Nama
: Euis Siti Masitoh
NIM
: 2280142536
KELOMPOK 1 ANALISIS SILABUS FISIKA KELAS X SMA TUGAS ANALISIS KI DAN KD TERHADAP KEGIATAN PERCOBAAN “GERAK HARMONIS SEDERHANA”
A. ANALISIS KOMPETENSI INTI KI-1:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3:
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI-4:
Mengolah, menalar, menalar, dan menyaji dalam ranah ranah konkrit dan ranah abstrak abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Berdasarkan PP No. 32 tahun 2013, kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seseorang peserta didik pada tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti yang dimaksud mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skill dan soft skill.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi dari Kompetensi Dasar. Pengorganisasi dari Kompetensi Dasar terdiri dari 2 faktor yaitu: vertical dan horizontal. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas ke kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi saling berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik dengan yang akan dipelajarinya yang akan datang. Sementara itu, organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang lain dalam satu minggu pertemuan dan kelas yang sama, sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti yang terdiri dari 4 kelompok saling terkait yaitu berkenaan dengan 1). sikap keagamaan 2). Sikap social 3). Pengetahuan serta 4). Penerapan pengetahuan yang menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara inte grative. B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar 3.11 Menganalisis hubungan gaya
antara
dan
dalam
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Getaran Harmonis:
getaran
harmonis
kehidupan
gaya
4.11 Melakukan
harmonik sederhana pada ayunan bandul
(simpangan,
pemulih,
atau getaran pegas
hukum
getaran
pada
pada sederhana
dan/atau
getaran
pegas
berikut
presentasi makna fisisnya
ayunan
bandul
dan
pegas
getaran pegas
Persamaan
Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan bandul sederhana dan getaran
kekekalan energi mekanik)
harmonis ayunan
getaran
kecepatan, percepatan, dan
sehari-hari
percobaan
Karakteristik
Mengamati peragaan atau simulasi getaran
Mengolah data dan menganalisis hasil percobaan ke dalam grafik, menentukan
simpangan,
persamaan grafik, dan menginterpretasi
kecepatan, dan percepatan
data
dan
grafik
untuk
menentukan
karakteristik getaran harmonik pada ayunan
serta
bandul dan getaran pegas
Mempresentasikan hasil percobaan tentang getaran harmonis pada ayunan bandul sederhana dan getaran pegas
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan k eterampilan (psikomotorik) yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Komptensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompe tensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi yang dianut dalam kurikulum. C. ANALISIS KI DAN KD TERHADAP KEGIATAN PRAKTIKUM/PERCOBAAN
Kegiatan percobaan/praktikum merupakan suatu metode untuk mengetahui perencanaan pembelajaran serta mengetahui keterampilan proses peserta didik. Dengan melakukan pembelajaran yang menekankan pada kemamupuan yang dimiliki oleh peserta didik, maka peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya. Salah satu caranya adalah kegiatan praktikum agar peserta didik dapat menemukan fakta dan konsep fisika. Misalnya pada faktanya dikehidupan sehari-hari penerapan ilmu fisika pada permainan ditaman kanak-kanak yaitu a yunan. Sebenarnya ayunan ini jg dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari ayunan tersebut kita dapat menghitung perioda yaitu selang waktu yang diperlukan beban untuk melakukan getaran lengkap dan juga kita dapat menghitung bebrapa besar gravitasi bumi di suatu tempat. Pada percobaan ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan dibuat sedemikian rupa dengan bebannya atau yang disebut bandul fisis. Getaran Harmonis Sederhana (GHS) Proses implementasi dari KI dan KD sebenarnya adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan pengorganisasi dari KI dan KD. Kegiatan pembelajaran juga dapat ditunjang dengan adanya kegiatan percobaan/praktikum, sehingga peserta didik menerapkan konsep yang secara teroi telah dipelajarsinya. Selain itu, praktikum dapat membuktikan teori-teori yang telah mereka pelajari, sehingga kesalahan-kesalahan dalam konsep pemahaman (miskonsepsi) peserta didik tidak terjadi.