BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SEJARAH TRIAGE Kata TRIAGE diambil dari kata Perancis "trier" yang berarti "untuk memilah menjadi 3 kelompok". mengklasifikasi pasien bertujuan untuk menentukan prioritas pengobatan, berasal dari medan perang Perang Dunia I. Dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengobati tentara-tentara dengan luka/cedera minimal yang bisa dikembalikan ke pertempuran. Selain situasi militer, konsep triase juga telah diterapkan terhadap situasi bencana. Pelaksanaan proses triase di ED dimulai pada akhir 1950-an dan awal 1960-an. Triage ialah suatu poses dimana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan kondisinya. Pelaksanaan proses triase di Emergency Departement dimulai pada awal 1950-an dan akhir 1960-an sebagai dampak dari 2 penyebab utama (Rund & Ruasch, 1981). Yang pertama adalah meningkatnya kehadiran di A & E Departemen. Dan yang kedua, yakni banyaknya jumlah pasien yang mencari pengobatan dengan status tidak memerlukan penangan segera/mendesak. Sistem triase
untuk mengidentifikasi dan memastikan dengan cepat pasien
yang membutuhkan perawatan medis dengan segera dan penentuan daerah yang tepat untuk kamar perawatan-konsultasi atau daerah resusitasi. 2.2 PENGERTIAN Triage adalah sebuah proses yang menempatkan pasien yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk menerima tingkat penanganan medis/perawatan yang tepat. Triage merupakan
sistem yang efektif untuk
mengurangi waktu tunggu, dan pasien menerima perawatan yang tepat (Nuttal; Bailey, Hallam & Hurst seperti dikutip dalam McNally, 1996). Triase adalah jenis triase yang perawat darurat melakukan setiap hari. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi pasien yang paling parah yang membutuhkan perawatan segera (Qureshi & Venema, 2007).
1
2.3 PRINSIP TRIAGE 1. Triage harus segera dan tepat pada waktunya Salah satu peran triage adalah menetapkan dengan cepat dan tepat untuk seluruh departemen. sangat penting dalam Departemen Darurat mimiliki kemampuan untuk merespon dengan cepat dan tepat untuk kasus/cedera yang mengancam jiwa namun masih memiliki peluang hidup. 2. Penilaian harus memadai dan akurat Ketelitian dan akurasi merupakan
elemen
kunci
dari
proses
anamneses/pengkajian 3. Keputusan dibuat berdasarkan penilaian Perawatan/penanganan yang aman dan efective pada pasien hanya dapat direncanakan jika ada informasi yang memadai dan data yang akurat 4. Memberikan intervensi menurut keakutan kondisi Tanggung jawab utama perawat triase adalah untuk secara akurat menilai pasien dan menetapkan prioritas pengobatan untuk pasien. Ini termasuk intervensi terapi, prosedur diagnostik dan tugas untuk tempat yang dapat diterima untuk pengobatan (ENA, 1999, p. 23) 5. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage. 6. Kepuasan pasien tercapai a. Perawat dalam menyelesaikan
semua
membangun hubungan dengan pasien b. Perawat membantu dalam menghindari
poin
diatas,
sekaligus
keterlambatan
dalam
pengobatan yang dapat membahayakan kesehatan/keselamatan individu yang dalam kondidi kritis c. Perawat memberikan dukungan emosional kepada keluarga/kerabat pasien
7. Area Triage a. b. c. d. e. f.
Mudah diakses Memungkinkan untuk pemeriksaan pasien Menjaga privacy pasien Memiliki staf keamaanan Tersedia peralatan medis kedaruratan Memilki layanan komunikasi 2
8. Triage Time a. b. c. d.
Harus diselesaikan dalam 2-5 menit Jika itu akan melampaui 15 menit panggilan untuk perawat tambahan Keakuratan triase adalah kunci untuk operasi yang efisien Triase yang efektif adalah berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan
e.
sikap perawat triase Untuk kasus pada anak. Tanda-tanda vital dicatat setiap 30 mts dan lainlain - 60 mts selama penilaian ulang.
2.4 KLASIFIKASI TRIAGE Sistem klasifikasi mengidentifikasi jenis pasien yang membutuhkan berbagai tingkat perawatan. set prioritas berdasarkan pengetahuan dan data yang tersedia dan situasi terkini. Angka, huruf atau judul sering digunakan misal : a. prioritas 1 atau Emergent b. prioritas 2 atau Urgent (mendesak) dan c. prioritas 3 atau Non Urgent Klasifikasi dapat didasarkan pada hasil pengkajian dan
tanda (nyeri
dada) serta diagnosis medis kemungkinan (gagal jantung kongestif). adalah penting bahwa staf memahami filosofi di balik setiap kategori triase. Dan selanjutnya seberapa cepat kategori tersebut mendapat penangan medis. 1.
Jenis Klasifikasi Triage
ada banyak jenis klasifikasi triase digunakan baik di pre-hospital atau hospital a. Sistem Tiga Kategori Ini adalah bentuk asli dari triage. Pasien diklasifikasi dalam: 1) Prioritas Highest (tertinggi) 2) Prioritas Second (kedua) 3) Prioritas Lowest (terendah) Jenis klasifikasi ini terlalu umum sehingga kurangnya kekhususan dalam pengelompokkan dan lebih bersifat subjektivitas b. Sistem Empat Kategori Ini terdiri dari : 1) Prioritas tertinggi (segera, kelas 1, parah dan darurat) 2) Prioritas tinggi (sekunder, kelas 2, moderat dan mendesak) 3) Prioritas rendah (tunda, kelas 3, ringan dan tidak mendesak) 4) Meninggal (kematian kemungkinan dan kelas 4/kelas 0)
3
2.
Metode Awal (Simple Triage and Rapid Treatment) Sistem ini dikembangkan di Newport Beach, California pada awal 1980-an
untuk menjadi sebuah metode yang bisa diterapkan untuk mendahulukan sejumlah besar korban di situs darurat. Personil triase tidak perlu dokter atau perawat tapi setiap orang dengan minimal pelatihan medis. Penilaian tersebut dilakukan dengan sangat cepat dalam waktu 60 detik dalam bidang berikut: 1) 2) 3) Hanya
Ventilasi Perfusi dan nadi (hanya untuk memeriksa keberadaan nadi radialis) Neurologis koreksi masalah yang mengancam kehidupan seperti penyumbatan
saluran napas atau pendarahan parah yang harus dilakukan di tempat. Para pasien diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pasien dengan luka/cedera namun masih dapat berjalan Penolong pertama di tempat kejadian akan memberikan instruksi lisan kepada korban untuk pergi/pindah ke lokasi yang ditentukan jauh dari daerah reruntuhan (daerah yang aman). Selanjutnya penolong lainnya secara menyeluruh akan melakukan pemeriksaan secar menyeluruh untuk mengetahui ada tidaknya cedera tersembunyi dan mengirim pasien/korban ke rumah sakit untuk treament 2) Kritis / Segera
4
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan dengan pasien cedera kritis cedera yang memerlukan transportasi /segera ke rumah sakit. Kriteria penilaian adalah : a) Respirasi lebih dari 30 x/ menit b) Tidak teraba ada denyut nadi radialis c) Penurunan/perubahan Kesadaran (AMS, ALOC) 3) Tunda Digunakan pada kelompok pasien yang tidak memerlukan trasportasi atau penanganan/pengobatan segera karena tidak mengancam jiwa dan dapat menunggu
hingga
mendapatkan
perawatan
definitif,
dengan
kriteria
penilaian: a) Respirasi kurang dari 30 x /mnt b) Teraba denyut nadi radialis c) Sadar penuh 4) Mati / Tidak dapat diselamatkan Istilah untuk menggambarkan pasien yang jelas mati atau yang memiliki luka yang menyebabkan kematian 3. Sistem Pengaturan Keakutan Triage di Rumah Sakit Dalam Emergency Departement, perawat triase sering diberikan tanggung jawab untuk memutuskan prioritas perawatan untuk diberikan kepada pasien. Jumlah dan keakutan kondisi pasien, jumlah dan skill tenaga medis/staff, ketersediaan
peralatan,
ruang
dan
sumber
daya
cenderung
akan
mempengaruhi dalam setting penentuan prioritas. Sebenarnya, bagaimanapun, triase kategorisasi harus murni berdasarkan kondisi medis pasien Menetapkan pedoman dan protokol triase karena itu dapat sangat membantu perawat dalam pekerjaannya dalam menetapkan prioritas. Seperti sistem Patient Acuity Category (PAC) Scale 2.5. Patient Acuity Category (PAC) Scale 1. PAC Skala 1 Pasien dalam keadaan mengancam nyawa (kolaps kardiovaskular atau luka/cedera serius) sehingga diperlukan penanganan segera dengan jumlah tenaga medis yang lebih dengan mengingat alokasi waktu yang singkat pasien dengan waktu tunggu nol segera dibawa ke ruang resusitasi 2. PAC Skala 2
5
Pasien dengan penyakit akut, mungkin beberapa memerlukan trolley, kursi roda maupun jalan kaki dengan waktu tunggu 30 menit di tempatkan di area Critical care 3. PAC Skala 3 Pasien-pasien ini memiliki gejala akut namun minimal, tetapi masih dapat mobilisasi . 4. PAC Skala 4 Ini adalah pasien non emegency. Mereka tidak boleh menyajikan kepada ED di tempat pertama dan harus lebih tepat dikelola dalam pengaturan perawatan kesehatan primer seperti dalam praktek keluarga atau poliklinik umum. Mereka mungkin memiliki cedera lama atau kondisi yang telah hadir untuk waktu yang lama. Mereka tidak memerlukan perawatan segera. Tidak ada ancaman langsung terhadap kehidupan atau anggota tubuh mereka
Gambar 1. Metode Triage PAC
6
Gambar 2.
7
2.5.1
SINGAPORE EMERGENCY PATIENT’S CATEGORISATION SCALE
TRIAGE
DEFINITION
TARGETED TIME
% OF CASES
CATEGORY
OF
WITHIN
TO BE SEEN
LEVEL
OF ACUITY
WHICH
PATIENT SHOULD
TYPICAL PRESENTING COMPLAINT
INITIAL PROVISIONAL DIAGNOSIS
Cardiac Arrest
Traumatic Shock
WITHIN BE
TARGET TIME
SEEN (MINS) 1
Resuscitatio n & Critically ill Patients
5
90%
Trauma Arrest Major Trauma Shock States Near-Death Asthma Severe Respiratory Distress Unconscious patients Active Seizures Major Limb Amputations Head Injury with Altered Mental State
Pneumothorax – Traumatic/Tension Facial Burns with Airway Compromise Head Injury with Unconsciousness Open wound of Chest Hypoglycemia Tricyclic Overdosage Leaking Abdominal Aortic Aneurysm Dissecting Aneurysm
Chest Pain - Likely to be AMI/Unstable
Acute Myocardial Infarction with/without
Angina
Complications
Gastrointestinal Bleed with Shock/Impending Shock
Status Asthmaticus
Other Presentation of Acute Coronary
Status Epilepticus
Ischaemia
8
Syndrome
Multiple Major Trauma Grade 4 Heart Failure Shock of Whatever Cause Unstable Angina Pectoris Acute Stroke with Altered Mental State.
2
Major Emergencies (Non-
45 mins
85%
Chest Pain - Unlikely to be AMI
Hyperosmolar Non-Ketotic Diabetes
Drug Overdosage - Conscious
Diabetic Ketoacidosis
Severe Abdominal Pains
Multiple Rib Fractures
Ambulant) Gastrointestinal Bleed with Normal vital signs Acute Vaginal Bleed with Normal Vital
Neck/Spinal Cord Injury Ocular Burns
Signs
Chest Pain – Cause not obvious
Altered Mental States - Not
Epiglottitis
Unconscious and Ectopic Pregnancy Normal Vital Signs
Major Limb Fractures
Moderate Trauma - Non-Ambulant
Major Joint Dislocation
Severe Painful states
Major Vertebrogenic Syndromes
9
Head Injury, Alert + Vomiting
Bronchial Asthma
Mild/Moderate asthma
Acute Appendicitis
Seizures - Alert on arrival
Perforated Viscus
Chest Infection with Breathlessness
Acute Ureteric Colic
Persistent Vomiting -? Cause
Acute Urinary Retention Bronchopneumonia Gastrointestinal Bleed - Normal Vital Signs Cholecystitis Severe Sepsis without Shock Acute Psychotic States Acute Cerebrovascular Accident but Alert Acute Pyelonephritis Cancers with Complications Intestinal Obstruction Drug Overdosage with Alert Mental State Acute Exarcebation of Peptic Ulcer
Minor Emergencie
60 mins
10
3
s (Ambulant)
80%
Head Injury, Alert, No Vomiting
Head Injury, Alert, No Vomiting
Minor Acute Trauma
Colles’ Fracture
Acute Ankle Sprain
Clavicular Fracture
Abdominal Pains - Not Severe
Ankle Sprain
Headaches
Other Minor Fractures
Earache/Acute Ear Discharge
Migraine and Similar Headaches
Foreign Bodies in Orifices and Eyes
Otitis Media/Externa Gastrointestinal Reflux
Mild to Moderate Pains Missed Abortion
Foreign Bodies of Ear, Nose, Throat, Eyes and Extremities Dysmenorrhoea Symptoms Acute Gastroenteritis Vomiting All Sprains Insect Stings and Snake and Animal Bites Superficial Injuries Hyperpyrexia Urticaria
SINGAPORE EMERGENCY PATIENT’S CATEGORISATION SCALE 11
TRIAGE
DEFINITION OF
TARGETED TIME
% OF CASES TO
TYPICAL
CATEGORY
LEVEL OF ACUITY
WITHIN WHICH
BE SEEN WITHIN
PRESENTING
PATIENT SHOULD BE
TARGET TIME
COMPLAINT
INITIAL PROVISIONAL DIAGNOSIS
SEEN (MINS)
4
Non-Emergencies
120 mins
75%
Old Trauma with Residual Disability Sore Throat with Absence of Respiratory Problems
Old Scars Deformities of Bones, Limbs or Spine
Old Fractures
Respiratory
Non-Urgent Surgical Procedures
Non-Urgent Operations :
of Body Non-Urgent Eye Conditions Non-Urgent ENT
12
Refractive Disorders of the Eye, Spectacles
Pterygium
Cataract
Defective Vision
Squints
Non-Urgent ENT Conditions
Old Unreduced Dislocations
Chronic Rhinitis
Chronic Discharging
Defective
Wounds
Hearing
Chronic Sprains
Nasal Polyp
Cold Lumps and
Wax in Ears
Conditions Minor Ill-Defined
Request for Removal of Metal Plates, Screws
Chronic weakness
Conditions :
Joint Contractures
Minor Upper Illnesses
Non-Urgent Eye
Bumps in the Body
Varicose Veins
Cyst
Ill Defined Conditions
Conditions Requests for NonUrgent Treatment Request for
Non-Urgent Skin Problems
Patching of Earlobe
Tiredness,
Removal of Tattoo
Dyspepsia
Removal of Corns,
Infections
Removal of Keloids
Without Fever
Weakness of Body :
Upper Respiratory
Warts
Chronic Cough
Social Problem – Requests
Cerebral Palsy, Spastics
Cervical Spondylosis
Post Polio
Old Hemiplegias, Old
Admission
Old Paraplegia
Osteoarthritis Knees
Psychosomatic Problems
Chronic Headaches On
Strokes
13
Chronic Vague Symptoms like
Cold Gynecological Cases
Circumcision
Certification and General Check-ups
Requests for
and Off
Insomnia
2.6. PENGKAJIAN DAN PRIORITAS SETING 1. Pendahuluan a. Ada banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan pengkajian proses triage. Secara umum pengkajian triage dilakukan dengan mengevaluasi keluhan utama (chief complaint) pasien datang ke IGD. Selain itu untuk mendapatkan data obyektif, seorang perawat triage juga harus menggunakan kelima inderanya. b. Penentuan kategori triage harus didasarkan pada masalah dan kebutuhan medis pasien yang nantinya ditentukan oleh perawat triage dan tidak terpengaruh oleh banyaknya pasien yang ada di IGD, jenis pembayaran (apakah pasien umum/asuransi) dan sistem organisasi. c. keluhan utama saja tidak cukup untuk menilai pasien. kami juga harus mengandalkan indra. Menggunakan telinga, mata, hidung, tangan (sentuhan), dan yang terpenting akal sehat. Kebanyakan keterampilan pengamatan dapat dikembangkan dengan praktek yang terus menerus dan pengalaman. d. perawat triase harus mampu membuat penilaian pada pasien dengan cepat dan memiliki ide yang logis untuk intervensi dan traement keputusan segera sesuai panduan penilaian. 2. Panduan Pengkajian a. Riwayat: riwayat pasien dan relatif penting sebagai informasi yang berharga pada informasi yang diperoleh dari pasien. b. Inspeksi : Kondisi dan penampilan pasien 1) Tingkat kesadaran 2) Ketidaknyamanan pernafasan atau sesak nafas 3) Tanda-tanda yang jelas dari cidera seperti laserasi, swelling, perdarahan. 4) Bahasa tubuh. c. Bau : Bau alkohol, bau melena, dan bau amis
d. Palpasi :
14
1) Kulit panas atau dingin, berkeringat 2) Palapasi nadi dan area lainnya 3) Rasakan aday tanderness .dan sweliing e. Intuisi : Menggunakan intuisi untuk mengambil keputusan yang logis dan relevan. 3. Pengkajian SOAP Sistem Larry SOAP
merupakan
sistem rekam medis yang berorientasi
pada masalah. Sistem yang memungkinkan kita untuk mengumpulkan data subjektif dan objektif dalam pengkajian yang cepat untuk membuat rencana asuhan keperawatan dan menangani secara cepat. Prosesnya harus dilakukan dalam waktu kurang lebih 2 menit. Proses SOAP juga dapat digunakan secara efektif untuk mendokumentasikan pengkajian keperawatan dalam catatan triase. a. S- Subjektif : Data Subjektif yaitu data yang diperoleh dari penderita atau orang yang mengetahui tentang kejadian pasien saat sakit. 1) Dapat digunakan untuk pertanyaan terbuka. Misalnya mengapa Anda ingin datang ke rumah sakit. 2) Mengumpulkan
informasi
relevan
lainnya
yang
diperlukan
untuk
pengkajian dan menentukan ketajaman penyakit 3) Memperoleh pernyataan singkat misalnya a) Keluhan utama? sumber dari pasien atau kerabat b) Lokasi nyeri c)
pola? apakah memancarkan rasa sakit
d) waktu onset? untuk berapa lama e) frekuensi f)
karakter, kualitas? kolik di alam
g) efek ke Sistem sistem lainnya dan kegiatan h) upaya untuk mengobati? dilihat be GP, poli klinik ATAU mengobati sendiri i)
riwayat medis masa lalu
15
4) Untuk kasus trauma, mekanisme injury harus ditanyakan. Menanyakan bagaimana klien bisa terjadi kecelakaan dan pertanyaan laiinya. Seperti: a) Kapan terjadinya kecelakaan tersebut b) Bagaimana bisa sehingga kecelakaan itu terjadi b.
O - Objektif : Data Objektif yaitu data yang diperoleh dari pengamatan secara aktual pada pasien. 1) Umum- General a) Tujuan kedatangan b) Tingkat kesadaran, GCS c) Kondisi dan penampilan umum pasien 2) Tanda-tanda Vital a) Tekanan darah b) Nadi c) Respirasi d) Suhu
c. A – Masalah Menilai dan mengevaluasi pasien dari pengumpulan data dari Objektif dan subjektif. Menggunakan dua data yang akan memberikan evaluasi yang baik dari kondisi pasien dan perawat harus memutuskan langsung rencana intervensi yang akan diberikan. d. P : Plan Memutuskan dengan cepat apa yang ingin Anda lakukan. 1) Menetapkan prioritas Anda sesuai dengan ketajaman dari penyakit dan pasien langsung ke yang sesuai daerah. 2) Melakukan tes lebih lanjut a) ECG b) GDA c)
urine Lebstik atau Combur 9
d) Urine untuk pengamatan. 3) Manajement Pertolongan Pertama 16
a) Imobilisasi fraktur b) Menerapkan servikal collar c) Dressing 4) X-ray Langkah-langkah dalam proses dapat dilakukan secara bersamaan misalnya menerapkan perban segitiga ketika tanda-tanda vital yang diambil.
2.7 Dokumentasi 1. Tujuan dari pendokumentasian triase yaitu a. Untuk mendukung keputusan triase b. Untuk mengkomunikasikan informasi penting diantara petugas kesehatan c. Sebagai dokumentasi medis yang legal 2. Dokumentasi Triase Meliputi a. waktu atau jam dilakukan triase b. keluhan utama dan gejala yang menyertai c. riwayat kesehan yang lalu d. riwayat alergi e. tanda-tanda vital f.
data subjektif dan objektif
g. Keakutan Kategori h. Pemeriksaan Penunjang i.
Intervensi yang sudah dilakukan.
j.
Disposisi (serah terima pasien)
k. Evaluasi dan kondisi pasien. 3. Pengkajian didasarkan pada data objektif dan subjuektif, tetapi bila ada ketidaksesuain antara DS/DO maka perlu adanya catatan yang harus disampaikan pada petugas selanjutnya. Misalnya pasien menyangkal
17
minum minuman keras, tetapi saat dilakukan pemeriksaan fisik tercium bau alkhol yang kuat. 4. Pengkajian Nyeri. Nyeri merupakan salah satu keluhan yang umum disampaikan oleh pasien. Momicki dari
P Q R S T adalah suatu metode yang bermanfaat untuk
mengevaluasi nyeri. a) P : Provocatus, Faktor Pencetus 1) Apa yang menyebabkan nyeri? 2) Apa yang dapat mengurangi atau memperburuk nyeri? 3) Apa yang anda lakukan bila nyeri itu muncul? b) Quality : Kualitas Nyeri 1) Gambarkan atau ceritakan kualitas nyeri, apakah nyeri tajam, menusuk, menyebar, tumpul. 2) Rasanya seperti apa, apakah seperti terbakar, ditindih beban berat. c) Region : Lokasi Nyeri 1) Tanyakan lokasi nyeri dan anjurkan pasien menunjukan area nyeri itu dengan satu jari. 2) Apakah nyerinya menyebar ke tempat lain d) Severity : Skala Nyeri 1) Seberapa berat nyeri/ gejala nyeri yang menyertai 2) Gunakan skla retting seperti visual analog skala, number retting (skla 0-10). 3) Apakah ada gejala yang menyertai?
e) Time : Waktu 18
2.8 DAMPAK ADANYA TRIAGE 1. Dapat membantu dalam melayani jumlah pengunjung yang tidak menentu ((jumlah pasien ≤ berbanding perawat atau jumlah pasien > berbanding perawat ) . Bolk, dkk, 2007). 2. Perawat bertindak secara cepat dalam melakukan pengkajian dan membuat laporan secara singkat mengenai kebutuhan pasien akan penanganan dan berapa lama penanganan dapat ditunda pada pasien lainnya. (Bolk, dkk, 2007). 3. Dengan triase dalam ED sebagai sistem yang efektif untuk mengurangi waktu tunggu dan memastikan bahwa semua pasien yang mengunjungi untuk ED menerima sesuai perawatan (Considine, Botti, & Thomas, 2007). 4. Dengan triage pasien/klien diklasifikasi dengan kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. (Proehl, 2007; Sharma, 2005) 5. Dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien. Perawat benar-benar memberikan pertolongan pada pasien yang sangat
membutuhkan,dimana
keadaan
pasien
sangat
mengancam
nyawanya, namun dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien tersebut dan perawat tidak membuang wakunya untuk pasien yang memang tidak bisa diselamatkan lagi, dan mengabaikan pasien yang membutuhkannya (Harry, 2012).
19
2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Triage. Dalam penelitian yang berjudul “ Relationships between Triage Knowledge, Training, Working Experiences and Triage Skills among Emergency Nurses in East Java, Indonesia” . Mukhamad Fathoni, dkk tahun 2013, Berikut faKtorfaktor yang memepengaruhi kualiats pelayanan triage antara lain:
1. Pengalamaam Pelatihan a. BLS (Basic Life Support) b. BTLS (Basic Trauma Life Support) c. ACLS (Advanced Cardiac Life Support) d. TOC (Triage Petugas Course) e. Ambulance protocol f. ATLS (Advanced Trauma Life Support) g. EKG Resusitasi h. MTNC ((Trauma Nursing Care) i. Emergency Care j. First Aid in Emergency k. Disaster Manangement 2. Pengalamam Bekerja di Ruang Gawat Daurat.
20
21