Laporan Praktikum Pengujian Penetrasi Bahan – Bahan Bahan Bitumen
PENGUJIAN PENETRASI BAHAN – BAHAN BAHAN BITUMEN
I.
JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal
: senin / 25 september 2017
Waktu
: 7.30 WIB – 13.00 13.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan
II.
1.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Umum : Mahasiswa dapat menentukan nilai kekerasan aspal dengan melakukan pengujian pengujian penetrasi menggunakan alat penetrometer, dimana pengujian ini akan menjadi acuan penggunaan aspal dilapangan berdasarkan tempat dan kondisi tertentu.
2.
Tujuan khusus
a.
Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian penetrasi bahan – bahan bahan bitumen
b.
Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian penetrasi aspal dengan baik dan benar.
c.
Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh
d.
Dapat menyimpulan besarnya nilai aspal yang diuji berdasarkan standar yang diacu
III.
REFERENSI
1.Modul praktik LAB PERKERASAN yang di susun oleh Drs. Drs. Kusumadi, M.T 2. SNI – 03 03 – 2456 2456 – 1991,tentang 1991,tentang cara uji penetrasi aspal. 3.Pengalaman yang dimiliki teknisi lab aspal (pak erwin & pak topik) yang mendampingi
1V.
DASAR TEORI
Aspal addalah material termoplastis yang mencair apabila di panaskan dan akan membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material tersebut terhadap suhu prinsipnya membentuk sautu sprektum/beragam tergantung komposisi unsur unsur penyusunnya. Dari sudut pandang rekayasa, ragam dari komposisi unsur aspal biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan karakteristik ragam respon aspal tersebut diperkenalkan beberapa parameter, salah satunya adalah Pen (penetrasi). Nilai ini menggambarkan kekerasan asapl pada suhu standar yaitu 25° C , yang diambil dari pengukur kedalaman penetrasi jarum standar (5 gr/100 gr) dalam rentang waktu standar (5 detik) BRITISH standar membagi nialai penetrasi tersebut menjadi 10 macam , dengan rentang nilai penetrasi 15 s/d 40 , Sedangkan AASTHO mendefinisikan nilai pen 40 – 50 sebagai nilai pen untuk material sebagai bahan bitumen terlembek/terlunak. Penetrasi sangat sensitive terhadap suhu, pengukuran di atas suhu kamar menghasilkan nilai yang berbeda variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun sedemikian rupa hingga dihasilakan nilai grafik antara suhu dan penetrasi. Penetrasi index dapat ditentukan dari grafik tersebut. Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata rata sekurang kurangnya dari 3 pembacaan Berdasarkan SNI 06 – 2456 – 1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata sekurangkurangnya dari tiga pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah ini : Hasil Penetrasi Nilai Toleransi
0 – 49
50 – 149
150 – 179
200
2
4
6
8
Nilai penetrasi diukur dinyatakan dalam nilai yang merupakan kelipatan 0,1 mm
nilai
penetrasi menentukan kekerasan aspal maikin tinggi nilai penetrasi makin lunak aspal tersebut begitu sebaliknya.
Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal 1.
Aspal pen 40/50
: Bila jarum penetrasi benda pada range (40 – 59)
2.
Aspal pen 60/70
: Bila jarum penetrasi benda pada range (60 – 79)
3.
Aspal pen 85/100
: Bila jarum penetrasi benda pada range (85 – 100)
4.
Aspal pen 120/150
: Bila jarum penetrasi benda pada range (120 – 150)
5.
Aspal pen 200/300
: Bila jarum penetrasi benda pada range (200 – 300)
Aspal yang penetrasinya rendah di gunakan untuk suhu panas dan lalulintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin dan lalu lintas rendah. Hubungan penetrasi dengan pelaksanaan dilapangan adalah unutuk mengetahui: 1.
Lokasi kontruksi jalan
2.
Jenis kontruksi yang dilaksanakan
3.
Suhu perkerasan , iklim kepadatan lalau lintas
V.
PERALATAN DAN BAHAN
a.
Peralatan : 1. Thermometer
2. Alat Penetrometer
3. Cawan aspal yang terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar rata.
4. Nampan ( talam ) yang diisi air untuk merendam benda uji.
5. Pengukur waktu ( stop watch ).
6. Kompor Gas
b.
Bahan :
1. Aspal
V1.
KESELAMATAN KERJA
1.
Pergunakanlah jas lab pratikum
2.
Membaca referensi terlebih dahulu sebelum melakuak praktikum
3.
Gunakan peralatan sesuai fungsinya berdasarkan peetunjuk prosedur pengujian dan petunjuk pembimbing praktikum
4.
Gunakanlah sarung tangan terutama pada saat memanaskan aspal pada tungku pemanas.
5.
Pahami dengan baik mengenai prosedur pelaksanaan pratikum.
6.
Pastikan semua peralatan mesin telah dimatikan apabila pengujian telah selesai digunakan
7.
Bersihkan peralatan setelah selesai digunakan, terutama pada peralatan yang mudah pecah, seperti thermomheter
VII.
PROSEDUR PELAKSANAAN
a.
Persiapan benda uji
1.
Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
2.
Panaskan contoh dengan perlahan dan diaduk hingga cair untuk di tuangkan
3.
Setelah contoh cair dan merata , tuangkan kedalam cawan dan di diamkan hingga dingin . tinggi contoh didalam cawan tidak bokeh kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm, buatlah 2 contoh benda uji.(kami gunakan 1 benda uji)
4.
Tutuplah benda uji hingga bebas dari debu dan diamkan pda suhu ruang selama 1-1,5 jam untuk benda uji kecil dari 1,5 – 2 jam untuk bendan uji besar.(kami ambil 1 jam saja)
b.
Pengujian penetrasi 1.
Masukkan benda uji kedalam water bath selam 1 – 2 jam.(kami ambil 1,5 jam)
2.
Periksalah pemegang jarum, agar jarum dapat di pandang dengan baik dan benar ,
kemudian bersihkan jarum tersebut hingga benar benar bersih dan apsang lah jarum tersebut pada pemegang jarum
3.
Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum ntuk memperoleh beban sebesar 100 ( ± 1 gr).
4.
Persiapkan kertas untuk mencatat hasil pengujian
5.
Keluarkan benda uji dari waterbath dan kemudian letakkan benda uji dibawah alat uji
penetrasi yang mana benda uji yang telah dikeluarkan dalam wadah kecil dan direndam dengan air dari air water bath/ air suling.
6.
Atur kondisi alat uji penetrasi pada dial nol setelah jarumnya tepat diatas pemukaan benda
uji, jarum jangan sampai menekan benda uji. 7.
Lepaskan pemegang jarum serentak dengan menjalankan stop wath selama ( 5 ± 0,1)
detik atau selama 5 detik 8.
Putar arloji parameter dan bacalah angka yang di tunjukan
9.
Lakukan kegiiatan diatas untuk 1 benda uji dengan 5 kali pengujian dengan ketentuan
setiap titik memeriksa berjalan ( berjarak per 1 cm ) 10. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat untuk pengujian berikutnya.
VIII.
DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN
Berdasarkan pengujian penetrasi bahan – bahan bitumen yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut : Pengamatan
Sampel uji I (mm)
I
118
II
118
III
117
IV
114
V
113
Rata – rata
116
Nilai penetrasi Aspal PEN 120/150
IX. PEMBAHASAN
Penetrasi aspal adalah salah satu cara yang digunakan dalam pengelompokan aspal, yang mana bila nilai penetrasi aspal besar maka aspal itu akan semakin le mbek, sebaliknya semakin kecil nilai penetrasi aspal, maka semakin rendah /keras. Dalam penggunaan dilapangan. Nilai penetrasi ini disesuaikan dengan suhu lingkungan. Apakah suhunya rendah atau tinggi dan nilai penetrasi berapa yang cocok digunakan untuk daerah tersebut. Berdasarkan dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan,kami menyimpulkan bahwa Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal. Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi oleh suhu.dan pada percobaan pertama kami mendapatkan hasil penurunan sebesar 5mm. Dan pada percobaan kedua mempunyai selisih sebesar 2mm.sedangkan pada percobaan keempat dan kelima mendapatkan hasil yang tidak sama dengan percobaaan pertama mungkin ada bebrapa faktor yang mempengaruhi yaitu suhu dan waktu.
X. KESIMPULAN Dari hasil pengujian yag dilakukan , dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Nilai penetrasi aspal rata rata adalah 64 mm
2.
Dlihat dari golongan kekentalan / kekerasan aspal benda uji digolongkan kedalam aspal pen 60/70 dengan penurunan jarum penetrometer antara 60 – 70 mm. 0 – 4,9 cm
5 – 14,9cm
15 – 24,9cm
20,0 cm
2
4
6
8
Toleransi = Hasil penetrasi – arah jarum pada alat vicat terkecil = 11,6 - 4 = 7,6 cm dihasilkan nilairata-rata sebanyak 64 mm dengan jumlah penurunannya 580 mm. Dan kita juga mendapati bahwa nilainya didapat 7,6 cm padahal toleransinya 4 karena berkisar pada kategori 5,0-14,9 Didapat 7,6 > 4 jadi kriteria aspalnya tidak bagus karena ti dak memenuhi nilai toleransi
XI. SARAN Dalam percobaan harus memperhatikan pemanasan bitumen yang tidak melebihi suhu 90°C begitu juga pada saat melepaskan jarum yang serentak dengan menjalankan stopwatch s elama (5 ± 0,1) detik. Apabila melebihi dari waktu yang ditentukan maka akan berpengaruh terhadap data yang diperoleh yang akan berakibat tidak masuknya spesifikasi yang telah ditentukan.
XII.
LAMPIRAN
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN (Penetration of Bituminous Materials) (AASHTO T 49-89)
DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI (enam) ANGGOTA : 1. UVEN SANJAY 2. NIZAR RAHMADI PURBA 3. SANTA C LUMBAMTORUAN 4. YOLA A MARIA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN T.A 2017