5
vii
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ANALISIS SISTEM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PADA PENGRAJIN MEBEL KAYU
(Studi Kasus di UKM Mebel Kayu, Kaliurang KM 13,5, Sleman)
Disusun Oleh Kelompok G-8:
Muhammad Ulil Albab 11522374
Gustio Elfindo 11522143
Ilham Fadhillah 11522328
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2013
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
ANALISIS SISTEM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PADA PENGRAJIN MEBEL KAYU
(Studi Kasus di UKM Mebel Kayu, Kaliurang KM 13,5, Sleman)
Disusun Oleh Kelompok G-8:
Muhammad Ulil Albab 11522374
Gustio Elfindo 11522143
Ilham Fadhillah 11522328
Kalab APK & EAmarria Dila Sari, S.T, M.ScAsisten PembimbingNurmala PusfitasariKalab APK & EAmarria Dila Sari, S.T, M.ScAsisten PembimbingNurmala Pusfitasari
Kalab APK & E
Amarria Dila Sari, S.T, M.Sc
Asisten Pembimbing
Nurmala Pusfitasari
Kalab APK & E
Amarria Dila Sari, S.T, M.Sc
Asisten Pembimbing
Nurmala Pusfitasari
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Praktikum
Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi
Yogyakarta, Juli 2013
TELAH DIPERIKSA DAN DISAHKAN OLEH
Kata Pengantar
Alhamdulillaahirabbil'alamin segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir Praktikkum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Shalawat dan selam peneliti haturkan kepada cinta kasih penulis baginda rasulullah saw beserta seluruh keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummatnya yang terus beristiqomah berpegang teguh dalam indah islam dan iman.
Pertama peneliti ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Ammaria Dila Sari S.T, M. Eng yang telah membimbing kami pada semester kali ini.
Penulis tuturkan juga rasa terima kasih kepada segenap Asisten Laboratorium Fisiologi dan Pengukuran Kerja khusunya Asisten pembimbing kelompok G – 8 saudari kami Nurmala Pusfitasari yang turut membantu studi peneliti pada praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi semester genap ini.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan pada laporan penelitian ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ini bermanfaat bagi orang – orang yang membacanya. Amin
Jogjakarta, 17 Juni 2013PenelitiKelompok G - 18 Jogjakarta, 17 Juni 2013PenelitiKelompok G - 18
Jogjakarta, 17 Juni 2013
Peneliti
Kelompok G - 18
Jogjakarta, 17 Juni 2013
Peneliti
Kelompok G - 18
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iv
DAFTAR ISI v
Abstrak vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1 Ergonomi 4
2.2 Postur Kerja 5
2.3 Biomekanika 7
2.4 Antropometri 9
2.5 Usabilitas 11
2.6 Lingkungan Kerja Fisik 12
2.7 Jurnal atau Artikel 14
BAB III METODE PENELITIAN 15
3.1 Objek Penelitian 15
3.2 Metode Pengumpulan Data 15
3.2.1 Primer 15
3.2.2 Sekunder 15
3.3 Kerangka Penyelesaian Masalah 16
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 18
4.1 Pengumpulan Data 18
4.1.1 Postur 18
4.1.2 Biomekanika 20
4.1.3 Antropometri 21
4.1.4 Lingkungan Kerja Fisik 23
4.2 Pengolahan Data 25
4.2.1 Postur 25
4.2.2 Biomekanika 30
4.2.3 Antropometri 34
4.2.4 Lingkungan Kerja Fisik 41
BAB V PEMBAHASAN 43
5.1 Postur 43
5.1.1 Analisis menggunakan assessment RULA 43
5.1.2 Analisis menggunakan assessment REBA 44
5.2 Biomekanika 45
5.2.1 Analisis RWL dan LI 45
5.2.2 Analisa MPL 45
5.3 Anthropometri 45
5.3.1 Analisis Data Manual 45
5.3.2 Analisis Data SPSS 48
5.3.3 Deskripsi Produk 48
5.3.4 Gambar Design Produk 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 51
6.1 Kesimpulan 51
6.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
Abstrak
Aplikasi dari perancangan sistem kerja dan ergonomi digunakan untuk melakukan perbaikan sistem kerja pada pengrajin mebel kayu. Tarwaka (2004)menyatakan bahwa tujuan dari ergonomi agar tercipta keseimbangan rasional dari berbagai aspek. Frankel dan Nordin menyatakan biomekanika digunakan untuk menjelaskan konsep fisika dan teknik pada gerakan dan gaya yang bekerja pada tubuh. Pada penelitian ini digunakan metode REBA dan RULA untu menganalisis postur kerja operator. Selain itu digunakan metode RWL dan MPL untuk memperoleh hasil berupa analisis beban kerja serta penggunaan data antropometri dalam rangka pembuatan design produk yang sesuai.Diperoleh kesimpulan bahwa posisi kerja yang buruk dapat memperbesar terjadinya resiko sidera pada pekerja. Pada metode RULA diperoleh skor 5 dimana perlu segera dilakukan pemeriksanaan. Pada metode REBA diperoleh skor akhir 5 yang mengandung arti perlu dilakukan perbaikan.Operator perlu melakukan istirahat yang cukup guna mengurangi resiko cidera, meski sejauh pengamatan pekerja belummerasakan keluhan cidera tulang belakang. Adapun nilai Liakhir sebesar 0,912dyang berarti operator tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Nilai gaya kompreso diperoleh sebesar 2611,41 sehingga pekerjaan yang dilakukan itu aman.Pada pembuatan produk dibuat suatu produk yang membantu dalan pengangkutan barang untuk mengurangi cidera pada pekerja.Diperoleh hasil bahwa vibrasi dan kebisingan memperngaruhi pekerja dalam pembuatan titik paku pada meja. Kebisingan tertinggi adalah 71,2 db dan terendah 58,8 db. Sedangkan nilai vibrasi tertinggi 3,2 m/s2 dan terendah 2,7 m/s2. Adapun nilai outputnya tertinggi 8 buah dan terendah 6 buah titik paku.
Kata Kunci:Ergonomi, REBA, RULA, Cidera, RWL, MPL
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah peduduk mencapai 250 juta jiwa berdasarkan data dari bank dunia tahun 2012. Hal ini yang mendorong berbagai sektor dalam bidang perekonomian yang terus berkembang, diantaranya sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Berdasarkan dari data yang diperoleh dari pusat data kantor berita antara pada tahun 2013 ada sekitar 55,2 juta UKM yang ada di Indonesia. Besarnya potensi yang ada untuk menggerakkan sektor ekonomi riil tentu membantu perekonomian Indonesia. Hal itu juga mendorong peneliti untuk mencari tau permasalahan apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha secara langsung. Besarnya potensi ini tidak terlepas dari masalah yang ada. Baik masalah yang berasal dari pengambil kebijakan maupun masalah dari pelaku usaha kecil menengah itu sendiri. Seperti, minimnya modal maupun kurangnya pelatihan dari pihak terkait kepada pelaku usaha.
Berdasarkan data mengenai kinerja UKM yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, bahwa kinerja UKM pada tahun 2000-2003 semakin meningkat. Kemungkian hal in terjadi karena banyaknya sebaran dari sektor UKM yang sangat banyak. Baik dari sektor formal maupun informal.
Dalam Penelitian kali ini, peneliti mencoba mengangkat salah satu permasalahan khusus yang dialami oleh pelaku usaha kecil menengah mengenai kurangnya SDM yang memiliki kemampuan lebih dibanding SDM normal atau awam terhadap bidang yang ditekuninya. Fokus peneliti pada penelitian kali ini adalah ingin mengetahui sikap posisi kerja dalam proses pembuatan produk. Kemudian peneliti menganalisa beberapa posisi sikap kerja, sehingga peneliti mampu merumuskan sebuah model sikap kerja yang baik agar diterapkan oleh operator itu sendiri.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti memilih penelitian dengan tema perbaikan posisi kerja dan pembuatan design alat bantu untuk meringankan beban kerja operator pada proses pembuatan meja. Dengan metode Biomekanika, bisa didapatkan nilai RWL dan MPL. Kemudian dengan menggunakan analisis postur, peneliti bisa menganalisa posisi sikap kerja saat operator bekerja. Dengan menggunakan kedua metode tadi peneliti juga akan memberikan solusi yang mungkin mengenai perbaikan posisi kerja dan pembuatan design alat bantu untk meringankan beban kerja operator. Sehingga proses produksi yang ada dapat berjalan dengan optimal.
Tempat yang dipilih peneliti pada penelitian kali ini adalah tempat pembuatan kerajinan meubel di Jl. Kaliurang KM 13,5. Peneliti mencoba menganalisa permasalahan yang telah disebutkan dengan melihat posisi kerja ketika operator melakukan proses produksi pembuatan meja.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana analisis postur kerja operator berdasarkan metode REBA dan RULA?
Bagaimana analisis beban kerja yang dialami operator berdasarkan metode RWL dan MPL?
Bagaimana desain produk yang sesuai untuk operator dari data antropometri?
Bagaimana kemudahan operator dalam mengoperasikan alat kerja ketika melakukan pekerjaan?
Bagaimana analisis pengaruh LKF (Lingkungan Kerja Fisik) terhadap kinerja operator?
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Pengamatan dilakukan hanya pada proses pembuatan meja.
Pengamatan hanya dilakukan pada satu operator.
Pengamatan hanya dilakukan pada satu usaha kecil menengah, yang terletak disekitaran Jl. Kaliurang KM. 13,5.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui analisis postur kerja operator berdasarkan metode REBA dan RULA.
Mengetahui analisis beban kerja yang dialami operator berdasarkan metode RWL dan MPL
Mengetahui desain produk yang sesuai untuk operator dari data antropometri.
Mengetahui analisis pengaruh LKF (Lingkungan Kerja Fisik) terhadap kinerja operator
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
Bagi Peneliti
Peneliti bisa lebih memahami kendala – kendala yang dialami oleh objek yang peneliti amati dan mampu memberikan solusi bagi objek dari permasalahan yang dihadapi.
Bagi Perusahaan
Mengetahui upaya dalam meningkatkan kinerja operator sehingga bisa lebih optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Istilah "ergonomi" berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto, 2008). Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman . Ruang Lingkup Ergonomi
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja (Oborne, 1955).
Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).
Postur Kerja
Postur kerja atau sikap kerja adalah posisi kerja secara alamiah dibentuk oleh tubuh pekerja akibat berinteraksi dengan fasilitas yang digunakan ataupun kebiasaan kerja. Sikap kerja yang kurang sesuai dapat menyebabkan keluhan fisik berupa nyeri pada otot (Musculoskletal Disorder). Hal ini disebabkan akibat dari postur kerja yang tidak alamiah yang disebabkan oleh karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Beban fisik akan semakin berat apabila pada saat postur tubuh pekerja tidak alamiah yaitu gerakan punggung yang terlalu membungkuk, posisi jongkok, jangkauan tangan yang selalu disebelah kanan dan lain-lain. Dengan demikian perlu dirancang sebuah postur kerja dan fasilitas kerja yang ergonomis untuk memberikan kenyamanan kerja untuk mencegah keluhan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas.
Metode REBA
REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja.
Cumulative Trauma Disorders (CTD'S)
Cumulative Trauma Disorders (dapat disebut sebagai Repetitive Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain buruk yaitu desain alat/sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal serta penggunaan perkakas/handtools atau alat lain yang terlalu sering (Tayyari & Smith, 1997).
Empat faktor penyebab timbulnya CTD:
Penggunaan gaya yang berlebihan selama gerakan normal.
Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada pada posisi normal. Misalnya, bahu yang terlalu terangkat, lutut yang terlalu naik, punggung terlalu membungkuk, dan lain – lain.
Perulangan gerakan yang sama secara terus – menerus.
Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi
Metode RULA
Metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu metode yang memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja. Metode ini digunakan untuk mengambil nilai postur kerja dengan cara mangambil sampel postur dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko berbahaya bagi kesehatan si pekerja, lalu diadakan penilaian/scoring. Setelah didapat hasil dari penilaian tersebut, kita dapat mengetahui postur pekerja tersebut telah sesuai dengan prinsip ergonomi atau belum, jika belum maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan. Metode ini menggunakan diagram body postures dan tiga tabel penilaian (tabel A, B, dan C) yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Melalui metode ini akan didapatkan nilai batasan maksimum dan berbagai postur kerja. Nilai batasan tersbut berkisar antara nilai 1-7.
Tujuan dari metode RULA adalah:
Menyediakan perlindungan yang cepat dalam pekerjaan.
Mengidentifikasi usaha yang dibutuhkan otot yang berhubungan dengan postur tubuh saat kerja.
Memberikan hasil yang dapat dimasukkan dalam penilaian ergonomi yang luas.
Mendokumentasikan postur tubuh saat kerja, dengan ketentuan:
Tubuh dibagi menjadi dua grup yaitu A (lengan atas dan bawah dan pergelangan tangan) dan B (leher, tulang belakang, dan kaki).
Jarak pergerakan dari setiap bagian tubuh diberi nomor.
Scoring dilakukan terhadap kedua sisi tubuh, kanan dan kiri.
Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan–gerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran ( biologi dan fisiologi ). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Menurut Caffin dan Anderson (1984), occupacional biomechanics adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja dan lain-lain untuk meningkatkan performansi dan meminimisasi kemungkinan cidera.
Menurut Chaffin dan Anderson (1984), Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
General Biomechanics
General Biomechanics adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai hukum – hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Dibagi menjadi 2, yaitu:
Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
Biodinamics adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran gerakan– gerakan tubuh tanpa mempertim-bangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik) (Tayyari, 1997).
Occupational Biomechanics
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat. Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung (Connective Tissue) dan otot
Recommended Weight Limit (RWL)
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:
Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan beban di tengah – tengah pekerjaan.
Beban diangkat dengan kedua tangan.
Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.
Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH (1991)
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan persamaan:
LI= (Load weight)/(Recommended Weight Limit)= L/RWL
Keterangan:
Jika LI 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Antropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata "anthropos (man)" yang berarti manusia dan "metron (measure)" yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitive antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomic sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannya pun bisa dirubah-rubah.
Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis.
Beberapa pengolahan data yang harus dilakukan pada data antropometri (Nurmianto, 1996 & Tayyari, 1997) adalah :
Kecukupan data
N'=[ks(NX2)-X2X]2
K = Tingkat kepercayaan
Bila tingkat kepercayaan 99%, maka k = 2,58 3
Bila tingkat kepercayaan 95%, maka k = 1,96 2
Bila tingkat kepercayaan 68%, maka k 1
s = derajat ketelitian
apabila N' < N, maka data dinyatakan cukup.
Keseragaman Data
Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB)
BKA = X + kσ
BKA = X - kσ
σ = standar deviasi
σ=( X-Xi)2N-1
Persentil
Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut (Tayyari & Smith 1997).
Pada umumnya, persentil yang digunakan adalah
P5 = X – 1,645σ
P50 = X
P95 = X + 1,645σ
Tujuan penggunaan antropometri pemakai :
Untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja,
Meningkatkan performansi kerja
Meminimasi potensi kecelakaan kerja (Mustafa,Pulat, Industrial ergonomics case studies, 1992).
Usabilitas
Menurut ISO, usabilitas berarti efektifitas, efisiensi, dan kepuasan yang ditetapkan pengguna sehingga tercapai tujuan tertentu dalam lingkungan tertentu. Dalam hal ini efektifitas berarti seberapa jauh tujuan, atau tugas, tercapai. Sedangkan efisiensi memiliki arti jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tujuan. Kepuasan merupakan tingkat kenyamanan yang pengguna rasakan saat menggunakan produk dan seberapa diterima sebuah produk bagi pengguna untuk mencapai tujuan mereka.
Berikut adalah karakteristik tersebut:
Pengalaman
Domain Knowledge
Latar belakang budaya
Disability
Usia dan jenis kelamin
Tujuan Usabilitas
Minimasi gangguan
Apabila sebuah produk memiliki tingkat usabilitas yang rendah, maka pengguna akan merasa sangat terganggu saat menggunakan produk tersebut. Banyak sekali alat kerja atau produk keseharian yang memiliki usabilitas yang rendah sehingga menyebabkan frustasi bagi penggunanya. Norman (1988 dari Jordan, 2001) melaporkan bahwa banyak orang yang telah menyatakan bahwa mereka mendapat kesulitan dengan produk sehari-hari seperti mesin cuci, mesin jahit, kamera, dan VCR, dan kompor. Dengan demikian, maka usabilitas bertujuan untuk meminimalkan gangguan yan ditimbulkan pada sebuah produk bagi penggunanya.
Mempengaruhi product sales
Dalam waktu belakangan ini, isu produk ergonomi merupakan hal penting dalam penentuan produk yang akan dibeli oleh masyarakat. Perusahaan menjadikan isu ini sebagai keuntungan terhadap kompetitor. Dengan demikian, maka usabilitas akan berdampak bagi tingkat penjualan dari sebuah produk.
Produktivitas
Produk yang tidak usable di tempat kerja akan membuang waktu dan ongkos. Usabilitas pada produk yang digunakan dalam tempat kerja juga berdampak pada tingkat kepuasan diantar pekerja. Dengan demikian maka, usabilitas akan mempengaruhi tingkat produktivitas dari pekerja.
Safety
Dalam beberapa kasus usabilitas dari produk dapat mempengaruhi keselamatan dari pengguna. Kondisi ini dapat terjadi apabila terjadi kesalahan operasi yang dilakukan pengguna. Hal ini dapat saja menyebabkan hal yang lebih besar, terutama pada penggunaan alat-alat yang memiliki tingkat resiko yang tinggi. Untuk itu usability dari produk perlu diperhatikan agar pengguna.
Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Mardiana (2005) "Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari". Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
Menurut Sedarmayanti (2007), "Secara garis besar, jeni s lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik".
Lingkungan Kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2007) "lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempenga ruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung".
Suhu
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan di mana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerj a yang dapat diterima setiap individu.
Kebisingan
Bukti dari telaah-telaah tentang suara me nunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari su ara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai.
Penerangan
Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.
Mutu Udara
Merupakan fakta yang tidak bisa diabai kan bahwa jika me nghirup udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat menggangu kesehatan prib adi pegawai. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sa kit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah, dan depresi.
Jurnal atau Artikel
ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN TINJAUAN ERGONOMI DI
INDUSTRI BATIK MADURA
Fitri Agustina*, Arief Maulana
Universitas Trunojoyo, Madura
Email:
[email protected]
Macajah village is the name of one of the villages in the district Tanjungbumi, Bangkalan district. Macajah batik which has good quality and fineworkmanship that has reached millions of Rupiahs selling price. In the village Macajah batik - making process is still done simply. Therefore grievances felt operator when working must be considered, and it was due to lack of ergonomic posture of the operator when working. The purpose of this research is to improve the working methods of the small industrial facilities batik designs with improve demployment and good working posture solutions for operators. The method used in this study is the method of RULA (Rapid Upper Limb Assessment) is a method that investigates complaints of harassment and human upper body. With the posture of the operator will evaluate the extent to which level action should be taken. The results showed a decrease in the risk level from medium to smaller level after the simulated repair work posture and use of new work on the operator.
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di usaha furniture UD. Mitra Karya Mebel terhadap pekerja furniture yang membuat perabotan atau furniture seperti meja, lemari, rak-rak dll. dengan deskripsi sebagai berikut :
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Suku Bangsa : Jawa
Deskripsi Pekerjaan : Pembuatan Meja
Metode Pengumpulan Data
Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Dalam penelitian ini data primer adalah berupa video pekerjaan operator, hasil screen shot video, dan hasil pengukuran dimensi tubuh operator dan pengukuran dimensi tubuh yang didapati dari bank data Lab APK&E Universitas Islam Indonesia.
Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan diperoleh dari buku -buku, jurnal-jurnal mengenai perancangan sistem kerja dan ergonomi.
Kerangka Penyelesaian Masalah
Keterangan flowchart :
Observasi Masalah
Menentukan masalah apa yang akan diteliti, yaitu mengenai perbaikan kerja guna menghindari kecelakaan dalam kerja.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Mencari keterangan mengenai masalah yang diteliti yang bisa didapat dari berbagai sumber. Lalu menentukan poin-poin permasalahan yang ada agar lebih mudah dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Pengumpulan Data
Peneliti mengambil data secara langsung ke lapangan. Data yang diambil adalah berupa rekaman video dan hasil screencaptureyang telah dilakukan analisis ukuran-ukuran sudut, dan juga ukuran-ukuran dimensi tubuh operator.
Pengolahan Data
Pengolahan data dibagi menjadi 4 bagian disesuaikan dengan data-data yang telah dikumpulkan yaitu pengolahan data postur kerja, pengolahan data biomekanika, pengolahan data antropometri, dan pengolahan data usabilitas.
Analisis Data
Setelah data diolah lau data akan dianalisis sesuai dengan bagian-bagiannya agar memberikan hasil yang valid untuk memberikan solusi terbaik bagi pekerja yang diteliti.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan adalah berupa hasil analisis yang telah dilakukan peneliti tentang permasalahan yang terjadi. Sedangkan rekomendasi adalah berupa saran dari peneliti ke perusahaan yang didapati berdasarkan analisis data perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data
Postur
Deskripsi
Nama operator : Poniman
Tempat Penelitian : Mitra Karya Mebel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Jenis Pekerjaan : Pekerja Furniture
Operator yang menjadi objek pratikum "postur" kami adalah seorang laki-laki berumur 45 tahun yang bekerja di UD Mitra Karya Mebel, Jalan Kaliurang km 13 Sleman. Operator tersebut bekerja membuat perabotan atau furniture seperti meja, lemari, rak-rak dll.
Metode RULA
Gambar postur kerja seorang operator yang telah diberi sudut
Gambar 4.1 Postur Kerja Operator
Identifikasi sudut, jenis pekerjaan, penggunaan otot dan tenaga (beban)
Identifikasi Sudut
Dari gambar tersebut, kita bisa lihat bahwa sudut yang terbentuk pada tulang punggung adalah 58°. Sudut yang terbentuk pada bagian leher adalah 14°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan atas adalah 20°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan bawah adalah 35°. Sudut yang terbentuk pada bagian pergelangan tangan adalah 18°
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan operator yaitu pekerja Furniture
Penggunaan otot
Tidak memiliki penggunaan otot, maka skornya adalah 0
Penggunaan tenaga (beban)
Pekerjaan yang dilakukan operator, mempunyai beban 2-10 Kg, bersifat statis dan berulang-ulang maka skornya ialah 2
Metode REBA
Gambar postur kerja seorang operator
Gambar 4.2 Postur Kerja Operator
Identifikasi sudut, jenis pekerjaan, penggunaan otot dan beban.
Identifikasi sudut
Dari gambar tersebut, kita bisa lihat bahwa sudut yang terbentuk pada tulang punggung adalah 58°. Sudut yang terbentuk pada bagian leher adalah 14°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan atas adalah 20°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan bawah adalah 35°. Sudut yang terbentuk pada bagian pergelangan tangan adalah 18°
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan operator yaitu pekerja Furniture
Coupling yang digunakan
Berdasarkan tabel coupling, kategori yang termasuk dalam kegiatan ini yaitu Good, yang artinya pegangan pas dan tepat ditengah, genggaman kuat, dengan skor 0
Beban
Berat beban yang diangkat oleh operator sebesar 5 kg, dengan skor 1
Activity score
Berdasarkan kegiatan operator, activity score yang tepat yaitu gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari postur awal, dengan skor +1
Biomekanika
Deskripsi
Nama operator : Poniman
Tempat Penelitian : Mitra Karya Mebel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Jenis Pekerjaan : Pekerja Furniture
Tabel 4.1 Data Pengamatan
Berat Badan
Posisi
Tangan
Jarak Vertikal (cm)
Sudut Asimetris
Durasi Kerja (jam)
Frekuensi Pengangkatan (angkat/menit)
Kopling Benda
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
L
H
V
V
H
D
A
A
F
C
60
80
108
85
65
D="Vakhir-Vawal"
="108-85"
=23
0
80
1,46
1/1,46
1
(Fair)
Operator yang menjadi objek pratikum "biomekanika" kami adalah seorang laki-laki berumur 45 tahun yang bekerja di UD Mitra Karya Mebel, Jalan Kaliurang km 13 Sleman. Operator tersebut bekerja membuat perabotan atau furniture seperti meja, lemari, rak-rak dll.
MPL
Nama operator : Poniman
Tempat Penelitian : Mitra Karya Mebel
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Jenis Pekerjaan : Pekerja Furniture
Tabel 4.2 Data Pengamatan MPL
No.
Segmentasi Tubuh
Panjang (m)
Sudut (derajat)
1.
Telapak Tangan
SL1=0,09
200
2.
Lengan bawah
SL2=0,23
150
3.
Lengan Atas
SL3=0,25
500
4.
Punggung
SL4=0,37
450
5.
Inklinasi Perut
ѲH=500
6.
Inklinasi Paha
ѲT=700
Antropometri
Deskripsi
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Berat badan : 67 kg
Tempat penelitian :Mitra Karya Meubel
Jenis pekerjaan : Pekerja furniture
Jenis produk : Meja,lemari, rak-rak buku
Dimensi tubuh : Dimensi Panjang Lengan Bawah (Plb)
Dimensi Jangkauan Tangan (Jt)
Dimensi Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
Dimensi Panjang Tangan (Pt)
Dimensi Panjang Telapak Tangan (Ptt)
Dimensi Lebar Telapak Tangan (Ltm)
Data Antropometri
Tabel 4.3 Data Antropometri
Nomor
Umur
Suku Bangsa
Berat Badan
Plb
Jt
Tgt
Pt
Ptt
Ltm
1
45
Jawa
67
26
77
72
20
10
9
2
20
Jawa
73
27
77.5
72.5
19.5
10
8.5
3
25
Jawa
64.5
25
83.5
73.5
18.2
10.5
8.4
4
20
Jawa
51
24.9
84
77.5
19.5
11.3
7.7
5
21
Jawa
50
26
74
70.5
18.4
10.2
7.8
6
20
Jawa
52
27
76
78.3
18.4
11
8.2
7
20
Jawa
60
26.4
77.7
76.9
19.6
11.3
8.1
8
20
Jawa
57
27.3
81.4
67.5
18
10.5
8.3
9
20
Batak
51
26.2
78.5
67.5
18.8
10.5
8.8
10
20
Batak
58
27
75.5
72.5
19
11
8
11
21
Minangkabau
69
28.5
85
76.5
18
10.5
7.5
12
21
Jawa
86
27
74
69.5
19
11
9
13
21
Jawa
76
28
82.5
72.5
20
11.8
9.4
14
20
5RG
58
26.2
77
71
17
9.8
7.4
15
21
Jawa
65
27.5
75
70
18
10.5
8.3
16
20
Jawa
62
28
77
74.5
19.5
12
7.5
17
20
Jawa
55.5
28
77
76
19.4
11.3
8.3
18
20
Jawa
59
25.2
81.5
72
18.2
9.6
9
19
20
Jawa
46
26
80.5
68
19.3
11
8
20
21
Jawa
68
26.2
81.5
70
18.7
10
7.4
21
21
Jawa
62
25.7
76
72
17.4
9.7
7.9
22
20
Jawa
50
24.9
80
70
16.8
9
8
23
22
Jawa
55
25
84
75
19.5
11.8
8.6
24
21
Jawa
69
26
76.5
76
18.5
10.5
8
25
21
Jawa
55
27
84.5
76
18.5
10.8
8.5
26
21
Jawa
65
26
81
75
17.7
10.4
7.4
27
20
Jawa
58
27.5
85.5
72.5
18.3
10
8
28
20
Jawa
60
25
85
76
18
8
8.2
29
20
Jawa
56
26
86
67.5
19
9.5
9.3
30
21
Jawa
55
28
80
69.5
18.8
11
9.3
Lingkungan Kerja Fisik
Tabel 4.4 Data Pengamatan
No
Jam Pengambilan
Lama Waktu
Kebisingan
(db)
Vibrasi
Output
Maksimal
Minimal
1.
13.00 Wib
1 menit
67,6
57,4
2,7 m/s2
8 titik paku
0,27 cm/s
0,027 mm
2.
13.15 Wib
1 menit
69,8
61,2
3,2 m/s2
6 titik paku
0,32 cm/s
0,032 mm
3.
13.30 Wib
1 menit
66
58,8
2,8 m/s2
7 titik paku
0.28 cm/s
0.028 mm
4.
13.45 Wib
1 menit
69,1
58
3,2 m/s2
7 titik paku
0.32 cm/s
0.032 mm
5.
14.00 Wib
1 menit
71,2
60,4
3 m/s2
6 titik paku
0.3 cm/s
0.03 mm
Vibrasi
Range = nilai maksimum – nilai minimum
= (3,2 – 2,7)/3
=0,167
Rendah = 2,6-2,767
Sedang = 2,867- 3,034
Tinggi = 3,134 – 3,301
Kebisingan
Range = nilai maksimum – nilai minimum
= (71,2 – 57,4)/3
= 4,6 dB
Rendah = 56 – 60,6
Sedang = 61,6- 66,2
Tinggi = 67,2 – 71,8
Output
Range = nilai maksimum – nilai minimum
= (8 – 6)/3
= 0,67 titik paku = 1
Rendah = 6
Sedang = 7
Tinggi = 8
Pengolahan Data
Postur
Metode RULA
Gambar postur kerja seorang operator yang telah diberi sudut
Gambar 4.3 Postur Kerja Operator
Identifikasi sudut, jenis pekerjaan, penggunaan otot dan tenaga (beban)
Identifikasi Sudut
Dari gambar tersebut, kita bisa lihat bahwa sudut yang terbentuk pada tulang punggung adalah 58°. Sudut yang terbentuk pada bagian leher adalah 14°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan atas adalah 20°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan bawah adalah 35°. Sudut yang terbentuk pada bagian pergelangan tangan adalah 18°
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan operator yaitu pekerja Furniture
Penggunaan otot
Tidak memiliki penggunaan otot, maka skornya adalah 0
Penggunaan tenaga (beban)
Pekerjaan yang dilakukan operator, mempunyai beban 2-10 Kg, bersifat statis dan berulang-ulang maka skornya ialah 2
Analisis menggunakan assessment RULA
Group A
Upper Arm ( (Lengan Atas)
Pergerakan Lengan atas membentuk sudut 20° (Flexion), sehingga skornya adalah 1
Lower Arm (lengan Bawah)
Lengan bawah pada posisi ini membentuk sudut 35° (Flexion) sehingga skornya adalah 1
Wrist (Pergelangan Tangan)
Membentuk sudut 18° (Flexion). Maka skornya adalah 1
Wrist twist (Putaran Pergelangan Tangan)
Pergelangan tangan berada pada rentang putaran, dengan skor 1
Group B
Trunk ( Batang Tubuh )
Batang tubuh pada proses ini membungkuk sebesar 58° (Flexion) maka skornya adalah 3.
Neck (Leher)
Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 14° (Flexion) maka skornya adalah 1. Karena bagian lehernya miring ke samping maka ditambah +1. Jadi total 2
Legs (Kaki)
Kaki bertopang, bobot tersebar merata maka skornya 1.
Analisis grand skor pada metode REBA dan rekomendasi pada pekerjaan tersebut.
Gambar 4.4 Grand Skor
Dengan demikian, untuk hasil tabel A adalah 1. Untuk skor A ditambah dengan penggunaan otot dan penggunaan tenaga(beban), sehingga didapatkan skor C dengan total skor 1 + 0 + 2 = 3. Untuk hasil tabel B adalah 4. Untuk skor B ditambah dengan penggunaan otot dan penggunaan tenaga(beban), sehingga didaptkan skor D dengan total skor 4 + 0 + 2 = 6. Jadi, dari tabel skor C dan D didapatkan grand skor yaitu 5. Dengan grand skor 5, maka termasuk dalam kategori action level 3 yaitu skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaan atau perubahan perlu segera dilakukan. Rekomendasi untuk pekerjaan ini adalah dengan mengubah sistem kerjanya.
Metode REBA
Gambar postur kerja seorang operator
Gambar 4.5 Postur Kerja Operator
Identifikasi sudut, jenis pekerjaan, penggunaan otot dan beban.
Identifikasi sudut
Dari gambar tersebut, kita bisa lihat bahwa sudut yang terbentuk pada tulang punggung adalah 58°. Sudut yang terbentuk pada bagian leher adalah 14°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan atas adalah 20°, Sudut yang terbentuk pada bagian lengan bawah adalah 35°. Sudut yang terbentuk pada bagian pergelangan tangan adalah 18°
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan operator yaitu pekerja Furniture
Coupling yang digunakan
Berdasarkan tabel coupling, kategori yang termasuk dalam kegiatan ini yaitu Good, yang artinya pegangan pas dan tepat ditengah, genggaman kuat, dengan skor 0
Beban
Berat beban yang diangkat oleh operator sebesar 5 kg, dengan skor 1
Activity score
Berdasarkan kegiatan operator, activity score yang tepat yaitu gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari postur awal, dengan skor +1
Analisis menggunakan assessment REBA.
Group A
Trunk ( Batang Tubuh )
Batang tubuh pada proses ini membungkuk sebesar 58° (Flexion) maka skornya adalah 3.
Neck (Leher)
Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 14° (Flexion) maka skornya adalah 1. Karena bagian lehernya miring ke samping maka ditambah +1. Jadi total 2
Legs (Kaki)
Kaki bertopang, bobot tersebar merata maka skornya 1.
Group B
Upper Arm ( (Lengan Atas)
Pergerakan Lengan atas membentuk sudut 20° (Flexion), sehingga skornya adalah 1
Lower Arm (lengan Bawah)
Lengan bawah pada posisi ini membentuk sudut 35° (Flexion) sehingga skornya adalah 1
Wrist (Pergelangan Tangan)
Membentuk sudut 18° (Flexion). Maka skornya adalah 1
Analisis grand skor pada metode REBA dan rekomendasi pada pekerjaan tersebut
Gambar 4.6 Skor REBA
Dengan demikian, untuk hasil tabel A adalah 4. Unrtuk score A ditambah dengan Load atau beban, total skor 4 + 1 = 5. Untuk hasil tabel B adalah 1. Unrtuk score B ditambah dengan coupling, total skor 1 + 0 = 1. Dari tabel score A dan B, didapatkan score C yaitu 4. Score C ditambah dengan activity score , total skor 4 + 1 = 5. Dari skor akhir dengan nilai 5, maka termasuk dalam kategori skor reba dengan interval 4-7. Dengan level resiko yaitu sedang. Maka tindakan perbaikan termasuk dalam kategori "perlu". Rekomendasi yang tepat untuk operator adalah istirahat yang cukup dan bekerja tidak memaksakan diri.
Biomekanika
Pengukuran RWL
Penyelesaian:
L = 5 kg Hawal= 80 cm Vawal = 85 cm Aawal = 00
LC = 23 kg Hakhir= 65 cm Vakhir = 108 cm Aakhir = 800
Durasi Jam kerja = 7 jam CM= 1.00 (fair)
D = " Vakhir – Vawal "
= " 108 – 85 "
= 23
HMawal= 25/H = 25/80 = 0.31
HMakhir= 25/H = 25/65 = 0.38
Angkatan/menit = 1/1.46 = 0.68
FM= 0,5-10,5-0.68 = 0.97-0.940.97-x
-0.5-0.18= 0,030.97-x
-0.0054= -0.485+0,5x
0,4796= 0,5x
x=0.9592
VMawal= 1 – 0.00326 " V – 69 "
= 1 – 0.00326 " 85 – 69 "
= 1 – 0.05216
= 0.94
VMakhir= 1 – 0.00326 " V – 69 "
= 1 – 0.00326 " 108 – 69 "
= 1 – 0.12714
= 0.87
DM = 0.82 + 4.5/D
= 0.82 + 4.5/23
= 0.82 + 0.19
= 1.01
AMawal= 1 – 0.0032.A
= 1 – 0.0032 (0)
= 1
AMakhir = 1 – 0.0032.A
= 1 – 0.0032 (80)
= 1 – 0.256
= 0.744
RWLawal= LC * HM * VM * DM * AM * FM * CM
= (23) * (0.31) * (0.94) * (1.01) * (1) * (0.9592) * (1)
= 6,493
RWLakhir= LC * HM * VM * DM * AM * FM * CM
= (23) * (0.38) * (0.87) * (1.01) * (0.744) * (0.9592) * (1)
= 5,48
LIawal = L/RWLawal = 5/6,493 = 0.77
Jika LI 1, maka akticvitas tersbut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang
LIakhir= L/RWLakhir= 5/5,48 = 0,912 1
Jika LI 1, maka aktivitas tersbut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang
Pengukuran MPL
Penyelesaian :
λ2= 0.43 D = 0.11
λ3= 0.436 AA = 456 cm2
λ4= 0.67
W0= 5 kg * 10 = 50 N
Wbdn= 60 kg * 10 = 600 N
WH= 0.6%*Wbdn =0,6% * 600 = 3.6 N
WLA = 1.7%*Wbdn=1.7% * 600 = 10.2 N
WUA= 2.8%*Wbdn= 2.8% * 600 =16.8 N
WT= 50%*Wbdn= 50% * 600 = 300 N
Sehingga,
WTOT = Wo + 2WH + 2WLA + 2WUA + WT
= 50 + 2*3.6 + 2*10.2 + 2*16.8 + 300
= 411.2 N
Tabel 4.5 Data MPL
No.
Segmentasi Tubuh
Panjang (m)
Sudut (derajat)
1.
Telapak Tangan
SL1=0,09
200
2.
Lengan bawah
SL2=0,23
150
3.
Lengan Atas
SL3=0,25
500
4.
Punggung
SL4=0,37
450
5.
Inklinasi Perut
ѲH=500
6.
Inklinasi Paha
ѲT=700
Telapak Tangan
FYW = WO/2 + WH = 50/2 + 3.6 = 28.6 N
MW = (Wo/2 + WH)*SL1*Cosθ1 = (28.6) * 0.09 * cos20 = 2.41 Nm
Segmen Lengan Bawah
Fye = Fyw + WLA = 28.6 + 10.2 = 38,8 N
Me = Mw + (WLA *λ2*SL2*Cosθ2) + (Fyw*SL2*Cosθ2) = 2.41 + (10.2 * 0.43 * 0.23 * cos 15) + (28.6 * 0.23 * cos 15) = 2.41 + 0.97 + 6.35= 9.73 Nm
Segmen Lengan Atas
Fys = Fye + WUA = 38.8 + 16.8 = 55,6 N
Ms = Me + (WUA *λ3*SL3* Cosθ3) + (Fye*SL3*Cosθ3) = 9.73 + (16.8 * 0.436 * 0.25 * cos 50) + (38.8 * 0.25 * cos 50) =9.73 + 1.17 + 6.23 = 17,13 Nm
Segmen Punggung
Fyt = 2Fys + WT = 2(55.6) + 300 = 411,2 N
Mt = 2Ms + (WT *λ4*SL4*Cosθ4) + (2Fys*SL4*Cosθ4 = 2(17.13) + (300 * 0.67 * 0.37 * cos 45) + ( 2(55.6) * 0.37 * cos 45) = 34.26 + 52.58 + 29.09 = 115,93 Nm
Kemudian Gaya perut (PA) dan Tekanan Perut (FA)
PA = 10-443-0,36θH+ θT75ML5/S11,8
= 10-4[43-0.3650+65]75(115.93)1.8
= - 0.00138 N/cm2
FA = PA*AA=- 0.00138 * 465 = -0.64 N
Gaya otot pada spiral erektor :
FM*E = M(L5/S1) – FA*D
FM * 0.05 = 115.93 – (-0.64) * 0.11
FM= 116.0004/ 0.05 = 2320.008 N
Gaya tekan/kompresi pada L5/S1 :
FC = WTOT*cosθ4-FA+FM = 411.2 * cos 45 – (-0.64) + 2320.008 =2611.41 N
Jadi, Gaya tekan/Kompresi sebesar 2611.41 < 6500 N, yang artinya pekerjaan itu aman untuk dilakukan
Antropometri
Pengolahan Data Manual
Uji Kecukupan Data
Panjang Lengan Bawah (Plb)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.21073,87-794,52794,52
= 1,27 ( N>N' maka data dinyatakan cukup)
Jangkauan Tangan (Jt)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.191542-2394,622394,62
= 1,72 (N>N' maka data dinyatakan cukup)
Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.158538,3-2177,722177,72
= 2,37 (N>N' maka data dinyatakan cukup)
Panjang Tangan (Pt)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.10435,86-55925592
= 1,55 (N>N' maka data dinyatakan cukup)
Panjang Telapak Tangan (Ptt)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.3318,43-314,52314,52
= 5,30 (N>N' maka data dinyatakan cukup)
Lebar Telapak Tangan (Ltm)
N = ksNX2-X2X2
= 20,0730.2056,88-247,82247,82
= 4,00 (N>N' maka data dinyatakan cukup)
Uji Keseragaman Data
Panjang Lengan Bawah (Plb)
σ = i=130x-XiN-1
= i=13026,48-Xi30-1
= 1,06
BKA = X + kσ = 26,48 + 3.1,06 = 29.66
BKB = X – kσ= 26,48 – 3. 1,06 = 23.3
Grafik 4.1 Uji Keseragaman Data Plb
Jangkauan Tangan (Jt)
σ = i=130x-XiN-1
= i=13079,82-Xi30-1
= 3,73
BKA = X + kσ = 79,82 + 3. 3,73 = 91.01
BKB = X – kσ = 79,82 – 3. 3,73 = 68.63
Grafik 4.2 Uji Keseragaman data Jt
Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
σ = i=130x-XiN-1
= i=130x-Xi30-1
= 3,21
BKA = X + kσ = 72,60 + 3.3,21 = 82.23
BKB = X – kσ = 72,60 – 3.3,21 = 62.97
Grafik 4.3 Uji Keseragaman Data Tgt
Panjang Tangan (Pt)
σ = i=130x-XiN-1
= i=13018,63-Xi30-1
= 0,82
BKA = X + kσ = 18,63 + 3. 0,82 = 21.09
BKB = X - kσ = 18,63 – 3. 0,82 = 16.17
Grafik 4.4 Uji Keseragaman Data Pt
Panjang Telapak Tangan (Ptt)
σ = i=130x-XiN-1
= i=13010,48-Xi30-1
= 0,85
BKA = X + kσ = 10,48 + 3. 0,85 = 13.03
BKB = X - kσ = 10,48 + 3. 0,85 = 7.93
Grafik 4.5 Uji Keseragaman Data Ptt
Lebar Telapak Tangan (Ltm)
σ = i=130x-XiN-1
= i=1308,26-Xi30-1
= 0,58
BKA = X + kσ = 8,26 + 3. 0,58 = 10
BKB = X - kσ = 8,26 – 3. 0,58 = 6.52
Grafik 4.6 Uji Keseragaman Data Ltm
Persentil
Panjang Lengan Bawah (Plb)
P50 = X - 1,645σ
= 26,48
Jangkauan Tangan (Jt)
P50 = X - 1,645σ
= 79,82
Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
P5 = X - 1,645σ
= 72,60 – 1,645.3,21 = 67,31
Panjang Tangan (Pt)
P50 = X - 1,645σ
= 18,63
Panjang Telapak Tangan (Ptt)
P5 =X - 1,645σ
= 9,08
Lebar Telapak Tangan (Ltm)
P5 = X - 1,645σ
= 7,30
Pengolahan SPSS
Uji Normalitas Data (Terlampir)
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Panjang Lengan Bawah
.138
30
.148
.938
30
.080
Jangkauan Tengah
.148
30
.092
.936
30
.071
Tinggi Genggaman Tangan
.121
30
.200*
.950
30
.171
Panjang Tangan
.090
30
.200*
.968
30
.489
Panjang Telapak Tangan
.108
30
.200*
.960
30
.315
Lebar Telapak Tangan(Metacarpal)
.106
30
.200*
.948
30
.147
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan pada bagian Kolmogorov-Smirnova yaitu:
Plb memiliki nilai signifikansi sebsar 0.148. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Jt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.92. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Tgt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Pt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Ptt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Ltm memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Jadi, dari hasil tabel normalitas diatas, bahwa semua dimensi tersebut memiliki besar α > 0.05 (dapat dilihat dari Kolmogorov-Smirnova ) yang artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Persentil Data (Terlampir)
Tabel 4.7 Persentil Data
Percentiles
Percentiles
5
10
25
50
75
90
95
Weighted Average
(Definition 1)
Panjang Lengan Bawah
24.9000
25.0000
25.9250
26.2000
27.3500
28.0000
28.2250
Tinggi Badan Tegak
1.6028E2
1.6220E2
1.6625E2
1.7050E2
1.7500E2
1.7590E2
1.7722E2
Jangkauan Tengah
74.0000
75.0500
76.8750
80.0000
83.6250
85.0000
85.7250
Tinggi Genggaman Tangan
67.5000
67.5500
70.0000
72.5000
76.0000
76.8600
77.8600
Panjang Tangan
16.9100
17.4300
18.0000
18.6000
19.4250
19.5900
20.0000
Panjang Telapak Tangan
8.5500
9.5100
10.0000
10.5000
11.0000
11.7500
11.8900
Lebar Telapak Tangan(Metacarpal)
7.4000
7.4100
7.8750
8.2000
8.6500
9.2700
9.3450
Tukey's Hinges
Panjang Lengan Bawah
26.0000
26.2000
27.3000
Tinggi Badan Tegak
1.6650E2
1.7050E2
1.7500E2
Jangkauan Tengah
77.0000
80.0000
83.5000
Tinggi Genggaman Tangan
70.0000
72.5000
76.0000
Panjang Tangan
18.0000
18.6000
19.4000
Panjang Telapak Tangan
10.0000
10.5000
11.0000
Lebar Telapak Tangan(Metacarpal)
7.9000
8.2000
8.6000
Lingkungan Kerja Fisik
Pengamatan Pada Jam 13.00
Sesuai dari hasil pengamatan saat membuat titik paku didapatkan data kebisingan 67,64 db masuk dalam range tinggi. Kemudian, vibrasi 2,7 m/s2 masuk dalam range tinggi. Sehingga output yang dihasilkan operator sebesar 8 titik paku dan masuk dalam range tinggi.
Pengamatan Pada Jam 13.15
Sesuai dari hasil pengamatan saat membuat titik paku didapatkan data kebisingan 69,8 db masuk dalam range tinggi dan vibrasi 3,2 m/s2 masuk dalam range tinggi. Sehingga output yang dihasilkan operator sebesar 6 titik paku dan masuk dalam range rendah.
Pengamatan Pada Jam 13.30
Sesuai dari hasil pengamatan saat membuat titik paku didapatkan data kebisingan 58,8 db masuk dalam range rendah dan vibrasi 2,8 m/s2 masuk dalam range sedang. Sehingga output yang dihasilkan operator sebesar 7 titik paku dan masuk dalam range sedang.
Pengamatan Pada Jam 13.45
Sesuai dari hasil pengamatan saat membuat titik paku didapatkan data kebisingan 69,1 db masuk dalam range tinggi dan vibrasi 3,2 m/s2 masuk dalam range tinggi. Sehingga output yang dihasilkan operator sebesar 7 titik paku dan masuk dalam range sedang.
Pengamatan Pada Jam 14.00
Sesuai dari hasil pengamatan saat membuat titik paku didapatkan data kebisingan 71,2 db masuk dalam range tinggi dan vibrasi 3 m/s2 masuk dalam range tinggi. Sehingga output yang dihasilkan operator sebesar 6 titik paku dan masuk dalam range rendah.
BAB V
PEMBAHASAN
Postur
Analisis menggunakan assessment RULA
Group A
Upper Arm ( (Lengan Atas)
Pergerakan Lengan atas membentuk sudut 20° (Flexion), sehingga skornya adalah 1
Lower Arm (lengan Bawah)
Lengan bawah pada posisi ini membentuk sudut 35° (Flexion) sehingga skornya adalah 1
Wrist (Pergelangan Tangan)
Membentuk sudut 18° (Flexion). Maka skornya adalah 1
Wrist twist (Putaran Pergelangan Tangan)
Pergelangan tangan berada pada rentang putaran, dengan skor 1
Group B
Trunk ( Batang Tubuh )
Batang tubuh pada proses ini membungkuk sebesar 58° (Flexion) maka skornya adalah 3.
Neck (Leher)
Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 14° (Flexion) maka skornya adalah 1. Karena bagian lehernya miring ke samping maka ditambah +1. Jadi total 2
Legs (Kaki)
Kaki bertopang, bobot tersebar merata maka skornya 1.
Dengan demikian, untuk hasil tabel A adalah 1. Untuk skor A ditambah dengan penggunaan otot dan penggunaan tenaga(beban), sehingga didapatkan skor C dengan total skor 1 + 0 + 2 = 3. Untuk hasil tabel B adalah 4. Untuk skor B ditambah dengan penggunaan otot dan penggunaan tenaga(beban), sehingga didaptkan skor D dengan total skor 4 + 0 + 2 = 6. Jadi, dari tabel skor C dan D didapatkan grand skor yaitu 5. Dengan grand skor 5, maka termasuk dalam kategori action level 3 yaitu skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaan atau perubahan perlu segera dilakukan. Rekomendasi untuk pekerjaan ini adalah dengan mengubah sistem kerjanya.
Analisis menggunakan assessment REBA
Group A
Trunk ( Batang Tubuh )
Batang tubuh pada proses ini membungkuk sebesar 58° (Flexion) maka skornya adalah 3.
Neck (Leher)
Penilaian untuk postur leher operator membentuk sudut 14° (Flexion) maka skornya adalah 1. Karena bagian lehernya miring ke samping maka ditambah +1. Jadi total 2
Legs (Kaki)
Kaki bertopang, bobot tersebar merata maka skornya 1.
Group B
Upper Arm ( (Lengan Atas)
Pergerakan Lengan atas membentuk sudut 20° (Flexion), sehingga skornya adalah 1
Lower Arm (lengan Bawah)
Lengan bawah pada posisi ini membentuk sudut 35° (Flexion) sehingga skornya adalah 1
Wrist (Pergelangan Tangan)
Membentuk sudut 18° (Flexion). Maka skornya adalah 1
Dengan demikian, untuk hasil tabel A adalah 4. Unrtuk score A ditambah dengan Load atau beban, total skor 4 + 1 = 5. Untuk hasil tabel B adalah 1. Unrtuk score B ditambah dengan coupling, total skor 1 + 0 = 1. Dari tabel score A dan B, didapatkan score C yaitu 4. Score C ditambah dengan activity score , total skor 4 + 1 = 5. Dari skor akhir dengan nilai 5, maka termasuk dalam kategori skor reba dengan interval 4-7. Dengan level resiko yaitu sedang. Maka tindakan perbaikan termasuk dalam kategori "perlu". Rekomendasi yang tepat untuk operator adalah istirahat yang cukup dan bekerja tidak memaksakan diri.
Biomekanika
Analisis RWL dan LI
Perhitungan Lifting Index berfungsi untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
LIawal = L/RWLawal = 5/6,493 = 0.77
Jika LI 1, maka aktivitas tersbut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang
LIakhir = L/RWLakhir = 5/5,48 = 0,912 1
Jika 1, maka aktivitas tersbut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang
Analisa MPL
Jadi, Gaya tekan/Kompresi sebesar 2611.41 < 6500 N, yang artinya pekerjaan itu aman untuk dilakukan
Anthropometri
Analisis Data Manual
Analisis Kecukupan Data
Pada uji kecukupan data Plb (Panjang lengan bawah) memiliki nilai sebesar 1,27 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Pada uji kecukupan data Jt (Jangkauan tangan) memiliki nilai sebesar 1,72 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Pada uji kecukupan data Tgt (Tinggi genggaman tangan) memiliki nilai sebesar 1,72 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Pada uji kecukupan data Pt (Panjang tangan) memiliki nilai sebesar 1,55 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Pada uji kecukupan data Ptt (Panjang telapak tangan) memiliki nilai sebesar 5,33 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Pada uji kecukupan data Ltm (Lebar telapak tangan) memiliki nilai sebesar 4,00 artinya data tersebut dinyatakan cukup dengan N' < N
Analisis Keseragaman Data
Uji Keseragaman data Plb (Panjang lengan bawah)
Dari grafik Keseragaman data Plb, nilai dimensi plb berada diantara nilai BKA sebesar 29.66 dan nilai BKB sebesar 23.3. Atau nilai plb tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Uji kesergaman data Jt (Jangkauan tangan)
Dari grafik Keseragaman data Jt, nilai dimensi Jt berada diantara nilai BKA sebesar 91.01 dan nilai BKB sebesar 68.63. Atau nilai Jt tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Uji kesergaman data Tgt (Tinggi genggaman tangan)
Dari grafik Keseragaman data Tgt, nilai dimensi Tgt berada diantara nilai BKA sebesar 82.23 dan nilai BKB sebesar 62.97. Atau nilai Tgt tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Uji kesergaman data Pt (Panjang tangan)
Dari grafik Keseragaman data Pt, nilai dimensi Pt berada diantara nilai BKA sebesar 21.09 dan nilai BKB sebesar 16.17. Atau nilai Pt tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Uji kesergaman data Ptt (Panjang telapak tangan)
Dari grafik Keseragaman data Ptt, nilai dimensi Ptt berada diantara nilai BKA sebesar 13.03dan nilai BKB sebesar 7.93. Atau nilai Ptt tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Uji kesergaman data Ltm (Lebar tangan metacarpal)
Dari grafik Keseragaman data Ltm, nilai dimensi Ltm berada diantara nilai BKA sebesar 10 dan nilai BKB sebesar 6.52. Atau nilai Ltm tidak melewati batas control atas dan batas control bawah
Analisis Percentil Data
Panjang Lengan Bawah (Plb)
P50 = X - 1,645σ
= 26,48
Jangkauan Tangan (Jt)
P50 = X - 1,645σ
= 79,82
Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
P5 = X - 1,645σ
= 72,60 – 1,645.3,21 = 67,31
Panjang Tangan (Pt)
P50 = X - 1,645σ
= 18,63
Panjang Telapak Tangan (Ptt)
P5 =X - 1,645σ
= 9,08
Lebar Telapak Tangan (Ltm)
P5 = X - 1,645σ
= 7,30
Analisis Data SPSS
Analisis Normalitas Data
Ho: Data normal
H1: Data tidak normal
Jika α < 0.05, maka Ho ditolak, jika α > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
Dari tabel uji normalitas, dapat dijelaskan pada bagian Kolmogorov-Smirnova yaitu:
Plb memiliki nilai signifikansi sebsar 0.148. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Jt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.92. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Tgt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Pt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Ptt memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Ltm memiliki nilai signifikansi sebsar 0.200. Bahwa nilai tersebut > 0.05, artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Jadi, dari hasil tabel normalitas diatas, bahwa semua dimensi tersebut memiliki besar α > 0.05 (dapat dilihat dari Kolmogorov-Smirnova ) yang artinya Ho diterima atau data berdistribusi normal
Deskripsi Produk
Produk yang dikembangkan
Produk yang dikembangkan berupa alat pengangkut barang. Adapun dipilihnya produk ini karena alat ini membantu dalam mempermudah pekerjaan mengangkut barang, khususnya barang berupa meja, kursi sehingga operator leluasa membawa barang dengan kapasitas yang lebih banyak dan perpindahan tempat yang lebih lancar.
Dimensi Tubuh
Panjang Lengan Bawah (Plb)
Dimensi panjang lengan bawah digunakan untuk menentukan ukuran tinggi tuas penarik gerobak. Persentil digunakan adalah P50 karena alat yang dibuat digunakan untuk kebanyakan orang dengan lengan bawah rata-rata.
Jangkauan Tangan (Jt)
Dimensi jangkauan tangan digunakan untuk menentukan ukuran jangkauan tangan operator ke genggaman alat bantu pengangkut meja. Persentil digunakan adalah P50 karena alat yang akan diciptakan berdasarkan ukuran rata-rata manusia.
Tinggi Genggaman Tangan (Tgt)
Dimensi tinggi genggaman tangan digunakan untuk menentukan ukurangenggaman pada tuas penarik gerobak. Persentil digunakan adalah P5 karena merupakan ukuran terkecil bagi manusia.
Panjang Tangan (Pt)
Dimensi panjang tangan digunakan untuk menentukan ukuran tinggu tuas penarik gerobak. Persentil digunakan adalah P50 karena ukuran yang umum digunakan bagi data tubuh kebanyakan orang.
Panjang Telapak Tangan (Ptt)
Dimensi panjang telapak tangan digunakan untuk menentukan ukuran handle gerobak. Persentil digunakan adalah P5 karena ukuran minimum untuk mengakomodasi ukuran diatasnya.
Lebar Telapak Tangan (Ltm)
Dimensi panjang lebar telapak tangan digunakan untuk menentukan ukuran lebar genggaman pada gerobak. Persentil digunakan adalah P5 karena berdasar lebar terkecil telapak tangan manusia agar mengakomodasi ukuran diatasnya.
Gambar Design Produk
Gambar 5.1 Design Alat Angkut
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari Pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Posisi pekerja dalam melakukan pekerjaan yang kurang baik ( buruk ) yang dapat menyebabkan terjadinya resiko cedera pada pekerja tersebut
Pengamatan dengan metode RULA didapat skor akhir yaitu 5, dimana berada pada action level 3 sehingga perlu segera di lakukan pemeriksaan dan perubahan (saat itu juga).
Pengamatan dengan menggunakan metode REBA didapat skor akhir yaitu 5, maka termasuk dalam kategori skor REBA dengan interval 4-7. Dengan level resiko yang sedang maka memiliki arti perlu dilakukan perbaikan.
Rekomendasi yang tepat untuk operator adalah operator perlu melakukan istirahat yang cukup dan dalam melakukan pekerjaannya tidak memaksakan diri.
Berdasarkan pengatan yang telah dilakukan sejauh ini pekerja belum merasakan keluhan cedera pada tulang belakang.
Adapun nilai LIakhir diperoleh sebesar 0,912 yang mengandung arti bahwa aktivitas yang dilakukan oleh operator tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Penggunaan metode MPL diperoleh nilai gaya tekan/kompresi sebesar 2611.41 N. Dimana pekerjaan itu aman untuk dilakukan.
Pada pembuatan produk dibuatlah produk yakni alat untuk membantu mengangkut barang yang diproduksi yakni berupa meja agar mudah dalam melakukan proses pemindahan barang.
Pada hasil untuk lingkungan kerja di ketahui bahwa vibrasi dan kebisingan mempengaruhi pekerja dalam pembuatan titik paku pada meja.
Nilai kebisingan tertinggi pada proses pembuatan titik paku adalah 71,2 db sedangkan kebisingan terendah 58,8 db.
Nilai vibrasi tertinggi sebesar 3,2 m/s2 dan nilai vibrasi terendah sebesar 2,7 m/s2. Adapun nilai output yang dihasilakan tertinggi dalam pembuatan titk paku sebanyak 8 buah dan terendah 6 buah titik paku.
Saran
Dari pengamatan yang telah dilakukan, saran yang dapat diambil oleh pemilik usaha adalah sebagai berikut :
Pemilik usaha harus melakukan perbaikan sistem kerja dalam rangka meningkatkan produksi terlebih agar tidak terjadi cedera pada saat melakukan pekerjaan
Adapun untuk beban dalam pekerjaan yang di lakukan oleh pekerja sudah baik dimana tidak melebih ambang batas dan perlu di pertahankan agar keselamatan kerja tetap terjaga dan mengurangi resiko cidera.
Pada bagian design peralatan bagi pekerja disesuaikan dengan dimensi tubuh pekerja karena dengan tujuan utama agar dapat meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi timbulnya cedera.
Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja perlu memperhatikan keamanan. Terutama pemakaian alat pelindung seperti memakai sarung tangan untuk mengurangi getaran dan menggunakan earplug pada telinga dengan maksud untuk mengurangi kebisingan yang dapat mengakibatkan gangguan pada telinga pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Chaffin, D.B. et al., 1991. Occupational biomechanics, Wiley New York.
Nurmianto, E., 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya Tinjauan Anatomi, Fisiologi, Antropometri, Psikologi, dan Komputasi untuk Perancangan, Kerja dan Produk, Jakarta: PT Guna Widya.
Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R. & Tjakraatmadja, J.H., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB, Bandung.
Tayyari, F. & Smith, J.L., 1997. Occupational ergonomics: Principles and applications, Chapman & Hall.
Winter, D.A., 1979. Biomechanics of human movement, Wiley New York.
Nurmianto, E., 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet, 3.
Pulat, B.M., 1997. Fundamentals of industrial ergonomics, Waveland Press.
Tayyari, F. & Smith, J.L., 1997. Occupational ergonomics: Principles and applications, Chapman & Hall.
Wickens, C.D.; Lee J.D.; Liu Y.; Gorden Becker S.E. 2004. An Introduction to Human Factors Engineering. 2nd Edition.Pearson Education Inc.