ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam pengaplikasiannya terhadap ilmu perencanaan wilayah dan kota, ilmu analisis lokasi dan pola keruangan dibutuhkan dalam pengembangan planner skill’s untuk menentukan apakah lokasi yang akan direncanakan pembangunannya sudah sesuai atau tidak, untuk analisis pola keruangan berhubungan dengan estetika suatu lokasi yang telah terbangun yang mengarah pada penguasaan teori-teori dasar tentang lokasi maupun pola keruangan. Penentuan dalam pemilihan lokasi adalah sangat penting bahkan mutlak diperhitungkan melalui studi atau riset. Penempatan (place dalam konsep Marketing Mix) merupakan penentuan lokasi bagi bisnis bisnis ritel, Ini semakin menandakan bahwa sudah lama penentuan lokasi bisnis sangat penting dan menentukan bagi kesuksesan. Bahkan, ada pendapat yang mengatakan bahwa tiga kunci sukses bisnis ritel, yaitu pertama lokasi, kedua lokasi, dan ketiga lokasi. Pertumbuhan ritel modern di Indonesia terbilang cukup pesat terlebih dengan dimulainya era otonomi daerah yang membuat masing-masing daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomian di daerahnya guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ritel modern merupakan sumber pemasukan untuk PAD khususnya ritel modern yang berkapasitas besar seperti hypermarket atau supermarket (Bappeda Kota Bandung, 2007). Bisnis ritel sangat bergantung pada jumlah pengunjung. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung (kepadatan pengunjung untuk membeli), antara lain adalah transportasi, kelengkapan, parkir aman, dan daur hidup lokasi. Oleh karena itu, hal utama yang perlu diperhatikan jika hendak membuka suatu ritel adalah dari lokasinya. Lokasi tersebut hendaknya dapat sinergis dengan strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning. Lokasi ini akan sangat berdampak pada kelangsungan hidup dari bisnis ritel. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari critical review ini adalah untuk mengetahui implikasi teoriteori lokasi terhadap fenomena dan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi dan keruangan yang terbentuk dalam wilayah dan kota dan akan menjadi pertimbangan saat memilih suatu lokasi. 1
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
II.
2017
KONSEP DASAR TEORI LOKASI Teori lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan
ekonomi. Selain itu, Teori Lokasi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang lokasi secara geografis, serta pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain. Tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan di mana lokasi suatu kegiatan produksi itu sebaiknya dipilih. Teori lokasi membahas pertanyaan penting tentang siapa yang memproduksi barang atau jasa tertentu pada lokasi yang mana, dan mengapa memilih lokasi tersebut. Banyak kebijakan pemerintah yang melibatkan upaya untuk mengalihkan/ mengarahkan kegiatan produksi, yang pertama harus diteliti adalah dasar keputusan-keputusan lokasi awal untuk memahami dampak insentif yang dapat mengubah pola lokasi.
Teori Central Place Teori Central Place diperkenalkan pertama kali pada tahun 1933 oleh seorang Geographer Walter Christaller yang menjelaskan distribusi spasial kota dalam suatu ruang. Pada suatu pusat kota di Selatan Jerman, Christaller berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya.Teori ini membuat model perilaku para pengusaha ritel secara spasial. Christaller pertama kali mempublikasikan studinya yang berkaitan dengan masalah penentuan jumlah, ukuran dan pola penyebaran kotakota berdasarkan asumsi yang ia buat. Adapun asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain: Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam. Lokasi memiliki jumlah penduduk yang merata. Lokasi mempunyai kesempatan transport dan komunikasi yang merata. Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa.
Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi ke dua pusat pasar itu. Dalam kenyataannya, konsumen atau masyarakat tidak selalu rasional dalam memilih barang atau komoditi yang diinginkan Keterbatasan sistem tempat pusat dari Christaller ini meliputi beberapa kendala, antara lain: Jumlah penduduk. Pola aksesibilitas. Distribusi.
2
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
Bentuk
jangkauan
pelayanannya
heksagonal
sehingga
2017
model
ini
menggambarkan lokasi optimal bagi gerai ritel karena mengkombinasikan antara jarak tempuh konsumen dengan skala ekonomi optimal ritel. Teori Ekonomi Aglomerasi Ritel (Hotelling, 1993) Teori ini membuat model yang menggambarkan kegiatan ritel kedalam satu tempat guna memaksimalkan utilitas konsumen. Teori ini menyebutkan jika terdapat dua perusahaan yang menjual barang yang sama, maka mereka akan beraglomerasi di pusat pasar. Secara spesifik, perbedaan sedikit harga tidak akan membuat pelanggan beralih ke toko lain karena pelanggan memilih toko berdasarkan hal-hal non harga seperti pelayanan dari si pedagang, kualitas barang dan lain-lain. Sedangkan menurut Webber (1972) dalam Eppli dan Benjamin (1993) berpendapat bahwa teori ini akan terjadi jika konsumen berada dalam kondisi ketidakpastian dalam menemukan barang yang diinginkan di ritel tertentu. Sehingga ia akan berbelanja pada ritel yang beraglomerasi sehingga dapat mengurangi biaya pencarian dan terjadi perbandingan antar toko. Dalam hal pengelompokan perusahaan di pusat pasar akan menyebabkan ketidakefisienan secara sosial dan ekonomi bagi peritel karena terjadi tumpang tindih dalam menangkap pelanggan sehingga tidak akan tercapai ekuilibrium. Namun teori Hotelling secara sosial berguna karena mempertimbangkann keinginan konsumen dalam hal untuk membandingkan toko namun selagi harga diasumsikan tetap, aglomerasi ini juga akan bersifat tidak efisien dan tidak menguntungkan bagi konsumen. Intinya teori ini tetap emperhatikan kedua aspek yaitu produser itu sendiri dan komsumennya.
III.
ALASAN PEMILIHAN LOKASI Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota
Bogor, dengan posisi di samping pintu tol Kota Bogor dan tepat di depan Tugu Kujang (segitiga Kebun Raya Bogor- Institut Pertanian Bogor-terminal Baranang Siang), Botani Square menjadi area komersial yang paling mencolok dan mempunyai nilai tinggi. Kemudahan akses dari berbagai penjuru Kota Bogor dan sekitarnya ini juga diantisipasi dengan tersedianya area parkir yang sangat luas dan akses langsung ke tol Jagorawi. Objek unggulan dari Botani Square ini adalah Giant Hypermarket yang terdapat di Ground Floor. Giant Hypermarket menawarkan berbagai jenis barang kebutuhan rumah tangga, mulai dari kebutuhan pangan seperti makanan kalengan, makanan matang, daging dan ikan segar, sayur dan buah-buahan segar, berbagai 3
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
jenis pakaian untuk segala usia dalam berbagai mode dan peralatan rumah tangga yang lainnya dengan harga yang mampu bersaing. Sebagian besar barang yang diwarkan memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tempat belanja yang lainnya. Dikarenakan faktor kemudahan akses dari berbagai penjuru Kota Bogor dan sekitarnya, dalam waktu singkat Botani Square sudah menjadi tujuan utama berbelanja di kota Bogor. Ada beberapa tahapan yang lakukan sebelum memutuskan satu lokasi yang tepat, mulai dari pemilihan pasar (market selection), analisis area (area trading analysis), dan analisis tempat (site analysis). Pemilihan Pasar (Market Selection) Dalam proses pemilihan pasar ini, terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan seperti: 1) Tingkat
perekonomian
masyarakat.
Perhatikan
seperti
apa
tingkat
perekonomian masyarakat dalam area tersebut. Pada kasus ini tingkat perekonomian dari Botani Square adalah tingkat menengah ke atas. 2) Tingkat persaingan. Ada berapa banyak yang menawarkan produk/jasa. Jika kita berbicara mengenai minimarket, kita kalkulasi berapa minimarket yang ada dalam areal tersebut, supermarket terdekat, dan jumlah warung yang cukup besar yang berada di lingkungan tersebut. Apakah intensitas persaingan yang ada sudah membuat pasar tersebut jenuh atau belum. 3) Ukuran populasi dan Karakteristiknya. Tidak mudah mendapatkan angka yang pasti berapa jumlah populasi dari satu lokasi tertentu. Tapi, kita bisa meraba dan mendekatinya dengan beberapa cara. Misalnya dengan mencari tahu pada kelurahan setempat melalui kartu keluarganya. Untuk mengetahui karakternya lebih sulit, tapi tetap bisa diraba. Pertanyaannya apakah lokasi itu lebih banyak keluarga muda, yakni keluarga yang memiliki anak 1-2 dengan umur sekitar 6 tahunan. Ataukah lebih banyak keluarga tua, dengan anakanak 3-4 dan semuanya sudah SMA atau kuliah (tingkat pendidikan anak). Bayangkan, bagaimana sebuah toko pakaian anak-anak bisa laku kalau memang yang tinggal di lingkungan toko ini lebih banyak pasangan setengah baya dengan anak yang sudah kuliah atau baru bekerja. 4) Industri/Bisnis di lingkungan sekitar. Mengukur perekonomian yang ada di sekitar dengan memperhatikan perusahaan/pabrik/bisnis yang ada.
4
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
5) Dengan diberlakukannya UU otonomi Daerah pada tahun 2001, maka banyak sekali perubahan menyangkut ketentuan-ketentuan dalam perdagangan umum. Analisis Area Perdagangan (Trading Area Analisys) Analisis area perdagangan dalam istilah asingnya adalah sebagai trading-area analysis. Area perdagangan adalah suatu wilayah di mana beberapa perusahaan menjual barang atau jasa secara menguntungkan. Luas suatu trading area dapat bervariasi bergantung pada jenis gerai. Sebelum suatu toko atau pusat perbelanjaan didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Area pengganti dapat menjadi alternatif jika area pertama kurang potensial. Area perdagangan adalah suatu wilayah di mana beberapa perusahaan menjual barang atau jasa secara menguntungkanDalam analisi area perdagangan dibagi menjadi dua daerah utama, yaitu : 1) Area primer (primary trading area) yang meliputi sebagian besar pelanggan dalam area yang kita pilih dan merupakan orang-orang dengan tingkat pembelian potensial tertinggi. Kita bisa melihatnya dari segi jumlah atau orang yang paling mudah mencapai. Area Primer dari Botani Square adalah para mahasiswa IPB, yang letak kampusnya persis berada di samping daripada Botani Square itu sendiri. 2) Area sekunder (secondary trading area). Disini kita melihat mereka yang akan menjadi pelanggan potensial yang berada di luar primary trading area. Biasanya, jarak dan waktu tempuh mereka ke lokasi jauh lebih tinggi dibandingkan yang berada di area primer. Untuk dapat lebih rinci dengan potensial penjualan yang akan diprediksi, kita barangkali harus menghitung apa yang disebut penjualan potensial (sales potential) yang bisa kita dekati dengan asumsi-asumsi. Dengan demikian, mau tidak mau kita membutuhkan data jumlah keluarga, besarnya pengeluaran yang dikeluarkan rumah tangga untuk produk tertentu, dan pangsa pasar anda, sesuatu yang sangat sulit sekali
mendapatkannya
di
Indonesia.
Bagaimanapun
pebisnis
perlu
menggunakan asumsi-asumsi agar potensi penjualan dapat ditetapkan. Intinya,
analisis
karakter
populasi
yang
telah
dilakukan
pada
saat
menganalisis pasar, pada analisis ini dilakukan secara lebih detail lagi. Dari segi jenis kelamin, tren pertumbuhan, pendidikan, umur dan banyaknya anggota keluarga (family size) sangat penting kita perhatikan. Area sekunder yang ingin dicapai adalah para eksekutif muda, ibu rumah tangga, dan tidak 5
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
lupa tentunya para pelancong yang datang ke kota Bogor. Hal ini disebabkan karena letak Botani Square yang strategis yaitu berada di dekat pintu tol Jagorawi, dekat dengan terminal bus Bogor, dan juga dekat dengan Kebun Raya Bogor. Analisis Lokasi (Site Analysis) Pengertian dalam analisis Lokasi (Site Analysisis) adalah kita memiliki informasi penting tentang pasar dan lingkungan sekitar. Pada analisis tahap akhir ini, kita telah memiliki informasi penting tentang pasar dan lingkungan sekitar. Kini kita siap untuk menggali informasi yang terkait langsung dengan tempat. Misalnya, berapa harga sewa tempat disana, biaya konstruksi dan lain-lain. Faktor keamanan lingkungan mendapatkan tenaga kerja di sekitar tempat, termasuk faktor yang di amati pada tahap ini. Pada analisis ketiga ini, sekaligus melakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi. Secara garis besar, terdapat tiga pilihan yang dimiliki oleh para pebisnis : 1) Di pusat perbelanjaan (mall, trade centre, kompleks ruko dan lain-lain) 2) Di tengah kota / keramain 3) Berdiri sendiri secara terpisah.
Karena tempatnya berada di tengah kita, maka tempat di tengah kota biasanya memiliki beberapa keuntungan seperti berikut : 1) Biaya sewa biasanya sedikit lebih kecil dari pusat perbelanjaan (mall). 2) Kendaraan umum lebih banyak tersedia. 3) Kita bisa dengan bebas mengatur jadwal buka dan tutup toko.
Namun tidak selamanya lokasi yang berada di tengah kota itu aman, beberapa kelemahan yang menonjol seperi di bawah untuk di hindari: 1) Tingkat kriminalitas cenderung tinggi. 2) Tingkat kemacetan jalan raya tinggi serta sulit mendapatkan areal perparkiran. 3) Ada kecenderungan buruknya aspek perawatan bagi gedung ditengah kota karena mahalnya biaya perawatan. 4) Pada malam hari, toko-toko buka dalam waktu terbatas.
IV.
FAKTOR-FAKTOR LOKASI Dari hasil analisa lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan makro serta
lingkungan mikro dan analisis lingkungan internal, maka salah satu metode untuk 6
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
menganalisa situasi suatu perusahaan yang kaitannya dengan strategi pemasaran, dilakukan identifikasi penyesuaian antara faktor-faktor yang menyebabka berdirinya Giant Botani Square. Berbicara mengenai lokasi, maka seharusnya berbicara bagaimana cara pelanggan dengan mudah mengunjungi toko tersebut. Jarak dari lokasi pelanggan ke toko merupakan faktor yang sangat penting. Karena itu pula membahas soal jarak, sekaligus membicarakan tentang pasar bagi toko tersebut. Penduduk diasumsikan berada pada tingkat yang sama akan tersebar merata di seluruh wilayah sehingga jarak adalah satu-satunya hambatan bagi konsumen dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan teori central place terdapat dua hal mendasar yang menjadi pertimbangan yaitu jarak dan ambang batas yaitu : Range (jarak). Merupakan jarak yang harus ditempuh penduduk untuk mencapai pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Misalnya seseorang ingin membeli kue di pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat tinggal orang tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli kue. Apabila jarak ke pasar tersebut terlampau jauh maka penduduk cenderung akan mencari barang dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat. Threshold (ambang batas) Merupakan jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan demi kelangsungan usahanya. Konsumen inilah yang menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan. Dari komponen range dan threshold lahir prinsip optimalisasi pasar (market optimizing principle). Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk lingkaran bertemu dengan pusat yang lain maka akan terjadi daerah yang bertumpukan.
Gambar 1. Ilustrasi range dan threshold
7
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
Perkembangan ritel modern di Indonesia dimulai pada tahun 1968 dimana hanya terdapat satu supermarket. Kemudian setelah tahun 1983, jumlah ritel modern (termasuk minimarket) meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan peningkatan pendapatan per kapita di Indonesia. Namun pertumbuhan ritel modern sempat terhambat dengan adanya krisis ekonomi pada tahun 1998 sehingga jumlah supermarket menurun sebesar 13% (Natawidjadja, 2005). Pada negara maju, jenis ritel modern yang berukuran besar seperti Supermarket dan Hypermarket umumnya berlokasi di daerah pinggiran kota dan jauh dari keramaian dengan tujuan melayani masyarakat pinggiran kota tanpa harus membebani lahan di pusat kota. Namun di Indonesia tidak semua ritel modern berkapasitas besar berlokasi di pinggir kota karena seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran lokasi pendirian menjadi ke pusat kota. Terdapat banyak faktor, baik yang kualitatif maupun kuantitatif yang dipertimbangkan dalam memilih sebuah lokasi. Dan berdasarkan analisis bahwa faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah kemudahan mencapai lokasi, mudah transportasi umum, lapangan parkir luas, parkir aman dan nyaman, pelayanan parkir baik, tarif parkir murah, kelengkapan produk, harga produk murah, promosi menarik, dan fasilitas lengkap.
V.
IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota
Bogor, yaitu tepat di pusat kota, dimana depan Botani square adalah Tugu Kujang, tugu kebanggaan dan simbol ciri khas kota Bogor. Dengan posisi di samping pintu tol Kota Bogor dan tepat di depan Tugu Kujang (segitiga Kebun Raya Bogor- Institut Pertanian Bogor-terminal Baranang Siang), Botani Square menjadi area komersial yang paling mencolok dan mempunyai nilai tinggi. Selain itu Giant Botani Square terletak dekat dengan terminal Bus Bogor (Baranang Siang), dan juga pintu keluar tol Jagorawi Bogor. Dengan letaknya yang strategis, sehingga memudahkan para konsumen mencapai lokasi tersebut dengan angkutan umum (angkot). Seperti kita ketahui, Bogor mendapat julukan kota seribu (1000) angkot, dimana kecenderungan masyarakat dan kemampuan ekonomi warga Bogor yang memungkinkan berpegian dengan menggunakan angkot, maka untuk datang ke Giant Botani Square cukup mudah dengan menggunakan angkot, dimana banyak angkot yang melintas di depan dari Giant Botani Square. Sesuai dengan daur hidup lokasi dari Giant Botani Square, yaitu berada diantara tahap kanak-kanak sampai dewasa, maka memungkinkan Giant 8
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
dapat menguasai pasar yang terdapat di bogor, karena Botani Square masih terus berkembang, sehingga masih memungkinkan para pengunjung untuk datang ke Giant. Dan minat konsumen yang tinggi untuk datang mengunjungi. Analisis Lokasi Giant Botani Square Dari hasil analisa lingkungan, terdapat banyak faktor baik yang kualitatif maupun kuantitatif yang dipertimbangkan dalam memilih sebuah lokasi. Beberapa faktor ini lebih penting dari faktor lainnya, sehingga manajer dapat menggunakan bobot untuk membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Giant Botani Square Berdasarkan aspek lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan makro serta lingkungan mikro dan aspek lingkungan internal, maka dilakukan analisa situasi suatu perusahaan yang kaitannya dengan strategi pemasaran, dilakukan identifikasi penyesuaian antara faktor-faktor kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, sebagai berikut :
Gambar 2 . Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan ancaman Giant Botani Square
Dari berbagai analisis dapat di simpulkan bahwa ada beberapa strategi dalam penentuan lokasinya yaitu sebagai berikut : Strategi konsentrasi , Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal, Strategi Turn arround, Strategi Stabilitas, Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal atau stabilitas suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan, Strategi Divestasi, Strategi Diversifikasi konsentrik, Strategi diversifikasi konglomerat, Strategi likuidasi. Berikut adalah tabel Matriks SWOT Giant Botani Square : 9
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
Gambar 3. Matrik SWOT Giant Botani Square
Analisis Lokasi Pemeringkatan Faktor: Tabel 1. Analisis Lokasi pemeringkatan Faktor
(Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14 April 2012)
10
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
2017
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
Analisis Metode Pusat Gravitasi Metode gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Merupakan teknik matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Karena jumlah container yang dikirim setiap bulan mempengaruhi biaya, maka jarak tidak dapat menjadi satu-satunya kriteria utama, Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimallkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah container yang dikirim. Untuk menemukan lokasi “pusat” untuk membangun semua gudang baru, maka yang perlu diperhitungkan adalah seperti berikut: Tabel 2 . Jumlah Kiriman Kontainer
Koordinat x pusat gravitasi :
Koordinat y pusat gravitasi adalah :
Jadi dapat disimpulkan bahwa Koordinat Pusat Gravitasi terletak di (108;141,2) yang ditunjukan pada gambar seperti di bawah. Giant dapat mempertimbangkan pusat gudang mereka dipindahkan ke daerah tersebut, yaitu di daerah Jalan Sudirman, atau lebih tepatnya di daerah pengadilan seperti koordinat yang ditunjukan tersebut.
11
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
Analisis Citra Menggunakan Metode Likert. Berdasarkan analisis pendahuluan disimpulkan bahwa faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah Kemudahan mencapai lokasi, Mudah transportasi umum, Lapangan parkir luas, Parkir aman, Parkir nyaman, Pelayanan parkir baik, Tarif parkir murah, Kelengkapan produk, Harga produk murah, Promosi menarik, Pelayanan personel baik, Fasilitas lengkap. Dengan mengambil responden sebanyak 100 orang maka hasil yang diperoleh adalah Penggunaan semantic differtial hanya dapat diterapkan pada analisis individual. Citra yang digambarkan di atas dimiliki hanya satu orang responden. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kalau kita ingin melakukan analisis agregrat atas sekelompok orang? Cara ini tentu tidak bisa. Untuk mengatasinya, maka bentuk pertanyaannya perlu diubah kedalam skala likert. Tabel 3. Analisis Citra Menggunakan Metode Likert
12
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
Hubungan Antara Analisis SWOT, Lokasi dan Citra Analisis SWOT di gunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari objek penelitian yaitu Giant Botani Square, yang kemudian faktorfaktor tersebut dipergunakan dalam kuisioner yang akan di bagikan kepada konsumen untuk mengukur citra dengan menggunakan skala likert. Hubungan antara analisis SWOT dengan analisis lokasi adalah, dari semua faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang ada, dapat ditarik satu kesimpulan atau riset, dimana letak gudang atau pusat disribusi dari Giant agar dapat optimall dalam melakukan distribus terhadap cabang-cabang Giant sekota bogor. Di sini bukan hanya dalam mendistribusikan barang ke Giant Botani Square saja, akan tetapi ke Giant Taman Yasmin, Giant Pangrango Plaza dan juga Giant Pajajaran. Dari analisis lokasi yang diteliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa letak Gudang atau Pusat Distribusi terletak di sekitar Jalan Sudirman, atau lebih tepatnya di daerah Pengadilan. Dari daerah Pengadilan tersebut, maka diharapkan saluran
13
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
distribusi Giant sekota Bogor dapat terpenuhi dan lebih optimal. Hubungan antara analisis lokasi terhadap citra adalah pokok utama dari pembahasan penelitian saya. Faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur citra toko, diambil dari faktor-faktor lokasi yang menjadi bahan pertimbangan baik atau tidaknya citra tersebut terkait dengan lokasi dari objek penelitian saya yaitu Giant Botani Square. Dari keseluruhan baik Giant Botani Square sudah dapat dikatakan memiliki citra yang baik, hanya beberapa faktor saja yang perlu di benahi agar citra dari Giant lebih baik lagi dimata konsumen.
VI.
KESIMPULAN Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam menjalan bisnis ritel adalah
LOKASI, Lokasi dan Lokasi. Giant Botani Square terkategori sebagai Hypermarket, dikarenakan luasnya antara 80.000–220.000 kaki persegi. Giant Botani Square berada pada kawasan Mall Regional yang berkonsepkan pada Mall One Stop Shopping. Giant Botani Square berada pada tahap diantara kanak-kanak sampai dewasa pada daur hidup lokasi, ini dapat dilihat dengan umur dari Giant Botani Square yang sampai saat ini belum mencapai di atas dari 10 tahun, dan juga masih terus berkembangnya Giant ini. Kekuatan pada salah satu Giant belum tentu menjadi kekuatan pada Giant lain, begitu juga dengan kelemahan satu Giant belum tentu menjadi kelemahan pada Giant lebih, bahkan kekuatan di satu Giant bisa menjadi kelemahan di Giant lain, dan sebaliknya. Gudang atau Pusat Distribusi yang cocok bagi Giant di kota Bogor adalah di Jalan Sudirman, atau lebih tepatnya di sekitar area jalan Pengadilan. Ini terlihat pada analisis lokasi yang dilakukan. Bila pusat Gudang atau Distribusi terletak di jalan pengadilan, maka pendistribusian barang ke cabang Giant sekota bogor akan berlangsung secara optimal. Dari hasil analisis terhadap citra toko, dapat disimpulkan bahwa Giant Botani Square baik dalam hal lokasi yang strategis, mudahnya transportasi umum, parkir aman, parkir nyaman, pelayanan parkir baik, dan kelengkapan produk. Sedangkan untuk factor tariff parkir, Giant Botani Square becitra kurang baik karena tarif parkir di sana mahal. Sedangkan pada factor-faktor lain dianggap biasa saja jika dibandingkan dengan Hypermart yang sejenis di kota Bogor.
14
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Kekurangan
Kelebihan
Dalam analisis ada yang Jurnal belum
disertai
disertai
dengan
dengan rekomendasi
perhitungan yang detail
Jurnal disertai gambar, grafik, dan
table
mendukung
yang
dapat
materi
jurnal
tersebut Terdapat
materi-materi
lengkap
untuk
yang
mendukung
penelitian
SARAN 1) Pusat Gudang atau Distribusi sebaiknya diletakkan di Jalan Sudirman atau lebih tepatnya di Jalan Pengadilan agar dalam pendistribusian barang ke cabang Giant se kota Bogor dapat dioptimalkan lagi. 2) Dalam jurnal jika ada analisis yang mempunyai hitungan maka lebih baik jika perhitungan tersebut ditampilkan di dalam jurnal, agar pembaca memahami isi pembahasan dari jurnal tersebut dan memahami pula cara perhitungan dalam metode analisis.
VII.
LESSON LEARNED Dari pembahasan diatas, pembelajaran (lesson Learned) yang dapat diambil
adalah: 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi Giant Botani Square ini adalah teori central place yang dapat dijadikan perkembangan dan kebijakan ritel modern di Indonesia. 2) Penentuan lokasi pasar menurut dipengaruhi Teori Central Place oleh jarak dan ambang batas. 3) Berdasarkan analisis bahwa faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah kemudahan mencapai lokasi, mudah transportasi umum, lapangan parkir luas, parkir aman dan nyaman, pelayanan parkir baik, tarif
15
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR
2017
parkir murah, kelengkapan produk, harga produk murah, promosi menarik, dan fasilitas lengkap. 4) Beberapa tahapan yang lakukan sebelum memutuskan satu lokasi yang tepat, mulai dari pemilihan pasar (market selection), analisis area (area trading analysis), dan analisis tempat (site analysis). DAFTAR PUSTAKA Nurendah, Yulia dan Mulyana, Mumuh. 2012. Analisa Strategi Lokasi Ritel dan Citra Toko Giant Botani Square Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14 April 2012. Santoso, Eko. Umilia, Ema. Aulia, Belinda. Diktat Mata Kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Surabaya. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP ITS.
16
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN