LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN PENGETAHUAN BAHAN ACARA I
Kelompok 4: 1. Atiqa Ulfa 2. Iin Fitria 3. Naila Zulfa 4. Piesca Shabira 5. Salwa Al Aribah 6. Wardah Tamira
(H0915013) (H0915035) (H0915055) (H0915062) (H0915075) (H0915085)
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
ACARA I BENTUK DAN UKURAN
A. Tujuan
Tujuan pada praktikum Acara I “Bentuk dan Ukuran” adalah sebagai berikut: 1. Menentukan bentuk, ukuran serta isi absolut bahan pangan atau wadahnya a. Bahan atu alat berbentuk teratur
: petridish dan kuboid
b. Bahan berbentuk tidak teratur
: buah-buahan dan umbi-umbian
2. Menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori Massa dan volume penting untuk sistem pengukuran fisik sebuah produk, sedangkan diameter ( mayor, minor, intermediet ), ), dan luas permukaan merupakan pengukuran secara morfologi. Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara penanganannya. Bentuk dan ukuran tidak dapat dipisahkan. Untuk menyatakan suatu bentuk produk perlu
informasi tentang ukuran
(dimensi). Penentuan bentuk dan ukuran dapat dilihat secara langsung bentuk buah tersebut walaupun dari bahan hasil pertanian pada p ada umumnya memiliki bentuk tidak rata, namun dari buah nangka dapat dilihat bahwa keselirihan buah berbentuk elips dan untuk membuktikannya digunakanlah metode Oblate Spheroid (Bulat Membujur) (Wardani, 2013). Sifat-sifat fisik dari buah-buahan dan biji-bijian sangat diperlukan untuk desain peralatan penanganan, transportasi, proses dan penyimpanan. Teknik prosesing dan penanganan yang baik dari bahan membutuhkan keakuratan sifat-sifat fisik seperti bentuk, ukuran, porositas, luas permukaan , bulk density. density. Berat, volume, densitas biji – bijian, diameter
ACARA I BENTUK DAN UKURAN
A. Tujuan
Tujuan pada praktikum Acara I “Bentuk dan Ukuran” adalah sebagai berikut: 1. Menentukan bentuk, ukuran serta isi absolut bahan pangan atau wadahnya a. Bahan atu alat berbentuk teratur
: petridish dan kuboid
b. Bahan berbentuk tidak teratur
: buah-buahan dan umbi-umbian
2. Menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori Massa dan volume penting untuk sistem pengukuran fisik sebuah produk, sedangkan diameter ( mayor, minor, intermediet ), ), dan luas permukaan merupakan pengukuran secara morfologi. Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara penanganannya. Bentuk dan ukuran tidak dapat dipisahkan. Untuk menyatakan suatu bentuk produk perlu
informasi tentang ukuran
(dimensi). Penentuan bentuk dan ukuran dapat dilihat secara langsung bentuk buah tersebut walaupun dari bahan hasil pertanian pada p ada umumnya memiliki bentuk tidak rata, namun dari buah nangka dapat dilihat bahwa keselirihan buah berbentuk elips dan untuk membuktikannya digunakanlah metode Oblate Spheroid (Bulat Membujur) (Wardani, 2013). Sifat-sifat fisik dari buah-buahan dan biji-bijian sangat diperlukan untuk desain peralatan penanganan, transportasi, proses dan penyimpanan. Teknik prosesing dan penanganan yang baik dari bahan membutuhkan keakuratan sifat-sifat fisik seperti bentuk, ukuran, porositas, luas permukaan , bulk density. density. Berat, volume, densitas biji – bijian, diameter
mayor, intermediet, minor dan rata-rata (aritmetika, geometrik, kuadrat dan ekivalen) dapat digunakan untuk mengkarakteristikan biji kacang. Perlu studi sifat fisik (indikator kualitas biji) dari bahan untuk disain dan konstruksi ayakan dan mesin grading. Informasi ukuran yang berhubungan dengan berat bahan adalah penting untuk grading , keseragaman dan pengemasan di dalam kotak-kotak standar atau karton dan di dalam pemisahan ayakan dan operasi penggilingan. Koefisien volume (rasio volume terukur terhadap dimensi orthogonal produk) dan digunakan untuk memperkirakan volume dan density density biji dari data dimensi biji dan berat biji (Andasuryani, 2015). Pengetahuan bahan makanan adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia dari komponen-komponen penyusun di dalam makanan hewani maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan makanan tersebut dan sifat-sifat ini dihubungkan dengan segi produksi serta perlakuan sebelum dan sesudah panen seperti penyimpanan, pengolahan, pengawetan, distribusi, pemasaran sampai siap untuk dikonsumsi dengan memperhatikan keamanan pangan bagi konsumen hubungannya dengan keamanan para konsumen. Dengan memahami sifat-sifat tersebut di atas, maka bahan makanan serta hasil olahannya dapat dipertahankan atau diperbaiki mutunya (Dharmayanti, 2013). Penentuan bentuk, ukuran, dan warna dari bahan makanan seperti buah dan sayuran dikembangkan dalam berbagai fitur. Warna memberi informasi yang berharga dalam memperkirakan kadaluarsa dan memeriksa kesegaran sayuran. Keseragaman dalam ukuran dan bentuk buah-buahan dan sayuran merupakan faktor penting lain dalam menentukan kualitas dari keselurahan bahan. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang mengembangkan fitur pengukuran bentuk dan ukuran untuk
meningkatkan
hasil
klasifikasi
bahan
pangan
agar
dapat
menyediakan produk yang berkualitas, digunakan dalam penentuan pengemasan, sortasi sor tasi berdasarkan ukuran, bentuk, warna dan kenampakan.
Selain itu penentuan bentuk ukuran dan warna bahan digunakan pada supermarket dan industri agrikultural (Chowdhury, 2013). Para penentuan bentuk dan ukuran bahan yang tidak teratur, bahan diukur diameter minimum dan diameter maksimum. Pengukuran diameter digunakan alat jangka sorong. Cara penggunaan jangka sorong yaitu dengan cara diapit untuk mengukur suatu benda dari sisi luar, dengan cara diulur untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang memiliki lubang (pipa) dan dengan cara menancapkan/menusukkan bagian pengukur pada benda untuk mengukur kedalamanannya. Ketelitian jangka sorong mencapai 0,01 mm (Antika dkk., 2012). Pengukuran panjang, lebar, dan diameter yang digunakan dalam banyak produk, terutama di mana keseragaman ukuran penting, atau ketika pembatasan pada ukuran minimum yang ditentukan. Banyak tujuan kenyamanan available untuk setiap pengukuran, umumnya dengan penggaris
lurus.
Untuk
pengukuran
yang
lebih
akurat
dengan
menggunakan mikrometer (Batjer, 1954). Cara menentukan bentuk dan ukuran makanan seperti berat menera, isi, panjang, lebar, diameter, tinggi dan lain-lain. Isi konten absolut atau nyata adalah jumlah actuallity ruang yang diperlukan atau ditempati oleh substansi. Absolute contens bisa dalam berbagai cara tergantung bentuk materi tera. Jika bahan bentuknya tidak beraturan cara mudah untuk mengukur adalah dengan mencelupkan ke dalam wadah berisi air, kelebihan volume air sebelum dan sesudah adalah volume bahan itu sendiri (Kramer, 1966). Mengukur buah buahan diperlukan beberapa alat seperti timbangan dan gelas ukur, berfungsi untuk menjaga kestabilan mutu/kualitas hasil produksi, setiap pemakaian bahan harus selalu diukur, baik berat (bahan padat) maupun volume (bahan cair). Untuk mengukur berat bahan dapat bahan dapat ditimbang dengan menggunakan timbangan kodok (duduk). Sedangkan bahan bahan kimia yang kurang dari 50 gram ditimbang
menggunakan timbangan halus. Volume bahan yang berupa cairan diukur dengan menggunakan gelas ukur (Suprapti, 2009). Alat pengukur merupakan alat yang dapat digunakan untuk menimbang atau mengukur bahan-bahan sesuai dengan yang diperlukan. Diharapkan dengan berat bahan yang sama dalam setiap proses produksi, dapat diperoleh produk akhir dengan kualitas yang sama. Berdasarkan fungsinya, diperlukan beberapa macam alat pengukur yaitu: a. Alat pengukur berat, untuk mengukur berat bahan padat. Apabila berat bahan yang ditimbang lebih dari 50 gram dapat digunakan timbangan kasar (timbangan gantung, timbangan duduk, ataupun timbangan kue), yang umumnya memiliki tingkat ketelitian lebih rendah. Sementara untuk menimbang bahan dengan berat kurang dari 50 gram, misalnya bahan kimia, diperlukan timbangan halus yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. Alat pengukur volume, alat pengukur volume digunakan untuk mengukur volume bahan-bahan cair b. Alat pengukur volume ini dapat berupa gelas ukur, baik yang terbuat dari kaca (gelas) maupun plastik (Suprapti, 2007). Keseragaman bentuk dan ukuran produk, terutama dalam satu wadah kemasan, akan mempengaruhi penilaian konsumen. Bentuk dan ukuran produk yang bermacam-macam dalam satu wadah kemasan akan memberikan kesan bahwa bahan yang diogunakan merupakan bahan yang cacat, rusak, dan tidak lolos sortir. Produk-produk makanan yang tidak dikemas akan mudah sekali tercemar oleh debu, kotoran, embun, cairan, dan juga uap air dari udara. Apabila manisan kering tercemar, maka gula yang menempel akan dapat meleleh (Suprapti, 2009). Umbi kimpul (Xanthosoma violaceum Schott) memiliki bentuk silinder agak bulat, terdapat internode atau ruas dengan beberapa bakal tunas. Jumlah umbi anak dapat mencapai 10 buah atau lebih, dengan panjang sekitar 12-25 cm dan diameter 12-15 cm serta umbi yang dihasilkan biasanya mempunyai berat 300-1000 gram. Irisan melintang umbi memperlihatkan bahwa struktur umbi kimpul terdiri dari kulit,
korteks, dan pembuluh floem juga xylem. Kulit umbi mempunyai tebal sekitar 0,01 – 0,1 cm, sedangkan korteksnya setebal 0,1 cm. Pada pembuluh floem dan xylem terdapat butir- butir pati (Muchtadi, 1997). Gembili merupakan jenis tumbuhan yang berbuah di bawah tanah. Jenis umbi ini tumbuh merambat dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m dengan daun berwarna hijau dan batang berduri di sekitar umbi serta terdapat duri berwarna hitam. Umbi gembili menyerupai ubi jalar dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa, berwarna coklat muda dan berkulit tipis. Umbi tersebut berwarna putih bersih dengan tekstur menyerupai ubi jalar dan rasa yang khas .Kulit kupasan umbi dan umbi hasil buangan atau sisa juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan cadangan makanan saat terjadi paceklik. Umbi tanaman gembili umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasakatau dibakar. Umbi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng, dan dijadikan makanan pokok pengganti beras (Prabowo dkk, 2014). Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) termasuk suku polong polongan ( fabaceae) memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Seiring dengan meningkatnya pertambahan penduduk dan semakin beraneka ragam produk yang bahan baku kacang hijau maka kebutuhan akan kacang hijau akan terus meningkat. Kacang hijau mempunyai ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan kacangkacangan lain seperti kacang tanah atau kedelai. Dengan kecilnya ukuran ini, tidak menutup kemungkinan isi relatif per butir kacang hijau akan lebih banyak dari kacang tanah atau kacang lainnya (Hasibuan dkk., 2012). Kacang merah ( Phaseolus vulgaris) adalah herba yang merupakan keluarga tanaman tahunan leguminosa. Ini dibudidayakan secara manual di Mesoamerika kuno dan Andes, meskipun banyak dibudidayakan di iklim panas di seluruh dunia. Varietas putih dan hitam dari ini kacang juga tersedia tapi kurang banyak digunakan Kacang merah sangat baik sebagai sumber protein nabati, pati, larut dan serat tidak larut, vitamin (terutama
kelompok B) dan mineral (terutama kalium, zat besi, zinc, magnesium dan mangan). Mereka sangat rendah lemak. Kacang mengandung zat berpotensi beracun yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan ini harus dihancurkan oleh didih cepat dan memasak. Kacang yang dimasak secara luas digunakan dalam masakan gurih di seluruh dunia, untuk misalnya, di casserole, salad, kari, sup, pasta dan hidangan daging (Audu dan Aremu, 2011). C. Metodologi 1. Alat
a. Gelas Ukur 1000 ml b. Jangka Sorong c. Kuboid d. Penggaris (30 cm) e. Petridish f. Pisau g. Timbangan Digital 2. Bahan a. Biji- bijian
: Kacang hijau, beras, kedelai putih, kacang merah,
ketan hitam, ketan putih, jagung, kacang tanah, biji sunflower , millet, beras merah, lamtoro, kedelai hitam, dan kacang tolo. b. Buah- buahan
: Apel, salak, belimbing, pisang, jambu, jeruk,
mangga, jeruk nipis, tomat, kedondong, alpukat, mentimun, melon, pir dan jambu air. c. Umbi- umbian
: wortel, kentang, ubi ungu, ubi kuning, bengkoang,
ubi madu, ubi putih, singkong, talas, bawang bombay, gembili, gadung, bawang putih dan jahe.
3. Cara Kerja a. Bahan yang teratur bentuknya, bahan : petridish dan kuboid Petridish dan Kuboid
Pengukuran panjang, lebar dan diameter
Penimbangan massa dengan timbangan digital
Penentuan volume petridish dan kuboid Gambar 1.1 Diagram Alir Penentuan Volume Petridish dan Kuboid
b. Bahan yang tidak teratur bentuknya, bahan : buah-buahan dan umbiumbian Buah-Buahan dan Umbi-Umbian
Pengukuran panjang maksimum dan minimum; diameter maksimum dan minimum bahan dengan jangka sorong
Aquades 500 mL
Pemasukkan buah dan umbi dalam gelas ukur 1000 ml
Penentuan volume buah dan umbi Gambar 1.2 Diagram Alir Penentuan Volume Buah dan Umbi
c. Menentukan isi relatif bahan pangan, bahan : biji- bijia n Bahan biji-bijian
Pemasukkan wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh
Penimbangan beratnya
Penentuan
Isi relatif tiap gram Rumus = isi/gram
Isi relatif tiap butir Rumus = isi/jumlah
Gambar 1.3 Diagram Alir Penentuan Isi Relatif Biji-Bijian
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengukuran Ukuran dan Isi Absolut Bahan yang Teratur
Kel. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sampel
Diameter (cm)
Panjang (cm)
Lebar (cm)
Tinggi (cm)
Massa (gr)
Volume (cm3)
Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid
9,0 9,2 8,8 9,0 9,0 9,1 9,8 9,1 9,1 9,0 9,12 9,0 9,2 9,0 9,0 -
4,9 3,9 3,9 3,7 3,9 4,0 3,7 3,8 3,8 3,5 3,5 3,7 3,6 3,5 3,7
3,9 3,9 3,9 3,7 3,9 3,7 3,8 3,8 3,8 3,5 3,5 3,7 3,6 3,5 3,7
2,0 5,1 1,3 4,2 1,2 5,0 1,8 4,0 1,5 5,0 1,38 4,0 1,1 4,9 1,8 5,2 1,2 5,0 1,7 4,8 1,22 4,0 1,8 4,8 1,7 4,9 1,3 5,0 1,3 5,0
92,30 12,60 80,09 12,40 77,20 12,60 84,60 12,40 98,20 12,70 86,10 12,80 68,60 12,60 89,80 12,90 86,10 12,70 92,10 12,60 80,00 12,70 89,70 12,40 92,10 12,60 77,10 12,80 68,50 12,60
127,170 95,472 86,375 63,882 72,950 76,050 114,453 54,760 95,426 76,050 84,508 58,200 82,930 68,894 117,011 75,088 78,078 72,200 108,095 58,800 79,656 49,000 114,557 65,712 113,055 63,504 82,736 61,250 82,736 68,450
Sumber : Laporan Sementara
Panjang adalah jarak membujur dari
ujung ke ujung. Panjang
merupakan besaran pokok dengan satuan meter (simbol m). Lebar adalah lintang suatu bidang, dengan satuan meter. Tinggi adalah jauh jaraknya dari posisi sebelah bawah, dan satuannya meter. Sedangkan volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Voume merupakan besaran turunan dari panjang dengan satuan meter kubik (m 3) ( Toledo, 1991).
Isi absolut atau isi sesungguhnya adalah besar ruang sesungguhnya yang diperlukan atau ditempati oleh suatu bahan. Isi absolut dapat ditera dengan berbagai cara tergantung bentuk bahan. Volume absolut dapat divariasikan dalam menentukan pengaruh suatu perlakuan terhadap campuran bahan (Swan dan Sian, 2013). Pada percobaan pengukuran Ukuran dan Isi Absolut dilakukan pengukuran volume petridish dan kuboid. Pengukuran volume adalah hasil dari penentuan besarnya ruang yang ditempati sebuah benda. Pengukuran volume terdiri dari 2 macam yaitu isi absolut (absolute displacement) dan isi relatif (apparent displacement). Isi absolut berkaitan dengan pengukuran ruang yang ditempati oleh suatu benda, tidak ada jarak/ruang kosong antar benda. Untuk memperoleh pengukuran isi absolut, bahan harus dimasukkan kedalam media cair, misalnya air dan mencatat perubahan volume air sebagai isi absolut bahan (Chichester et al., 1959). Bentuk dan ukuran tidak dapat dipisahkan. Untuk menyatakan suatu bentuk produk perlu informasi tentang ukuran (dimensi). Penentuan bentuk dan ukuran dapat dilihat secara langsung bentuk buah tersebut walaupun dari bahan
hasil
pertanian
pada
umumnya
memiliki
bentuk tidak
rata
(Wardani, 2013). Penyeragaman bentuk dan ukuran ini diharapkan dapat mempermudah analisis, hasil lebih kuantitatif dan mempermudah perhitungan (Suwaidah, 2014). Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh data volume wadah petridish dari kelompok 1-15 secara urut yaitu sebagai berikut: 127,170; 86,375; 72,950; 114,453; 95,426; 84,506; 88,930; 163,011; 78,078; 108,094; 79,656; 114,557; 113,055; 82,736 dan 82,736 cm3. Sedangkan volume wadah kuboid kecil dari kelompok 1-15 secara urut yaitu 95,472; 63,882; 76,050; 54,760; 76,850; 84,506; 59,200; 68,894; 75,088; 72,200; 58,800; 49,000; 65,712; 63,504; 61,250; dan 68,450 cm3. Massa wadah petridish dari kelompok 1-14 secara urut yaitu sebagai berikut 92,3; 80,09; 77,2; 64,6; 98,2; 26,1; 68,6; 69,8; 86,1; 92,1; 80,0; 89,7; 92,1; 77,1; dan 68,5 gram. Sedangkan massa wadah kuboid
kecil dari kelompok 1-14 secara urut yaitu sebagai berikut 12,6; 12,4; 12,6; 12,4; 12,7; 12,8; 12,6; 12,4; 12,7; 12,6; 12,7; 12,4; 12,6; 12,8; dan 12,6 gram.
Tabel 1.2 Data Hasil Penentuan Bentuk dan Ukuran Bahan Yang Tidak Teratur
Kel
Panjang maksimal (cm)
Panjang minimal (cm)
Diameter maksimal (cm)
Diameter minimal (cm)
Volume (ml)
Alpukat
9,93
7,0
2,3
6,61
230
Bombay
6,61
4,58
3,4
4,81
70
Apel
5,7
4,7
3
2,5
124
Bengkoang
8,2
2
7,41
2
190
Belimbing
14,8
8
8,28
1,64
190
Entik
14,3
5,6
5,3
1,35
180
Gembili
14,5
9,5
4,68
2,58
200
Jambu biji
8
6,5
7,15
4,49
250
Lobak
25
14
5,11
1,16
310
Jambu air
8
4
5,41
2,84
110
Jeruk Ubi putih
7,6 5,6
8,44 2,8
7,5 6,5
1,64 3,3
180 150
Jeruk nipis
4,63
2,83
4,4
3,33
50
Ubi madu Kedondong
13,1 7,8
8,9 4,1
5,62 5,52
1,54 20,45
150 110
Ubi ungu
12,5
6,3
6,07
23,5
230
Mangga
10,4
4,2
7,1
4
270
Kentang
10
7
6
2,2
180
Mentimun
20,7
12,5
4,66
3,99
330
Kimpul
12,1
6,5
5,63
2,51
185
Melon
10,8
9,8
12,6
11,6
840
Jahe
12,6
12,1
5,4
1,8
50
Pir
7,2
3,5
8
3,3
240
Singkong
25,3
16
6,5
3
530
Pisang
15
8,5
3,66
1,81
110
Ubi kuning
15
7,5
5,45
1,44
230
Salak
8,22
6,21
5,55
0,835
90
Wortel
15,5
7,5
4,82
1,22
150
Tomat
5,70
5,251
7,70
5,604
210
4
1,90
5,06
1,806
50
Bahan
Bentuk
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
14
15
Bawang putih Sumber : Laporan Sementara
Ada 2 cara mengukur volume benda, yaitu secara tidak langsung dan secara langsung. Volume benda yang bentuknya teratur dapat diketahui dengan menggunakan rumus. Pengukuran volume dengan menggunakan rumus dinamakan pengukuran secara tidak langsung. Volume balok = panjang x lebar x tinggi, volume silinder = luas alas x tinggi, volume bola = luas alas x ½ tinggi, volume bola = 4/3π x (jari-jari bola)3 dan volume benda padat yang bentuknya tidak teratur dapat diukur dengan menggunakan gelas pengukur berisi zat cair. Tambahan volume yang terbaca pada skala gelas pengukur sama dengan volume benda padat yang dimasukkan ke dalam gelas. Misalkan volume air dalam gelas pengukur adalah 30 cm 3, kemudian sebuah batu yang tidak terlalu besar dimasukkan ke dalam gelas pengukur. Permukaan air menunjuk ke angka 40 cm 3. Berarti, volume batu adalah 10 cm3. Pengukuran volume benda padat yang bentuknya tidak teratur seperti itu disebut pengukuran secara langsung (Purba, 2012). Hal diatas juga sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh
Suyitno (1998) mengatakan bahwa produk yang bentuknya tidak teratur, biasanya volumenya ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water displacement). Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan dan umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Volume benda itu merupakan isi absolut dari bahan tersebut. Dalam perancangan alat industri diperlukan pengukuran-pengukuran fisika seperti bentuk dan ukurannya, termasuk dalam isi atau volume absolut dan telatif bahan. Menurut Meisami (2009) dalam Wardani (2013), alat pengupas
dibutuhkan
parameter-parameter
penting
yang
mendukung
perancangan. Spesifikasi fisik, mekanik, elektrik, thermal, dan sifat kimia merupakan aplikasi yang sering digunakan dalan engineering. Masa, volume penting untuk system pengukuran fisik sebuah produk, sedangkan diameter (mayor, minor, intermediet), dan luas permukaan merupakan pengukuran secara morfologi. Pengukuran masa, volume, luas permukaan, porositas,
sphericity, dimensi, elastisitas dan viskoelastisitas merupakan pengukuran utama dalam pengukuran bahan. Selain itu penentuan isi absolut juga digunakan dalam proses pengemasan produk, yang mana fungsi dari pengemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis, seperti benturan, tekanan, maupun aktifitas fisik lain terutama saat distribusi (Buckle, et.al , 2013). Volume atau isi adalah salah satu parameter penting dalam produksi dan proses dalam produk pangan. Volume bersama dengan unsur fisika yang lain berperan dalam aturan penting kalkulasi penghilangan air, transfer panas, kuantitas pestisida, laju respirasi dan lainnya. Pada proses pangan, volume (absolut) digunakan untuk sortasi berdasarkan ukuran, tingkat kualitas, dan konsentrasi mikroba dalam pangan. Jika volume dalam produk pangan ditentukan maka
sifat fisika lain seperti massa, densitas dapat mudah
ditentukan. Sehingga pengukuran volume merupakan hal yang penting (Siswantoro et.al , 2014). Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan dan umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Pengukuran volume (absolut) secara tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan water displacement method dengan prinsip dasar teori Archimedes. Benda atau bahan pangan dicelupkan ke dalam air (dengan volume tertentu yang ditempatkan pada sebuah bejana tabung) hingga seluruh permukaannya tercelup. Volume air yang berpindah atau selisih volume awal dan akhir merupakan volume objek atau bahan tersebut. Tetapi metode ini kurang akurat untuk bahan yang berpori dan mudah hancur seperti roti (Siswantoro et.al , 2014). Dari tabel 1.2 diketahui data tentang penentuan bentuk dan ukuran bahan yang tidak teratur bentuknya, menggunakan 30 macam bahan berupa buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi-umbian3. Panjang maksimal dan panjang minimal buah alpukat adalah 9,93cm dan 7cm. Panjang maksimal
dan panjang minimal bawang bombay adalah 6,61cm dan 4,58 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah apel adalah 5,7cm dan 4,7cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah bengkoang 8,2 cm dan 2 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah belimbing 14,8 cm dan 8cm. Panjang maksimal dan panjang minimal entik adalah 14,3cm dan 5,6 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal gembili adalah 14,5 cm dan 9,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah jambu biji ialah 8cm dan 6,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal lobak 25 cm dan 14 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah jambu air ialah 8 cm dan 4 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah jeruk 7,6cm dan 8,44cm. Panjang maksimal dan panjang minimal ubi putih adalah 5,6 cm dan 2,8 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal jeruk nipis 4,63 cm dan 2,83cm. Panjang maksimal dan panjang minimal ubi madu ialah 13,1cm dan 8,9cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah kedondong 7,8 cm dan 4,1 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal ubi ungu 12,5 cm dan 6,3 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah manga ialah 10,4cm dan 4,2 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal kentang 10 cm dan 7 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal mentimun 20,7 cm dan 12,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal kimpul ialah 12,1 cm dan 6,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah melon 10,8 cm dan 9,8 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal jahe 12,6 cm dan 12,1 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah pir 7,2cm dan 3,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal singkong ialah 25,3 cm dan 16 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah pisang 15 cm dan 8,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal ubi kuning 15 cm dan 7,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal buah salak adalah 8,22 cm dan 6,21cm. Panjang maksimal dan panjang minimal wortel 15,5 cm dan 7,5 cm. Panjang maksimal dan panjang minimal tomat 5,7cm dan 5,251 cm. Kemudian yang terakhir adalah panjang maksimal dan panjang minimal bawang putih ialah 4 cm dan 1,9 cm. Pada tabel 1.2 juga dapat diketahui diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari 30 buah-buahan, sayur-sayuran serta umbi-umbian.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari alpukat adalah 2,3 cm; 6,61cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari bawang bombay adalah 6,61 cm; 4,58cm dan 70ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari apel adalah 3 cm; 2,3cm dan 124ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari bengkoang adalah 7,41 cm; 2cm dan 190ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari belimbing adalah 8,28 cm; 1,64cm dan 190ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari entik adalah 5,3 cm; 1,35cm dan 180ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari gembili adalah 4,68 cm; 2,58cm dan 200ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jambu biji adalah 7,15 cm; 4,49cm dan 250ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari lobak adalah 5,11 cm; 1,16cm dan 310ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jambu air adalah 5,41 cm; 2,84cm dan 110ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jeruk adalah 7,5 cm; 1,64cm dan 180ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi putih adalah 6,5 cm; 3,3cm dan 150ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jeruk nipis adalah 6,5 cm; 333cm dan 50ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi madu adalah 5,62 cm; 1,54cm dan 150ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari kedondong adalah 5,52 cm; 2,45cm dan 110ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi ungu adalah 6,07 cm; 23,5cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari mangga adalah 7,1 cm; 4cm dan 270ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari kentang adalah 6 cm; 2,2cm dan 180ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari mentimun adalah 4,66 cm; 3,99cm dan 330ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari kimpul adalah 5,63 cm; 2,51cm dan 185ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari melon adalah 12,6 cm; 11,6cm dan 840ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jahe adalah 5,4 cm; 1,8cm dan 50ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari pir adalah 8 cm; 3,3cm dan 240ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan
volume dari singkong adalah 6,5 cm; 3cm dan 530ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari pisang adalah 3,66 cm; 1,81cm dan 110ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi kuning adalah 5,45 cm; 1,44cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari salak adalah 5,55 cm; 0,835cm dan 90ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari wortel adalah 4,82 cm; 1,22cm dan 150ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari tomat adalah 7,70 cm; 5,604 cm dan 210ml. Kemudian yang terakhir adalah diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari bawang putih ialah 5,06 cm; 1,806 cm dan 50ml.
Tabel 1.3 Data Hasil Penentuan Isi Relatif Bahan Wadah Bahan Kel Vol. Berat Bentuk Jenis 3 (cm ) (gr) Petridish 127,170 203 1 Beras Kuboid 95,472 71,0 Petridish 86,375 71,21 Beras 2 Merah Kuboid 63,882 53,40 Petridish 72,950 73,30 3 Jagung Kuboid 76,050 51,90 Petridish 114,453 Kacang 178,30 4 Hijau Kuboid 54,760 63,20 Petridish 95,426 83,90 Kacang 5 Merah Kuboid 76,050 46,80 Petridish 84,508 61,90 Kacang 6 Tanah Kuboid 59,200 38,70 Petridish 82,930 85,50 Kacang 7 Tolo Kuboid 68,894 49,60 Petridish 183,500 93,70 8 Lamtoro Kuboid 54,500 41,60 Petridish 78,078 62,40 Kedelai 9 Kuning Kuboid 72,200 47,50 Petridish 108,095 Kedelai 93,30 10 Hitam Kuboid 58,800 45,70 Petridish 79,656 59,90 11 Kenari Kuboid 49,000 51,90 Petridish 114,557 Biji 140,50 12 Sunflower 42,10 Kuboid 65,712 13 Petridish 113,055 Millet 91,40
Isi Relatif Jumlah Per Per (butir) Gram Butir 8031 0,626 0,016 4545 1,345 0,021 3428 1,213 0,025 2110 1,196 0,030 685 0,995 0,106 473 1,465 0,161 1513 0,642 0,076 832 0,866 0,066 216 1,137 0,442 121 1,625 0,629 280 1,365 0,302 173 1,530 0,342 636 0,969 0,130 356 1,388 0,193 837 1,958 0,219 383 1,310 0,142 401 1,251 0,195 167,5 1,520 0,431 1252 1,159 0,086 617 1,287 0,095 7709 1,330 0,00103 6615 0,944 0,00741 901 0,815 0,127 523 1,561 0,126 13330 1,237 0,0085
14 15
Kuboid Petridish Kuboid Petridish Kuboid
63,504 82,736 61,250 82,736 68,450
Ketan Putih Ketan Hitam
52,30 85,50 55,00 76,50 53,90
7296 3319 2641 4064 2971
1,214 0,968 1,114 1,082 1,270
0,0087 0,025 0,023 0,020 0,023
Sumber : Laporan Sementara
Pengukuran isi relatif bahan dilakukan dengan menempatkan bahan pada wadah yang telah diketahui volumenya sampai penuh selanjutnya menimbang beratnya. Hasil bagi antara volume wadah dengan berat dari bahan diperoleh isi relatif per gram, sedangkan untuk isi relatif per butir yaitu dicari dengan membagi antara volume wadah yang digunakan dengan jumlah butir dari bahan. Isi relatif merupakan besarnya ruangan atau bagian yang diperlukan pada isi absolut, supaya bahan dapat menempati ruangan tersebut. Isi relatif ada dua yaitu isi relatif tiap gram dan isi relatif tiap butir. Selain air sebagai media dalam metode penentuan isi relatifnya juga digunakan cairan toluene
(C6H5CH3). Toluene mempunyai banyak keuntungan dalam
penggunaanya sebagai referensi liquid yang ada, yaitu kecil dalam kecenderungannya meresap dalam sampel, kelancaran arus di atas permukaan karena tegangan permukaan, aktivitas yang rendah pada konstituen khususnya lemak dan minyak, titik didih yang cukup tinggi, spesific gravity dan viskositas yang stabil ketika terbuka di udara, dan spesific gravity yang rendah (Rahman, 2011). Pada praktikum penentuan isi relatif bahan digunakan dua wadah yaitu petridish dan kuboid kecil. Sampel yang digunakan pratikum adalah beras, beras merah, jagung, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, lamtoro, kedelai kuning, kedelai hitam, kenari, biji sun flower , millet, ketan putih, dan ketan hitam. Untuk penentuan volume wadah dapat dihitung dengan rumus
x r 2 x t untuk wadah petridish dan p x l x t untuk
wadah kuboid, dimana sebelumnya panjang, lebar, tinggi dan diameter wadah sudah diukur menggunakan mistar dan jangka sorong. Pada pengukuran isi relatif bahan pangan yang biasa digunakan berupa bahan pangan yang berupa butiran kecil atau bisa juga biji-bijian.
Pengukuran isi relatif dapat dilakukan dengan menentukan suatu volume dan berat suatu wadah, kemudian bahan dimasukkan ke dalam wadah dan pada bagian atas diratakan dengan tangan sesuai dengan ketinggian wadah. Jika bahan sudah benar-benar memenuhi wadah, ketika wadah ditutup dan dikocok maka sudah tidak terdengar lagi bunyi. Artinya, volume wadah sudah penuh dengan bahan. Setelah itu, wadah dengan bahan ditimbang, kemudian dihitung jumlah butir atau bijinya. Dengan mengetahui volume wadah, berat bahan dan jumlah butir bahan maka dapat diketahui isi relatif bahan per gram maupun per butir. Isi relatif per gram dapat dihitung dengan menentukan rasio antara volume wadah (cm3) dengan berat bahan. Sedangkan isi relatif per butir dapat dihitung dengan menghitung perbandingan antara volume wadah dengan jumlah butir bahan yang dapat dimas ukkan ke dalam wadah. Ukuran volume wadah yang digunakan percobaan ini menggunakan hasil percobaan volume wadah teratur karena wadah yang digunakan sama. Hasil percobaan volume wadah petridish pada tabel 1.3 yang paling besar adalah kelompok 8 yaitu sebesar 183,500 cm 3 , sedangkan volume terkecil didapatkan oleh kelompok 3 yaitu sebesar 72,950 cm 3. Hasil pengukuran volume wadah kuboid yang terbesar didapatkan oleh kelompok 1 yaitu sebesar 95,472 cm3 dan untuk volume terkecil didapatkan oleh kelompok 11 yaitu sebesar 49 cm3. Perbedaan pengukuran ini dikarenakan faktor ketelitian praktikan dan cetakan wadah yang kurang seragam. Untuk mencari massa bahan yakni dilakukan dengan cara menimbang massa wadah yang masih kosong, kemudian bahan yang akan diketahui massanya dimasukkan ke dalam wadah tersebut hingga penuh dan ditimbang. Massa bahan dapat diketahui dari hasil selisih antara massa wadah yang diisi bahan sampai penuh dengan massa wadah kosong. Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa massa biji yang dimasukkan ke dalam petridish oleh kelompok 1 sampai 15 adalah sebanyak 203 gram beras; 71,21 gram beras merah; 73,30 gram jagung; 178,30 gram kacang hijau; 83,90 gram kacang merah; 61,90 gram kacang tanah; 85,50 gram kacang tolo; 93,70 gram lamtoro; 62,40 gram kedelai kuning; 93,30 gram kedelai hitam; 59,90 gram
kenari; 140,50 gram biji sun flower ; 91,40 gram millet; 85,50 gram ketan putih; dan 76,50 gram ketan hitam. Sedangkan massa biji yang dimasukkan ke dalam wadah kuboid sebanyak 71 gram beras; 53,4 gram beras merah; 51,90 gram jagung; 63,20 gram kacang hijau; 46,80 gram kacang merah; 38,70 gram kacang tanah; 49,60 gram kacang tolo; 41,60 gram lamtoro; 47,50 gram kedelai kuning; 45,70 gram kedelai hitam; 51,90 gram kenari; 42,10 gram biji sun flower ; 52,30 gram millet; 55,0 gram ketan putih; dan 53,90 gram ketan hitam. Untuk mengetahui jumlah biji yang dimasukkan ke dalam wadah yakni dihitung cara manual yaitu menghitung satu per satu biji yang ada di dalam wadah. Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa jumlah biji yang dimasukkan ke dalam petridish oleh kelompok 1 sampai 15 adalah sebanyak 8031 butir beras, 3428 butir beras merah, 685 butir jagung, 1513 butir kacang hijau, 216 butir kacang merah, 280 butir kacang tanah, 636 butir kacang tolo, 837 butir lamtoro, 401 butir kedelai kuning, 1252 butir kedelai hitam, 7709 butir kenari, 901 butir biji sun flower , 13.330 butir millet, 3319 butir ketan putih, dan 4064 butir ketan hitam. Sedangkan jumlah biji yang dimasukkan ke dalam wadah kuboid berjumlah 4545 butir beras, 2110 butir beras merah, 473 butir jagung, 832 butir kacang hijau, 121 butir kacang merah, 173 butir kacang tanah, 356 butir kacang tolo, 383 butir lamtoro, 1675 butir kedelai kuning, 617 butir kedelai hitam, 6615 butir kenari, 532 butir biji sun flower , 7296 butir millet, 2641 butir ketan putih, dan 2971 butir ketan hitam. Dari data yang sudah diperoleh tersebut, maka dapat ditentukan besarnya isi relatif per gram bahan dengan cara volume wadah dibagi dengan massa bahan. Hasil percobaan dapat diketahui bahwa isi relatif per gram dalam wadah petridish untuk masing-masing sampel, yaitu: 0,626 cm 3/gr beras; 1,213 cm3/gr beras merah; 0,995 cm3/gr jagung; 0,642 cm 3/gr kacang hijau; 1,137 cm3/gr kacang merah; 1,365 cm 3/gr kacang tanah; 0,969 cm 3/gr kacang tolo; 1,958 cm 3/gr lamtoro; 1,251 cm 3/gr kedelai kuning; 1,159 cm 3/gr kedelai hitam; 1,330 cm3/gr kenari; 0,815 cm3/gr biji sun flower ; 1,237 cm3/gr
millet; 0,968 cm3/gr ketan putih; dan 1,082 cm 3/gr ketan hitam. Sedangkan isi relatif per gram dalam wadah kuboid untuk masing-masing sampel, yaitu: 1,345 cm3/gr beras; 1,196 cm 3/gr beras merah; 1,465 cm 3/gr jagung; 0,866 cm3/gr kacang hijau; 1,625 cm3/gr kacang merah; 1,530 cm 3/gr kacang tanah; 1,388 cm3/gr kacang tolo; 1,310 cm 3/gr lamtoro; 1,520 cm 3/gr kedelai kuning; 1,287 cm3/gr kedelai hitam; 0,944 cm 3/gr kenari; 1,561 cm3/gr biji sun flower ; 1,214 cm3/gr millet; 1,114 cm3/gr ketan putih; dan 1,270 cm 3/gr ketan hitam. Dalam menentukan isi relatif per butir, dilakukan dengan cara volume wadah dibagi jumlah biji yang ada di dalam wadah. Hasil percobaan dapat diketahui bahwa isi relatif per butir dalam wadah petridish untuk masingmasing sampel, yaitu: 0,016 cm 3/butir beras; 0,025 cm3/butir beras merah; 0,106 cm3/butir jagung; 0,076 cm 3/butir kacang hijau; 0,442 cm 3/butir kacang merah; 0,302 cm3/butir kacang tanah; 0,130 cm 3/butir kacang tolo; 0,219 cm3/butir lamtoro; 0,195 cm 3/butir kedelai kuning; 0,086 cm 3/butir kedelai hitam; 0,013 cm3/butir kenari; 0,127 cm 3/butir biji sun flower ; 0,0085 cm3/butir millet; 0,025 cm3/butir ketan putih; dan 0,020 cm 3/butir ketan hitam. Sedangkan isi relatif per butir dalam wadah kuboid untuk masingmasing sampel, yaitu: 0,021 cm 3/butir beras; 0,030 cm3/butir beras merah; 0,161 cm3/butir jagung; 0,066 cm 3/butir kacang hijau; 0,629 cm 3/butir kacang merah; 0,342 cm3/butir kacang tanah; 0,193 cm 3/butir kacang tolo; 0,142 cm3/butir lamtoro; 0,431 cm 3/butir kedelai kuning; 0,095 cm 3/butir kedelai hitam; 0,0074 cm 3/butir kenari; 0,126 cm 3/butir biji sun flower ; 0,0087 cm3/butir millet; 0,023 cm3/butir ketan putih; dan 0,023 cm 3/butir ketan hitam. Dari berbagai macam bahan yang digunakan dalam percobaan, urutan isi relatif per gram pada wadah petridish dari yang terbesar sampai terkecil adalah lamtoro, kacang tanah, kenari, kedelai kuning, millet, beras merah, kedelai hitam, kacang merah, ketan hitam, jagung, kacang tolo, ketan putih, biji sun flower , kacang hijau, dan yang paling rendah adalah beras. Sedangkan urutan isi relatif per butir pada petridish yang terbesar sampai terkecil adalah kacang merah, kacang tanah, lamtoro, kedelai kuning, kacang
tolo, biji sun flower , jagung, kedelai hitam, kacang hijau, ketan putih, beras merah, beras, ketan hitam, kenari, dan millet. Untuk urutan isi relatif per gram pada wadah kuboid dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah kacang merah, biji sun flower , kacang tanah, kedelai kuning, jagung, kacang tolo, beras, lamtoro, kedelai hitam, ketan hitam, millet, beras merah, ketan putih, kenari dan kacang hijau. Sedangkan untuk isi relatif bahan per butir pada wadah kuboid dari yang terbesar hingga yang terkecil kacang merah, kedelai kuning, kacang tanah, kacang tolo, jagung, lamtoro, biji sun flower , kedelai hitam, kacang hijau, beras merah, ketan putih, ketan hitam, beras, millet, dan kenari. Dari hasil praktikum yang dilakukan, dapat diketahui bahwa besarnya isi relatif per gram dan isi relatif per butir hasilnya berbeda antara bahan yang satu dengan bahan yang lain. Faktor yang mempengaruhi isi relatif per gram adalah volume wadah dan massa bahan. Jika massa bijinya semakin berat, maka nilai isi relatif per gramnya semakin kecil. Sedangkan faktor yang mempengaruhi isi relatif per butir yaitu volume wadah dan jumlah butir yang diisikan ke dalam wadah. Dalam isi relatif per butir, semakin kecil butiran biji bahan yang digunakan, maka semakin besar jumlah butir yang diisikan ke dalam wadah, sehingga nilai isi relatif per butir juga semakin kecil. Penentuan bentuk dan ukuran bahan pangan tentunya memiliki fungsi yang berhubungan dengan bidang pangan. Ukuran dan bentuk dari bahan berguna dalam proses pemilahan dan pemisahan bahan dalam suatu proses produksi (Idowu et al ., 2012). Sortasi dan grading (pemilihan) ini didasarkan pada produk standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu ukuran dan bentuknya agar sesuai atau layak jual (Sukayana et al ., 2013). Menurut Anugrahady (2013), sortasi secara umum bertujuan menentukan klasifikasi komoditas berdasarkan mutu sejenis yang terdapat dalam komoditas itu sendiri, yang diantaranya berdasarkan karakteristik fisik bahan, yakni bentuk dan ukuran bahan. Begitu pula dengan penentuan isi absolut dan isi relatif dengan hubungannya dalam bidang pangan biasanya diaplikasikan dalam proses
pengemasan dan pengepakan produk. Penentuan isi absolut dan isi relatif berperan untuk bahan-bahan yang dimasukkan dalam wadah atau ruangan, misalnya bahan yang akan dikalengkan, dipak dalam kotak, atau disimpan. Hal ini juga memudahkan dalam proses pengangkutan produk pada suatu industri pangan.
E. Kesimpulan
Dari praktikum Acara I “Bentuk dan Ukuran” dapat disimpulkan bahwa : 1. Penentuan bentuk dan ukuran isi absolut bahan berbentuk teratur yaitu petridish dan kuboid dilakukan dengan menghitung volume benda. Rumus volume petridish yaitu 2
2 , sedangkan volume
kuboid yaitu . Nilai volume petridish dan kuboid kelompok 4 yaitu 114,453 cm 3 dan 54,760 cm 3 2. Penentuan bentuk dan ukuran bahan berbentuk tidak teratur yaitu buah buahan
dan
umbi-umbian
dilakukan
dengan
menerapkan
prinsip
perpindahan air (water displacement ) yaitu mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume bahan tersebut. Pengukuran volume buah jambu biji dan umbi gembili oleh kelompok 4 yaitu 250 ml dan 200 ml. 3. Penentuan isi relatif bahan dari biji-bijian dapat ditentukan dengan dua cara yaitu isi relatif per gram dan isi relatif per butir. Isi relatif per gram dapat dihitung dengan menentukan rasio antara volume wadah (cm 3) dengan berat bahan. Sedangkan isi relatif per butir dapat dihitung dengan menghitung perbandingan antara volume wadah (cm 3) dengan jumlah butir bahan yang dapat dimasukkan ke dalam wadah. Isi relatif per gram dan per butir biji kacang hijau pada kelompok 4 dengan wadah petridish
yaitu 0,642 dan 0,076, sedangkan dengan wadah kuboid yaitu 0,866 dan 0,066.
DAFTAR PUSTAKA
Andasuryani, Nurluthfi Putra, dan Sandra Malin Sutan. 2015 . Kajian Sifat-Sifat Fisik Buah Dan Biji Kakao ( Theobroma cocoa L.). Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 19 (1). Antika, L., E. Julianty, Miroah, A. Nurul dan F. Hapsari. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol. 13. Anugrahady, Arya., Bambang Dwi Argo., dan Bambang Susilo. 2013. Perancangan Alat Sortasi Otomastis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega 16. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Volume 1. Nomor 1. Halaman 1-9. Audu, S. S. dan M. O. Aremu. 2011. Effect of Processing on Chemical Composition of Red Kidney Bean (Phaseolus vulgaris L.) Flour. Pakistan Journal of Nutrition. Vol. 10. No. 11. Halaman 1069-1075 Batjer, Leo. 1954. How To Make Thinning Scientific. Better Fruit 48, No. 9, 1315. Buckle, et.al . 2013. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Chichester, C.O., E.M Mrak and Stewart G.F. 1959. Advances In Food Research. Academic Press, Inc. London. Chowdhury, Md. Towhid., Md.Shariful Alam., Muhammad Asiful Hasan., dan Md. Imran Khan. 2013. Vegetables Detection From The Glossary Shop For The Blind. IOSR Journal of Electrical and Electronics Engineering.Volume 8. No. 3. Page 43-53. Hasibuan, R., Nurbaiti., dan Ardian. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna Radiata L) Varietas No. 129 Pada Beberapa Dosis Batuan Fosfat Di Medium Gambut . Universitas Riau. Riau.
Kramer, Twigg. Fundamental of Quality Control For The Food Industri The AVI Publishing Company. Inc. Wetsport. Connecticut. Meisami, E et all. 2009. Some Physical Properties of Apple. J Agricotural Engineering Internasional 11 1-7. Muchtadi, Tien., Sugiono., dan Fitriono Ayustaningwarno. Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: Alfabeta.
2010.
Ilmu
Prabowo, Aditya Yoga., Teti Estiasih., dan Indria Purwantiningrum. 2014.Umbi Gembili (Dioscorea Esculenta L.) Sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri.Vol.2. No.3. Halaman 129-135. Rahman, Mohammad Shafiur. 2011. Mechanical Properties of Foods. Journal of Food Engineering, Vol. 1. Siswantoro, Joko, et.al . 2014. Volume Measurement Algorithm for Food Product with Irregular Shape using Computer Vision based on Monte Carlo Method. Jurnal Internasional ICT Res. Appl., Vol. 8, No. 1, 1-17. Suprapti, Lies. 2009. Selai dan Cake Waluh. Yogyakarta: Kanisius. Suprapti, M Lies. 2007. Awetan Kering dan Dodol Waluh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suprapti, M Lies. 2009. Aneka Olahan Beligu dan Labu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Suwaidah, Lis Siti, Nana Sutisna Achyadi, dan Wisnu Cahyadi. 2014. Kajian Cemaran Logam Berat Timbal dari Kemasan Kertas Bekas Ke dalam Makanan Gorengan (The Study Of Lead Leached From Waste Paper Packaging Into Fried Foods). Panel Gizi Makanan Vol. 37 No. 2 Hal. 145-154. Suyitno. 1989. Rekayasa Pangan: PAU Pangan dan Gizi. UGM Press. Yogyakarta. Swan, Cecilia Lauw Giok dan Buen Sian. 2013. Penelitian Beton Ringan NonStruktural dengan Agregat Styrofoam Bekas. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan. Bandung. Toledo, Romeo T. 1991. Fundamentals of Food Process Engineering Second Edition. New York: Chapman & Hall. Wardani, Eva Widarti Budi, Musthofa Lutfi, dan Wahyunanto Agung Nugroho. 2013. Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 3, Hal. 224-230 LAMPIRAN A. Perhitungan
1. Volume Petridish Vol (cm3)
=
Vol (Kel.4)
=
3,14 (92 ) 1,8
= 114,453 cm3 2. Volume Kuboid Vol (cm3)
=
Vol (Kel.4)
= 3,7 x 3,7 x 4 = 54,76 cm 3
3. Volume Isi Relatif a. Per Gram
b. Per Butir
=
,5 7,0
= 0,642
= =
5,76 6,20
= 0,866
()
Petridish Kacang Hijau
()
Kuboid Kacang Hijau
P etridish Kacang Hijau
=
=
,5 5
= 0,076
Kuboid Kacang Hijau
B. Dokumentasi
=
5,76 2
= 0,066
Gambar 1.4 Bahan Tidak Teratur yaitu Jambu Biji dan Gembili
Gambar 1.5 Perhitungan Isi Relatif Kacang Hijau pada Petridish
Gambar 1.6 Perhtungan Isi Relatif Kacang Hijau pada Kuboid
Gambar 1.7 Perhitungan Volume Bahan Tidak Teratur yaitu Jambu Biji