ANGGARAN LABA RUGI
ANGGARAN LABA DAN PERAN PENTINGNYA
Anggaran laba adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui bebagai aktivitas operasional yang mencakup kegiatan produksi dan penjualan di dalam suatu periode tertentu. melihat posisi sentral dan pentingnya laba bagi perusahaan sehinggan laba menjadi fase awal yang harus dirumuskan para penyusun anggaran perusahaan sebelum memasuki fase berikutnya, yaitu menentukan anggaran anggaran parsial lainnya. A. Metode
secara umum, terdapat tiga metode met ode yang dapat digunakan di dalam menyusun anggaran laba suatu perusahaan, yaitu: 1. Metode a posteriori Adalah metode penyusunan naggaran laba dimana jumlah laba ditetapkan sesudah proses perencanaan (planning) secara keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran operasional. Anggaran laba merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan itu sendiri. Laba usaha akan diketahui dengan sendirinya setelah anggaran operasional disusun perushaan. Metode ini menggunakan anggaran anggaran penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional. 2. Metode a priori Adlah metode penyusunan laba dimana jumlah laba ditentukan terlebih dulu pada awal proses perencanaan (planning) secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah laba yang ditentukan tersebut, perusahaan membuat anggaran komperhensif. Jumlah laba ditetapkan pada awal proses perencanaan akan berpengaruh secara langsung terhadap seluruh anggaran operasional. Metode ini menggunakan anggaran laba sebagai titi k tolak penyususnan anggaran operasional. operasional. 3. Metode pragmatis Adalah metode penyusunan laba, diamana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan suatu standart tertentu yang telah teruji secara empiris dan di dukung oleh pengalaman. Dengan mengguankan suatu tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman, pengharapan atau perbandingan, pihak manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaan.
FORMAT DASAR
Dari seluruh anggaran yang disusun perusahaan, mulai dari anggaran penjualan, anggaran biaya bahan baku, anggaran, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead dan anggaran biaya komersial, jiak digabungkan akan menghasilkan anggaran laba. Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran laba sebenarnya merupakan rangkuman dari keseluruhan anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Dalam pemyusunan anggaran laba, perlu dilihat lagi tentang susunan dan struktur biaya serta jenis persediaan di dalam perusahaan manufaktur seperti terlihat berikut: A. Biaya Produksi: 1. Biaya Bahan Baku Langsung 2. Biaya Tenaga Kerja Lnagsung 3. Biaya Overhead 4. Gabungan dari biaya tersebut membentuk biaya produksi, yang berarti biaya produksi adlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual. B. Biaya Operasional/Komersial: 1. Biaya Pemasaran 2. Biaya Administrasi dan Umum C. Persediaan: Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufaktur terdiri dari 3 jenis persediaan: 1. Persediaan Bahan Baku 2. Persediaan Brang Dalam Proses 3. Persediaan Barang Jadi Setelah mengetahui dan memahami klasifikasi biaya di dalam perusahaan rmanufaktur, langkah berikutnya melihat hubungan antara setiap jenis biaya, persediaan dan penjualan. Gabungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead membentuk biaya produksi. Penjumlahan biaya produksi dengan nilai persediaan awal barang jadi menhasilakn persediaan tota barang jadi. Persediaan total barang jadi dikurangi nilai persediaan akhir barang jadi menhasilkan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dikurangi nilai penjualan total menhasilkan laba kotor usaha. Laba kotor usaha dikurangi dengan biaya operasional total(gabungan biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum) menhasilkan laba usaha yang dianggarkan. Seperti pada tabel:
Tabel 7.1 Format Dasar Anggaran Laba
Penjualan Harga Pokok Penjualan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Biaya Produksi Persediaan Awal Barang Jadi Persediaan Tota Barang Jadi Persediaan Akhir Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Komersial/operasional Laba Usaha Sebelum Pajak
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) xxxx (xxxx) xxxx
Tabel 7.2 Format Anggaran Laba
Penjualan Harga Pokok Penjualan: + Persediaan bahan baku awal + Pembelian bahan baku + Persediaan total bahan baku + Persediaan bahan baku akhir - Biaya bahan baku langsung - Biaya tenaga kerja langsung - Biaya pabrikase lain: + Biaya bahan penolong + Biaya tenaga kerja penolong + Biaya lain-lain - Biaya pabrikase total + Persediaan barang dlam proses awal + Persediaan barang dlam proses total + Persediaan barang dlam proses akhir - Harga pokok produksi + Persediaan barang jadi awal + Persediaan barang jadi total + Persediaan barang jadi akhir Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional: Biaya pemasaran Biaya administrasi dan umum Biaya operasional total Laba Usaha Sebelum Pajak
xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx (xxxx) xxxx xxxx xxxx (xxxx) (xxxx) xxxx xxxx xxxx (xxxx) xxxx
Karena memiliki jenis dan struktur biaya serta jenis persediaan yang berbeda, maka dalam menyusun anggaran maupun laporan laba rugi perusahaan manufaktur memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa.
METODE A POSTERIORI
Prosedur penyusunan anggaran laba Anggaran Bia a Bahan Anggaran
Anggaran
Anggaran
Penjualan
Produksi
Biaya Tenaga
Anggaran Laba
Anggaran Biaya Anggaran Biaya
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa prosedur penyusunan anggaran laba dimulai dengan menyusun anggaran penjualan, dilanjutkan dengan anggaran produksi, kemudian anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya operasional, sehingga dapat menghasilkan anggaran laba dengan sendirinya. Artinya perusahaan tidak menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi anggaran laba disusun setelah seluruh anggaran operasional ditetapkan, anggaran laba merupakan hasil dari seluruh anggaran tersebut Ilustrasi 7.1
PT. Rakindo adalah sebuah perusahaan produsen rak buku yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Pada akhir tahun 2009, perusahaan ini menyusun anggaran operasional untuk tahun 2010. Dari anggaran operasional yang telah disusun dapat diringkas beberapa hal penting sebagai berikut: perusahaan merencanakan menjual sebanyak 5.300 unit rak dengan harga jual sebesar Rp 300.000 per unit, sehingga nilai penjualan dianggarkan sebesar Rp 1.590.000.000, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp 776.500.000, biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar 152.000.000, dan biaya overhead dianggarkan sebesar Rp 148.000.000. sedangkan untuk biaya operasional dianggarkan sebesar Rp 198.000.000. Rp 90.500.000 untuk biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum. Pada akhir tahun 2010 diperkirakan nilai persediaan yang ada sebesar Rp 125.000.000 dan pada awal tahun 2010 nilai persediaan diperkirakan sebesar Rp 73.500.000. Berdasarkan data terseut maka perusahaan dapat menyusun aggaran lab untuk tahun 2010:
Penjualan
Harga Pokok Penjualan Biaya Bahan Baku
1.590.000
776.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
152.000.000
Biaya Overhead
148.000.000
- Biaya Produksi
1.076.500.000
- Persediaan awal barang jadi
73.500.000
- Persediaan total barang jadi
1.150.000.000
- Persediaan akhir barang jadi
(125.000.000)
- Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor - Biaya Operasional
Laba Usaha Dianggarkan
(1.025.000.000) 565.000.000 (288.500.000) 276.500.000