DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………....................................
1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
2
BAB II TUJUAN PERCOBAAN...........................................................................
12
BAB III BAHAN & CARA Uji Molisch................................................................................................................
13
Uji Iodium.................................................................................................................
13
Uji Benedict..............................................................................................................
14
Uji Barfoed...............................................................................................................
14
Uji Osazon................................................................................................................
15
Uji Seliwanoff...........................................................................................................
15
Uji Asam Musat……………………………………………………………………
16
BAB IV HASIL PRAKTIKUM…………………………………………………
17
BAB V PEMBAHASAN Uji Molisch................................................................................................................
18
Uji Iodium.................................................................................................................
19
Uji Benedict..............................................................................................................
20
Uji Barfoed...............................................................................................................
20
Uji Osazon…………………………………………………………………………
21
Uji Seliwanoff..........................................................................................................
21
Uji Asam Musat…………………………………………………………………...
22 1
BAB VI KESIMPULAN.........................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... .
24
SKEMA PERCOBAAN.................................................................................
.
25
LAMPIRAN............................................................................................................
26
Skema Kerja Uji Kualitatif.......................................................................................
20
BAB I PENDAHULUAN Karbohidrat tersebar luas baik di dalam jaringan tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan, karbohidrat dihasilkan melalui proses fotosintesis dan dan mencakup selulosa yang merupakan rangka tumbuh – tumbuhan serta pati dari sel – sel tumbuhan. Sedangkan pada hewan, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen berperan sebagai sumber terpenting untuk energi bagi aktivitas vital. Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses – proses metabolisme lainnya. Selain itu karbohidrat juga memiliki fungsi – fungsi yang lain, seperti : •
Sebagai energi cadangan.
•
Kompenen struktur membran dan dinding sel.
•
Mempertahankan kadar gula darah.
Ada beberapa definisi tentang karbohidrat, yaitu : 1. Turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksil atau zat – zat yang pada hidrolisis menghasilkan derivat – derivat tersebut. 2. Polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mempunyai rumus
molekul umum (CH2O)n. Dari rumus ini dapat diketahui bahwa karbohidrat adalah suatu polimer. Senyawa yang menyusunnya adalah monomer – monomer. 3. Senyawa karbonil alami dengan beberapa gugus hidroksi. 2
4. Merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat terdiri dari berbagai senyawa yang sangat melimpah di alam. Senyawa yang termasuk biomolekul ini dapat di golongkan dala berbagai macam. Penggolongan karbohidrat dapat dilakukan berdasarkan berbagai hal, yaitu : 1. Berdasarkan bentuk cincinnya. Karbohidrat dapat di bagi menjadi :
Golongan furanosa
Karbohidrat yang masuk dalam golongan ini adalah karbohidrat yang mempunyai cincin beranggota 5.
Golongan piranosa Karbohidrat yang masuk dalam golongan ini adalah karbohidrat yang mempunyai cincin beranggota 6. Gambar struktur dari piranosa dan furonosa :
Struktur piranosa
Struktur furonosa
2. Berdasarkan jumlah monomer yang menyusun polimernya, karbohidrat dapat di bagi menjadi :
Monosakarida Monosakarida sering juga disebut gula sedrhana (simple sugar).
Karena monosakarida hanya terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton. Hal ini menyababkan monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida segera mereduksi senyawa – senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion kipri (CU2+). Pada reaksi seperti ini, gula dioksidasi pada gugus karbonil dan senyawa pengoksidasi 3
menjadi tereduksi (senyawa pereduksi adalah pemberi elektron dan senyawa pengoksidasi adalah penerima elektron). Glukosa dan gula – gula lain yang mampu mereduksi senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi. Sifat ini berguna dalam analisa gula. Rumus umum monosakarida adalah CnH2mOn. Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu di antara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom okisigen membentuk gugus karbonil, sedangkan atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldehid, dan disebut suatu aldosa ; jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu keton, dan disebut ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa dan friktosa. Contoh lainnya adalah : Monosakarida
Rumus molekul
Aldosa
Ketosa
Triosa
C3H6O3
Gliserosa
Dihidroksi aseton
Tretosa
C4H8O5
Eritrosa
Eritrulosa
Pentosa
C5H10O5
Ribosa
Ribulosa
Heksosa
C6H12O6
Glukosa
Fruktosa
Oligosakarida Oligosakarida merupakan karbohidrat terbentuk dari dua sampai
sepuluh monosakarida. Yang termasuk ke dalam kelompok oligosakarida adalah disakarida, trisakarida, dan seterursnya sesuai dengan jumlah satuan monosakaridanya. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida. Disakarida
merupakan
karbohidrat
yang
terdiri
atas
residu
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Dimana bila disakarida tersebut dihidrolisis, menghasilkan molekul monosakarida sama atau berlainan. Misalnya sukrosa, maltose, laktosa, dan selobiosa. 1.
Maltosa
4
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Pada umumnya dihasilkan dari hidrolisis pati. Terdiri dari dua satuan monosakarida, yaitu glukosa dan glukosa. 2.
Sukrosa Sukrosa termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak terdapat dalam tanaman berlainan dengan kebanyakan disakarida dan oligosakarida, sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiketal karena kedua atom ini saling berikatan sehingga sukrosa tidak memiliki sifat gula pereduksi, tidak dapat mengadakan mutarotasi dan tidak bereaksi dengan fenilhidrasi. Sukrosa mudah dihidrolisis menjadi D- glukosa dan Dfruktosa. Hidrolisis ini disebut proses inverse dan diikuti ole perubahan rotasi optic dari kanan ke kiri apabila telah tercapai campuran yang sama antara glukosa dan fruktosa, campuran ini disebut gula invert.
3.
Laktosa Laktosa biasa disebut gula susu, terdiri dari D-galaktosa dan D-glukosa yang berikatan melalui ikatan α(1,4)-glikosida. Laktosa mempunyai satu atom karbon hemiasetal, maka laktosa termasuk disakarida pereduksi.
Polisakarida Polisakarida termasuk gula-gula yang menghasilkan
lebih dari
sepuluh molekul monosakarida pada hidrolisis, misalnya amilum, glikogen, deksterin, dan selulosa. Polisakarida dibedakan atas : 1. Homopolisakarida, yang pada hidrolisisnya mengasilkan satu
macam karbohidrat. Polisakarida yang pada hidrolisisnya menghasilkan heksosa disebut heksosan, pentosa disebut pentosan.
5
2. Heteropolisakarida, yang menghasilkan beberapa macam karbohidrat misalnya asam hialuronat yang mengandung Nasetil-glukosamin dan asam glukoronat. Macam-macam polisakarida yang secara fisiologis penting yaitu : a.
Amilum Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati, memiliki
rumus molekul (C6H10O5)n. amilum
atau
pati
merupakan cadangan makanan pada tumbuh-tumbuhan. Polisakarida
ini
disebut
juga
glukosa
karena
pada
hidrolisisnya anya dibentuk glukosa pada zat akhir. Amilum terdiri atas 2 bagian yaitu : 1. Amilosa (15-20%) yang merupakan polisakarida
linear berbentuk heliks, yang terdiri dari unit-unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan α(1,4)-glikosida. Amilosa ini mermberi warna biru dengan adanay iodium, karena senyawa ini dapat masuk menduduki posisi dalam gedung helical yang terbentuk jika amilosa berada dalam air. 2. Amilopektin (80-85%) yang merupakan polisakarida yang banyak cabangnya.
Dalam molekul ini, rantai
pendek dari rangkaian rangkaian glikosida α (1,4) unit glukosa digabungkan dengan rangkaian glikosida lain melalui ikatan glikosida α (1,6). Amilopektin ini akan menghasilkan
warna
jingga
sampai
merah
bila
ditambahkan larutan iodium. b.
Glikogen Glikogen merupakan polisakarida simpanan yang terdapat dalam jaringan hewan maupun manusia. Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. Struktur glikogen serupa dengan amilopektin namun jumlah percabangannya lebih banyak. Ikatan α(1,4)-glikosida pada glikogen dapat dihidrolisis oleh α –amilase dan β– amylase, 6
sedangkan ikatan dapat dihidrolisis oleh α(1,6)-glikosidase. Sehingga apabila glikogen dihidrolisis akan menghasilkan Dglukosa. Glikogen tidak mereduksi larutan benedict dan memberi warna merah pada yodium. c.
Inulin Inulin adalah karbphidrat simpanan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan biasa ditemukan pada akar dan umbi dahlia, artichokes, dan bunga dandelion. Inulin dibangun oleh unit D-fruktosa yang dihubngkan satu sama lain oleh ikatan β(2,1)-fruktosida. Hal ini menyebabbkan apabila inulin dihidrolisis dapat menjadi fruktosa. Oleh karena itu inulin merupakan suatu fruktosan atau disebut juga levan. Inulin tidak memberi warna bila ditambah yodium. Inulin mudah larut dalam ait panas. Inulin digunakan untuk penetapan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate). d. Selulosa Selulosa merupakan unsure utama dari rangka tumbuhan. Sebab selulosa sebagai bahan pembentuk dinding sel. Selulosa tidak memberi warna dengan yodium dan tidak larut dalam pelarut biasa.
Pada umumnya berupa serbuk putih mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air, kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan memberi warna biru dengan larutan yodium. Hidrolisis sempurna oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan glukosa pula. Hal ini karena baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan yodium. 7
Macam – macam pengujian karbohidrat : 1. Uji Molisch Uji molisch digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan atau zat merupakan karbohidrat atau bukan. Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi fulfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfulural. Pereaksi molischyang terdiri dari α–naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan fulfural membentuk senyawa komplek berwarna ungu. CHO │ HCOH │ HCOH │
+ H2SO4 →
+
→ cincin ungu
HCOH │ CH2OH (pentosa)
OH (furfural)
(α-naftol)
CHO │ HCOH │ HCOH │
+ H2SO4 → 5-hidroksimetilurfural
+
→ cincin ungu
HCOH │
OH
CH2OH 8
(heksosa)
2. Uji Iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengn iodium menghasilkan warn biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk warna merah coklat. 3. Uji Benedict Gula mempunyai gugus aldehida atau keton akan mereduksi ion Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. O
O
║
║
R─C─H
+ Cu2+ + 2OH → R─C─OH + Cu2O (s) + H2O↓
Gula pereduksi
merah bata
4. Uji Barfoed Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan di reduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. O R
C
O H
R
C
OH + CU2O(S) +
H2O ( D-glukosa)
Merah bata
Monosakarida
9
5. Uji Bial Dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol ( 3,5-dihidroksi toluena ) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
+ HCl
( furtural )
( orsinol )
6. Uji Seliwanoff Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfulfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa komplek berwarna merah oranye.
7. Uji Osazon Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau asazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang spesifik.
10
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomer-nya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
8.
Uji Asam Muzat Oksidasi
terhadap
karbohidrat
dengan
asam
nitrat
pekat
akan
menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut.
BAB II 11
TUJUAN PERCOBAAN Tujuan umum percobaan : •
Mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan
•
Mengidentifikasi jenis karbohidrat
•
Menentukan gula pereduksi
•
Mengetahui adanya reaksi – reaksi yang terjadi pada identifikasi pada karbohidrat
Tujuan khusus percobaan : 1. Uji Molisch Tujuan : Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. 2. Uji Iodium Tujuan : Membuktikan adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin ). 3. Uji Benedict Tujuan : Membuktikan adanya gula pereduksi 4. Uji Barfoed Tujuan : Membedakan antara monosakarida dan disakarida. 5. Uji Seliwanoff Tujuan : Membuktikan adanya ketosa ( fruktosa ) 6. Uji Asazon Tujuan : Membedakan bermacam – macam karbohidrat dari gambar kristalnya. 7. Uji Asam Muzat Tujuan : Membedakan antara glukosa dan galaktosa.
BAB III 12
BAHAN DAN CARA
A. Uji Molisch 1. Bahan dan Alat : •
Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa masing – masing dalam larutan 1 %. •
Pereaksi Molisch
•
H2SO4 pekat
•
Tabung reaksi
•
Pipet tetes
2. Prosedur : •
Masukkan 15 teteslarutan uji ke dalam tabung reaksi.
•
Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurlah dengan baik.
•
Miringkan tabung reaksi, lalu alirkan dengan hati – hati 1 ml H 2SO4 pekat
melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Reaksi positif ditandai dengan terbentukbya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan. B. Uji Iodium 1. Bahan dan Alat : •
Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltose, galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa masing – masing dalam larutan 1 %. •
Larutan iodium
•
Tabung reaksi
•
Pipet tetes
2. Prosedur : •
Masukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin tetes.
•
Tambahkan 2 tetes larutan iodium. 13
•
Amati warna spesifik yang terbentuk.
C. Uji Benedict 1.
Bahan dan alat : •
Amilum, glikogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa masing-masing dalamlarutan 1%. •
Pereaksi Benedict
•
Alat pemanas atau penangas air
•
Tabung reaksi
•
Penjepit taung
•
Pipet tetes
•
Pengatur waktu
2.
Prosedur : •
Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Benedict. Campurlah dengan baik. •
Didihkandi atas apikecil selama 2 menit atau masukkan dalam penangas air
mendidih selama 5 menit. •
Dinginkan perlahan-lahan.
•
Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
D. Uji Barfoed Bahan dan alat :
1.
•
Sukrosa,laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa
masing-masing dalam larutan 1%. •
Pereaksi Barfoed
•
Alat pemanas
•
Tabung reaksi
•
Pengatur waktu
•
Penjepit tabung
•
Pipet tetes 14
2.
Prosedur : •
Masukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi
Barfoed. Campurlah dengan baik. •
Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan
dalam penangas air mendidih selama 5 menit. •
Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
E. Uji Osazon 1.
Bahan dan alat :
•
Sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa
•
Fenilhidrazin-hidroklorida
•
Natrium asetat
•
Mikroskop
•
Alat pemanas
•
Tabung reaksi
•
Pipet ukur 2.
Prosedur : •
Masukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi.
•
Tambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium
asetat.
F.
•
Panaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit.
•
Dinginkan perlahan-pelahan di bawah air kran.
•
Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop.
Uji Seliwanoff 1. Bahan dan alat : •
Sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa dalam larutan 1%.
•
Pereaksi Seliwanoff
•
Alat pemanas 15
•
Pengatur waktu
•
Tabung reaksi
•
Penjepit tabung
•
Pipet tetes
2. Prosedur : •
Masukkan 5 tetes larutan tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Selwanoff ke
dalam tabung reaksi. •
Didihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih
selama 1 menit. •
Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah orange.
G. Uji Asam Musat 1. Bahan dan alat : •
Sukrosa, laktosa, galaktosa, dan glukosa
•
HNO3 pekat
•
Mikroskop
•
Alat pemanas
•
Tabung reaksi
•
Pipet tetes
2. Prosedur : •
Masukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.
•
Panaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal
2-3 tetes. •
Dinginkan perlahan-lahan, lalu perhatikan terbentuknya kristal-kristal keras
seperti pasir. •
Amatilah di bawah mikroskop.
BAB IV 16
HASIL PRAKTIKUM
Reaksi uji Uji Seliwanof : Hasil positif bila : Berwarna merah oranye Uji Benedict : Hasil positif bila : berwarna merah bata Uji Molisch : Hasil positif bila : Berwarna cincin ungu Uji Iodin : Hasil positif bila : Merah coklat, merah anggur, biru Uji Barfoed : Hasil positif bila : Berwarna merah bata Uji Osazon : Hasil positif bila : Terdapat Kristal Uji Seliwanof : Hasil positif bila : Berwarna merah oranye Uji Asam Musat : Hasil positif bila : Terdapat Kristal
Hasil pengamatan
Kesimpulan
Positif larutan nomor 7
7 : Fruktosa
Negatif larutan nomor 2
2 : Glukosa
Positif larutan nomor 2, 3, 4, 6, 7 Negatif larutan nomor 5 Positif larutan nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7 Negatif larutan nomor 1
5 : Sukrosa 2, 3, 4, 6, 7 : Fruktosa, Glukosa, Galaktosa, Laktosa, Maltosa 1 : bukan Karbohidrat 2, 3, 4, 5, 6, 7 : Karbohidrat
Positif larutan nomor -
2, 3, 4, 5, 6, 7 : Sukrosa,
Negatif larutan nomor 2, 3,
Maltosa, Laktosa, Galaktosa,
4, 5, 6, 7
Glukosa, Fruktosa
Positif larutan nomor 2, 7 Negatif larutan nomor 3, 4, 6 Positif larutan nomor Negatif larutan nomor -
3, 4, 6 : Maltosa, Laktosa 2, 7 : Galaktosa, Fruktosa, Arabinosa, Glukosa 3, 4 : Disakarida
Positif larutan nomor 7
2 : Glukosa
Negatif larutan nomor 2
7 : Fruktosa
Positif larutan nomor Negatif larutan nomor 2
2 : Glukosa
BAB V PEMBAHASAN A. UJI MOLISH 17
Pereaksi molish terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati – hati ditambahkan asm sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negative merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat. Dari percobaan kami menunjukkan hasil positif pada 2, 3, 4, 5, 6 dan 7, karena terdapat lapisan cincin berwarna ungu. Hal ini berbeda dengan hasil sebenarnya yaitu larutan 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 yang seharusnya menunjukkan hasil positif dan larutan 6 lah yang seharusnya menunjukkan hasil negative. Kesalahan ini kemungkinan terjadi karena ketidaktelitian dalam pengurutan larutan dan ketidaktelitian dalam pengamatan hasil uji. CHO │ HCOH │ HCOH │
+ H2SO4 →
+
→ cincin ungu
HCOH │ CH2OH (pentosa)
OH (furfural)
(α-naftol)
CHO │ HCOH │ HCOH 18
│
+ H2SO4 → 5-hidroksimetilurfural +
→ cincin ungu
HCOH │ CH2OH
OH
(heksosa)
B. UJI IODIUM Pada 2 ml zat yang tidak diketahui tambahkan 2 tetes pereaksi 10% αnaftol segar dan campur. Tuangkan 2 ml H2SO4 pekat sehingga membentuk lapisan di bawah campuran. Satu cincin merah – ungu menunjukkan adanya kerbohidrat. Dari hasil percobaan kami menunjukkan hasil negative untuk larutan 2, 3, 4, 5, dan 7. Tidak ada larutan yang positif pada percobaan kami. Ini juga berbeda dengan hasil sebenarnya. Pada hasil sebenarnya, larutan 1 (yang seharusnya tidak tereliminasi pada percobaan Molisch) menunjukkan hasil yang positif dengan menghasilkan warna biru. C. UJI BENEDICT Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat asam urat atau keratin, kedua senyawa ini dapat mereduksi senyawa Fehling tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka dari pada pereaksi fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling menggunakan dua macam larutan. 19
Dari percobaan kami menunjukkan hasil positif pada tabung 2, 3, 4 dan 7 karena endapan yang dihasilkan berwarna merah bata. D. UJI BARFOED Pereaksi ini terdiri atas larutan kupri asetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dari pada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida dari pada disakarida dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktatdan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi dengan warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak menghasilkan hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam. Apabila kerbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi galaktonat, sedangkan glukosa menjadi asam glukonat. Dari percobaan kami menunjukkan hasil positif pada larutan 2 dan 7 karena mengahasilkan warna merah bata. E. UJI SELIWANOFF Pereaksi yang dibuat dengan mencampurkan 3,5 ml resolsinol 0,5% dengan 12 ml HCL pekat lalu diencerkan menjadi 335 ml dengan aquadest + 1 ml larutan contoh lalu ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna merah bata menunjukkan adanya fruktosa. Dari hasil percobaan kami menunjukkan hasil positif untuk larutan 7 karena menghasilkan warna merah bata dan negatif untuk larutan 2. F. UJI OSAZON 20
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing – masing karbohidrat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urin wanita yang sedang dalam masa menyusui.
Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula – mula terbentuk D–glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk Dglukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus – OH dan atom H pada atom karbon nomor 3, 4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama. Dari percobaan, kami tidak dapat menemukan adanya kristal pada larutan 3 dan 4. G. UJI ASAM MUSAT Tujuan dari percobaan asam musat adalah untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Dasar dari uji asam musat ini adalah adanya reaksi oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat (HNO3) akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun laktosa dan galaktosa 21
menghasilkan asam yang dapat larut. Hal ini dapat dilihat dengan adanta endapan kristal berwarna putih untuk galaktosa. Dari percobaan, kami tidak dapat menemukan kristal pada larutan 2. Kemungkinan karena kesalahan pada saat pemanasan.
BAB VI KESIMPULAN
1 : Polisakarida (Amilum) Karena menghasilkan warna biru pada uji iodium 2 : Glukosa Karena adanya Kristal pada uji asam musat 3 : Disakarida Karena tidak mengalami perubahan saat uji barfoed 4 : Disakarida Karena tidak mengalami perubahan saat uji barfoed 5 : Sukrosa Karena tidak terjadi perubahan warna dan tidak terdapat endapan saat uji benedict 6 : Bukan Karbohidrat Karena tidak bereaksi saat uji Molisch 7: Fruktosa Menghasilkan endapan merah bata saat uji Seliwanoff 22
DAFTAR PUSTAKA
•
Murray, Robert K, Daryl K.Granner. 2003. Biokimia HARPER, edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,EGC.
•
Page,David S. 1981. Prinsip-prinsip Biokimia,edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
•
Hawab,H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang : Bayumedia Publishing.
•
Lehninger,Albert L. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
•
Poedjiadi,Anna. 1994. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
•
Yazid, Estien dan Lisda Yogyakarta : Penerbit Andi.
Nursanti.2006.
Penuntun
Praktikum
Biokimia.
23
SKEMA PERCOBAAN
24
Sampel/Baha n Bukan Karbohidrat
Karbohidrat Polisakarida : Amilum (biru)
Sukrosa, maltosa, galaktosa, laktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa
Glikogen (merah) Dekstrin (coklat)
Gula pereduksi: Maltosa, laktosa, galaktosa, fruktosa,glukosa,arabin osa.
Monosakarida : Galaktosa,fruktosa,gluko sa,arabinosa
Non pereduksi : Sukrosa
Disakarida : Maltosa, laktosa
Laktosa Pentosa: Arabinosa
Maltos a
Heksosa: Glukosa,fruktosa,galakto sa
Ketosa: Fruktosa
Aldosa: Glukosa,galaktosa
Galaktosa
Glukosa
LAMPIRAN
25
Uji iodim
Uji benedict
Uji mollish
Uji barfoed
Uji Seliwanoff
26