BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap transportasi umum menyebabkan penyebaran transportasi di Indonesia kini semakin mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya waktu. Permintaan akan adanya transportasi yang dapat dengan cepat tiba ditempat tujuan ditengah-tengah kemacetan di Kota Malang, serta transportasi yang dapat dengan mudah ditemukan oleh masyarakat sehingga efisiensi waktu dapat lebih optimal. Ojek, menjadi salah satu yang terpopuler diantara sarana transportasi lainnya. Menggunakan motor sebagai alat transportasinya, membuat berkendara menggunakan ojek lebih cepat dibandingkan dengan angkot, bus, maupun taksi. Dengan kemacetan yang kini sering sekali terjadi di Kota Malang, membuat warga Malang lebih memilih ojek sebagai alat transportasi agar dapat lebih cepat tiba ditempat tujuan. Warga Malang pun lebih mudah mengakses ojek tersebut karena biasanya para tukang ojek memiliki pangkalan didaerahnya masing-masing, sehingga warga tidak perlu repotrepot menunggu transportasi untuk menghampiri mereka. Dengan kemajuan teknologi informasi yang ada, muncul transportasi umum yang dapat diakses menggunakan gadget. Berawal dari Jakarta sebagai pencetus ojek online di Indonesia, kini ojek online juga telah marak dikalangan warga Kota Malang. Setiap pengguna transportasi ojek kini dapat menggunakan handphone dengan aplikasi khusus untuk dapat mengakses ojek online. Ojek online tersebut dirasa sebagai transportasi alternatif karena lebih mudah diakses oleh setiap warga Kota Malang. Mereka tidak perlu lagi berjalan kaki ke pangkalan ojek dan hanya perlu menunggu ojek online menghampiri lokasi tempat mereka berada. Selain itu, aplikasi ojek online memungkinkan calon penumpang berinteraksi dengan pengendara ojek online. Hal tersebut mempermudah calon penumpang untuk memberitahukan lokasi mereka kepada pengendara ojek online. Ojek online juga tidak hanya menerima jasa ojek manusia sebagai objeknya, ojek online juga menawarkan jasa pengantaran barang, seperti pemesanan makan siang untuk diantar maupun hanya untuk mengambilkan barang yang tertinggal untuk kemudian diantarkan sampai kepada pengguna jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan ojek online tersebut membuat para pengguna ojek online meningkat setiap harinya.
1
Meningkatnya penggunaan ojek online dikalangan warga Kota Malang membuat perusahaan yang menggerakan ojek online terus memperlebar jaringannya. Hal tersebut membuat lapangan pekerjaan sebagai pengendara ojek online terbuka lebar. Selain memberikan gaji pokok, perusahaan ojek online juga biasanya memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung kinerja pengendara ojek online salah satunya ialah handphone untuk mengakses pengguna transportasi umum. Penggunaan ojek online yang kini marak digunakan oleh warga Kota Malang berdampak terhadap berkurangnya minat penggunaan ojek konvensional. Kemudahan yang ditawarkan oleh ojek online terkesan menenggelamkan keberadaan ojek konvensional terutama di kecamatan Lowokwaru, Malang. Para pekerja ojek konvensional yang berada di Kecamatan Lowokwaru, Malang ini pun merasa cukup dirugikan dengan kondisi tersebut. Berkurangnya minat warga Kota Malang terhadap penggunaan ojek konvensional mengurangi jumlah pengguna ojek konvensional, hal ini dapat dilihat dari sepinya pangkalan ojek konvensional. Berkurangnya minat warga Malang terhadap ojek konvensional tentu saja akan berdampak besar terhadap pendapatan mereka. Berkurangnya pendapatan ojek konvensional ini menimbulkan penolakan terhadap keberadaan ojek online yang ada di Malang. Penolakan ini diwujudkan dengan berdemo di depan Kantor Walikota, Malang dengan tuntutan untuk meniadakan ojek online di Kota Malang. Penolakan tersebut tidak hanya sebatas demo, namun tidak sedikit dari mereka yang melarang ojek online untuk beroperasi di tempat-tempat yang ramai akan pengunjung seperti terminal, mall, dan stasiun. Bahkan ada juga oknum-oknum yang menggunakan kekerasan fisik untuk menakutnakuti pekerja ojek online agar tidak beroperasi dan mengurangi calon penumpang ojek konvensional. Melihat masalah yang tengah terjadi di masyarakat tersebut antara ojek online dan ojek konvensional tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kondisi Pendapatan Ojek Konvensional Terhadap Keberadaan Ojek Online”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi pendapatan ojek konvensional sebelum adanya ojek online? 2. Bagaimana kondisi pendapatan ojek konvensional setelah adanya ojek online?
2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis kondisi pendapatan ojek konvensional sebelum adanya ojek online. 2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis kondisi pendapatan ojek konvensional setelah adanya ojek online. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk kalangan masyarakat , perusahaan transportasi dan dari kalangan pemerintah, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan tentang dampak dari keberadaan ojek online terhadap pendapatan ojek konvensional. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi bagi penelitian – penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kondisi pendapatan ojek konvensial terhadap keberadaan ojek online. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, agar dapat lebih memahami dampak dari keberadaan ojek online terhadap pendapatan ojek konvensional. b. Bagi Masyarakat, agar dapat lebih bijak untuk memilih moda transportasi apa yang baik digunakan sesuai dengan kondisi yang ada. c. Bagi perusahaan transportasi , agar dapat menciptakan dan selalu mengembangkan alternative solusi transportasi bagi masyarakat Kota Malang yang tidak merugikan pihak manapun. d. Bagi pemerintah, agar dapat mempertimbangkan, memecahkan masalah, serta mengambil kebijakan/keputusan yang tepat mengenai keberadaan ojek online maupun ojek konvensional.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ojek Online 2.1.1 Definisi Ojek Online
Ojek online merupakan angkutan umum yang sama dengan ojek pada umumnya, yang menggunakan sepeda motor sebagai sarana pengangkutan namun ojek online dapat dikatakan lebih maju karena telah terintegrasi dengan kemajuan teknologi. Ojek online merupakan ojek sepeda motor yang menggunakan teknologi dengan memanfaatkan aplikasi pada smartphone yang memudahkan pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek tidak hanya dalam hal sebagai sarana pengangkutan orang dan/atau barang namun juga dapat dimanfaatkan untuk membeli barang bahkan memesan makanan sehingga dalam masyarakat global terutama di kota-kota besar dengan kegiatan yang sangat padat dan tidak dapat dipungkiri masalah kemacetan selalu menjadi polemik, ojek online ini hadir untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengedepankan teknologi yang semakin maju Dalam aplikasi yang diunduh customers sudah dapat diketahui jarak, lama pemesanan, harga, nama orang yang menjemput, serta perusahaan pengelolannya. Seluruh identitas pengendara sudah diketahui secara pasti karena perusahaan pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan kerjasama kemitraan. Terdapat beberapa hal yang bisa diketahui oleh pelanggan saat memesan ojek online yaitu:
Identitas Pelanggan Mudah menemukan tukang ojek Tidak perlu tawar menawar Bisa menemukan pengendara yang tahu lokasi tujuan Mengetahui harga secara pasti sebelum berangkat. Foto pengendara
Sedangkan dari sisi pengendara atau rider, tukang ojek online yang selama ini harus menawarkan jasa ke pelanggan yang lewat kini tidak perlu lagi menawarkan jasanya. Yang perlu dilakukan oleh seorang pengendara ojek online adalah memutuskan menerima atau tidak menerima tawaran dari customers yang berhubungan langsung dengan perusahaan p engelola.. kelebihan yang dapat dirasakan oleh pengendara/driver ojek online adalah tidak adanya proses tawar-menawar, tidak
4
adanya proses menanyakan tujuan, serta tidak ada lagi ketidakpastian harga. Semuanya sudah ditentukan lewah HP hanya dengan sekali klik di HP. Selain kelebihan yang dijelaskan diatas, pihak driver atau pengendara juga memperoleh kelebihan lain dengan menjadi ojek online, seperti:
Tidak perlu menawarkan jasanya ke setiap orang yang lewat. Tidak perlu nongkrong dipangkalan Pulang ke rumah berarti tidak ada order Tidak perlu berhadapan dengan pelanggan yang tawar berlebihan. Mengetahui tujuan pelanggan sebelum berangkat. Pengertian dan definisi ojek online sendiri berbeda dengan pengertian dari ojek panggilan. Walaupun dalam prakteknya keduanya menggunakan HP, tetapi yang satu menggunakan telp untuk memesan, sedangkan yang satunya melalui aplikasi di HP. Walaupun beberapa perusahaan menyelenggarakan pesanan ojek melalui online, perusahaan demikian tidak dapat disebut sebagai perusahaan ojek online.
Pengertian dan definisi ojek online sendiri berbeda dengan pengertian dari ojek panggilan. Walaupun dalam prakteknya keduanya menggunakan HP, tetapi yang satu menggunakan telp untuk memesan, sedangkan yang satunya melalui aplikasi di HP. Walaupun beberapa perusahaan menyelenggarakan pesanan ojek melalui online, perusahaan demikian tidak dapat disebut sebagai perusahaan ojek online. 2.1.2
Kelebihan dan Kekurangan Keberadaan Ojek Online
Memboomingnya ojek berbasis online pada tahun 2015 menimbulkan dampak positif dan negatif. Warga Malang yang membutuhkan angkutan cepat menembus kemacetan tentu saja sangat terbantu dengan keberadaan ojek online. Tetapi dampak lainya, mereka juga menimbulkan kemacetan. Kelebihan Ojek Online
1. Mempermudah warga Sebagian besar pengguna jasa ojek online mengaku dimudahkan dengan layanan jemput di lokasi. Mereka tidak perlu repot-repot mencari pangkalan ojek lagi. Cukup memesan layanan melalui layar smartphone, pengemudi ojek online siap mengantar. 2. Menghemat ongkos
5
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Adanya promosi yang dibuat oleh para perusahaan ojek online membawa keuntungan pada konsumen. Seperti Go-Jek dan Grab Bike. Dengan memberi promo tarif flat, keduanya memanjakan konsumennya dengan tarif flat sekitar Rp 5.000 hingga Rp 15.000 dalam jarak km tertentu. "Saya biasanya kalau ke kantor naik ojek yang dekat rumah, tapi sekarang lebih nyaman naik ojek online. Lebih murah soalnya, bisa hemat berapa ribu, lumayan," kata Toto (34), seorang karyawan yang berkantor di Jakarta Selatan. Lapangan kerja Pendapatan ojek online yang lumayan dibandingkan ojek pangkalan, cukup menggiurkan. Ojek pangkalan yang melihat peluang ini memilih bergabung dengan ojek online. Bahkan, ketika gembar-gembor pendapatan dari ojek online hingga puluhan juta sebulannya, beberapa pegawai swasta tertarik bergabung sebagai pekerjaan sampingan. Bahkan, ada yang rela meninggalkan pekerjaannya sebagai manajer sebuah perusahaan, karena tergiur dengan pendapatan yang lumayan besar. Seperti pengojek Grab Bike, Rudianto (26). Sejak bergabung dengan Grab Bike, 20 Mei 2015 lalu, pendapatan terbesar Rudianto dalam sebulan bisa mencapai Rp 23 juta. Pelayanan yang lebih professional Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap dengan masker dan penutup rambut), ojek online juga melengkapi supir-supirnya dengan perangkat yang menunjang pemesanan dan aktivitas lainnya. Layanan pesan antar Selain mengantar penumpang, konsumen juga banyak menggunakan layanan ojek online untuk kurir dan pemesanan makanan. Artinya? Kita bisa pesan makanan dari manapun, termasuk dari warung sate kesukaan yang tidak punya delivery service! Diskon dan harga promosi Semua orang suka diskon. Ini yang digunakan oleh ojek online untuk menarik massa. Mulai dari potongan harga untuk pengguna pertama hingga promosi jelang bulan puasa. Tidak perlu ke pangkalan Aplikasi ojek online memungkinkan pengguna untuk memesan ojek tanpa harus ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek di manapun dan kapanpun. Potensi kerja paruh waktu Bagi pengemudi, ojek online memberikan keleluasaan dalam bekerja. Artinya, siapapun asal punya SIM dan STNK bisa jadi supir ojek tanpa harus mangkal.
6
Kekurangan Ojek Online
1. Menambah Kemacetan Meski mengklaim diri berbeda dengan ojek pangkalan, kenyataan di lapangan, pengojek online tetap membuat beberapa pangkalan atau memang mangkal di sebuah tempat sambil menunggu order dari konsumen. Tidak jarang, trotoar hingga badan jalan jadi tempat mangkal pengojek online. Kondisi ini sampai membuat pihak kepolisian sepakat untuk menindak tegas para pengojek online yang mangkal, terutama di trotoar. Salah satu pengojek online yang biasa mangkal, Rudi (36), mengaku sengaja mangka ditempat-tempat yang ramai akan pengunjung dan pada jam-jam tertentu seperti sejak pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB. Menurut dia, lebih mudah untuk mengambil order jika menetap di tempat ramai seperti mall, kampus, dan lain-lain. karena konsumen yang memesan dari tempat-tempat yang ramai cukup banyak. 2. Konflik dengan ojek konvensional Dinamika antara pengojek online dengan pengojek pangkalan yang lebih "senior" beberapa kali terjadi. Dengan layanan ojek online yang tampak lebih laku, pengojek pangkalan merasa terintimidasi dengan keberadaan mereka,. Karena selain drivernya yang semakin banyak dari waktu ke waktu, permintaan mereka pun semakin bertambah pula yang menyebabkan minat terhadap ojek konvensional semakin menurun dan berdampak pada pendapatan mereka yang semakin merosot pula. Hal ini pun sering menjadi menyebab terjadinya konflik diantara ojek online dan ojek konvensional. Konflik pengojek online dan pengojek konvensional tidak berlangsung lama. Kini, kebanyakan pengojek konvensional sudah mau bergabung dengan perusahaan ojek online. Mereka yang masih bertahan sebagai pengojek konvensional, berangsur-angsur sudah bisa menerima keberadaan pengojek online yang dianggap memiliki konsumen berbeda. 3. Server aplikasi yang mengalami gangguan Seperti aplikasi digital lainnya, server ojek online mengalami gangguan sehingga pengguna tidak bisa memesan layanan. Kesalahan teknis juga terkadang terjadi pada penggunaan pembayaran via credit, alat pembayaran sejenis pulsa. Ada yang mengeluh kreditnya terpakai, namun layanan tidak datang, ada pula supir yang kebingungan karena tidak paham sistem ini. Entah ini kesalahan teknis atau akalakalan supir, masalah credit cukup menjadi sorotan pengguna layanan ojek online.
7
4. Sulitnya mencari pengendara/driver ojek online Penggunaan aplikasi berarti konsumen harus bergantung pada sistem pencarian di sana. Terkadang, aplikasi tidak berhasil mendapatkan supir yang dibutuhkan, padahal banyak pengendara/driver ojek online berkeliaran di daerah tersebut. 5. Perubahan struktur sosial? Sebuah blog mengkritik sistem baru yang dibangun oleh Go-Jek secara antropologis. Menurut penulisnya, sistem ini merusak tatanan sosial dan nilainilai yang terkandung dalam sebuah pangkalan ojek: sistem mengantri, sopansantun, hingga sentuhan personal yang terjadi dalam setiap transaksi di pangkalan ojek. Layanan angkutan ojek sepeda motor berbasis telepon seluler seperti GoJek dan Grab Bike memberikan peluang bagi pengemudi ojek untuk mendapatkan pelanggan di lokasi mana saja tanpa terikat pangkalan. GoJek di laman resminya menyatakan bahwa seluruh calon pengemudi GoJek akan mendapat pelatihan menyeluruh mulai penggunaan telepon seluler hingga keamanan mengemudi. Selain itu pengemudi akan mendapat pembagian keuntungan sebesar 80 persen untuk pengemudi dan 20 persen untuk perusahaan, termasuk bonus saat mencapai target tertentu. 2.2 Ojek Konvensional 2.2.1 Definisi Ojek Konvensional
Ojek konvensional adalah para pekerja transportasi ojek yang biasa berkumpul atau menetap di sebuah jalan yang sekiranya banyak akan mendapat penumpang. Biasanya ojek pangkalan ini bertempat di depan komplek, atau depan gang, pasar dan lain-lain. Pihak penyedia jasa ojek online sebenarnya sudah banyak melakukan pendekatan dengan pihak ojek pangkalan dengan berbagai penawaran untuk bergabung, nyatanya banyak yang masih menolak. Singkatnya, alasan mereka yang menolak adalah mereka merasa “ribet” dengan segala aturan yang harus mereka patuhi. Bahkan ada pula yang keberatan dengan tata cara untuk bergabung dengan ojek online yang dianggap berbelit dengan harus melengkapi beberapa dokumen yang dibutuhkan. Jika melihat dari sudut pandang tersebut, wajar jika masyarakat berpendapat bahwa ojek konvensional ini buruk pelayananannya. Tarif yang semena-mena, pelayanan yang kurang nyaman, tak ada jaminanan keamanan jika terjadi hal buruk di jalanan, dan lain sebagainya. Tapi, benarkah sepenuhnya seperti itu? Nyatanya, meski tak dianggap terorganisir, ojek pangkalan ini sebenarnya memiliki struktur sosial yang tertata rapih dalam suatu komunitas atau
8
paguyuban. Sistem paguyuban ini tidak main-main, di sana mereka menentukan tarif pasar yang berlaku, sistem antrian, bagi-bagi rejeki, dan juga pelanggan lokal. Penerapannya lebih ke arah kekeluargaan, bukan korporasi seperti yang diterapkan oleh jasa ojek profesional. Memang jika harus dijabarkan lebih lanjut, fungsi dari paguyuban ini masih sangat abstrak dan tak bisa diukur secara pasti karena erat kaitannya dengan sosial. Melalui paguyuban, tukang ojek juga bisa mendapat “asuransi” berupa bantuan keluarga atau teman. Selain itu, tak sembarang tukang ojek juga bisa bergabung untuk masuk dalam satu paguyuban. 2.2.2
Kelebihan Ojek Konvensional
Ojek konvensional pun tentu saja memiliki kelebihan yang berbeda dengan ojek online, seperti: 1. Harga dapat ditawar. 2. Melestarikan bisnis komunitas lokal agar tidak dimonopoli perusahaan. 3. Tidak perlu menunggu pengendara Go-Jek, bisa langsung mencari ojek pangkalan di luar. 4. Lebih fleksibel dalam perubahan tempat tujuan, waktu penjemputan, dan lainlain. 5. Merasa kasihan terhadap ojek pangka 2.2.3. Alasan Ojek Konvensional Menolak Gabung Ojek Online
Perusahaan ojek online pun telah melakukan beberapa cara untuk mengajak mereka untuk bergabung, namun malah penolakan yang terjadi. Penolakan ini tentu saja beralasan, para ojek konvensional ingin mempertahankan paguyuban yang lebih memegang tinggi asas kekeluargaan. Selain itu, alasan mereka yang menolak adalah mereka merasa “ribet” dengan segala aturan yang harus mereka patuhi. Bahkan ada pula yang keberatan dengan tata cara untuk bergabung dengan Go-Jek yang dianggap berbelit dengan harus melengkapi beberapa dokumen yang dibutuhkan. Bukan hanya itu, salah satu tukang ojek yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan bahwa ia tidak mau repot menggunakan smartphone dan tidak mau menggunakan sistem potongan biaya yang nantinya harus disetor ke pengelola GoJek. Seperti yang diketahui, GoJek memang menerapkan sistem pembagian hasil untuk setiap transaksi tunai dengan layanannya. Pembagian tersebut adalah 80 dan 20 persen. Sebanyak 20 persen untuk perusahaan, lalu 80 persen untuk karyawan itu sendiri. Selain itu, bentuk pembayaran lainnya menggunakan GoJek Credit. Pelanggan pun bisa melakukan top-up dengan pulsa untuk transaksi. Dari deposit tersebut, bagian pendapatan untuk tukang ojek hanya bisa diambil jika datang
9
langsung ke kantor GoJek. Bahkan, para pengendara GoJek pun akan mendapatkan smartphone yang nantinya dapat dicicil perbulannya untuk memudahkan mereka menggunakan aplikasi GoJek. Salah satu tukang ojek lainnya pun berpendapat bahwa ia ingin dibayar langsung dengan uang asli, bukan sistem kredit yang sebagaimana sudah hadir di dalam GoJek. Salah seorang tukang ojek pun menjelaskan bahwa ia tidak mau bergabung dengan GoJek karena tidak bisa menawar dengan pelanggannya. Yang menjadi kesimpulan adalah sistem transaksi non-tunai disini nampaknya masih menjadi pertimbangan besar bagi para tukang ojek pangkalan untuk bergabung dengan GoJek. 2.2.4. Pendapatan Ojek Konvensional
Pendapatan dapat diartikan sebagai penghasilan yang diperoleh dari suatu pekerjaan, atau menurut FASB, pengertian pendapatan (Stice, Skousen, 2004, 230), didefinisikan sebagai berikut: “Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau kenaikankenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutanghutangnya atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau pelaksanaan aktivitasaktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut.” Keberadaan ojek online tentu saja memengaruhi penurunan pendapatan ojek konvensional hingga 90 persen seiring dengan penurunan minat masyarakat terhadap jasa antar konvensional tersebut. Permintaan dari masyarakat turun karena penumpang lebih suka menggunakan ojek online yang pemesannya cukup lewat telepon genggam sehingga terkesan mudah. Tarif penumpang ojek konvensional bergantung pada tempat tujuan, jika dekat biasanya Rp6.000, jauh berkisar Rp15.000-Rp20.000. Tarif ini sudah diketahui oleh penumpang pada umumnya. Semenjak adanya ojek online, jika biasanya dalam sehari dia bisa mendapat 10 penumpang kini hanya dua penumpang. Menurut pengakuan seorang ojek konvensinal, jika dahulu biasanya bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp60.000 dengan 10 penumpang tujuan dekat. Pemasukan tersebut belum termasuk dari penumpang dengan tujuan yang jauh. Akan tetapi, sejak maraknya ojek berbasis aplikasi membuat pendapatannya turun drastis menjadi Rp.30.000/hari dengan sekitar 2 penumpang saja dalam sehari.
10
Bahkan semenjak munculnya ojek online, ada pula ojek konvensional yang tidak mendapatkan penumpang dari pagi sampai sore, dari sore sampai malam, 24 jam tidak mendapatkan penumpang. hal ini disebabkan karena kuantitas ojek konvensional dalam satu paguyuban hanya kisaran puluhan orang, jumlah ini tentu saja tidak sebanding dengan jumlah ojek online yang mencapai ribuan orang di Kota Malang. Perbedaan kuantitas ini juga menjadi salah satu alasan yang mempengaruhi pendapatan ojek konvensional. Berdasarkan pengakuan pengguna ojek, alasan mereka lebih memilih menggunnakan ojek online, selain karena mudah untuk dijangkau, tarif yang lebih murah dibandingkan dengan ojek konvensional juga menjadi alasan pelanggan lebih memilih ojek online yang menyebabkan ojek konvensional menuntut untuk penyamaan tarif. Hal itu terungkap dari pengakuan sejumlah pengendara ojek pangkalan yang diwawancarai Kantor Berita Antara dari pengojek yang biasa mangkal di Terminal Arjosari, Kota Malang.. Mereka meminta tarif ojek online disamakan, karena jika tetap ada perang tarif maka tindakan ojek berbasis aplikasi itu hanya akan merugikan para pengojek konvensional. Diakuinya, kehadiran ojek online belakangan hari ini yang kian marak dan membuat pengojek pangkalan kesulitan mencari penumpang karena kalah bersaing dengan mereka yang mematok tarif kelewat murah. Dalam sehari, kata dia, dia dahulu biasanya bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp150.000. Akan tetapi, sejak maraknya ojek berbasis aplikasi membuat pendapatannya turun drastis menjadi Rp50.000/hari sampai dengan Rp60.000/hari. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan pendapatan ojek online yang berkalikali lipat berbeda. Diakui oleh salah satuojek online, pendapatannya per bulan ratarata bisa mencapai angka Rp 4 juta. Bahkan, jam kerjanya pun fleksibel dan ia mengatakan lebih banyak waktu bersama keluarga. Menurut ojek konvensional seharusnya pengojek online tidak mengambil penumpang berkisar 500 meter dari area pangkalan. Dengan begitu ojek pangkalan tidak mengalami penurunan pemasukan yang terlalu besar. Karena jika penurunan pemasukan ini dibiarkan terus menurus bias saja mereka akan kehilangan pekerjaan mereka sebagai ojek konvensional karena kurangnya minat masyarakat terhadap keberadaan mereka. Hal ini tentu saja malah akan menyebabkan semakin besarnya pengangguran dan tentunya akan berujung pada keluarga mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.
11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Digunakannya metode kualitatif dikarenakan teknik pengumpulan sumber data menggonakan metode wawancara dengan teknik bertanya dan diskusi. Dengan digunakannya penelitian kualitatif maka menggunakan analisa data secara analisis induktif, sehingga dapat menemukan kenyataan-kenyataan yang berbentuk jamak yang diperoleh dari narasumber dan dengan digunakannya analisis induktif dapat diperoleh pengaruh bersama yang dapat mempertajam hubungan suatu hal dengan hal lain. Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Terdapat enam macam metode penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu : metode etnografis,studi kasus, grunded theory, interaktif, partisipatoris dan penelitian tindakan kelas. Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan u ntuk mempelajari secara intensif tentang fakta latar belakang keadaan yang terjadi dan bagaimana interaksi suatu unit sosial seperti individu, kelompok dan masyarakat. 3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian menyatakan pokok permasalahan apa yang menjadi pusat perhatian atau tujuan dalam penelitian, sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mempermudah penulis untuk menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada: 1. kondisi pendapatan ojek konvensional sebelum adanya ojek online 2. kondisi pendapatan ojek konvensional setelah adanya ojek online 3.3 Lokasi dan Situs Penelitian 3.3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan
12
sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat. Untuk memperoleh data primer, lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut karena terdapat banyak pangkalan-pangkalan ojek konvensional yang terdapat pada lokasi tersebut dikarenakan banyaknya pendatang yang bertempat tinggal di Kecamatan Lowokwaru. 3.3.2 Situs Penelitian Situs penelitian adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam bab terdahulu, maka penetapan situs penelitian berada di pangkalan ojek yang ada di jalan Veteran, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pemilihan situs penelitian ini didasarkan pada kondisi lingkungan di Jl. Veteran yang banyak memiliki tempat-tempat umum seperti; sekolah, universitas, mall, dan lain-lain. 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi serta dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti maksudnya secara baik, jika dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut terjadi, di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek). 1. Teknik Pengamatan atau Observasi. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi diklarifikasikan menurut 3 cara. Pertama, pengamat bisa bertindak sebagai partisipan atau nonpartisipan. Kedua, observasi dapat dilaksankan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi yang pertama di mana pengamat bertindak sebagai partisipan. 2. Teknik Wawancara
13
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Tujuan digunakannya teknik wawancara dalam penelitian ini, antara lain: a. mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain, b. mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu. Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara mendalam maksudnya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian bisa terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik Purposive Sampling yakni pengambilan sampel bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti. 3. Teknik Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Gambar dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,biografi, peraturan, kebijakan, dan lain-lain, sedangkan yang berbentuk gambar seperti lukisan, foto, gambar hidup dan lain-lain. Teknik dokumentasi merupakan suatu pelengkap dari teknik pengumpulan data observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. a. Rekaman sebagai setiap tulisan/pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau kelompok dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. b. Dokumen digunakan untuk mengacu atau bukan selain pada rekaman, yakni tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan lain sebagainya. 3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengetahui data primer dari responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei,Instrumen penelitian ilmu sosial pada umumnya berbentuk kuesioner dan pedoman pertanyaan (interview guide). Pedoman pertanyaan (interview guide) umumnya berisi daftar pertanyaan yang sifatnya terbuka dan jawabannya bebas agar diperoleh jawaban yang luas serta
14
mendalam. Dalam Interview guide peneliti menghendaki pendapat yang lebih luas, lebih rinci dan lengkap. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah : a. Utama : Peneliti b. Bantu Interview Guide hal ini dilakukan untuk membatasi pengumpulan data yang terlalu luas sehingga jika hal tersebut dilakukan peneliti bia lebih fokus dan mendapatkan data yang akurat Buku catatan lapangan Digunakan untuk mencatat apa saja terjadi dilapangan terutama ketika melakukan proses wawancara Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan beberapa alat seperti handphone yang fungsinya untuk memfoto fenomena apa saja yang berapa dilokasi dan alat perekam suara. 3.6 Analisa data
Menurut Moleong (2004:280), analisis data adalah proses pegorganisasian dan mengurutkan data kedalam teori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sesuai dengan jenis penelitiannya, maka penelitian ini mengguanakan analisis deskriptif, dimana setelah data yang terkumpul tersebut diolah kemudian dianalaisa dengan memberikan penafsiran berupa uraian diatas tersebut. Adapun kegiatan dalam analisis data yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini dari prengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Milles dan Huberman (1992:1920), bahwa analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur ke giatan, sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data bergerak dari lapangan/ranah empiris dalam upaya membangun teori dari data. Proses pengumpulan data ini diawali dengan memasuki lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti mendatangi tempat penelitian, yaitu kantor Stasiun Meteorologi Tabing Padang dengan membawa izin formal penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menemui orang-oarang yang ditarget sebagai informan penelitian. Pada proses selanjutnya baru dilakukan pengumpulan data dengan tekhnik wawancara dan studi dokumentasi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan lengkap yang diperoleh dilapangan. 2. Reduksi data (data reduction)
15
Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada datadata yang betul-betul dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang sifatnya hanya pelengkap saja. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan dituangkan dalam uaraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. 3. Klasifikasi data Data yang telah terkumpul selama penelitian kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian, mana yang masuk kepada bentuk-bentuk pembinaan , hambatan-hambatan dan juga upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pembinaan pegawai fungsional stasiun meteorologi tabing padang. 4. Penyajian data (data display) Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. 5. Penarikan kesimpulan (verification) Verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran menganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatancatatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan “kesempatan intersubjektif”, dengan kata lain makna yang muncul dari kata harus teruji kebenarannya, kekokohannya, ke cocokannya (validitasnya). Kesimpulan akhir baru ditarik setelah tidak ditemukan informasi lagi mengenai kasus yang diteliti. Kemudian kesimpulan yang telah ditarik akan diverifikasi baik dengan kerangka bererfikir peneliti maupun dengan catatan lapangan yang ada hingga tercapai konsesus pada tingkat optimal pada peneliti dengan sumber-sumber informasi maupun dengan kolega peneliti sehingga diperoleh validitas dan akuratisasinya. Kelima komponen itu saling mempengaruhi dan mempunyai keterkaitan. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan wawancara, observasi dan sebagainya yang disebut tahap pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak, maka diadakan reduksi data. Setelah direduksi kemudian disajikan data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga tahapan tersebut selesai dilakukan, maka selanjutnya diambil kesimpulan dan verifikasi terhadap data yang ada sebelumnya yang bertujuan menghasilkan suatu kesimpulan akhir yang benar-benar baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
_______, 2017. Pengertian Ojek Online. http://www.suduthukum.com/2017/03/ojekonline.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Donnal, Andri. 2015. Plus Minus Keberadaan Ojek Online. http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/18/06400081/Plus.Minus.Kebera daan.Ojek.Online?page=all. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Fadhillah, Farrah. 2015. Ojek Online Vs. Ojek Konvensional . https://fadhilahfarrah.wordpress.com/2015/10/26/ojek-online-vs-ojekkonvensional/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Iqbal, Jeko. 2015. Ini Alasan Mengapa Ojek Pangkalan Ogah Gabung GoJek. http://tekno.liputan6.com/read/2251965/ini-alasan-mengapa-ojek-pangkalanogah-gabung-gojek. Diakses pada tanggal 31 Mei 2017. Makjid, Saib. 2016. Pengertian dan Definisi Ojek Online. http://www.ojekonline.xyz/pengertian-dan-definisi-ojek-online/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Newswire. 2017. Ojek Online Gerus Pendapatan Ojek Konvensional. http://semarang.bisnis.com/read/20170221/1/92284/ojek-online-gerus pendapatan-ojek-pangkalan. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017. Sanjaya, Ade. 2015. Pengertian Pendapatan Definisi Menurut Standar Akuntansi Keuangan serta Sumber Pendapatan. http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pendapatan-definisimenurut.html. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017. Syafiq, rominur. 2015. Gojek VS Ojek Pangkalan/Konvensional http://rominursyafiq32.blogspot.co.id/2015/10/gojek-vs-ojek pangkalankonvensional.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Wibisono, Rahmat. 2017. Ojek Pangkalan Tuntut Tarif Ojek Berbasis Aplikasi Disamakan. http://www.solopos.com/2017/03/26/ojek-online-malang-ojek pangkalan-tuntut-tarif-ojek-berbasis-aplikasi-disamakan-804829. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017.
17
METODE PENELITIAN ADMINISTRASI PUBLIK Analisis Kondisi Pendapatan Ojek Konvensional Terhadap Keberadaan Ojek Online
OLEH : AHRIKA 165030100111064
Fakultas Ilmu Administrasi Unversitas Brawijaya 2017
18