Nama
: Zulfikar Nuraly Nugraha
NPM
: 180210110007 1802101100 07
Jenis data : Prosa (Novel)
PENGANTAR Lutung Kasarung, adalah sebuah nama yang pernah saya dengar. Mulai dari dongeng, film, pantun, novel, bahkan ada dalam bentuk animasi, Lutung Kasarung seolah ada dalam berbagai karya seni. Dari dongeng yang selalu saya sa ya dengar, diceritakan bahwa Lutung Kasarung menceritakan seorang manusia Kahyangan yang ingin mempersunting seorang gadis asal Bumi. Kemudian pernah sewaktu saya masih kecil, saya pernah menonton film Lutung Kasarung yang waktu itu dibintangi oleh artis yang terkenal sebagai aktor laga saat itu Barry Prima. Faktanya film pertama yang dibuat di Indonesia adalah Lutung Kasarung, dibuat oleh orang Belanda pada tahun 1926. Namun film ini masih dalam bentuk film bisu. Tak jauh berbeda dengan apa yang diceritakan dalam dongeng, ceritanya mengisahkan seorang manusia Kahyangan yang datang ke Bumi demi mencari seorang perempuan yang ingin dinikahinya. Dan sewaktu di Bumi, Guru Minda pun menyamar dalam bentuk lutung. Intinya Lutung Kasarung adalah legenda atau barangkali mitos yang mengisahkan Guru Minda putra Kahyangan yang menyamar sebagai lutung untuk hidup di bumi demi mencari Purbasari, ahli waris Prabu Tapa Agung di kerajaan Pasir Batang Anu Girang untuk dijadikan istrinya. Tak hanya itu mitos ini juga menceritakan bagaimana perjuangan Purbasari yang menjadi ahliwaris kerajaan Pasir Batang Anu Girang, harus mendapat perlakuan yang tidak berperikeadilan dari kakak-kakaknya terutama Purbararang, kakak sulung yang paling membenci Purbasari karena Purbasarilah yang menjadi pewaris takhta, sehingga timbullah berbagai niat jahat dari Purbararang mulai dari merusak kecantikan wajahnya hingga tak segan-segan ingin membunuhnya secara tidak langsung. Namun Tuhan tidak tinggal diam, melihat hambaNya dalam keadaan demikian. Lutung kasarung (Guru Minda) selalu membantu Purbasari dalam menghadapi berbagai kesulitan yang dia hadapi. Dan Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
1
pada akhirnya Lutung kasarung kembali pada wujudnya yang asli yaitu Guru Gu ru Minda, kemudian menikah dengan Purbasari untuk kemudian bersama memerintah kerajaan. Mengenai pantun, pantun Lutung Kasarung tidak bisa di pantunkan pan tunkan sembarangan harus ha rus pada waktu tertentu dan di saat kejadian tertentu. Karena pantun Lutung Kasarung bagi Juru Pantun adalah sangat sakral. Kajian saya kali ini, saya akan mengkaji Lutung Kasarung dalam karya prosa berbentuk novel. Dengan judul “ Analisis novel Purbasari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung ” saya menyusun data dengan metode penelitian sastra antara lain, mimesis, objektif, ekspresif, dan pragmatik. Dengan keempat metode tersebut, saya mencoba menemukan apa saja hal-hal yang terkandung dalam novel tersebut. Sehingga bisa terungkap mengenai tujuan, makna yang terdapat dibalik karya sastra tersebut. Dan mengenai kekurangan-kekurangan yang ada dalam kajian ini, mohon kritik dan saran.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
2
Judul
: Purbasari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung Cetakan ke IV
Pengarang
: Ajip Rosidi
Penerbit
: Nuansa, Ujung Berung, Bandung
Tahun
: 2008
Tebal
: 380 halaman, 190 lembar
Sinopsis Rajah Pembuka Mengawan dupa ke manggung, Ke manggung minta pelindung, Pada dewata minta suka, Pada pohaci minta suci, Aku kan belajar ngidung, Menembangkan cerita pantun, Menggugah cerita wayang, Menamsilkan menyusur laku, Menyusur laku dahulu, Mengusut perbuatan lama, Tujuh lorong berjajar, Kedelapan sedang ditempuh. Kalau kalau salah ucap, Kalau kalau melanggar patokan, Pantanglah salah ucap, Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
3
Pantanglah melanggar patokan, Sebab jelas susunan laku, Terbentang jalan cerita. Darimana asal perlindungan? Darimana bakal cerita? Tetaplah dari kahyangan Ditampung dengan cupumanik, Cupumanik astagina, Ditempatkan atas sarat tangan, Ditutupi dengan mandepun, Disimpun di jalan raya, Dibuka oleh „rang lalu, Oleh yang tahu wataknya, Oleh yang tahu timbangan, Waktu dibuka ramai bernyanyi, Yang meminta dikisahkan. Nah: Kutaruh di handeuleun merah, Kusimpan di hanjuan terang, Buat kuambil lagi sekali sekali.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
4
Tersebutlah kerajaan Pasir Batang Anu Girang yang diperintah oleh Prabu Tapa Agung. Di kerajaan tersebut, rakyatnya hidup makmur dan damai, tidak ada kejahatan yang terjadi di dalamnya karenanya. Sang raja sendiri terkenal sebagai raja yang alim, bijaksana, dan dia memerintah dengan baik sehingga kerajaan pun hidup makmur. Sampai-sampai orang dari seberang negeri pun yang tinggal dibawah kekuasaan lalim, hijrah ke negeri Pasir Batang Anu Girang karena sifat Prabu Tapa Agung yang terkenal baik itu. Pada suatu ketika dia dianugrahi tujuh orang putra, dan semuanya perempuan diantaranya: Nyi Mas Purba Rarang, Nyi Mas Purba Endah, Nyi Mas Purba Dewata, Nyi Mas Purba Kancana, Nyi Mas Purba Manik, Nyi Mas Purba Leuwih, dan yang terakhir Nyi Mas Purba Sari Ayu Wangi. Karena semuanya anak perempuan, Prabu Tapa Agung pun risau terutama mengenai siapa yang akan mewarisi takhtanya. Dan pada akhirnya, dia memilih Purba Sari putra bungsunya dan tidak memilih kakak-kakaknya yang lebih tua. Dan Purba Sari mewarisi takhta ketika masih belia, usia yang seharusnya belum di anugrahkan tampuk kepemimpinan. Sang raja memilih Purba Sari karena, Purba Sari memiliki sesuatu yang tidak dimiliki kakak-kakaknya, yaitu kebijaksanaan dan kebaikan hati yang melampaui saudarasaudarnya. Namun pemilihan ini membuat iri saudara-saudaranya terutama Purba Rarang. Ia merasa keputusan ini tidak adil. Mengapa bukan dirinya yang dipilih, bukankah dia putra sulung? Setelah diputuskan, maka Prabu Tapa Agung pun segera lengser dari jabatannya. Sementara tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Purba Rarang sampai Purba Sari dewasa. Walaupun begitu, Purba Rarang masih tidak puas dengan keputusan ayahnya. Kemudian dia berbuat jahat pada Purba Sari. Dia memberi kéler nahun hingga seluruhnya tubuhnya hitam legam. Kemudian Purba Sari pun diasingkan di Gunung Cupu Mandala Ayu. Di sana ia harus hidup menderita. Namun Tuhan Mahaadil, Dia mengirimkan Guru Minda yang menyamar sebagai lutung kasarung lalu lutung kasarung selalu menolong kesulitan yang dialami Purba Sari. Guru Minda sendiri adalah manusia kahyangan yang bermaksud mencari cintanya di Bumi. Dia adalah putra Sunan Ambu dengan perawakan sempurna. Dan bukan hanya itu Guru Minda di utus ke Bumi pun juga untuk, menyelesaikan kekacauan di Bumi. Dan ia pula mengajari penduduk melalui Purba Sari bagaimana b agaimana membersihkan gigi yang baik, dan cara berladang yang baik.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
5
Purba Sari selama hidup dipengasingan hidup sebatang kara kecuali para binatang yang menemaninya. Sampai suatu ketika dirinya dianugrahi seekor lutung. Hal itu membuatnya senang, karena dia mempunyai teman yang bisa membantunya. Dan lutung tersebut adalah Guru Minda yang sedang melaksanakan misinya dari kahyangan. Disaat Purba Sari mengalami kesulitan, sang lutung selalu membantunya. Dan karena bantuan lutung kasarung pula, tubuhnya kembali cantik seperti semula. Dan berkat kasih kahyangan, Purba Sari diberi anugrah yang luar biasa. Mendengar hal itu, Purba Rarang malah semakin geram. Dia pun membuat berbagai muslihat untuk melenyapkan Purba Sari dari muka bumi. Namun berbagai cara tidak berhasil membuat Purba Sari mati. Karena bantuan lutung kasarung melalui kahyangan, Purba Sari dengan mudah melewati berbagai kekejaman kakaknya. Sampai suatu ketika, Purba Sari disuruh menghadap kerajaan. Bersama lutung kasarung, di istana dia malah disuruh bertaruh dengan Purba Rarang. Dan setiap pertaruhan dimenangkan Purba Sari. Namun saking liciknya, Purba Rarang mengajak bertaruh siapakah kakasih yang paling tampan yang dimiliki keduanya. Seketika Purba Sari terdiam karena dirinya tidak mempunyai kekasih kecuali lutung yang selalu menemaninya. Berbeda dengan Purba Rarang yang memiliki Inderajaya yang terkenal tampan. Maka Purba Sari dinyatakan kalah, hingga dia harus menjalani hukuman penggal. Namun beruntung, lutung kasarung menyelamtkannya untuk kesekian kalinya. Dan ia berubah kembali ke wujud aslinya Guru Minda. Sontak semua terkaget dan terkesima melihat ketampananya. Kemudian dia sempat bertarung dengan Inderajaya, dan Guru Minda pun menang tanpa susah payah. Purba Rarang pun saat itu tak bisa berbuat apa-apa lagi Inderajaya dkalahkan Guru Minda. Lalu Purba Sari pun mengambil kembali hak takhtanya. Dan Purba Rarang beserta adikadiknya dihukum tidak terlalu berat. Kecuali Purba Leuwih yang mendapat pengampunan setelah diketahui bahwa Purba Leuwih bersimpati pada Purba Sari. Pada akhirnya Purba Sari menikah dengan Guru Minda, dan memerintah kerajaan bersama.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
6
PENGKAJIAN DATA A. Mimesis Dilihat dari sudut pandang kesemestaan (mimesis (mimesis), ), maka novel karya Ajip Rosidi ini, memiliki berbagai pandangan. Pertama, novel in mengisahkan kisah cinta antara Guru Minda kepada Purba Sari. Guru Minda adalah seorang manusia kahyangan yang rela pergi berkelana dan bahkan harus menjadi lutung demi bisa bertemu dengan Purba Sari yang menjadi idamannya, yang sebelumnya pernah bertemu dalam mimpinya. Kemudian masih berkaitan dengan kisah cinta, novel ini mengisahkan pula bagaimana seorang lelaki yang ingin mencari jodohnya yang seperti ibunya. Diceritakan bahwa Guru Minda tidak tertarik pada p ada para pohaci para pohaci (bidadari), karena yang paling cantik hanya ibunya sendiri, Sunan Ambu. Namun mustahil baginya mencintai ibunya sendiri sebagai seorang kekasih. Dan pada akhirnya dia bermimpi bertemu perempuan cantik jelita yang mirip dengan ibunya. Dia pun terkesima melihatnya. Dan kemudian Sunan Ambu pun mengetahui gelegat anaknya itu, maka Sunan Ambu mengutus Guru Minda ke Bumi, karena di Bumi lah perempuan idamannya berada. Kedua, novel ini mengisahkan tentang pendidikan dan pembentukan moral. Dikisahkan Purba Sari harus berladang karena menuruti titah kandanya, Pura Rarang. Dan dia pun berlomba dengan Purba Rarang siapa yang paling bagus hasil panennya. Purba Rarang dibantu rakyatnya masih belum mengetahui cara berladang yang baik. Sedang Purba Sari dengan dibimbing Sunan Ambu mengetahui bagaimana cara berladang yang baik, bagaimana cara memanen yang baik, bagaimana cara memperlakukan beras dengan baik. Kemudian Purba Sari diajari oleh Lutung Kasarung bagaimana membersihkan gigi yang baik dengan sirih dan pinang. Lalu terdapat pesan moral didalam cerita ini. Bahwa seorang yang serakah, memperturutkan hawa nafsu, dan sombong akan celaka pada akhirnya, hal ini terjadi pada Purba Rarang dan adik-adiknya kecuali Purba Leuwih. Kemudian setiap orang yang berprihatin, bersabar, tabah, tawakal, selalu percaya pada Yang Mahakuasa, maka dirinya akan ditolong olehNya. Hal ini Purba Sari, dia selalu ditolong oleh Sang Rumuhun melalui lutung kasarung. Sehingga dia terhindar dari malapetaka. Ketiga, novel ini bisa jadi mengangkat permasalahan feminisme. feminisme. Terkadang seorang perempuan pun bisa menjadi seorang pemimpin dan penguasa yang dipilih karena Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
7
kebijaksanaannya. Dan perempuan pun memiliki pengaruh yang luar biasa dalam negara. Hal ini dibuktikan oleh Purba Rarang dan Purba Sari. Purba Rarang memiliki pengaruh yang cukup kuat di longkungan istana. Dan Purba Sari di angkat jadi ahli waris takhta kerajaan, karena kemampuan yang ada padanya.
B. Objektif Penokohan :
1. Purba Sari : baik hati, penyayang, sabar, tidak pendendam, tidak sombong. 2. Guru Minda/ Lutung Kasarung : baik, suka menolong, tidak sombong. 3. Purba Rarang : jahat, sombong, suka memperturutkan hawa nafsu. 4. Léngsér : baik, setia, jenaka, cerdik, penurut. 5. Sunan Ambu : penyayang, ramah, baik. 6. Inderajaya : kurang baik, sombong. 7. Prabu Tapa Agung : baik, bijaksana. 8. Permaisuri Niti Suari : baik, penyayang, menurut pada suami. 9. Purba Endah : tabiat seperti kakaknya Purba Rarang. 10. Purba Dewata : seperti kakaknya Purba Rarang. 11. Purba Kancana : seperti kakaknya Purba Rarang. 12. Purba Manik : seperti kakaknya Purba Rarang. 13. Purba Leuwih : simpati, kurang baik. b aik. 14. Bujangga Tua : baik, penurut, bijaksana. 15. Aki Panyumpit : berpengalaman, penurut, baik, sayang pada istri. 16. Nini Panyumpit : penyayang.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
8
Tokoh-tokoh lain :
1. Bujangga Sida. 2. Bujangga Sakti. 3. Bujangga Dewata. 4. Pohaci Wiru Wananggay. 5. Anak cucu Aki Panyumpit. 6. Rakyat Pasir Batang. 7. Guriang Kawung Luwuk. 8. Aki Kuwu. Alur Cerita :
Alur cerita dalam novel ini, adalah alur maju. Tidak ada flashback atau alur mundur dalam ceritanya. Cerita dimulai dari Prabu Tapa Agung yang ingin mewariskan takhta kepada Purba Sari hingga Purba Sari menjadi Ratu. Setting Waktu :
Setting waktu diperkirakan pada zaman dimana masyarakat pada waktu itu baru mengenal peladangan. Setting Tempat :
Setting tempat diperkirakan di daerah Pasir Batang, Manonjaya, Tasikmalaya.
C. Ekspressif Ajip Rosidi lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938. Lebih dari
seratus karyanya telah diterbitkan mencakup kumpulan puisi, cerita pendek, novel, drama, esai, biografi, cerita rakyat, dan karya terjemahan, termasuk suntingan bunga rampai, ensiklopedi Sunda. Tahun 1973-1979 menjadi ketua Ikatan Penerbit Indonesia, setelah bertahun-tahun berpengalaman sebagai redaksi beberapa majalah sastera budaya, dan menjadi Direktur Utama Penerbit Pustaka Jaya. Dalam dekade itu pula menjadi Ketua Dewan Kessenian Jakarta, DKJ Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
9
(1973-1981), staf ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1978-1980). Sejak tahun 1981 menjadi profesor tamu di Osaka Gaidai, disamping pula menggajar di Kyoto Sangyo Daigaku dan Tenri Daigaku. Kembali ke Tanah Air tahun 2003. Kini ia tinggal di Pabean, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Dikutip dari “Tentang Penulis” Penulis” di novel Purbasari Ayu Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung.
Ada yang perlu di perhatikan pada novelnya. Pertama dia memulai cerita novelnya dengan Rajah Pembuka, Pembuka, walaupun telah dialihbahasakan, namun ini menyimpulkan, dia masih memakai tradisi para Juru Pantun dalam memulai ceritanya, sama seperti Juru Pantun memulai pantunnya. Dikarenakan Pantun Lutung Kasarung masih dianggap sakral. Kemudian dia menjadikan Purba Sari sebagai tokoh utama, dan dijadikan judul novelnya. Dia menilai bahwa Purba Sari lah inti dari cerita Lutung Kasarung, bukan Lutung Kasarung. Lalu ia menganggap cerita Lutung Kasarung lebih kepada cerita pembentukan peradaban. Diceritakan dalam novelnya
bahwa,
Guru
Minda
ditugaskan
mengajari
penduduk
cara
berladang,
dan
menyelesaikan kekacauan di Bumi.
D. Pragmatik Penilaian saya terhadap novel ini. Saya sangat mengapresiasi kehadiran novel ini. Seperti karya Ajip Rosidi yang lain. Novel Purbasari Novel Purbasari Ayu Wangi atawa Lutung Kasarung juga Kasarung juga terbukti berkualitas. Karena dalam novel ini bukan masalah percintaan atau romantik yang ditonjolkan, tetapi lebih kepada suatu roman yang mengisahkan perjuangan seorang perempuan yang tertindas dengan dibantu Tuhan bisa bangkit dari keterpurukan. Yang menarik bagi saya selaku pembaca. Ternyata cerita lutung kasarung memperlihatkan feminisme memperlihatkan feminisme,, dimana perempuan pun bisa memimpin sebuah negara. Dan mempunyai pengaruh besar terhadap negara. Dan ada nilai demokratis dalam cerita ini. Dimana salah satu contoh ketika Prabu Tapa Agung menentukan pewaris takhta, dia bermusyawarah dulu dengan istrinya, kemudian dia pun meminta persetujuan para abdi negara itu. Dan novel ini memang layak dibaca oleh orang non-Sunda yang ingin belajar sedikit gaya kesusastraan Sunda. Karena dalam novel ini banyak pula di tampilkan berbagai mantra. Seperti mantra ketika mau berladang, mau panen.
Zulfikar Nuraly Nugraha Nugraha
Kajian Prosa Lutung Lutung Kasarung
10