1. menjaga tekanan dalam mata 19 mm Hg 2. menjaga kelicinan mata 3. melindungi kornea dari penguapan (seny sejenis lipida) 4. menetralkan efek sediaan mata
Kornea mata
PENETRASI OKULER
1
Lap epitel bersifat lifofil
Lap stroma hidrofil (kolagen)
Membran decement
Endothelium lapisan monoseluler bersifat lifofil
Pemberian melalui jalur sistemik ( oral maupun parenteral) - epitel corpus ciliaris - dinding kapiler jaringan sekitar iris
Pemberian secara topical - penyerapan lewat kornea - perlintasan melalui konjungiva,
Laju penetrasi melalui kornea Tergantung pada faktor :
Koefisien partisi zat aktif dalam lipid atau air (daya kelarutan dalam lemak tinggi, laju penembusan besar)
derajad ionisasi (semakin kecil laju penetrasi semakin besar)
2
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati A. Faktor Fisiologis Keadaan dan fungsi dari kornea dan konjungtiva, (perlukaan epitel) Ikatan molekul obat dengan protein pada air mata Penguraian metabolisme obat ( oleh enzym dalam air mata)
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati B. Faktor Fisika-kimia 1. Tonisitas Maurice “tidakterjadipeningkatan permeabilitasepitelkorneapadakonsentrasi senyawa0,9-10% NaCl, sedangkanpada larutanyang hipertonisterjadipeningkatan permeabilitas
2 . pH (pendaparan ) • Obat memiliki aktivitas terapeutik tertinggi pada pH yang mengandung molekul yang tak terion • Basa lemah terionisasi pada pH > pKa •
Asam lemah terionisasi pada pH < pKa
pH-pKa
=
log
konsentrasi asam konsentrasi garam
2. pH (pendaparan)
pH air mata normal 7.4
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati 3. Kekentalan • memperpanjang waktu kontak • kelompok turunan selulose : pembentukan misel meningkatkan aksi obat (pilokarpin, kloramfenikol) regenerasi sel epitel kornea
Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Hayati 4 . Surfaktan menurunkan tengangan antar permukaan meningkatkan tercampurnya obat dengan air mata memperluas permukaan epitel kornea meningkatkan kontak obat dengan kornea dan konjungtiva meningkatkan penembuasan dan penyerapan obat
3
Sediaan untuk mata Salep Mata Larutan kontak beberapa menit, salep 24 jam, larutan dalam minyak 1 jam, emulsi a/m 2-3 jam faktor yang berperan: aksi mekanik kelopak mata, tebal lapisan dan kapasitas pengolesan salep
Metode Evaluasi Sediaan Mata • In Vitro • Spesifikasi cara perlintasan melalui kornea • Barelet dkk penegasan fungsi se; yang terdiri atas dua kamera dgn satu kornea dari kelinci (tekanan, dan cairan meniru oculer, oksigenasi cepat dan kontrol suhu) Menguji permeabilitas kornea
Sediaan untuk mata Suspensi obat mata • meningkatkan waktu kontak dengan kornea • memberikan kerja lepas lambat Ophthalmic insert • system occusert • melepaskan obat sesuai dosis • mengurangi frekwensi pemakaian
Metode Evaluasi Sediaan Mata • In Vivo • Pengukuran konsentrasi obat dalam cairan • Mengikuti semua keadaan yang sebenarnya • Sulit menentukan kinetika penembusan