[Type text]
i
LAPORAN PRATIKUM KIMIA LINGKUNGAN
"ANALISIS KIMIA ASAM BENZOAT DAN SAKARIN PADA SAMPEL MINUMAN"
Kelas : 1A
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
AISAH AULIANI : 151110001
FEBIOLA ALVANESA : 151110004
HANIF ICHSANDI : 151110009
INDRIANI ZARA : 151110011
ISMAUL KHAIRO : 151110012
LISA WELNI : 151110015
M. AGIEL ALHAFID : 151110016
MUTIA RAHMAH : 151110025
REFLI PRAPTIKASARI : 151110029
SRI RANTI EKA PUTRI : 151110034
DOSEN PEMBIMBING:
SUKSMERRI, S.Pd, M.Pd, M.Si
INSTRUKTUR:
TIKA SARI, A.MKL
PRODI D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
TAHUN 2016
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan pratikum "Analisis Kimia Asam Benzoat Dan Sakarin Pada Sampel Minuman" yang telah di laksanakan di Laboratorim Fisika Poltekkes Kemenkes Padang pada hari Senin tanggal 21 Maret 2016 pukul 8.30 WIB sampai 11.30 WIB yang telah di periksa dan di setujui oleh:
Dosen Pembimbing Instruktur
SUKSMERRI, S.Pd, M.Pd, M.Si Tika Sari, A.MKL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kurnianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dan kami berharap Semoga laporan ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Pratikum ini adalah mata kuliah yang wajib di ikuti oleh Mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan prodi Diploma III di Poltekkes Kemenkes Padang. Laporan praktik ini di susun sebagai pelengkap kerja praktik yang telah di laksanakan pada tanggal 21 Maret 2016 di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Padang.
Terima Kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing dan instruktur yang telah memberikan pengarahan untuk penulisan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang memberikan motivasi sehingga laporan ini bisa diselesaikan.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Padang, Maret 2016
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Tujuan Umum 2
Tujuan Khusus 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Pengertian Makanan 4
2.2 Pengertian Minuman 5
2.3 Penggolongan Minuman 5
2.4 Pemeriksaan Higiene Sanitasi 6
2.5 Pengertian Asam Benzoat 6
2.6 Dampak Benzoat Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan 7
2.7 Pengertian Sakarin 7
2.8 Dampak Sakarin Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan 8
2.9 Permenkes No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan 8
BAB III HASIL .. 9
3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum 9
3.2 Alat Dan Bahan 9
3.2.1 Alat 9
3.2.2 Bahan 9
3.3 Cara Kerja 10
3.3.1 Pemeriksaan Asam Benzoat Pada Sampel minuman 10
3.3.2 Pemeriksaan Sakarin Pada Sampel Minuman 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1 Hasil 13
4.2 Pembahasan 13
iii
BAB V PENUTUP 14
5.1 Kesimpulan 14
5.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
Iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan diatasnya. Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji alat makan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut.
Organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) pada tahun 1984 menerbitkan suatu seri pedoman pengawasan mutu makanan ("Manual 14/5, Food inspection) yang digunakan sebagai pedoman pemeriksaan makanan. Pedoman tersebut memuat uraian tentang pengambilan sampel makanan dan teknik pemeriksaan pabrik yang sangat bermanfaat sebagai bahan pelajaran teknik pengambilan dan pemeriksaan contoh.
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
Asam benzoat/ asam benzene karboksilat/ asam phenil karboksilat (C7H6O2 atau C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan pengawet yang dianggap GRAS oleh FDA, dan secara kimia dapat dihasilkan melalui oksidasi fase cair dari toluena (Srour, 1989; WHO, 2000). Asam benzoat memiliki bentuk serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, sedikit terlarut didalam air, tetapi larut dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzena dan aseton. Asam benzoat, dalam bahan pangan umum digunakan sebagai bahan pengawet. Namun diluar itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat korosi (WHO, 2000). Menurut PerMenKes RI No.722/MenKes/Per/IX/88 batas maksimum penggunaan asam banzoat dalam minuman ringan adalah 600 mg/kg.
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat. Menurut PerMenKes RI No.722/MenKes/Per/IX/88 batas maksimum penggunaan sakarin dalam minuman ringan adalah 300 mg/kg.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum:
Untuk mengetahui apa saja alat, fungsi, bahan dan cara analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui alat yang di gunakan analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
Untuk mengetahui fungsi alat yang di gunakan dalam analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
Untuk mengetahui langkah analisis kimia Asam Benzoat dan Sakarin pada sampel minuman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Makanan
Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi- substansi yang diperlukan untuk pengobatan (Anwar dalam Pohan 2009: 18).
Makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat selain ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral (Mukono, 2006 ). Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food borne disease.
Semua alat makan mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk berkembang biak dan membusukkan makanan (Winarno,1993).
Menurut ketentuan Direktur Jendral PPM dan PLP, inspeksi atau uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan pada tempat-tempat pengolahan makanan dan sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat makan yang ada, yaitu:
Sendok
Gelas
Piring
Mangkok
Dalam pelaksanaan uji sanitasi alat makan atau alat masak hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
Untuk cangkir atau gelas uji usap dilakukan pada permukaan luar dan dalam bagian bibir yang terkena atau biasanya bersinggungan langsung dengan konsumen.
Pada permukaan bagian luar dan dalam cekungan sendok atau garpu.
Untuk piring, uji usap dilakukan pada permukaan dalam tempat makan. Biasanya luas piring dibagi menjadi empat bagian dan pengusapan dilakukan dengan mengusap dua juring yang saling berhadapan.
Setiap satu alat makan menggunakan satu swab. Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar alat makan yang akan dipakai harus memenuhi syarat kesehatan.
2.2 Pengertian Minuman
Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin agar konsumen sebagai pemakaian produk minuman dapat terhindar dari penyakit akibat minum terlebih minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti bahan pengawet makanan. Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Minuman kesehatan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunya efek menguntungkan terhadap kesehatan. (Winarti, 2006)
2.3 Penggolongan Minuman
Jenis minuman yang tersedia setiap hari bervariasi. Minuman dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Air putih, ini merupakan minuman netral dengan syarat tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
b. Kopi dan teh, ini minuman yang dapat dikonsumsi selagi panas ataupun dingin
c. Wedang jahe, wedang ronde yang dikonsumsi umumnya selagi panas
d. Es sirup yang lazim dikonsumsi dingin. Es sirup ini dibuat dari gula pasir yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu, lalu direbus sampai mendidih.
e. Jus buah juga sering diminum sebagai minuman dingin, yaitu minuman yang dibuat
dari buah-buahan yang dihaluskan menggunakan satu macam buah atau campuran
beberapa buah ditambah dengan sirup atau gula pasir dan es batu.
f. Es buah, yaitu es sirup yang diisi dengan beberapa macam buah yang dipotongpotong kecil dan ditambah es.
g. Es krim yang terbuat dari susu, gula, telur, dan bahan tambahan seperti buah-buahan.
h. Es puter, adalah mirip dengan es krim. Bedanya kalau es krim menggunakan susu.
i. Es teller yaitu es yang diisi dengan berbagai macam bahan, seperti nangka masak,
kelapa muda, tape dan alpukat.
j. Minuman ringan (Soft drinks), yaitu minuman yang tidak mengandung alkohol,
hanya mengandung gula, atau soda. Misalnya merek Cola-cola, Sprite, Fanta dan
juga minuman berenergi yang salah satunya adalah Minuman Isotonik.
2.4 Pemeriksaan Higiene Sanitasi
Menurut Permenkes RI No. 1096 : Pemeriksaan higiene sanitasi dilakukan untuk menilai kelayakan persyaratan teknis fisik yaitu bangunan, peralatan dan ketenagaan serta persyaratan makanan dari cemaran kimia dan bakteriologis. Nilai pemeriksaan ini dituangkan di dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan sampel/specimen.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari :
Cemaran kimia pada makanan negative
Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
Angka kuman pada peralatan makan 0 (usap alat)
Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan yang diperiksa (usap dubur/rectal swab).
2.5 Pengertian Asam Benzoat
Asam benzoat/ asam benzene karboksilat/ asam phenil karboksilat (C7H6O2atau C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan pengawet yang dianggap GRAS oleh FDA, dan secara kimia dapat dihasilkan melalui oksidasi fase cair dari toluena (Srour, 1989; WHO, 2000). Asam benzoatmemiliki bentuk serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, sedikit terlarut didalam air, tetapi larut dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzena dan aseton (WHO, 2000). Asam benzoat, dalam bahan pangan selain digunakan sebagai bahan tambahan umumnya juga dapat ditemukan secara alami pada beberapa jenis tanaman baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk terikat. Asam benzoat dalam tanaman umum ditemukan seperti pada beberapa tanaman berry (±500 mg/kg) seperti cranberry (V.vitis idaea) dan bilberry (V.macrocarpon) dengan kandungan sebesar 300 – 1300 mg/kg buah dalam bentuk bebas. (Hegnauer, 1996). Selain tanaman berry, asam benzoate juga dapat ditemukan pada beberapa jenis hewan omnivore seperti gajah banteng asia (Rasmussen et al, 1990).
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
2.6 Dampak Benzoat Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan
Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium. Dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf.
2.7 Pengertian Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang memiliki struktur dasar sulfinida benzoat. Karena tidak strukturnya berbeda dengan karbohidrat, sakarin tidak menghasilkan kalori. Sakarin jauh lebih manis dibanding sukrosa, dengan perbandingan rasa manis kira-kira 400 kali lipat sukrosa. Namun sayangnya dalam konsentrasi sedang sampai tinggi bersifat meninggalkan aftertaste pahit atau rasa logam. Untuk menghilangkan rasa ini sakarin dapat dicampurkan dengan siklamat (akan dibahas di bagian 4) dalam perbandingan 1:10 untuk siklamat.
Sakarin diperkenalkan pertama kali oleh Fahlberg pada tahun 1879 secara tidak sengaja dari industri tar batubara. Penggunaannya secara komersial sudah diterapkan sejak tahun 1884. Namun sakarin baru terkenal oleh masyarakat luas setelah perang dunia I, di mana sakarin berperan sebagai pemanis alternatif pengganti gula pasir sulit diperoleh. Sakarin menjadi lebih populer lagi di pasaran pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, sifatnya sebagai pemanis tanpa kalori dan harga murahnya menjadi faktor penarik utama dalam penggunaan sakarin. Selain itu sakarin tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambahkan sakarin tidak mengalami kerusakan. Sifat yang penting untuk industri minuman kaleng atau kemasan. Karena itulah, sakarin dalam hal ini sering digunakan bersama dengan aspartame; agar rasa manis dalam minuman tetap bertahan lama. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aspartame tidak bertahan lama dalam minuman kemasan.
2.8 Dampak Sakarin Yang Terkandung Di Dalam Minuman Ringan
Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat kecanduan karbohidrat.Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh pemanis sinteti. Pemanis sintetis adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson. Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung pemanis dengan kadar gula tinggi karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.
2.9 Permenkes No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan
Parameter
Satuan
Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
Asam Benzoat
mg/kg
500
Sakarin
mg/kg
300
BAB III
HASIL
3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum
Hari/Tanggal : Senin/21 Maret 2016
Pukul : 8.30 WIB – 11.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Poltekkes Kemenkes Padang
3.2 Pemeriksaan Benzoat
3.2.1 Alat
Nama Alat
Jumlah
Corong pemisah
Corong
Erlenmeyer 100 ml
Water bath
Buret
Cawan penguap
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
3.2.2 Bahan
Bahan
Jumlah
Larutan Eter
NaOH 0,05 N
Indikator Fenol Red
Aceton 50%
Secukupnya
Secukupnya
1-2 Tetes
5 ml
3.2.3 Cara Kerja
Pemeriksaan Asam Benzoat Pada Sampel minuman
Pemeriksaan sampel:
Masukan 100 ml sampel dan 25 ml buffer Ph 4 ke dalam corong pemisah.
Lalu tambahkan 25 ml larutan eter.
Lalu ekstraksi sebanyak 3 kali dan dikeluarkan gasnya.
Lalu keluarkan air yang telah terpisah dengan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu keluarkan lagi larutan eter, masukan larutan eter tersebut ke dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu masukan kembali 25 ml air yang berada di erlenmeyer ke dalam corong pemisah.
Lalu tambahkan kembali 25 ml larutan eter, Lakukan hal tersebut sebanyak 3 kali.
Setelah di lakukan sebanyak 3 kali, pisahkan air ke dalam erlemeyer 100 ml untuk di lakukan analisis sakarin.
Pisahkan kembali larutan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml dengan cara di saring.
Lalu masukan larutan eter ke dalam cawan penguap.
Lalu uapkan larutan eter didalam water bath sampai residunya ± 5 ml.
Lalu pindahkan sampel ke dalam erlenmeyer.
Lalu tambahkan 5 ml larutan aseton 50% dan 1-2 tetes fenol red.
Lalu titrasi menggunakan larutan NaOH 0,05 N sampai sampel berubah menjadi warna merah.
Lalu catat pemakaiannya.
Sampel
1,1 ml
Perhitungan kadar benzoat
Kadar Benzoat = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,0061 grRumus
Kadar Benzoat = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,0061 gr
Perhitungan :
Kadar benzoat = 1,1 x 0,0061
Kadar benzoat = 0,00671 mg/kg
3.3 Pemeriksaan Sakarin
3.3.1 Alat
Nama Alat
Jumlah
Corong pemisah
Corong
Erlenmeyer 100 ml
Water bath
Buret
Cawan penguap
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
3.3.2 Bahan
Bahan
Jumlah
Aceton 50%
HCL pekat
Aquadest
Indikator BTB
5 ml
10 ml
Secukupnya
1-2 Tetes
3.3.3 Cara Kerja
Pemeriksaan Sakarin Pada Sampel Minuman
Pemeriksaan sampel:
Tambahkan 10 ml HCL pekat ke dalam sisa air dari pemeriksaan benzoat.
Lalu masukan ke dalam corong pemisah.
Lalu ekstraksi sebanyak 3 kali.
Lalu keluarkan air yang telah terpisah dengan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu keluarkan lagi larutan eter dan masukan larutan eter tersebut ke dalam erlenmeyer 100 ml.
Lalu masukan kembali air yang berada di erlenmeyer ke dalam corong pemisah.
Lalu tambahkan kembali 25 ml larutan eter.
Lakukan hal tersebut sebanyak 3 kali.
Setelah di lakukan sebanyak 3 kali, pisahkan kembali air dan eter ke dalam masing-masing erlemeyer 100 ml.
Lalu masukan kembali air yang berada di erlenmeyer ke dalam corong pemisah.
Lalu bilas air yang berada di corong pemisah dengan 10 ml larutan eter.
Lalu ekstraksi sampel air sebanyak 3 kali.
Lalu masukan hasil bilasan air ke dalam erlenmeyer.
Lalu campurkan larutan eter ke dalam erlenmeyer 100 ml yang telah berisi larutan eter sebelumnya.
Lalu masukan larutan eter yang berada di erlenmeyer ke dalam corong pemisah.
Lalu bilas larutan eter menggunakan 10 ml aquadest.
Lalu ekstraksi larutan eter sebanyak 3 kali.
Lalu masukan sisa bilasan aquadest ke dalam erlenmeyer yang telah berisi air sebelumnya.
Kemudian masukkan larutan eter (sari eter) ke dalam erlenmeyer dengan cara di saring.
Lalu masukan kembali larutan eter yang telah di saring ke dalam cawan penguap.
Kemudian uapkan sari eter didalam water bath sampai residunya melekat.
Lalu larutkan residu sampel ditambahkan 3 ml aseton.
Lalu uapkan lagi sampel sampai menguap.
Lalu pindahkan sampel ke dalam erlenmeyer.
Kemudian tambahkan 2 ml aquadest ke dalam cawan penguap untuk menghilangkan sisa aseton.
Lalu masukan bilasan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi sampel.
Lalu homogenkan sampel dengan cara di goyangkan.
Lalu panaskan dan dinginkan sampel dengan suhu kamar.
Lalu tambahkan 1-2 tetes BTB ( bron timol blue).
Lalu titrasi dengan NaOH 0,05 N sampai berwarna biru.
Lalu catat hasil pemakaiannya.
Sampel
12,1 ml
Perhitungan kadar benzoat
Kadar Sakarin = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,00916 grRumus
Kadar Sakarin = pemakaian larutan NaOH 0,05 N x 0,00916 gr
Perhitungan :
Kadar Sakarin = 12,1 x 0,00916
Kadar Sakarin = 0,11083 mg/kg
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
NO
ANALISIS
HASIL
STANDAR PERMENKES No. 722 TAHUN 1988
1.
Benzoat
0,00671mg/kg
500 mg/kg
2.
Sakarin
0,11083 mg/kg
300 mg/kg
4.2 Pembahasan
Dari pratikum pemeriksaan parameter Benzoat sampel minuman didapatkan hasilnya yaitu 0,00671 mg/kg. Dan standar Benzoat menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks 500 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh permenkes.
Akibat banyak mengkonsumsi benzoat yaitu, Kesulitan Bernafas, Iritasi Kulit, Infeksi Sistem Pernafasan, Diare, Rasa Terbakar di Tenggorokan, Mual dan Muntah dan Sakit Kepala.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Sakarin sampel minuman didapatkan hasilnya yaitu 0,11083 mg/kg. Dan standar Sakarin menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks 300 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
Akibat banyak mengkonsumsi sakarin yaitu, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dang gangguan seksual, kebotakan, kanker otak dan kanker kantung kemih.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan membuktikan bahwa sample minuman yang diuji mengandung asam benzoat dan sakarin . Alat yang di gunakan dalam pemeriksaan yaitu, buret,erlenmeyer, water bath dan cawan penguap.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Benzoat sampel minuman didapatkan hasilnya yaitu 0,00671 mg/kg. Dan standar Benzoat menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks 500 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh permenkes.
Dari pratikum pemeriksaan parameter Sakarin sampel minuman didapatkan hasilnya yaitu 0,11083 mg/kg. Dan standar Sakarin menurut permenkes No. 722 tahun 1988 = maks 300 mg/kg. Jadi sampel yang diperiksa adalah minuman yang memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
5.2 Saran
Masyarakat dapat mengatahui rasa minuman yang mengandung pengawet benzoat dan pemanis sakarin. Jika minuman tersebut di minum maka di tenggorokan akan terasa sedikit nyeri ataupun terasa pahit. Akibat yang di sebabkan dari berlebihnya pemakaian pengawet dan pemanis buatan pada minuman salah satunya yaitu penyakit lupus, Kesulitan Bernafas, Iritasi Kulit, Infeksi Sistem Pernafasan, Diare, Rasa Terbakar di Tenggorokan, Mual dan Muntah dan Sakit Kepala.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu.2008. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambah Pangan. Bandung: Bumi Aksara
Buckle.K.A., Edwards.R.A., Fleet.G.H., Wootton.M.1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI Press.
Hayun, Y. Harahap & C. N. Aziza. (2004). Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat, Kofeina, Dan Aspartam Di Dalam Beberapa Minuman Ringan Bersoda Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 1. No. 3. Pp 148-159.
Hussain, I ; A. Zeb ; I. Shakir & A. S. Shah. (2008). Combine Effect Of Potassium Sorbate And Sodium Benzoate on Individual And Blended Juices Of Apricot And Apple Fruits Grown In Azad Jammu and Kashmir. Journal Pakistan of Nutrition. 7(1). Pp.181-185.
Ibekwe ; S. Eberechukwu ; Uwakwe ; A. Amadikwa & Monanu, M. Okechukwu. (2007). Effect Of Oral Intake Of Sodium Benzoate On Some Haematological Parameters Of Wistar Albino Rats. Journal Scientific Research And Essay. Vol. 2.(1). Pp. 006-009.