PENGUKURAN KADAR ION NITRIT DENGAN SPEKTROFOTOMETER UVVISIBLE 1
2
Edra Aditya Fhillipa Ardine Istianah, Tias Suci Lailani, Anazia Rahma, 5 Nurhalila Apriani, 6Aulia Rahmah, 7 Nopia Sari, 8 Novia Suryani, 9Aditya Niagara Kelompok 1 Praktikum Kimia Analisis Instrumen Program Studi Kimia, FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan 15412 3
4
ABSTRAK Air adalah unsur yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air tanah adalah sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Nitrit merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam air bersifat toksik jika masuk ke dalam tubuh manusia. Kadar nitrit dalam air tanah daerah Rangkasbitung memenuhi Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP-51/MENLH/10/1995 tahun 2003 yaitu sebesar 0,06 mg/L untuk air kelas 1-3. Metode penentuan nitrit dalam air menggunakan spektrofotometer UV-Visible memerlukan validasi metode. Hasil pengujian validasi metode didapatkn nilai regresi y= 0,8249x + 0,0013. Berdasarkan data nilai LOD, LOQ, dan %RSD metode yang digunakan dikatakan cukup valid, tetapi berdasarkan data %Recovery metode yang digunakan tidak cukup vali d.
Kata Kunci: Air, Spektrofotometer UV-Visible, Validasi Metode I.
PENDAHULUAN
Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting di permukaan bumi ini. Tanpa air, bumi tidak akan dapat menampung berbagai jenis kehidupan (Chiras, 2001). Kualitas air adalah tahapan di mana sumber air tersebut layak untuk digunakan. Secara keseluruhan kualitas air merupakan gambaran atau reaksi komponen air terhadap segala input secara alami atau perubahan terhadap lingkungan (Krenkel & Novotny, 1980). Air bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Besarnya kadar nitrit dalam air tanah dipengaruhi oleh ammonia dalam tanah. Meningkatnya kadar ammonia dalam tanah berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai (baik yang mengandung unsur nitrogen maupun tidak). Penguraian bahan organik yang mengandung unsur nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan selanjutnya menjadi amonia (NH 3) (Rossum & Villaruz, 1963). Pengukuran kadar ion nitrit dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Air yang merupakan media tidak berwarna dapat menyerap sinar dalam daerah violet, tetapi penyerapannya tidak dapat diamati. Media yang berbeda akan menyerap sinar dengan panjang gelombang yang berbeda, dan media tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu materi, seperti ion nitrit dalam air tersebut. Peneltian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar ion nitrit dalam sampel air tanah di daerah Rangkasbitung dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible, dan dilakukan validasi metode untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi syarat penggunaannya mliputi analisis linearitas, akurasi, presisi, limit of detection (LOD) dan limit of quantity (LOQ).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah unsur yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air sebagian besar terdapat di laut dan pada lapisan-lapisan es, akan tetapi juga terdapat salam bentuk awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu suklus air, yaitu melalui penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. air tanah adalah sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah (mallardgroups.com, 2017). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu nitrat (sebagai N) sebesar 10 mg/L untuk kelas 1-2 dan 20 mg/L untuk kelas 3-4. Sedangkan baku mutu nitrit maksimum 0,06 mg/L untuk kelas 1-3, sedangkan untuk kelas 4 tidak dipersyaratkan. Baku mutu sendiri adalah ukuran atau kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Baku mutu sangat mempengaruhi kualitas air. Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP-51/MENLH/10/1995, 2003) Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air, yang meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Nitrit (NO2) adalah bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat oleh bakteri Nitrosomonas (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi). Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0,006 mg/L bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar orsigen terlarut yang rendah. Dalam tubu, nitrit bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu nitrit juga membentuk nitrosamine pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan dapat ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Tetapi hukum Lambert-Beer hanya bekerja dengan baik untuk larutan dengan konsentrasi rendah dan menjadi tidak linear jika konsentrasi larutan terlalu tinggi (Day,2002). Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan liniaritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu (Rohman,2007): a) Sinar yang digunakan dianggap monokromatis. b) Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama. c) Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut.
d) Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi. e) Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan. Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan dari laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya (Harmita, 2004). Beberapa parameter yang dipertimbangkan dalam validasi metode analisis meliputi linearitas, akurasi, presisi, limit of detection (LOD) dan limit of quantity (LOQ). Linieritas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk mendapatkan hasil yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran yang ada. Batas deteksi (limit of detection: LOD) adalah jumlah terkecil analit yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas (Harmita, 2004). LOD dapat dihitung secara statistik dengan persamaan:
= 3
Keterangan : Sb : Simpangan Baku b : Slope Batas kuantitasi (limit of quantity: LOQ) merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil anal it dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Pada analisis instrument batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko dan formula (Harmita, 2004). LOQ dapat dihitung secara statistik dengan persamaan:
= 10
Keterangan : Sb : Simpangan Baku b : Slope Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai hasil pengukuran dari sampel yang homogen pada kondisi normal (sampel yang sama diuji secaraberurutan dengan menggunakan alat yang sama). Uji presisi berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu pengujian yang sama untuk melihat sebaran diantara nilai benar. Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak (random error ), antara lain ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau pereaksi, keragaman teknik dan operator yang berbeda (Harmita, 2004). Kecermatan atau ketepatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analisis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik didalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaan yang tepat, taat asas sesuai prosedur (Harmita, 2004). III.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 26 Maret 2018 di Laboratorium Instrumen Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu ukur 50 mL, beaker glass 100 mL, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, kuvet quartz dan spektrofotometer UVVisible Lambda 25 Perkin Elmer. Bahan yang digunakan adalah larutan baku nitrit 1 ppm, larutan sulfanilamid, larutan naftiletilendiamin, akuades dan larutan sampel air tanah Rangkasbitung. Prosedur Kerja Pembuatan larutan standar nitrit (NO 2-) Larutan baku nitrit 1 ppm diencerkan dengan akuades ke dalam 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dan 0,1 ppm kedalam 50 mL labu ukur yang sebelumnya telah ditambahkan dengan 1 mL larutan sulfanilamid dan 1 mL larutan naftiletilendiamin sebagai larutan standar. Dihomogenkan larutan standar dan didiamkan selama 10-30 menit hingga terbentuk warna yang stabil. Sedangkan untuk larutan sampel dan larutan blanko, sebanyak 50 mL masingmasing larutan ditambahkan dengan 1 mL larutan sulfanilamid dan 1 mL larutan naftiletilendiamin. Dihomogenkan larutan sampel dan larutan blako dan didiamkan selama 10-30 menit hingga terbentuk warna yang stabil. Pengukuran panjang gelombang untuk absorbansi maksimum Ditentukan range panjang gelombang yang akan digunakan dan diatur absorbansi 0.00 dengan menggunakan blannko dalam kuvet yang telah disediakan. Kemudian larutan standar 0,06 ppm dimasukkan ke dalam kuvet dan ditentukan panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum. Panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk pengukuran absorbansi semua lar utan. Pengukuran absorbansi larutan standar pada panjang gelombang maksimum Diukur spektrofotometer ke panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum yang telah ditentukan dalam langkah sebelumnya. Digunakan larutan blanko dan dikalibrasi alat spektrofotometer hingga nilai absorbansi 0,00. Diukur absorbansi masing-masing larutan standar nitrit dengan pengukuran dimulai dari konsentrasi yang terendah. Dibuat kurva kalibrasi yang menggambarkan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Penentuan konsentrasi sampel Dimasukkan sampel air tanah daerah Rangkasbitung yang akan dianalisis ke dalam kuvet dan ditentukan absorbansinya dengan menggunakan prosedur yang sama seperti pada pengukuran larutan standar. Kemudian ditentukan konsentrasi ion nitrit dari sampel air tanah daerah Rangkasbitung dengan memplotkan absorbansi pada kurva standar absorbansi vs konsentrasi yang telah dibuat. IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Air tanah pada umumnya mengandung ion nitrit karena dalam tanah terdapat unsur ammonia yang mana bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat oleh bakteri Nitrosomonas adalah nitrit. Pengujian kadar nitrit dalam air tanah dapat diketahui dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Visible dengan menambahkan larutan sulfanilamid dalam suasana asam dan larutan naftiletilendiamin. Sampel air tanah yang berasal dari daerah Rangkasbitung akan bereaksi dengan sulfanilamide (dalam suasana asam) menghasilkan senyawa diazonium, senyawa diazonium kemudian bereaksi dengan naftiletilendiamin membentuk senyawa kompleks azo yang berwarna merah muda. Reaksi tersebut hanya dapat berjalan dalam suasana asam yaitu pada pH antara 2,0 -2,5. Banyaknya senyawa kompleks azo yang terbentuk sebanding dengan banyaknya senyawa diazonium dan banyaknya ion nitrit dalam larutan sampel. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Gambar 1. Reaksi Pembentukan Senyawa Kompleks Azo Senyawa kompleks azo yang berwarna merah muda diukur panjang gelombang maksimumnya menggunakan spektrofotometer UV-Visible, dan dihasilkan panjang gelombang maksimum untuk senyawa kompleks azo adalah 546,46 nm. Sehingga dalam penentuan kadar ion nitrit absorbansi maksimum terjadi pada panjang gelombang 546,46 nm. Menurut bank data spektrofotometer UV-Visible, panjang 546.46nm, 0.04A
0.042 0.040
0.035
0.030
0.025
A 0.020
0.015
0.010
0.005
0.000 400
450
500
550
600
650
700
nm Name
Description
std. 0.Sample
gelombang maksimum untuk senyawa kompleks azo sebesar 548 nm. Perubahan panjang gelombang maksimum antara larutan standar senyawa kompleks azo dengan bank data dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya pengotor pada larutan, kurangnya kestabilan larutan, instrumen spektrofotometer UV-Visible yang tidak dikalibrasi dan radiasi elektromagnetik yang tidak bagus lagi. Gambar 2. Panjang Gelombang Maksimum Larutan Standar Kompleks Azo Dalam pembuatan kurva kalibrasi standar digunakan berbagai konsentrasi larutan standar yaitu 0,0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dan 0,1 ppm. Data absorbansi setiap konsentrasi larutan standar dihubungkan dengan konsentrasi larutan dan dibuat kurva kalibrasi standar. Berdasarkan kurva kalibrasi standar, didapatkan persamaan regresi linear y= 0,8249x + 0,0013. Sehingga didapatkan slope dan intercept masing-masing adalah 0,8249 dan 0,0013. Nilai koefisien determinasi kurva kalibrasi standar yang didapatkan sebesar 0,9915, yang mana nilai tersebut memenuhi kritetia mendekati satu yaitu > 0,99. Berdasarkan kurva kalibrasi standar, memenuhi kriteria keberterimaan karena menghasilkan korelasi standar. Artinya metode yang digunakan untuk rentang konsentrasi yang diukur sangat baik dan dapat dikatakan valid.
Kurva Konsentrasi vs Absorbansi 0.09 0.08 y = 0.8249x + 0.0013 R² = 0.9915
0.07 i 0.06 s n a 0.05 b r o 0.04 s b A0.03
sampel standar
0.02
Linear (standar)
0.01 0 0
0.05
0.1
0.15
Konsentrasi
Gambar 3. Kurva Kalibrasi Standar dengan Sampel Validasi metode perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk digunakan. Berdasarkan gambar 3, terlihat bahwa konsentrasi sampel air tanah daerah Rangkasbitung memasuhi range konsentrasi larutan standar. Konsentrasi sampel (simplo) sebesar 0,0117 ppm, dan konsentrasi sampel (duplo) sebesar 0,0104 ppm. Konsentrasi ion nitrit sampel air tanah daerah Rangkasbitung memenuhi standar baku mutu air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yaitu 0,06 ppm. Hal tersebut menandakan bahwa air tanah daerah Rangkasbitung memiliki kualitas air tanah yang baik dan dapat digunakan sebagai air yang diperuntukkan pembudidayaan ikan air tawar, peternakan air, air untuk mengairi tanaman dan untuk peruntukkan lain. Nilai limit of detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Sedangkan limit of quantity (LOQ) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Nilai LOD pada sampel air tanah daerah Rangkasbitung adalah sebesar 0,011364508, nilai tersebut menandakan bahwa analisis kadar ion nitrit dengan spektrofotometer UV-Visible masih dapat terbaca serapannya dengan batas limit deteksi 0,011364508. Sedangkan nilai LOQ sampel air tanah daerah Rangkasbitung sebesar 0,37881692. Kedua nilai LOD dan LOQ tersebut merupakan batas terkecil analit yang masih dapat terdeteksi oleh spektrofotometer UV-Visible. Akurasi merupakan kemampuan metode analisis untuk memperoleh nilai benar setelah dilakukan secara berulang. Semakin dekat nilai replikasi analisis dengan sampel yang sebenarnya, maka semakin akurat metode tersebut. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Persen perolehan kembali yang dihasilkan dari standar 0,06 ppm adalah 122,9893%, nilai tersebut melebihi syarat keberterimaan yaitu 90-105%. Akurasi larutan standar 0,06 ppm dapat dikatakan tidak baik karena ketidaksesuaian standar dengan sampel.
Presisi menyatakan kedekatan hasil analisis yang diperoleh dari serangkaian pengulangan pengukuran analit dari ukuran yang sama. Presisi dinyatakan dalam %RSD, dimana suatu metode akan memenuhi syarat jika %RSD yang diperoleh dari percobaan lebih kecil dari KV Horwitz. %RSD yang dihasilkan dari pengukuran pengulangan sebanyak enam kali sebesar 2,048068347. Nilai %RSD tersebut lebih kecil dari KV Horwitz yaitu 4,9599 sehingga pengukuran pengulangan standar yang sama dapat diterima.
Kurva Konsentrasi vs Absorbansi 0.09 0.08
y = 0.8249x + 0.0013 R² = 0.9915
0.07 i 0.06 s n a 0.05 b r o 0.04 s b A0.03
standar pengulangan sampel
0.02
Linear (standar)
0.01 0 0
0.05
0.1
0.15
Konsentrasi
V.
Gambar 4. Kurva Kalibrasi Standar dengan Pengulangan Sampel KESIMPULAN DAN SARAN Kadar ion nitrit dalam sampel air tanah daerah Rangkasbitung sebesar 0,0117 ppm pada pengukuran simplo dan 0,0104 ppm pada pengukuran duplo, kadar tersebut memenuhi baku mutu air untuk kelas 1-4 sehingga dapat dikatakan kualitas air tanah daerah Rangkasbitung sangat baik. Validasi metode pengukuran ion nitrit memberikan nilai persamaan regeresi linear larutan standar adalah y= 0,8249x + 0,0013. Berdasarkan data nilai LOD, LOQ, dan %RSD metode yang digunakan dikatakan cukup valid, tetapi berdasarkan data %Recovery metode yang digunakan tidak cukup valid. Dibutuhkan kalibrasi alat spektrofotometer UV-Visible agar mendapatkan panjang gelombang maksimum yang tepat dan dihasilkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP-51/MENLH/10/1995. (2003). Departemen Lingkungan Hidup. Chiras, D. (2001). Environmental science: creating a austainable future. MA: Jones and Bartlett Publisher, Inc. Day, R.A dan Underwood, A.L. diterjemahkan oleh Pudjaatmaka , A.H (1989). Analisis Kimia Kuantitatif . Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga Harmita (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, hal 117-135. Vol I, No. 3 Krenkel, P., & Novotny, V. (1980). Water quality management. New York: Academic Press. mallardgroups.com. (2017, November 25). Retrieved Desember 1, 2017, from https://www.mallardsgroups.com Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis Pustaka Pelajar . Yogyakarta. Rossum, J., & Villaruz, P. (1963). Determination of ammonia by the indhophenol method. J. Amer. Water Works Assoc.
LAMPIRAN ID
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
Blanko
0
0
STD 1
0.02
STD 2
y1
y-y1
0,023
0.0178
-0.001
0.04
0.039
0.0343
0.0051
STD 3
0.06
0.062
0.05079
-0.0031
STD 4
0.08
0.099
0.06729
0.00121
STD 5
0.1
0.098
0.08379
-0.001
Sample (simplo)
0.014
0.015
Sample (duplo)
0.013
0.014
9.96E07 2.61E05 9.57E06 1.46E06 9.8E-07
3.91E05 7.81E06
Jumlah Rata-rata
Slope Intercept SD LOD LOQ
(y-y1)^2
: 0,8249 : 0,0013 : 0,003124861 : 0,011364508 : 0,037881692
(1) ∑ = √ 1 = √ 3.91E05 4 = 3SlxopeSD = 3 x 0,0,003124861 8249 SD = 0,003124861
LOD = 0,011364508
= 10SloxpeSD = 10 x 0,0,0803124861 249 LOQ = 0,037881692
c
%Recovery
0.0187902
106.4387097
0.0461874
86.60367454
0.0562492
106.6681034
0.0814644
98.20238095
0.0987999
101.2147239
99.82551851
Duplikat
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
C
x-x1
1
0.04
0.025
0.04921
0.00041
2
0.04
0.025
0.04921
0.00041
3
0.04
0.025
0.04921
0.00041
4
0.04
0.025
0.04921
0.00041
5
0.04
0.025
0.04676
-0.002
6
0.04
0.025
0.04921
0.00041
Jumlah
0.25
0.29281
Rata-rata (x1)
0.041666667
0.0488
Slope Intercept SD %RSD
: 0,8249 : 0,0013 : 0,000999506 : 2,048068347
% 100 = %= 0,0,048806 100 %Recovery = 122,98929
(xx1)^2 1.67E07 1.67E07 1.67E07 1.67E07 4.16E06 1.67E07 5E-06 8.33E07
%Recovery
121.92537 121.92537 121.92537 121.92537 128.3089 121.92537
122.98929
%= 0, 000999506 100 %= 0,0488 100 (−, ) =2 =2(−, ,) %RSD = 2,048068347
KV = 4,9599