BAB II LANDASAN TEORI I.
F is i k Definisi “Ana “Anali lisi sis s Fisi Fisik k adal adalah ah meru merupa paka kan n suat suatu u anal analis isis is dasa dasarr yang yang sang sangat at menentuka menentukan n arahan arahan perkemba perkembangan ngan suatu suatu daerah, daerah, karena karena tanpa tanpa analisis analisis fisi fisik k
daer daerah ah yang yang dike dikemb mban angk gkan an ters terseb ebut ut suli sulitt
dala dalam m
pela pelaks ksan anaa aan n
penentuan daerah yang akan direncanakan untuk dikembangkan. Maka dari itu analisis fisik tersebut sangatlah penting untuk dilakukan untuk memulai suatu perencanaan.” perencanaan.”
Topografi Analisis sudut lereng
Analis Analisis is sudu sudutt lereng lereng berpenga berpengaruh ruh kepa kepada da lay layak ak tidakn tidaknya ya sua suatu tu daerah daerah untukk mem untu membang bangun un deng dengan an mel meliha ihatt kon kondis disii eksist eksisting ing.. Pembagi Pembagian an sud sudut ut lereng dilakukan dalam 3 kelompok, yakni sebagai berkut:
Sudut lereng kecil ( 0-8 % = datar 8-15= relatif rendah)
Sudut lereng sedang. (15%-40%)
Sudut Sudut lere lereng ng sedan sedangg coco cocokk unt untuk uk pen pengem gembag bagan an fisi fisikk bina binaan an seca secara ra terbatas harus adanya proporsi yang seimbangan antara pembangunan fisik dengan pelestarian lahan guna menghindari tingkat kepekaan erosi dan kerusakan lingkungan
Sudut lereng besar (>40%)
Sudut Sudut lereng lereng bes besar ar terdapa terdapatt did didaer aerah ah data dataran ran tinggi tinggi dan pegu pegunung nungan an daerah ini tidak cocok untuk pengembangan lingkungan fisik binaan, dan cocok untuk daerah konsevasi. Kemiringan 0 – 3% adalah sangat ideal untuk seluruh pengunaan lahan bagi kegiatan atau aktivitas manusia, manusia, sedangkan kemiringan kemiringan 3 – 5% hanya tidak sesuai untuk beberapa jenis kegiatan , seperti lapangan terbang dan jalan kereta api. Struktur Geologi dan Jenis Tanah
Stabilitas pondasi sangat bergantung pada jenis batuan/tanah, dan lain-lain. Untuk pengembangan fisik binaan maka stabilitas pondasi sangat penting
artinya, berdasarkan pertimbangan kriteria-kriteria tersebut maka pemilihan lika likasi si dipr diprio iori ritas taska kann pad padaa loka lokasi si yang yang dat datar ar,, ha hall ini ini be berk rkai aita tann den denga gann pertimbangan ekonomi, dimana pada lokasi yang membutuhkan biaya yang relatif kecil, disamping itu untuk lokasi yang tidak datar lebih cocok untuk pe peng ngem emba bang ngan an no nonn fisi fisikk bina binaan an.. Me Meng ngen enai ai krit kriter eria ia da dari ri pe pene nent ntua uann kemamp kem ampuan uan lah lahan an berdasa berdasarka rkann kea keadaan daan geol geologi ogi dan jen jenis is tana tanahh dapa dapatt disajikan dalam Tabel 1. TABEL 1 KRITERIA PENENTUAN SATUAN KEMAMPUAN LAHAN BERDASARKAN KONDISI GEOLOGI No 1
Sifat dan Jenis Tanah / Batuan Kemantapan Rapuh Kompak Mantap Kekerasan Lunak Liat Keras Fraksi Halus Sedang Kasar • • •
2
• • •
•
3
• •
4
Lapisan Tipis Sedang Tebal • •
•
Kestabilan Lereng
Kestabilan Pondasi
Erosivitas
Drainase
Bencana Alam
Tidak stabil Agak stabil Stabil
Tidak stabil Agak stabil Stabil
Buruk Sedang Baik
Tinggi Sedang Rendah
Bahaya Waspada Aman
Tidak stabil Agak stabil Stabil
Tidak satbil Agak stabil Stabil
Buruk Sedang Baik
Tinggi Sedang Rendah
Bahaya Waspada Aman
Tidak stabil Agak stabil Stabil
Tidak stabil Agak stabil Stabil
-
Tinggi Sedang Rendah
-
Tidak stabil Agak stabil Stabil
Tidak stabil Agak stabil Stabil
-
Tinggi Sedang Rendah
-
Sumber : Diktat Praktikum Geologi, Tahun 1998
Klimatologi
Keadaan iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mela me laku kuka kann suatu suatu peren perenca canaa naan, n, te teru rutam tamaa dal dalam am me mere renc ncana anaka kann suatu suatu kawasan kawasan perumahan, perumahan, diman dimanaa kawasan kawasan perumahan perumahan merupakan merupakan daerah bagi tempa tem patt ting tinggal gal pe pendu nduduk duk sehi sehing ngga ga sang sangan an me memb mbut utuhk uhkan an seka sekalili akan akan keberadaan air. Untuk mengetahui tingkat kelembaban dan klasifikasi iklim di suatu wilayah, maka ma ka hal yang yang me menj njad adii ma masu suka kann iala ialahh bes besarn arnya ya cura curahh hu huja jann di suat suatuu wilayah wilayah.. Menu Menurut rut Schmit Schmit dan Ferguso Fergusonn men menggol ggolongk ongkan an iklim iklim ditentu ditentukan kan dengan rumus :
Q =
Jumlah rata-rata bulan kemarau (kering)
x 100%
Jumlah rata-rata bulan hujan (basah) Dari persamaan diatas maka dapat digolongkan iklim pada Tabel 2 dibawah ini : TABEL 2 PENGGOLONGAN IKLIM MENURUT SCHMIT DAN FERGUSON NILAI
SIMBOL
KETERANGAN
0 < Q < 0,143 0,143 < Q 0,333 0,333 < Q < 0,600 0,600 < Q < 1,000 1,000 < Q < 1,670 1,670 < Q < 3,000 3,000 < Q < 7,000 Q < 7,000
A B C D E F G H
Sangat Basah Basah Agak Basah Sedang Agak kering Kering Sangat kering Luar Biasa Kering
Sumber : Klimatologi, Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman,
Hidrologi dan Hidrogeologi
Kajian mengenai keadaan air ini sangat diperlukan untuk perencanaan pengembangan wilayah, karena air adalah merupakan sumber daya alam yang sangat vital dan esensial, baik itu bagi kehidupan manusia ataupun flora dan fauna. Dari hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan kemungkinan pemanfaatan untuk keperluan air minum, air bersih dan untuk keperluan industri dan pengairan.
Penggunaan Tanah Bagi Kegiatan Ekonomi Tanah dapat digunakan bagi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, perdagangan, industri dan lain-lain. Dalam tata guna tanah juga dibicarakan juga penggunaan air dan permukaannya, seperti laut, sungai dan sebagainya. Pertanian dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Pertanian primitive Pertanian primitive ada 2 macam yaitu :
Pertanian berpindah, ialah perladangan baker (milpa) yang
dewasa ini disebut perladangan liar.
b.
Pertanian primitive yang menetap.
Pertanian maju Pertanian yang telah maju dilakukan secara teratur dan dicirikan oleh adanay peralatan yang cukup, pengairan, pemupukan, pemeliharaan
benih, tanaman bergilir yang dilakukan terutama pada tanah kering, penyiangan, penumpasan hama, pencegahan kikisan, dan sebagainya.
Teori Pengembangan Pusat/Kota Kecil Perdesaan Non Agricultural
Kegiatan non pertanian, yang membangkitkan pendapatan dan lapangan kerja di kenal juga dengan : OFF-FARM ACTIVITIES Karakteritik kegiatan non pertanian : •
Kaitan dengan kegiatan pertanian :
A. terkait dengan kegiatan pertanian
A1. backward linkage kegiatan pertanian
A2. forward linkage kegiatan pertanian
B. tidak terkait dengan kegiatan pertanian Intensitas keterlibatan seseorang dengan kegiatan non
•
pertanian :
C. permanen (relatif sebagai pekerjaan tetap)
C1. permanen penuh tanpa sampingan kegiatan
pertanian C2. permanen (relatif) dengan sampingan kegiatan
pertanian D. temporer (sebagai sampingan dari kegiatan
pertanian)
D1. temporer harian sambil bertani
Temporer musiman di luar jadwal tanam pertanian Lokasi kegiatan non pertanian tersebut
•
berlangsung : E.
di
perdesaan/desa
yang
bersangkutan (in situ) F. di luar perdesaan/desa yang
bersangkutan (off situ) Teori perkembangan kawasan: 1.
Environtment (E) / lingkungan
Iklim, soil, topografi, tipe vegetasi, mineral dan sumber daya air, serta ukuran kawasan (size of area).
2.
Technology Level (T) / tingkat teknologi
Tingkat teknologi dari barang modl dan infrastruktur (baik sipil maupunmiliter) srta metode-meode yang digunakan oleh usahausaha ekonomi, pemerntah, dan orgnisasi / unit-unit ekonomi, social, budya, dan politik lainnya. (Dengan demikian, system pemrintahan dianggap sebagai teknologi politik dan administrasi).
3.
Culture (C) / budaya
Teori-teori, ideology, dan kepercayaan yang berlaku (bagi penduduk) serta berbagai sub-komponennya. (Bila distribusi patriakis tenaga kerja keluarga adalah struktur keluarga (F) maka ide behwa wanita dan anak-anak adalah inferior merupakan budaya (C). Katolikisme adalah budaya (C), tetpi hirarki organisasinya adalah bagian dari struktur okupasi (O).
II.
Identifikasi Konflik Definisi •
Menurut Kamus Dewan, konflik adalah bermaksud perselisihan,
pertembungan, persengketaan dan pertikaian. •
Konflik menurut Mosby’s Medical Encyclopedia (1987) " Conflict is like
a mental tension resulting from conflicting thought, idea , good and desires". •
Perkataan ‘intra’ adalah berasal dari perkataan Latin yang bermaksud
‘inside’ atau dalaman.Personal pula adalah bermaksud diri sendiri atau individu. •
Konflik intrapersonal adalah bermaksud pertentangan dalam diri
individu. Ianya adalah merupakan kecelaruan atau percanggahan dalam diri seseorang itu. Ini akan menimbulkan masalah kesihatan mental kepada individu tersebut. Terdapat pelbagai tahap konflik yang dialami oleh pesakit-pesakit mental dari konflik peringkat rendah ke tahap konflik bertahap tinggi.
Teori 1.
Teori Kriminologi yang Positif
“Teori-teori yang berpusat kepada pengaruh-pengaruh kelompok atau pengaruh kebudayaan.”
2.
Teori Kriminologi Kritis
“Interaksionisme simbolik dan pemelajaran sosial. Teori dalam kelompok ini berlandaskan pada Pluralism of selves (kemajemukan diri), The looking glass self, Definition of the situation, Interaksionisme simbolik dan Aktualisasi penyimpangan.”
3.
Teori Labeling
“Teori ini berlandaskan bahwa kriminalitas adalah sebuah kata, dan bukan perbuatan atau tindakan.”
4.
Mashab Klasik
“Mashab ini memandang bahwa keadilan dibagi dalam 8 prinsip : contractual society, Sumber hukum, Tugas hakim hanya menentukan kesalahan seseorang, Hak negara untuk menghukum, Harus ada suatu skala kejahatan dan hukuman, Sengsara dan kesenangan adalah dasar dari motif-motif manusia, Perbuatannya dan bukan kesalahannya yang merupakan ukuran dari besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan dan Prinsip dasar dari hukum pidana terletak pada sanksisanksi yang positif.”
5.
Mashab Neo-Klasik
“Perubahan doktrin tanggung jawab sempurna untuk memungkinkan pelunakan hukuman menjadi tanggung jawab sebagian saja.”
6.
Mashab Positivis
“Penghukuman terhadap penjahat dilakukan melalui eliminasi.”
7.
Mashab Kritis
“Mashab ini menggunakan pendekatan : Interaksionis dan Pendekatan Konflik.”
8.
Kapitalisme dan Negara
Krisis Ekonomi dan Badai Konflik
9.
III.
Mengkomunikasikan Problem Sosial
Ekonomi Eksternal Teori Pertumbuhan Regional a.
Model Harrod-Domar
“Model pertumbuhan Harrod-Domar dapat digunakan untuk analisa pertumbuhan regional dengan memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja inter-regional.”
b.
Model-model Neo-Klasik
“Model neo-klasik menarik perhatian ahli teori ekonomi regional karena model itu mengandung teori tentang mobilitas faktor, disamping teori pertumbuhan.”
c.
Model-model Basis Ekspor
“Pertumbuhan suatu daerah adalah tergantung pada pertumbuhan industri-industri ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat ekstern bagi daerah yang bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional.”
d.
Menurut Teori Tahap (Stages Theory)
“Perkembangan ekonomi regional adalah terutama suatu proses evolusioner intern.”
Teori Pertumbuhan Regional – Konvergensi atau Divergensi “Pertumbuhan regional adalah produk dari banyak faktor, sebagian bersifat intern dan sebagian lainnya bersifat ekstern dan sosial-politik.”
a. Teori Sektor oleh Clark dan Fisher b. Teori Tahap (Stages Theory) c.Teori-teori “pusat lingkungan” (Centre-Periphery)
IV.
Perencanaan Pembangunan Pembangunan perencanaan pedesaan dapat mempunyai tujuan dalam bidang pertumbuhan sektor pertanian, integrasi nasional, dan keadilan ekonomi. Di negara-negara berkembang dapat dilakukan keadilan sosial yang diselenggarakan untuk kelancaran pertumbuhan ekonomi. Menurut Myrdall ada beberapa hal yang menyebabakan bahwa pemerataan yang lebih baik di negara-negara berkembang hampir merupakan kondisi untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat : a.
Pendapat umum bahwa pendapatan yang tidak sama merupakan
kondisi untuk menabung. b.
Karena rakyat kekurangan gizi, perumahannya buruk, kesehatan
dan pendidikannya kurang baik sehingga produktifitasnya rendah. Rencana Pembangunan Tahunan di Daerah adalah terjemahan kongkrit REPELITA daerah. Oleh karena itu dalam menentukan tujuan, arah, sasaran, strategi dan kebijaksanaan, sumber pembiayaan, kondisi dan potensi, target, pemilihan skala prioritas, penyusunan program dan proyek, organisiasi dan andimistrasi, koordinasi, pengendalian, pengawasan dan evaluasi harus tetap berpedoman pada REPELITA Daerah.
Tahap-tahap
penyusunan Rencana
Pembangunan
Tahunan, dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1.
Tahap pertama : evaluasi dan analisa keadaan
2.
Aspek Sosial
Dalam melakukan evaluasi dan analisa aspek sosial, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Perubahan dalam budaya b. Perubahan pola tingkah laku kelomp[ok masyarakat c. Perubahan tatanan sosial d. Perubahan standar kehidupan 3.
Aspek pelaksanaan program dan proyek
Evaluasi dan analisa ini dilakukan terhadap semua program dan proyek sektoral, regional dan inpres yang dilaksanakan di daerah tingkat I dan tingkat II pada tahun-tahun yang lampau. Penganalisanaan dapat dilakukan baik dengan menggunakan laporan monitoring yang ada, maupun dengan melakukan penelitian langsung dilapangan.
V.
Politik Masyarakat Politik berasal dari kata Yunani kuno, yaitu Polis = negara, tetapi negara pada waktu itu masih merupakan kota, negara kota. Plato menamakan bukunya yang mengupas negara "Politeia" yang berarti soal-soal kenegaraan, sedang Aristoteles "Politica", yang artinya ilmu kenegaraan, ilmu tentang polis. Kebudayaan Politik a.
Partisipasi Politik Masyarakat
b.
Pemberdayaan Politik Masyarakat
c.
Kekerabatan dan Kekuasaan
d.
Civil Society
e.
Sistem Politik
Tujuan Pembangunan
Tujuan dalam membangun sistem politik yang demokratis serta
mempertahankan persatuan dan kesatuan adalah terciptanya keutuhan NKRI yang kukuh dan terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai dan demokratis.
Tujuan
peì¥Á107
1010ð¿10101010101010101010101010çm1010
11bjbjUU111111111111111111111111111111111111 118º11117|11117|
1111Ì i11111111111111111111111111111111111111111111111111111111ÿ ÿ¤111111111111111111ÿÿ¤111111111111111111ÿÿ¤1111111111111 111111111111111111111l1111111111Ú111111111111Ú1111Ú111111 111111Ú111111111111
111111111111
111111111111
1111µ1111111111111111111111 11111 1111 1110*1111111111110*1111111111110*11118111111h*1111,11ì¥Á117 1111ð¿11111111111111111111111111çm1111
12bjbjUU121212121212121212121212121212121212 128º12127|12127| 1212Ì i12121212121212121212121212121212121212121212121212121212ÿÿ¤1 21212121212121212ÿÿ¤121212121212121212ÿÿ¤12121212121212121212 12121212121212l1212121212Ú121212121212Ú1212Ú121212121212Ú121 212121212
121212121212
121212121212
1212µ1212121212121212121212
12121 21212120*12121212 12120*1212121212120*12128121212h*1212,12ì¥Á127 1212ð¿12121212121212121212121212çm1212
•
13bjbjUU131313131313131313131313131313131313 138º13137|13137|
1313Ì i13131313131313131313131313131313131313131313131313131313ÿ ÿ¤131313131313131313ÿÿ¤131313131313131313ÿÿ¤1313131313131 313131313131313131313l1313131313Ú131313131313Ú1313Ú131313 131313Ú131313131313
131313131313
131313131313
1313µ1313131313131313131313 13131 3131 3130*1313131313130*1313131313130*13138131313h*1313,13ì¥Á137 1313ð¿13131313131313131313131313çm1313
14bjbjUU141414141414141414141414141414141414
148º14147|
14147| 1414Ì i14141414141414141414141414141414141414141414141414141414ÿÿ¤1 41414141414141414ÿÿ¤141414141414141414ÿÿ¤14141414141414141414 14141414141414l1414141414Ú141414141414Ú1414Ú141414141414Ú141 414141414
141414141414
141414141414
1414µ1414141414141414141414 14141 4141 4140*1414141414140*1414141414140*14148141414h*1414,14ì¥Á147 1414ð¿14141414141414141414141414çm1414
15bjbjUU151515151515151515151515151515151515
158º15157|
15157| 1515Ì i15151515151515151515151515151515151515151515151515151515ÿÿ¤1 51515151515151515ÿÿ¤151515151515151515ÿÿ¤15151515151515151515 15151515151515l1515151515Ú151515151515Ú1515Ú151515151515Ú151 515151515
151515151515
151515151515
1515µ1515151515151515151515 15151 5151 5150*1515151515150*1515151515150*15158151515h*1515,15ì¥Á157 1515ð¿15151515151515151515151515çm1515
16bjbjU U161616161616161616161616161616161616
168º16167|
16167| 1616Ì i16161616161616161616161616161616161616161616161616161616ÿÿ ¤161616161616161616ÿÿ¤161616161616161616ÿÿ¤1616161616161616 161616161616161616l1616161616Ú161616161616Ú1616Ú1616161616 16Ú161616161616
161616161616
161616161616
1616µ1616161616161616161616 16161 6161 6160*1616161616160*1616161616160*16168161616h*1616,16ì¥Á167 1616ð¿16161616161616161616161616çm1616
17bjbjUU171717171717171717171717171717171717
178º17177|
17177| 1717Ì i171717171717171717171717171717171717171717171717171717 17ÿÿ¤1 71717171717171717ÿÿ¤171717171717171717ÿÿ¤17171717171717171717 17171717171717l1717171717Ú171717171717Ú1717Ú171717171717Ú171 717171717
171717171717
171717171717
1717µ1717171717171717171717 17171 71717170*1717171717170*1717171717170*17178171717h*1717,17ì¥Á177 1717ð¿17171717171717171717171717çm1717
a.
18bjbjUU181818181818181818181818181818181818 188º18187| 18187| 1818Ì i18181818181818181818181818181818181818181818181818 181818ÿÿ¤ 181818181818181818ÿÿ¤181818181818181818ÿÿ¤18181818181818181 81818181818181818l1818181818Ú181818181818Ú1818Ú18181818181 8Ú181818181818
181818181818
181818181818
1818µ1818181818181818181818 18181 81818180*1818181818180*1818181818180*18188181818h*1818,18 artinya setiap masyarakat menghasilkan kebudayaan, akan tetapi dalam manifestasinya atau perwujudannya tidak sama. b.
Kebudayaan itu stabil, akan tetapi juga dinamis karena mengalami perubahan secara terus menerus.
c.
Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan kehidupan manusia, akan tetapi hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri.
Aspek Budaya Dalam Tindakan Ekonomi Pada umumnya antropologi melihat bahwa budaya memberikan kategorikategori yang memampukan kita untuk turut serta dalam tidakan ekonomi. Sedangkan ekonom pemperlakukan perilaku ekonomi berbeda dari budaya, terutama memandangnya hanya sebagai norma-norma dan konversikonversi. Atas dasar pemikiran yang demikian, budaya dianggap sebagai sesuatu yang menghambat pencapaian kepentingan
pribadi. Atau
kebanyakan ekonom membuat kebudayaan menjadi eksp;isit sebagai gagasan tentang “preferensi” dan “selera”, yang biasanya diperlakukan sebagai suatu yang eksogen sehingga menjadikannya sebagai suatu yang tidak menarik (Stigler dan Becker,1977). Untuk mengembangkan suatu analisis tentang pengaruh budaya terhadap fenomena ekonomi, menurut DiMaggio (1994), kita harus menemui dua kondisi, yaitu : a.
Seseorang harus menunjukkan bahwa individu atau aktor-aktor kolektif dengan budaya tertentu yang diembannya berperilaku beda dengan aktor-aktor lainnya yang tidak mengemban budaya yang sama.
b.
Seseorang harus memperlihatkan bahwa perbedaan-perbedaan yang dibuat lebih daripada pengaruh struktural atau material.
Tipe-tipe Sosial Budaya a.
Tipe
masyarakat
berdasarkan
sistem
berkebun
yang
amat
sederhana, dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu; penanaman padi tak dibiasakan; sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpa differensiasi dan stratifikasi yang berarti; gelombang pengaruh kebudayaan penanaman padi, kebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu dan agama Islam tidak dialami; isolasi dibuka oleh Zending atau Missie. b.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam diladang atau
disawah
dengan
padi
sebagai
tanaman
pokok
sistem
kemasyarakataannya berupa komuniti petani dengan differensiasi sosial yang sedang dan yang merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat kota; masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya itu, mewujudkan suatu peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintah kolonial beserta Zending atau Missie, atau oleh Pemerintah Republik Indonesia yang merdeka; gelombang pengaruh kebudayaan Hindu dan agama Islam tidak dialami. c.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau disawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya; sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa komuniti petani dengan differensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang; masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan berdagang dengan pengaruh yang kuat dari agama Islam, bercampur dengan suatu peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintah kolonial, gelombang pengaruh kebudayaan Hindu tidak dialami atau hanya sedemikian kecilnya sehingga terhapus oleh pengaruh agama Islam.
d.
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan
padi
sebagai
tanaman
pokoknya,
sistem
dasar
kemasyarakatannya berupa komuniti petani dengan differensiasi dan
stratifikasi sosial yang agak komplek; masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya itu mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan pertanian bercampur dengan peradaban kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintah kolonial; semua gelombang pengaruh kebudayaan asing dialami; atau seperti halnya pada kebudayaan Bali, gelombang pengaruh agama Islam hanya sejak setengah abad terakhir ini. e.
Tipe
masyarakat
kekotaan
yang
mempunyai
ciri-ciri
pusat
pemerintahan dengan sektor perdagangan dan industri yang lemah. f.
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan, dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan dengan kesibukan politik di tingkat daerah maupun nasional.
VI.
Struktur Sosial Struktur sosial adalah sebagai suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku dimana lebih menekankan kepada hubungan-hubungan sosial yang terjadi antar individu dalam masyarakat dengan cara menyesuaikan atau menyelaraskan antara status sosial individu dengan peranan sosialnya yang terkait dengan norma-norma dan
lembaga-lembaga
yang
terdapat
dalam
masyarakat
tersebut
( Abdulsyani, 1983). Konsep tentang struktur sosial yaitu : 1.
Memandang struktur sosial sebagai suatu pola tata
hubungan sosial yang sudah dibakukan dalam kelompok tertentu dan dijadikan acuan dalm bertingkah laku anggotanya. 2.
Memandang struktur sosial dari sudut fungsinya yaitu
menyoroti peranan-peranan sosial individu yang tergabung dalam kehidupan masyarakat, sehingga mampu memelihara kontinuitas keteraturan sosial dan keseimbangan sosial dalam masyrakat.
Hubungan Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial Pemikiran ilmu ekonomi dan pembangunan ekonomi menghasilkan gagasan yaitu mencoba mengadakan komunikasi ilmiah dengan disiplin ilmu lain
seperti ilmu sosial etika. Dilema ilmu sosial berkisar melibatkan diri dalam merumuskan kebijaksanaan ekonomi karena peranan ilmu sosial dalam menetukan ilmu ekonomi cukup besar. Masuknya lembaga-lembaga sosial di dalam pendekatan sumber daya manusia, maka pendekatan ini menjadi dekat dengan pendekatan ekonomi kelembagaan. Tidak saja dengan ilmu ekonomi dan ilmu sosial tetapi juga memasukan variabel politik, etik, psikologi sosial dan lain-lain.
Perekonomian Sebagai Sistem Sosial Pada dasarnya, ilmu ekonomi dan sistem ekonomi perlu dianalisis dan diletakkan pada pada konteks sistem sosial (Sosial Sistem) secara keseluruhan dari suatu negara dan tentu saja dalam konteks global dan internasional. Yang dimaksud dengan sistem sosial adalah hubunganhubungan yang saling terkait antara apa yang disebut faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor non ekonomi. Termasuk dalam fator-faktor non-ekonomi adalah sikap masyarakat dan indivdu dalam memandang kehidupan, kerja dan wewenang, struktur administrasi dan struktur birokrasi dalam sektor pemerintah maupun swasta, pola-pola kekerabatan dan agama, tradisi budaya, system kepemilikan tanah, wewenang dan integritas instansi pemerintah, tingkat partisipasi rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan pembangunan serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial.
Masalah- Masalah Sosial Masalah sosial dapat didefinisikan sebagai suatu gejala sosial yang dirasakan oleh para warga masyarakat yang bersangkutan sebagai sesuatu yang tidak biasa, tidak benar, dan merugikan mereka. Masalah sosial dapat juga dilihat dengan kacamata pengukuran ilmiah sebagai suatu gejala yang merugikan para warga masyarakat walaupun para warga masyarakat tersebut tidak sadar akan hal itu. Biasanya setelah suatu hasil penemuan ilmiah berkenaan dengan gejala sosial yang merugikan warga masyarakat tersebut disebar luaskan di dalam masyarakat yang bersangkutan, barulah para warga masyarakat tersebut sadar akan adanya masalah sosial tersebut.Kebudayaan selalu berada dalam proses berubah. Perubahan kebudayaan tersebut bersumber pada perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur yang ada dalam eko-sistem, dimana manusia,
kebudayaan dan masyarakat merupakan sebagian lain eko-sistem tersebut. Perubahan kebudayaan yang dialami oleh suatu masyarakat biasanya berjalan secara lambat dan bertahap, sehingga perubahan tersebut tidak dirasakan oleh para warga masyarakat yang bersangkutan pada umumnya, sehingga karena itu juga masalah sosial tidak terwujud dalam masyarakat seperti tersebut di atas.
Kelompok Sosial Dipandang Dari Sudut Individu Sejiwa warga masyarakat yang masih bersahaja susunannya, secara relatif menjadi anggota pula dalam kelompok-kelompok kecil lain secara terbatas. Kelompok sosial termasuk biasanya adalah atas dasar : a.
Kekerabatan
b.
Usia
c.
Seks
d.
Pekerjaan
e.
Kedudukan
Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder a.
Salah satu sifat utama hubungan primer adalah kesamaan tujuan dari individu-individu yang tergabung di dalam kelompok sosial. Satu di antara tujuan bersama tadi adalah hubungan antar individu-individu tersebut. Jadi hubungan itu bukan merupakan alat pencapaian tujuan,akan tetapi bahkan merupakan salah satu tujuan utama. Hal ini berarti bahwa hubungan tersebut terlepas dari unsur-unsur kontrak,ekonomi, politik, maupun hubungan kerja. Hubungan tersebut bersifat pribadi, spontan, sentimental dan inklusif.
b.
Salah satu hubungan sekunder adalah kontrak (jual beli), pihak-pihak yang megadakan kontrak saling berhubungan dengan tujuan tertentu. Hubungannya boleh dikatakan tidak dengan pribadi-pribadi pihak-pihak yang bersangkutan.
VII.
Kelembagaan Kebijaksanaan Pembangunan Desa Di Indonesia Pembangunan desa di Indonesia sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masayarakat, sesungguhnya sudah dilaksanakan sejak tahun 1956 Dimana sejak tahun tersebut usaha pembangunan desa diberikan
tempat dan perhatian sungguh-sungguh menjadi program resmi pemerintah. Sedangkan pada masa sebelum 1956 yakni antara tahun 1945-1955 pembangunan desa belum dikelola secara konsepsional dan belum mendapatkan penanganan secara khusus oleh pemerintah. Pada masa tersebut masih
dijumpai berbagai pergolakan dimana desa
dan
masyarakatnya merupakan basis perlawanan terhadap penjajahan.
Lingkungan Masyarakat Desa dan Permasalahannya Pada tahap awal permasalahan kesejahteraan sosial yang dihadapi oleh masyarakat desa timbul pada umumnya dalam kerangka upaya memenuhi kebutuhan dasarnya, karena mereka kurang mampu mengidentifikasi, menggali,
mengerahkan
dan
mengarahkan
potensi
yang terdapat
lingkungan masyarakatnya baik yang bersifat alami, manusiawi, maupun sosial. Lebih lanjut komponen sosial seperti manusia sebagai individu, anggota kelompok masyarakat dan amnusia sebagai makhluk Tuhan, sangat perlu ditata, diatur sebaik-baiknya didalam lingkungan desanya karena justru merekalah yang menjadi subyek dan penggerak dinamis setiap kegiatan. Untuk perlu secara terus-menurus peningkatan ketrampilan berbagai bidang, membina tata kehidupannya selaras dengan programprogram dan cita-cita nasional yang meliputi : a.
Pemahaman Ideologi Pemerintah
b.
Lembaga Musyawarah Desa (LMD)
c.
Kepemimpin di Desa
Kesemuanya diarahkan untuk menciptakan tertib lingkungan masyarakat desa sehingga dapat menunjang serta mempercepat proses pembangunan desa itu sendiri dalam upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Koperasi Unit Desa (KUD) “Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hokum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi ini
memiliki tujuan untuk
membantu
masyarakat pedesaan untuk mengembangkan usahanya, serta mempunyai fungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejateraan rakyat dan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.”
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
“Lembaga
Ketahanan
Masyarakat
Desa
(LKMD)
adalah
lembaga
masyarakat di desa atau kelurahan yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang memadukan pelaksanaan berbagi kegiatan Pemerintah dan prakarsa serta swadaya gotong-royong masyarakat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional yang meliput aspek-aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, dan pertahanan keamanan.”
Mitra Cai “Mitra Cai adalah lembaga masyarakat di desa atau kelurahan yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, serta merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air untuk mengairi lahan pertaniannya, berdasarkan prakarsa serta swadaya gotong-royong masyarakat dalam pelaksanaan kegiatannya.”
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) “Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Lembaga keuangan yang pokok usahanya memberikan kredit dan jasa dalam alur pembayaran dan peredaran uang kepada masyarakat.”