PENDAHULUAN
A. Konsep Konsep Dasar Kebutuhan Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Gangguan Mobilisasi Mobilisasi dan Imobilisasi I.
Pengertian Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas,
mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna memp memper ertah tahan anka kan n
keseh kesehata atanny nnya. a.
Seda Sedang ngka kan n
gang ganggu guan an
mobi mobilis lisasi asi
fisik fisik
(imobilisasi) didefinisikan oleh North oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANA (NANA)) sebaga sebagaii suatu suatu keadaan keadaan ketika ketika indivi individu du mengal mengalami ami atau berisi berisiko ko mengal mengalami ami keterb keterbatas atasan an gerak gerak fisik fisik (!im (!im et al, "##$ "##$ dalam dalam %undam %undamenta entall !epera&atan 'otter dan 'erry, d. , *ol. +).Mobilisasi dan mobilisasi berada pada
suatu
rentang
dengan
banyak
tingkatan
imobilisasi
parsial
di
antaranya.antaranya.-eberap eberapaa klien mengalami kemunduran kemunduran dan selanjutnya selanjutnya berada di antara rentang mobilisasiimobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi mobilisasi mobilisasi mutlak dan berlanjut berlanjut sampai jangka &aktu tidak terbatas ('erry dan 'otter, "##). 'erubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selam selamaa peng penggu guna naan an alat alat bant bantu u ekste ekstern rnal al (mis. (mis. /ips /ips atau atau trak traksi si rangk rangka), a), pembatasan gerakan volunter, atau kehilangan fungsi motorik. II.
Jenis nis Mobili bilissasi asi dan dan Imob mobilis ilisa asi ". 0eni 0eniss Mobi Mobili lisa sasi si a. Mobilisasi penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran seharihari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. b. Mobilisasi sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada tubuhnya. 1al ini dapat dijum dijumpai pai pada pada kasus kasus cedera cedera atau patah tulang tulang dengan dengan pemasangan traksi. 'asien paraplegi dapat mengalami mobilisasi sebagian pada ekstremitas ba&ah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu 2
". Mobilisasi sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. apat disebabkan oleh trauma reversible pada sistem musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang. +. Mobilisasi permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. 1al tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang ireversible, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik. +. 0enis mobilisasi a. Imobilisasi !isi" , merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti
pada
pasien
dengan
hemiplegia
yang
tidak
mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan. b. Imobilisasi intele"tual merupakan keadaan ketika
seseorang
mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit. c. Imobilisasi emosional, keadaan ktika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tibatiba dalam menyesuaikan diri. 3ontohnya keadaan stress berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai. d. Imobilisasi sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat memengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
III.
#a"tor $ang Mempengaruhi Mobilisasi %. Ga$a Hidup. 'erubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan
mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan seharihari. &. Proses Pen$a"it'(edera. 'roses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang mengalami fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas ba&ah.
). Kebuda$aan. !emampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. 3ontohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat4 sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilisasi (kaki) karena adat dan kebudayaan tertentu dilarang untuk beraktivitas. *. +ing"at Energi. nergi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. Agar seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup. ,. Usia dan -tatus Per"embangan.
5erdapat perbedaan kemampuan
mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. 1al ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
I.
Perubahan -istem +ubuh A"ibat Imobilisasi Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem tubuh berisiko terjadi
gangguan.5ingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung dari umur klien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialami.Misalnya, perkembangan pengaruh imobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan klien yang lebih muda ('erry dan 'otter, "##). %. Perubahan Metabolisme Secara umum imobilisasi dapat mengganggu metabolisme secara normal, mengingat imobilisasi dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme di dalam tubuh. 1al tersebut dapat dijumpai pada menurunnya basal metabolism rate (-M6) yang menyebabkan berkurangnya energi untuk perbaikan selsel tubuh, sehingga dapat memengaruhi gangguan oksigenasi sel. 'erubahan metabolisme imobilisasi dapat mengakibatkan proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. !eadaan ini juga dpat berisiko meningkatkan gangguan metabolisme.efisiensi kalori dan protein merupakan karakteristik klien yang mengalami penurunan selera makan sekunder akibat imobilisasi. 'rotein disintesis dan diubah menjadi asam amino dalam tubuh untuk dibentuk kembali menjadi protein lain secara konstan. Asam amino yang tidak digunakan akan diekskresikan. 5ubuh dapat mensintesa asam amino tertentu (nonesensial) tetapi tergantung pada protein yang dikonsumsi untuk menyediakan delapan asam amino esensial. 0ika lebih banyak nitrogen (produk akhir pemecahan asam amino) yang diekskresikan dari pada yang dimakan dalam bentuk protein, maka tubuh
dikatakan mengalami "eseimbangan nitrogen negati! , dan kehilangan berat badan, penurunan massa otot, dan kelemahan akibat katabolisme jaringan. !ehilangan protein menunjukkan penurunan massa otot terutama pada hati, jantung, paruparu, saluran pencernaan, dan sistem kekebalan (7ong et al, "##8 dalam %undamental !epera&atan 'erry dan 'otter ed., *ol.+). -eberapa dampak perubahan metabolisme di antaranya adalah pengurangan jumlah
metabolisme,
atropi
kelenjar
dan
katabolisme
protein,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang, gangguan dalam mengubah 9at gi9i, dang gangguan gastrointestinal. &. Ketida"seimbangan /airan dan Ele"trolit 5erjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilisasi akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. i samping itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravascular ke
interstisial
dapat
menyebabkan
edema
sehingga
terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.kskresi kalsium dalam urine ditingkatkan melalui resorpsi tulang.mobilisasi menyebabkan pelepasan kalsium
ke
dalam
sirkulasi.alam
keadaan
normal
ginjal
dapat
mengekskresi kelebihan kalsium.0ika ginjal tidak mampu berespon dengan tepat maka terjadi hiperkalsemia (1olm, "#:# dalam %undamental !epera&atan 'erry dan 'otter d., *ol.+). ). Gangguan #ungsi Gastriointestinal mobilisasi dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. 1al ini disebabkan karena imobilisasi dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,
sehingga
penurunan
jumlah
masukan
yang
cukup
dapat
menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi./angguan fungsi gastrointestinal bervariasi dan mengakibatkan penurunan motilitas saluran gastrointestinal.!onstipasi merupakan gejala umum.iare sering terjadi akibat impaksi fekal.'era&at harus &aspada terhadap temuan penemuan seperti ini yaitu bukan diare yang normal, tetapi lebih cair feses yang berjalan melalui area yang terjepit.0ika dibiarkan tidak ditangani, impaksi fekal dapat mengakibatkan obstruksi usus mekanik sebagian ataupun keseluruhan yang menyumbat lumen usus, menutup dorongan normal dari cairan dan udara.Akibat adanya cairan dalam usus menimbulkan distensi dan
peningkatan tekanan intraluminal.Selanjutnya, fungsi usus menjadi tertekan, terjadi dehidrasi, terhentinya absorbsi, dan gangguan cairan dan elektrolit semakin memburuk. *. Perubahan -istem Pernapasan Akibat imobilisasi, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu. 5erjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia. ,. Perubahan Kardio0as"ular Sistem kardiovaskular juga dipengaruhi oleh imobilisasi.Ada tiga perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan pembentukan thrombus.1ipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik +$ mm1g dan diastolik ";mm1g ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri.'ada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi volume cairan, pengumpulan darah pada ekstremitas ba&ah, dan penurunan respon otonom.%aktorfaktor tersebut mengakibatkan penurunan aliran balik vena, diikuti oleh penurunan curah jantung yang terlihat pada penurunan tekanan darah (Mc3ance and 1uether, "## dalam %undamental !epera&atan 'erry dan 'otter d. , *ol.+).0ika beban kerja jantung meningkat maka konsumsi oksigen juga meningkat.
imobilisasi adalah sebagai berikut 2 a. Pengaruh 2tot.Akibat pemecahan protein, klien mengalami kehilangan massa tubuh, yang membentuk sebagian otot.
kelelahan. Massa otot menurun akibat metabolisme dan tidak digunakan. 0ika imobilisasi berlanjut dan otot tidak dilatih, maka akan terjadi penurunan massa yang berkelanjutan.'enurunan stabilitas terjadi akibat kehilangan daya tahan, penururnan massa otot, atrofi dan kelainan sendi yang aktual. Sehingga klien tersebut tidak mampu bergerak terus menerus dan sangat berisiko untuk jatuh. b. Pengaruh -"elet. mobilisasi menyebabkan dua perubahan terhadap skelet 2 gangguan metabolisme kalsium dan kelainan sendi. !arena imobilisasi berakibat pada resorpsi tulang, sehingga jaringan tulang menjadi kurang padat, dan terjadi osteoporosis (1olm, "#:# dalam %undamental !epera&atan'erry dan 'otter d., *ol.+). Apabila osteoporosis terjadi maka klien berisiko terjadi fraktur patologis. mobilisasi dan aktivitas yang tidak menyangga tubuh meningkatkan kecepatan resorpsi tulang. 6esorpsi tulang juga menyebabkan kalsium terlepas ke dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadi hiperkalsemia. mobilisasi dapat mengakibatkan kontraktur sendi dimana terjadi kondisi abnormal dan biasanya permanen yang ditandai oleh sendi fleksi dan terfiksasi.
1al
ini
disebabkan
tidak
digunakannya,
atrofi,
dan
pemendekan serat otot. 0ika terjadi kontraktur maka sendi tidak dapat mempertahankan rentang gerak dengan penuh. Sayangnya kontraktur sering menjadikan sendi pada posisi yang tidak berfungsi (7ehmkuhl et al, "##; dalam %undamental !epera&atan 'erry dan 'otter d. , *ol. +). Satu macam kontraktur umum dan lemah yang terjadi adalah foot drop, dimana kaki terfiksasi pada posisi plantarfleksi secara permanen. Ambulasi sulit pada kaki dengan posisi ini. 3. Perubahan -istem Integumen 'erubahan sistem integument yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilisasi dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superficial dengan adanya luka decubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke jaringan. 4. Perubahan Eliminasi liminasi urine klien berubah oleh adanya imobilisasi. 'ada posisi tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi. 0ika klien dalam posisi rekumben atau datar, ginjal dan ureter membentuk garis datar seperti pesa&at. /injal yang
membentuk urine harus masuk ke dalam kandung kemih mela&an gaya gravitasi. Akibat kontraksi peristaltik ureter yang tidak cukup kuat mela&an gaya gravitasi, pelvis ginjal menjadi terisi sebelum urine masuk ke dalam ureter. !ondisi ini disebut statis urine dan meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal.!lien dengan imobilisasi berisiko terjadi pembentukan batu karena gangguan metabolisme kalsium dan akibat hiperkalsemia. Sejalan dengan masa imobilisasi yang berlanjut, asupan cairan yang terbatas, dan penyebab lain seperti demam, akan mengakibatkan resiko dehidrasi. Akibatnya haluaran urine menurun, umunya urine yang diproduksi berkonsentrasi tinggi.=rine yang pekat ini meningkatkan risiko terjadi batu dan infeksi.'era&atan perineal yang buruk setelah defekasi terutama pada &anita, meningkatkan risiko kontaminasi saluran perkemihan oleh bakteri Escherechia Coli. 'enyebab lain infeksi saluran perkemihan pada klien imobilisasi adalah pemakaian kateter urine menetap. 5. Perubahan Perila"u 'erubahan perilaku sebagai akibat imobilisasi, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, dan menurunnya koping mekanisme. 5erjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan dampak imobilisasi karena selama proses imobilisasi seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dan lainlain.
6. Konsep Dasar Asuhan Kepera7atan I.
Peng"a8ian ". 6i&ayat !epera&atan Sekarang 'engkajian ri&ayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan
terjadi keluhan>gangguan dalam mobilisasi dan imobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilisasi dan imobilisasi, daerah terganggunya mobilisasi dan imobilisasi, dan lama terjadinya gangguan mobilisasi. +. 6i&ayat !epera&atan 'enyakit yang 'ernah iderita 'engkajian ri&ayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi, misalnya adanya ri&ayat penyakit sistem neurologis (kecelakaan
cerebrovascular,
trauma
kepala,
peningkatan
tekanan
intracranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lainlain), ri&ayat penyakit sistem kardiovaskular (infark miokard, gagal jantung kongestif), ri&ayat penyakit musculoskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), ri&ayat penyakit sistem pernapasan (penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan lainlain), ri&ayat pemakaian obat, seperti sedative, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksania, dan lainlain. 8. !emampuan %ungsi Motorik 'engkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastis. . !emampuan Mobilisasi 'engkajian kemampuan mobilisasi dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. !ategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut 2 5ingkat Aktivitas>Mobilisasi 5ingkat ; 5ingkat " 5ingkat + 5ingkat 8 5ingkat
!ategori Mampu mera&at diri sendiri secara penuh. Memerlukan penggunaan alat. Memerlukan bantuan atau penga&asan orang lain. Memerlukan bantuan, penga&asan orang lain, dan peralatan. Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam pera&atan.
$. !emampuan 6entang /erak 'engkajian rentang gerak (range of motion6
5ipe /erakan Leher -pina -er0i"al %leksi 2 menggerakkkan dagu menempel ke dada kstensi 2 mengembalikan kepala ke posisi tegak 1iperekstensi 2 menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin %leksi 7ateral 2 memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu 6otasi 2 memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler
erajat 6entang Normal $ $ "; ;$ ":;
6ahu %leksi 2 menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala kstensi 2 mengembalikan lengan ke posisi semula Abduksi 2 menaikkan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala Adduksi 2 menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin 6otasi dalam 2 dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang 6otasi luar 2 dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala Lengan 6a7ah Supinasi 2 memutar lengan ba&ah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas 'ronasi 2 memutar lengan ba&ah sehingga telapak tangan menghadap ke ba&ah Pergelangan +angan %leksi 2 menggerakkan telapak tangan ke sisi dalam lengan ba&ah kstensi 2 menggerakkan jarijari sehingga jarijari, tangan, dan lengan ba&ah berada dalam arah yang sama Abduksi (fleksi radial) 2 menekuk pergelangan tangan miring (medial) ke ibu jari Adduksi (fleksi luar) 2 menekuk pergelangan tangan miring (lateral) ke arah lima jari Jari98ari +angan %leksi 2 membuat pergelangan kstensi 2 meluruskan jari tangan
1iperekstensi 2 menggerakkan jarijari tangan ke belakang sejauh mungkin Ibu Jari %leksi 2 menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan kstensi 2 menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan Pinggul %leksi 2 menggerakkan tungkai ke depan dan atas kstensi 2 menggerakkan kembali kesamping tungkai yang lain Lutut %leksi 2 menggerakkan tumit ke arah belakang paha kstensi 2 mengembalikan tungkai ke lantai Mata Ka"i orsifleksi 2 menggerakkan kaki sehingga jarijari kaki menekuk ke atas 'lantarfleksi 2 menggerakkan kaki sehingga jarijari kaki menekuk keba&ah
":; ":; ":; 8+; #;
#;
?;#; ?;#;
:;#; :;#; Sampai 8; 8;$;
#; #; 8;@;
#; #; #;"+; #;"+;
"+;"8; "+;"8; +;8; $$;
@. 'erubahan ntoleransi Aktivitas 'engkajian intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernapasan, antara lain 2 suara napas,analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. 'engkajian intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi. ?. !ekuatan
;
'ersentase !ekuatan Normal ;
"
";
+
+$
8
$;
?$
$
";;
Skala
!arakteristik 'aralisis sempurna. 5idak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat /erakan otot penuh mela&an gravitasi dengan topangan /erakan yang normal mela&an gravitasi /erakan penuh yang normal mela&an gravitasi dan mela&an tahanan minimal !ekuatan normal, gerakan penuh yang normal mela&an gravitasi dan tahanan penuh
:. !aji -atasan !arakteristik !erusakan Mobilitas %isik 'ostur tubuh tidak stabil selama melakukan aktivitas rutin • !eterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar • !eterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus • 5idak ada koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis • !eterbatasan 6
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
'engobatan 5erapi pembatasan gerak !urang pengetahuan mengenai manfaat pergerakan fisik M5 di atas ?$ sesuai dengan usia !erusakan sensori persepsi Nyeri, tidak nyaman !erusakan musculoskeletal dan neuromuscular ntoleransi aktivitas>penurunan kekuatan dan stamina epresi mood atau cemas !erusakan kognitif 'enurunan kekuatan otot, control dan atau massa !eengganan untuk memulai gerak /aya hidup menetap, tidak fit Malnutrisi umum atau spesifik !ehilangan integritas struktur tulang !eterlambatan perkembangan !ekakuan sendi atau kontraktur !eterbatasan daya tahan kardiovaskular -erhubungan dengan metabolisme selular !eterbatasan lingkungan fisik atau social !epercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat disesuaikan dengan umur
II.
Diagnosa Kepera7atan
". !erusakan mobilitas fisik berhubungan dengankerusakan musculoskeletal patahnya jaringan tulang
III.
:en/ana Kepera7atan
D; !erusakan mobilitas fisik berhubunga n dengan patahnya jaringan tulang
+u8uan Setelah diberikan asuhan kepera&atan selama8B+ jam, klien dapat melakuakan aktivitas secara bertahap sesuai dengan batas kemampuannya dengan kriteria hasil 2 ". 'asien menunjukan peningkatan
". +. 8. .
Inter0ensi :asional !aji pergerakan atau ". Mengetahui tingkat aktivitas klien. kemandirian aktivitas -erikan latihan 6
+.
8.
.
$.
I.
mobilitas 'asien $. menggunakan alat bantu dengan benar 'asien dapat @. mempertahankan kekuatan otot 'asien dapat mempertahankan fleksibilitas sendi ?. !ekuatan kontraksi otot meningkat
mengimbangi gaya !olaborasi dengan berjalan menyeret fisioterapi dalam dan kecenderungan melatih pasien. tubuh condong ke orong klien agar depan pada klien aktif menjalankan $. Memberi terapi fisik aktivitas seharihari pada pasien untuk secara mandiri sesuai menjaga dan kemampuan meningkatkan orong melakukan aktivitas aktivitas dengan alat @. Motivasi yang tinggi bantu dari diri pasien dan latihan yang sering dilakukan akan mempercepat perbaikan mobilitas tubuh ?. 'enggunaan alat dapat membantu dalam menghindari aktivitas yang sedikit akibat keterbatasan mobilisasi
E0aluasi valuasi yang dihharapkan dari hasil tindakan kepera&atan untuk mengatasi
masalah gangguan mobilitas adalah sebagai berikut 2 ". 'eningkatan fungsi sistem tubuh +. 'eningkatan kekuatan dan ketahanan otot 8. 'eningkatan fleksibilitas sendi . 'eningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan. -agan Mobilitas %isik
5idak 5erbatas
Sehat
5erbatas
isebabkan karena factorfaktor yang berhubungan seperti2 pengobatan, terapi pembatasan gerak, kurang pengetahuan mengenai pembatasan gerak fisik,M5 ?$ sesuai dengan usia, kerusakan sensori persepsi. Nyeri, tidak nyaman, kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular, dll.
!eterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau lebih ekstremitas
5anda>gejala sesuai dengan batasan karakteristik seperti 2 keterbatasan 6atau halus, gerak lambat, dll.
!erusakan Mobilitas %isik
A%5A6 '=S5A!A oenges, Marrilynn . "###. Rencana Asuhan Keperawatan. 0akarta 2 'enerbit -uku !edokteran /3 'otter C 'erry. +;;$. Buku Ajar undamental Keperawatan 2 !onsep, 'roses, dan 'raktik,d.. *ol.+. 0akarta 2 /3 NANA. +;;@. Diagnosa Keperawatan! Definisi dan Klasifikasi "##$%"##& . 0akarta 2 'rima Medika limul 1., A. A9i9. +;;@. 'engantar Kebutuhan Dasar (anusia%Aplikasi Konsep dan 'roses Keperawatan) -uku ". 0akarta 2 Salemba Medika Suratun, dkk. +;;:. *eri Asuhan Keperawatan! Klien dengan +angguan *istem (uskuloskeletal)0akarta 2 /3