Diskusi Penentuan Kadar Klorofil dengan Spektrofotometer Dalam praktikum penentuan kadar klorofil dengan menggunakan spektrofotometer ini, daun yang kami gunakan gunakan untuk diuji kadar klorofilnya klorofilnya dengan spektrofotomete spektrofotometerr adalah daun penitian, yang diambil masing-masing masing-masing dari bagian bagian pucuk, pucuk, tengah, tengah, dan bawah tanaman tanaman tersebut. Pada saat pengukura pengukuran n kadar klorofil klorofil daun bagian bagian pucuk (daun (daun yang masih muda muda dengan spektrofotometer, untuk pengukuran pertama dengan panjang gelombang !!" nm diperoleh nilai absorbansi sebesar #,#!$. Pada daun bagian tengah, ketika diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang !!" nm, diperoleh nilai absorbansi sebesar #,%&'. Sedangkan pada daun bagian bawah (daun tua, ketika diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang !!" nm diperoleh nilai absorbansi sebesar #,"& nm. Pada pengukuran kedua dengan panjang gelombang !$& nm, diperoleh nilai absorbansi sebesar #,#)% untuk daun bagian pucuk * #,$#+ untuk daun bagian tengah * dan #*!$ untuk daun bagian bawah. angkah selanjutnya yaitu penghitungan klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada masingmasing jenis daun dengan rumus interman dan de ots. Pada daun pucuk (daun muda, diperoleh data klorofil total sebesar ,'"#$ mg/l, dengan klorofil a sebesar #,!%$! mg/l dan klorofil b sebesar ,%! mg/l. Pada daun bagian tengah, diperoleh data klorofil total sebesar #,$!)' mg/l, dengan klorofil a sebesar %,+$&+ mg/l dan klorofil b sebesar ),%#) mg/l. Sedangkan Sedangkan pada daun bagian bagian bawah (daun tua, diperoleh data klorofil total sebesar sebesar $,+$&& $,+$&& mg/l, dengan klorofil a sebesar ,%%#&! mg/l dan klorofil b sebesar %,##!& mg/l. Klorof Klorofil il terdap terdapat at sebagai sebagai butirbutir-but butir ir hijau hijau di dalam dalam klorop kloroplas. las. Pada Pada umumny umumnyaa klorop kloroplas las itu berben berbentuk tuk o0al, o0al, bahan bahan dasarny dasarnyaa disebu disebutt stroma, stroma, sedang sedang butirbutir-but butir ir yang yang terkandung di dalamnya disebut grana. enurut Dwidjoseputro (1980) , pada tanaman tinggi ada + macam klorofil, yaitu Klorofil a 1 2"" 3)+ 4" 5$ g (berwarna hijau tua dan Klorofil b 1 2"" 3)# 4! 5$ g (berwarna hijau muda. Guttman dan Hopkins (1983) juga menjelaskan bahwa klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (!##-)## nm . Klorofil itu fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya dalam gelomb gelombang ang yang yang berlai berlainan nan.. Klorof Klorofilil-aa tampak tampak hijau hijau tua, tua, tetapi tetapi jika jika sinar sinar direfle direfleksi ksikan kan,, tampaknya lalu merah darah. Klorofil-b berwarna hijau cerah tampak merah coklat pada fluoresensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila (Dwidjoseputro, &'#. Spektrofotometri adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar klorofil (Dwijoseputro, &'#. etode ini berhubungan dengan daya serap panjang gelombang gelombang cahaya setiap pigmen pigmen fotosintetik fotosintetik yang berbeda-beda. berbeda-beda. Spektrofoto Spektrofotometri metri sesuai deng dengan an nama namany nyaa adala adalah h alat alat yang yang terd terdiri iri dari dari spek spektr trof ofot otom omete eterr dan dan foto fotome meter ter akan akan mengha menghasilk silkan an sinar sinar dari dari spektr spektrum um dengan dengan panjang panjang gelomb gelombang ang energ energii secara secara relatif relatif.. 6ika 6ika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotome fotometer ter filter filter sinar sinar dari dari panjan panjang g gelomb gelombang ang yang yang diingi diinginka nkan n akan akan dipero diperoleh leh dengan dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya panjang gelombang tertentu (Noggle dan Fritz 19!9)"
Daun yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar klorofil dengan spektofotometer adalah adalah daun yang diambil dari bagian pucuk, tengah, dan bawah tanaman. Dalam penyaringan ekstrak klorofil dari daun, jika ekstrak belum mencapai 0olume ## ml ditambahkan alkohol &!7 hingga ## ml. Praktikum ini menggunakan alkohol karena alkohol mampu melarutkan klorofil, enurut #ozak $" (%008) Klorofil adalah senyawa ester dan larut di dalam sol0ent organik. 8kstraksinya dilakukan dengan menggunakan pelarut organik polar, khususnya acetone dan alkohol. Kandungan klorofil bersifat tidak stabil dan lebih mudah rusak bila terkena sinar, panas, asam dan basa. Dan enurut &jitrosomo (1983) Klorofil mudah larut dalam pelarut-pelarut seperti aseton dan alkohol. Dalam larutan, klorofil menunjukkan sifat fluoresensi berwarna merah yang artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang diteruskan tetapi merah tua pada cahaya yang dipantulkan. Dalam pengukuran kadar klorofil dengan spektrofotometer, perlu disiapkan blangko sebelum dilakukan pengukuran pada ekstrak daun itu sendiri. 9lanko yang digunakan adalah alkohol, dan ketika dimasukkan ke dalam spektrofotometer diatur absorbansinya # (: ##7. enurut Da' dan nderwood (%00%) arutan pembanding dalam spektrofotometri pada umumnya adalah pelarut murni atau suatu larutan blanko yang mengandung sedikit ;at yang akan ditetapkan atau tidak sama sekali. arutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai ##7 transmittans. enurut eran (199*) Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya. Setting nilai absorbansi < #. Setting nilai transmitansi < ##7. 9erdasarkan data yang kami dapat ketika praktikum, kami menemukan bahwa nilai absorbansi setiap umur daun berbeda-beda. enurut $entari (%01%) , absorbansi larutan akan ber0ariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. =bsorbti0itas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. 3al ini artinya bahwa untuk membandingkan antara satu senyawa dengan senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan pengaruh konsentrasi dan panjang larutan. Disamping itu dalam penentuan absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. =kan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya. =bsorbansinya sangat rendah. Data nilai absorbansi tersebut digunakan untuk mencari kadar klorofil-a, klorofil-b, dan klorofil total setiap umur daun dengan menggunakan rumus dari intermans dan de ots. Pada setiap sampel daun , klorofil b memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorofil a yaitu. 3al ini tidak sesuai dengan pendapat +u'itno ( %00* ) , bahwa pada semua tanaman hijau, sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk, yaitu klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan %1. Klorofil a bersifat kurang polar dan berwarna biru-hijau, sedangkan klorofil-b lebih polar dan berwarna kuning-hijau. Setelah dilakukan perhitungan klorofil total pada masing-masing daun, kami memperoleh hasil bahwa jumlah klorofil total yang paling tinggi ada pada daun penitian yang
terletak dibagian tengah tanaman (daun setengah tua . 3al ini disebabkan karena hasil
fotosintesis dari daun tersebut tidak digunakan untuk pertumbuhan bagian tumbuhan tersebut, akibatnya jumlah klorolnya lebih banyak.Sedangkan pada daun yang tua sudah mulai mengalami kerusakan pada jaringan daunnya. Oleh karena itu, jumlah klorol pada daun tersebut tidak lagi maksimal. Sedangkan pada daun yang muda, hasil fotosintesis digunakan untuk perkembangan dari sel-sel meristematik supaya tanaman tersebut dapat bertahan lebih lama. ,akitan ( %00! ) juga berpendapat bahwa umur daun sangat mempengaruhi proses fotosintesis, dimana proses penuaan akan berdampak pada kelambanan proses fotosintesis. Sehingga daun yang telah tua memiliki kadar klorofil yang lebih rendah. 5amun dalam beberapa kondisi seringkali nutrisi yang jumlahnya terbatas lebih sering didistribusikan ke daun yang lebih tua daripada ke daun yang lebih muda, sehingga kadar klorofil lebih tinggi daun setengah tua lebih tinggi dibandingkan pada daun muda.
Kadar klorol yang berbeda antara daun dewasa, daun setengah tua, dan daun muda dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam pada saat pembentukannya, yaitu faktor gen,cahaya, air, temperatur, dan lainlain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat widjoseputro !"#$%& yang menyatakan bahwa 'aktor-faktor yang berpengaruh kepada pembentukan klorol adalah ( 'aktor pembawaan, )ahaya, Oksigen, Karbohidrat, *itrogen, magnesium dan besi, +ir, serta emperatur.
=lasan cadangan jika hipotesis salah1 =. Sejalan dengan pertumbuhan daun, kemampuan untuk berfotosintesis juga meningkat sampai daun berkembang penuh dan kemudian mulai menurun secara perlahan (Salisbury, &&". Seharusnya semakin tua umur daun maka semakin tinggi pula kadar klorofilnya. . :eori menurut Sutrisno ( +#% , klorofil total lebih banyak pada daun tua karena kadar klorofil berdasarkan tiap-tiap umur daun yakni daun muda dan daun tua disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Kandungan
klorofil
pada
suatu
daun
akan
meningkat
sejalan
dengan
bertambahnya umur daun. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun tua, tanaman masih melakukan biosintesis klorofil. 9erdasarkan struktur dan kandungan dari daun tua lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber energi, maka dapat dikatakan bahwasanya daun tua masih melakukan biosintesis klorofil. Sedangkan pada daun yang masih muda, kandungan klorofilnya masih sedikit, karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis klorofil. Dalam hal ini selain faktor internal, perbedaan kandungan klorofil juga dapat di pengaruhi faktor eksternal diantaranya
intensitas cahaya, naungan, morfologi dan luas permukaan daun. 9esar intensitas cahaya yang diterima atau diabsorpsi daun bergantung dari jumlah klorofil yang dimiliki oleh daun tersebut.
). eori yang menyatakan bahwa sejalan dengan pertumbuhan daun, kemampuan untuk berfotosintesis juga meningkat sampai daun berkembang penuh dan kemudian mulai menurun secara perlahan !Salisbury, "##&. aftar rujukan eran, /.+. "##0. Chemistry in The Laboratory . Hoboken ( /ohn 1illey 2 Sons Day, > dan ?nderwood =. +##+. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Penerjemah 1 Sopyan @is. 6akarta 1 8rlangga. Dwidjoseputro. &'#. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Aramedia, 6akarta Auttman, . 3opkins. &'%. Understanding Biology. 5ew Bork1 3arcourt 9race 6o0ano0ich, @nc. akitan. +##). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. 6akarta1 P:. >aja Arafindo Persada. entari, Sri >ahayu. +#+. Absorbansi. http1//www.scribd.com/doc/&"+!&)%/m =bsorbansi. Diakses pada tanggal ' Cebruari +#$, alang. 5oggle, >ay, > dan Crit;s, 6. Aeorge. &)&. Introductor Plant Physiology. 5ew Delhi 1all of @ndia Pri0ate @lmited >o;ak , =bdul dan 3artanto, ?nggul. +##'. Ekstraksi Klorofil Dari Daun Peaya Dengan !ol"ent #-Butanol (4nline http1//eprints.undip.ac.id/%)%)//=K==3S8@5=>?nggul.pdf Diakses Pada %# September +#" Suyitno. +##!. $odul Pengayaan $ateri Pro%ek Pendamingan. Bogyakarta 1 ?ni0ersitas 5egeri Bogyakarta :jitrosomo, Siti Sutarmi., et al . &'%. Botani Umum &ilid '. 9andung 1 =ngkasa Daftar rujukan alasan cadangan Salisbury, 6.. dan >oss. &&". Cisiologi :umbuhan 6ilid @. 9andung 1 @:9. Sutrisno, >isfi Pratiwi. +#%. Penentuan Kadar Klorofil !ecara !ektroskoi. Pontianak 1 ?ni0ersitas :anjungpura