KAJIAN PUSTAKA
TUGAS 2
"Pelaporan dan Analisis Laporan Keuangan"
Oleh:
KELOMPOK 8
Galuh Ayu Maharani (125020307111046)
Elok Hendiono (125020307111050)
Dina Andri Tri R. (125020307111063)
KELAS CA
ANALISA LAPORAN KEUANGAN & PENILAIAN ASET
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MALANG
2014
LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan wajib (statutory financial report) merupakan produk ligkungan pelaporan keuangan yang paling penting. Informasi dalam laporan keuangan dinilai relatif berdasarkan (1) kebutuhan informasi dari pengguna laporan keuangan dan (2) sumber informasi alternatif seperti data ekonomi dan industri, laporan analsis, dan pengungkapan sukarela manager. Faktor-faktor utama tersebut adalah prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum (GAAP), motivasi manager, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan, badan pengatur, sifat industri, dan sumber informasi lain.
Laporan Keuangan Wajib
Berikut akan dijelaskan tiga kategori dalam laporan keuangan wajib, antara lain :
Laporan Keuangan
Laporan tahunan bukanlah laporan wajib, namun laporan ini sering kali digunakan untuk memublikasikan produk, jasa, dan pencapain perusahaan kepada pemegang saham dan pihak lain. Dokumen wajib yang serupa dengan laporan tahunan adalah Form 10-K, yang harus diserahkan perusahaan publik kepada SEC seperti yang diwajibkan SEC untuk melaporkan informasi keuangan dari Form 10-Q. Ketika menganalisis informasi kuartalan, perlu dipahami dua faktor berikut:
Musim (seasonality). Saat memeriksa tren/kecenderungan, harus dipertimbangkan dampak dari musim. Misalnya, perusahaan ritel menghasilkan pendapatan laba yang tinggi pada kuartal keempat tahun kalender berbeda dengan kuartal tahun lalu.
Penyesuain akhir tahun (year-end adjustment). Perusahaan sering kali membuat penyesuaian (misalnya, penghapusan persedian) pada kuartal terakhir yang membuat laporan kurang andal untuk tujuan analisisi.
Pengumuman Laba.
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana (Kirschenheiter dan Melumad 2002 dalam Juniarti 2005:148). Pernyataan tersebut senada dengan definisi yang tertuang dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 juga menyebutkan bahwa informasi laba pada umumnya merupakan factor penting dalam menaksir kinerja atau pertanggung jawaban manajemen dan informasi laba tersebut membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas "earning power" perusahaan dimasa yang akan dating (Financial Accounting Standart Board 1987 dalam Khafid 2004:41).
Hughes (1968) dalam Jogiyanto (2003:424) mengatakan bahwa nilai pada laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap sebagai sinyal yang menunjukkan nilai dari perusahaan. Hal ini menjadikan perhatian investor dan calon investor terpusat pada laba suatu perusahaan. Seorang investor yang rasional akan membuat prediksi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan dengan mengamati sinyal yang di berikan perusahaan.
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa dengan adanya perataan laba dapat menimbulkan reaksi pasar (earning respone) pada saat pengumuman laba perusahaan. Penelitian Bitner dan Dollan (1996) dalam Mursalim (2003:170) menyebutkan bahwa income smoothing memiliki pengaruh negative terhadap nilai perusahaan, dan menemukan bukti empiris bahwa pasar ekuitas mengabaikan artificial smoothing dan real smoothing. Berbeda dengan Bitner diatas, penelitian Assih (2000:51) menyatakan bahwa reaksi pasar yang diukur dengan Cumulative Abnormal Return (CAR) antara perusahaan perata laba berbeda secara signifikan dengan perusahaan bukan perata laba. Penelitian yang dilakukan oleh Samlawi (2000) dalam Khafid (2004:49) menunjukkan bahwa hasil pada analisis total sampel ditemukan adanya perbedaan return rata-rata yang signifikan antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba dimana return perusahaan perata laba lebih kecil daripada perusahaan bukan perata laba. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Michelson et. al (1995) dalam Assih (2000:36) yang menyatakan perusahaan yang melakukan perataan laba mempunyai rata-rata return yang secara signifikan lebih rendah, mempunyai beta lebih rendah dan nilai pasar aktiva yang lebih tinggi. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Khafid (2004:49) menyatakan jika reaksi pasar yang diukur dengan cumulative abnormal return (CAR) menunjukkan reaksi atas diumumkannya laba pada periode pengamatan saat dilakukan pengumuman sampai dengan enam hari setelah pengumuman laba, disamping itu penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan reaksi antara kelompok perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba.
Karena proses pembuatan laporan keuangan dan audit berjangka 1-6 minggu, maka perusahaan sering kali mempublikasikan ringkasan informasi penting lebih dulu melalui pengumuman laba (earnings announcement). Pengumuman laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan. Informasi rinci pada laporan keuangan dapat dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan prospek perusahaan masa datang yang tidak dapat diperoleh dari ringkasan informasi saat pengumuman laba.
Laporan Wajib Lainnya
Selain laporan keuangan, perusahaan harus membuat laporan lain yang diwajibkan SEC. Beberapa laporan pnting merupakan laporan proksi (proxy statement), yang harus dikirim bersamaan dengan undangan rapat pemegang saham tahunan;Form 8-K, yang berisi laporan mengenai kejadian yang tidak biasa seperti perubahan audtor; dan prospektus (prospectus) yang harus menyertai penawaran saham.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAPORAN KEUANGAN WAJIB
Pihak-pihak yang mempengaruhi laporan keuangan antara lain :
Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)
Laporan keuangan dibuat berdasarkan prinsip-prinsipakutansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles-GAAP), yang merupakan aturan dan panduan akutansi keuangan. GAAP merupakan kumpulan standar, pengumuman, pendapat, interpretasi, dan panduan praktik. Jenis aturan dan panduan akutansi yang paling penting adalah:
Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Accounting Standard-SFAS) merupakan aturan dan interprestasi pada SFAS dibuat oleh FASB setelah melalui proses pengesahan dan termasuk kedalam hukum akuntansi.
Opini Badan Prinsip Akuntansi (Accounting Princples Board-APB Opinion) APB Opinion tetap digunakan sebagai standar kecuali jika digantikan oleh pengumuman berikutnya dari FASB.
Buletin penelitian akutansi (Accounting Research Bulletin-ARB). ARB merupakan pendahuluan dari APB opinion.
Pengumuman pendahuluan AICPA (AICPA Pronouncement). AICPA memiliki peran sebagai pengarah dalam penetapan standar.
Bulletin EITF (EITF Bulletin). Buletin ini dipublikasikan oleh tim satuan kerja FSAB.
Praktik Industri (Industry Practices). Praktik industri dapat digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi tingkat konservatisme atau agresivitas dari kebijakan akutansi suatu perusahaan.
Di samping GAAP, publik juga mengenal adanya IFRS (International Financing Reporting Standard). IFRS merupakan standar pelaporan keuangan internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB), yaitu badan perwakilan akuntan dan pihak terkait dari berbagai negara. IFRS tidak diaplikasikan di Amerika, sehingga pihak asing yang menawarkan sahamnya di Amerika harus merubah laporan berdasarkan GAAP.
Penetapan Standar Akutansi.
Penetapan standar akutansi di Amerika Serikat berbeda dengan banyak negara lain merupakan tanggung jawab dari pihak swasta bersama dengan profesi akutansi.
Peran Securities and Exchange Commission (SEC).
Badan pengawas pasar modal AS, SEC, merupakan badan independen, separuh berbentuk badan pemerintah yang mengeluarkan undang-undang pasar modal tahun 1993 dan 1994. SEC dapat mengganti, memodifikasi, atau membuat pelaporan keuangan dan persyaratan pengungkapan baru. Badan ini dapat dipandang sebagai otoritastertingggi dalam pelaporan keuangan.
International Accounting Standards.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards-IAS)merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Boards (IASB), yang merupakan badan perwakilan dari akuntan dan pihak terkait lain dari berbagai negara.
Manajer
Penilaian manajer dilakukan karena standar akuntansi sering kali memungkinkan manajer untuk memilih di antara alternatif metode akuntansi dan juga karena estimasi diperlukan untuk dapat menghitung angka akuntansi.Penilaian pada akuntansi keuangan dapat melibatkan 'kebebasan manajerial'(managerial discretion). Namun dalam praktiknya, banyak manajer yang menyalahgunakan kebebasan itu untuk melakukan manajemen laba dalam mempercantik laporan keuangan. Manajemen laba (earnings management) ini dapat mengurangi tingkat kepercayaan atas proses pelaporan.
Biasanya manajer akan menolak standar yang:
Mengurangi laba yang dilaporkan;
Meningkatkan fluktuasi laba; atau
Mengungkapkan informasi kompetetif mengenai segmen, produk, atau rencana tertentu.
Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, pengungkapan ini melibatkan keseluruhan proses pelaporan. Metode yang biasa dari pengungkapan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: bentuk dan susunan laporan yang formal, terminologi dan penyajian yang terinci, informasi selipan, catatan kaki, ikhtisar tambahan dan skedul-skedul, komentar dalam sertifikat auditor, dan pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris (Hendriksen,1987:213).
Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapaan pengungkapan laporan perusahaan adalah ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, dan profitabilitas.
Ukuran Perusahaan
Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Sudarmadji,2007:54).
Semakin besar size suatu perusahaan, maka semakin besar pula modal yang ditanamkannya pada berbagai jenis usaha, lebih mudah dalam memasuki pasar modal, memperoleh penilaian kredit yang tinggi dan sebagainya, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi keberadaan total aktivanya (Subiyantoro, 1997:9-10).
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Definisi dari total aktiva adalah segala sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang (IAI, 2002:14).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperolehnya.
Likuiditas
Rasio likuiditas mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas berarti mempunyai cukup dana di tangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga (Simamora, 2000:523).
Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan yang lebih karena ingin menunjukkan kinerja perusahaannya yang kredibel. Tetapi di lain pihak, likuiditas dapat juga dipandang sebagai kinerja manajemen dalam mengelola keuangan. Kondisi perusahaan sehat dapat ditunjukkan dari tingkat likuiditas yang berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang lebih. (Cooke, 1989 dalam Marwata, 2001:158).
Pendapat serupa dikemukakan oleh Belkoui (1978) dan Kahl (1989) dalam Subiyantoro (1997:13), bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan tinggi. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa kekuatan finansial perusahaan akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih untuk memberikan informasi yang luas daripada perusahaan dengan kondisi finansial lemah.
Leverage
Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu hutang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty :84).
Menurut Scipper (1981) dalam Marwata, tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang, sehingga perusahaan akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif.
Semakin besar leverage perusahaan, semakin besar kemungkinan transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham dan manajer (Meek dkk,1995) dalam Suripto 1999, oleh karena itu perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang (Wallace dkk, 1994) dalam Suripto 1999.
Profitabilitas
Perusahaan yang menghasilkan laba (profitable) juga akan melakukan disclosure yang lebih luas, hal tersebut disebabkan manajemen perusahaan ingin menyakinkan bahwa perusahaan dalam posisi persaingan yang kuat dan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan juga bagus.
Besarnya profitabilitas diukur dengan rasio laba bersih setelah pajak (profit after tax) terhadap penjualan bersih (net sales) (Sudarmdji,2007), sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2000:165) rasio profitabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan "baik" akan sangat tergantung dari jenis perusahaan dalam berusaha(Syamsuddin,1985:55).
MEKANISME PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN
Mekanisme pengawasan dan pelaksanaan dapat memastikan keandalan dan integritas laporan keuangan. Mekanisme pengawasan dan pelaksanaan sangat penting untuk menjamin kredibilitas dari suatu laporan keuangan.
Entitas-entitas yang mengawasi laporan keuangan :
Auditor
Auditor eksternal merupakan mekanisme penting untuk terjaminnya kualitas dan keandalan laporan keuangan. Semua laporan keuangan perusahaan publik harus diaudit oleh seorang akuntan publik yang independen ( CPA – certified public accountant ).
Menurut Mulyadi (2002 :416) Opini Auditor terdiri atas 5 jenis :
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (UnqualifiedOpinion with Explanatory Language)
Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Supremasi Korporasi
Contohnya seperti dewan direksi atau komite audit dari suatu perusahaan. Komite audit sering diberi delegasi kekuatan dan tanggung jawab yang luas sehubung dengan aspek-aspek dalam proses pelaporan, termasuk pengawasan metode akuntansi, prosedur pengendali internal, dan audit internal.
SEC ( Securities and Exchange Commision)
Semua perusahaan publik harus menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk SEC. SEC akan memeriksa laporan keuangan untuk memastikan bahwa laporan telah sesuai dengan persyaratan yang diwajibkan termasuk ketaatan pada standar akuntansi.
Tuntutan hukum
Ancaman tuntutan hukum (litigation) mempengaruhi manajer untuk mengadopsi praktik pelaporan yang lebih bertanggung jawab, baik bagi pengungkapan wajib maupun sukarela.
Sumber Informasi Alternatif
Informasi ekonomi, industri dan perusahaan
Investor menggunakan informasi ini untuk memperbarui ramalan perusahaan. Dampak informasi ekonomi berbeda dari setiap perusahaan tergantung dari sejauh mana laba dan risiko perusahaan terkait denga berita tersebut.
Pengungkapan sukarela
Katalisator penting bagi pengungkapan sukarela adalah Safe Harbor Rules. Aturan ini memberikan proteksi hukum atas kesalahan manajer yang tidak disengaja dalam pengungkapan sukarela. Beberapa motivasi yang mendasari pengungkapan sukarela adalah tuntutan hukum, penyesuaian prediksi dan mengelola prediksi.
Perantara informasi
Perantara informasi mencerminkan suatu industri yang terlibat pengumpulan pemrosesan, interpretasi dan penilaian informasi mengenai prospek keuangan suatu perusahaan. Tujuan perantara informasi adalah menyajikan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan investasi dan kredit. Empat fungsi perantara informasi:
Pengumpulan Informasi
Interpretasi informal
Analisis prospektif
Rekomendasi