2 ke dua (II)
S: -
dengan nebulizer
O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya menggunakan nebulizer ke dua (II)
22.15
Menanyakan apakah sesak sudah berkurang
S: Pasien menjawab sudah tidak sesak O: Pasien tidak sesak dan terlihat dapat batuk dan mengelarkan sekret/ sputum
22.15
Mengukur tekanan darah dengan tensimeter
S: O: TD 120/80 mmHg
22.16
Menghitung nadi di arteri radialis tangan kanan klien
S: O: HR 100 x/mnt
22.17
Mengukur frekuensi nafas
S: O: RR 20 x/mnt
22.17
Inspeksi suara nafas, pola nafas, penggunaan otot
S: -
bantu nafas, irama nafas, dan sianosis klien
O: Wheezing tidak ada Pola nafas masih regular Retraksi dinding dada (-)
22.00
Memberikan ventolin : NaCl 0,9% = 1:2 ke dua (II)
S: -
dengan nebulizer
O: Pasien mengangguk saat ditanya kesediaannya menggunakan nebulizer ke dua (II)
22.15
Menanyakan apakah sesak sudah berkurang
S: Pasien menjawab sudah tidak sesak O: Pasien tidak sesak dan terlihat dapat batuk dan mengelarkan sekret/ sputum
22.15
Mengukur tekanan darah dengan tensimeter
S: O: TD 120/80 mmHg
22.16
Menghitung nadi di arteri radialis tangan kanan klien
S: O: HR 100 x/mnt
22.17
Mengukur frekuensi nafas
S: O: RR 20 x/mnt
22.17
Inspeksi suara nafas, pola nafas, penggunaan otot
S: -
bantu nafas, irama nafas, dan sianosis klien
O: Wheezing tidak ada Pola nafas masih regular Retraksi dinding dada (-)
Irama nafas normal Sianosis (-) dan akral hangat
22.57
Monitor pulse oksimetri
S: O: SaO2 93%
22.18
Auskultasi suara paru
S: O: Wheezing tidak ada
22.19
Memberikan Metilpredisolon 200 mg IV bolus
S: Pasien menjawab iya bersedia diberikan obat O: Obat masuk melalui injeksi di vena tangan kanan
Setiap
Observasi status respirasi dan pulse oksimetri
½ jam
S: O: Dalam rentang normal
berikutnya
Setiap
Observasi TD dan HR
1 jam
S: O: Dalam rentang normal
berikutnya
01.30
Pengambilan sampel darah arteri untuk pemeriksaan
S: Pasien menjawab iya bersedia
Irama nafas normal Sianosis (-) dan akral hangat
22.57
Monitor pulse oksimetri
S: O: SaO2 93%
22.18
Auskultasi suara paru
S: O: Wheezing tidak ada
22.19
Memberikan Metilpredisolon 200 mg IV bolus
S: Pasien menjawab iya bersedia diberikan obat O: Obat masuk melalui injeksi di vena tangan kanan
Setiap
Observasi status respirasi dan pulse oksimetri
½ jam
S: O: Dalam rentang normal
berikutnya
Setiap
Observasi TD dan HR
1 jam
S: O: Dalam rentang normal
berikutnya
01.30
Pengambilan sampel darah arteri untuk pemeriksaan
ulang BGA
S: Pasien menjawab iya bersedia
dilakukan pemeriksaan darah O: Sampel darah sudah dikirim ke laboratorium
02.00
Evaluasi hasil pemeriksaan BGA
S: O: Dalam rentang normal Pa CO2 : 45 mmHg Pa O2
: 88 mmHg
Sa O2
: 95%
pH
: 7,35
HCO3
: 22 meq/l
ulang BGA
dilakukan pemeriksaan darah O: Sampel darah sudah dikirim ke laboratorium
02.00
Evaluasi hasil pemeriksaan BGA
S: O: Dalam rentang normal Pa CO2 : 45 mmHg
XI.
Evaluasi Dx. Tgl/Jam Kep
Pa O2
: 88 mmHg
Sa O2
: 95%
pH
: 7,35
HCO3
: 22 meq/l
Evaluasi S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak O: RR 20 x/mnt Wheezing tidak ada Pola nafas masih regular Retraksi dinding dada (-) TD 120/80 mmHg HR 100 x/mnt Pasien terlihat dapat batuk dan mengelarkan sekret/ Sputum dan tidak terlihat sesak A: Masalah sudah teratasi P: Intervensi dimodifikasi untuk rawat jalan S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak
O : Pola nafas masih regular
TTD
XI.
Evaluasi Dx. Tgl/Jam Kep
Evaluasi S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak O: RR 20 x/mnt Wheezing tidak ada Pola nafas masih regular Retraksi dinding dada (-) TD 120/80 mmHg HR 100 x/mnt Pasien terlihat dapat batuk dan mengelarkan sekret/ Sputum dan tidak terlihat sesak A: Masalah sudah teratasi P: Intervensi dimodifikasi untuk rawat jalan S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak
O : Pola nafas masih regular Irama nafas normal Sianosis (-) dan akral hangat Pa CO2 : 45 mmHg Pa O2
: 88 mmHg
Sa O2
: 95%
pH
: 7,35
HCO3
: 22 meq/l
A: Masalah sudah teratasi P: Intervensi dimodifikasi untuk rawat jalan
XII.
Discharge Palning Format Discharge Planning (Pulang/Pindah Ruangan) S Klien mengatakan sudah tidak sesak O
RR 20 x/mnt Wheezing tidak ada Pola nafas masih regular Retraksi dinding dada (-)
TTD
TD 120/80 mmHg HR 100 x/mnt Pasien terlihat dapat batuk dan mengelarkan sekret/sputum dan tidak terlihat sesak Sianosis (-) dan akral hangat Pa CO2 : 45 mmHg Pa O2
: 88 mmHg
Sa O2
: 95%
pH
: 7,35
HCO3
: 22 meq/l
A
Masalah sudah teratasi
P
Intervensi dimodifikasi untuk rawat jalan
I
Edukasi perawatan (rawat jalan) dan check up ulang -
Jelaskan penggunaan obat (tujuan, 6 benar aturan minum obat, dan efek samping)
E
-
Instruksikan hindari allergen
-
Jelaskan jadwal check up ulang ke poli
Pasien mampu menjawab pertanyaan perawat tentang materi edukasi yang diberikan untuk rawat jalan
Nama pasien: Tn/Ny/Nn/An. Y (P/L) masuk rumah sakit pada tanggal10 Desember jam 21.00 WIB dengan diagnosa medis asma attack telah diberikan tindakan diatas. Untuk itu perlu perawatan lanjutan di rumah dan kunjungan rutin ke poli paru mulai tanggal 16 Desember 2012 Terapi obat yang diberikan - Ventolin spray
:
Anjuran - Hindari allergen - Check up ulang ke poli paru secara rutin Malang, 16 Desember 2013 Ttd
(____________________)