10 PENEMU PEN EMU AT ATAU ILMUAN- TOKOH MUSLIM MUSL IM TERKENAL DAN TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH ILMU PENGETAHUAN Posted by Akhmad Solihin on Mei 17, 2016
Ibnu Sina
Visiuniversal---Warga belajar dan siswa sekalian, Banyak dari kita yang selama ini tidak menyadari bahwa penemuan-penemuan yang kelihatannya berasal dari barat/eropa ternyata sudah lebih dahulu ditemukan oleh ahli dan cendikiawan-cendikiawan muslim Islam Ini dapat kita lihat dari Daftar Tokoh lmuwan-ilmuwan Islam terbesar dan terhebat yang pernah tercatat dalam sejarah Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasi l membuat beberapa penemuan yang luar biasa ratusan
tahun
lebih
dulu
dibanding
para
ahli
dan
rekan-rekan
mereka
di
Eropa.
Menurut beberapa sumber para ahli ini menarik pengaruh dari filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid, Archimedes, Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslimin pada saat itu telah berhasil membuat berbagai penemuan di bidang kedokteran, Neorologis, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri dan bidang lainnya, yang tak terhitung jumlahnya dan menuliskan karyakaryanya
dalam
berbagai
literatur
dan
buku.
Berikut ini 10 sepuluh ilmuwan dan penemu muslim dengan penemuan ilmu pengetahuan luar biasa yang 1.
sangat
berpengaruh
terhadap
dunia
mereka: AL-FARABI
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir). Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemu terkemuka ka dari era abad pertenga pertengahan. han. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat
ditinjau
menjdi
6
bagian:
Logika Ilmu-ilmu
Matematika
Ilmu
Alam
Teologi Ilmu
Bunga
Politik
dan
kenegaraan
rampai
(Kutub
Munawwa’ah).
Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
2.
AL-BATANI
Al
Battani
ilmuan
islam
Al Battani (sekitar 858-929 858-929)) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astrono astronomi mi dan
matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar Raqqī al-Harrani lahir di Harran dekat Urfa. as-Sabi al-Battānī), Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai Al
365 Battanii Battan
hari, juga
5
jam,
46
menemukan menemu kan
menit
sejumlah
dan persamaan persamaa n
persamaan Ia
juga
24
detik.
trigonometri: trigonome tri: trigonometri
memecahkan
persamaan
sin
x
=
a
cos
x
dan
menemukan
rumus:
dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaanpersamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen. Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, Damaskus, yang juga merupakan merupakan tempat tempat wafatnya.
3. Ibnu
IBNU Sina
SINA (980-1037)
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang
penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi sebutan bagi nya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal Qanun fi Thib
merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama l engkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni
1037
di
Hamadan,
Persia
(Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai "Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul
lengkap:
Al-Qanun
fi
At
Tibb).
Karya Qanun Asy
Syifa
fi (terdiri
Thib dari
(Canon 18
jilid
berisi
of tentang
Medicine/Aturan berbagaii berbaga
macam
An
Pengobatan) ilmu
pengetahuan) pengeta huan) Najat
4.
IBNU
BATUTAH
Abu Abdullah Muhammad bin Battuta Battutah h atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang pengembara (penjelajah)
Berber
Maroko.
Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan penting pentingnya nya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal
dari
abad
ke-14.
Lahir di Tangier, Tangier , Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua pul uh tahun Ibnu Batutah berangkat haji - ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).
5.
IBNU
RUSYD
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10
Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Ikhtisar Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu
Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.
Pemikiran
Ibnu
Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani
(Yahudi)
sehingga
kemungkinan
besar
karya-karya
aslinya
sudah
tidak
ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya. Karya Bidayat
Al-Mujtahid
Kulliyaat Fasl
6.
fi Al-Maqal
At-Tib fi
Ma
MUHAMMAD
(Kuliah
Bain
BIN
Al-Hikmat
MUSA
Kedokteran) Asy- Syari’at
Wa
AL-KHAWARIZMI
Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan
di
Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik
mengerjakan
tulisan-tulisan
tentang
astronomi
dan
astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa
Portugis,
Algarismo
yang
berarti
digit.
Biografi Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani
Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar beliau adalah Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far. Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al- Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull, kota kecil dekat Baghdad.
Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau, bersama dengan karyakarya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani. Karya Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi
dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama beliau yang kemudian diterjemahkan ke
dalam
bahasa
Latin
pada
abad
ke-12.
Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku beliau diterjema hkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin. Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumbersumber
Yunani.
Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar beliau yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang
diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di
Asia
dan
Afrika
yang
sebelumnya
diberikan
oleh
Ptolemeus.
Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al- Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta
yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis
tentang
Kitab
astrolab I
dan -
sundial. Aljabar
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al -jabr wa-l-muqābala (Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari Cremona. Kitab
I
-
Aljabar
dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah bilangan bulat positif) dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua ope rasi: al-jabr ( ) atau pemulihan atau pelengkapan) dan al- muqābala (penyetimbangan). Al-jabr adalah proses memindahkan unit Dalam
kitab
tersebut
diberikan
penyelesaian
persamaan
line ar
negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di kedua sisi. Contohnya, x^2 = 40x - 4x^2 disederhanakan menjadi 5x^2 = 40x. Al- muqābala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x^2 + 9 =
x.
Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitāb al -ǧabr wa-l-muqābala, termasuk Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al -ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin ‘Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al -Ṭūsī. Kitab
2
-
Dixit
algorizmi
Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan
tabel
astronomi
pada
1126.
Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi ("Seperti kata al-Khawārizmī"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al -Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama baru di berikan pada hasil kerja beliau oleh Baldassarre
Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama Kitāb al -Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind
("Buku
Penjumlahan
Kitab Peta
dan
Pengurangan
3 abad
berdasarkan
-
ke-15
Kalkulasi
Rekonstruksi
berdasarkan
Ptolemeus
Hindu") Planetarium
sebagai
perbandingan.
Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitāb surat al -Ardh "Buku Pemandangan Dunia" atau "Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada 833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis
lainnya
mengikuti
perkembangan
umum.
Hanya ada satu kopi dari Ki tāb ṣūrat al- Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan
Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al -Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis
yang
ditulis
oleh
Ptolemeus
dan
Claudius.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip
dengan
Buku
4
Kampus
Corpus
peta
tersebut.
Christi
Astronomi MS
283
Buku Zīj al -sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui sekarang. Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomer Spanyol Maslama al-Ma jrīṭī (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford). Buku 5 - Kalender Yahudi Al-Khawārizmī juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd "Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, hukum yang
mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al- Bīrūnī dan Maimonides. Karya lainnya Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris berisi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al- Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul berisi tentang sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti determinasi arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.
Dua karya berisi tentang pagi (Ma’rifat sa’at al -mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt min qibal al-irtifā’). Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar -Ruḵāma(t) (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.
7.
Umar
UMAR
Khayyām
(18
Mei
KHAYYAM
1048
-
4
Desember
1131)
'Umar Khayyām (18 Mei 1048 - 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam
bahasa
Persia.
Sang
Matematikawan
Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada
1751,
dan
Rusia
baru
melakukannya
pada
1918).
Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah
parabola
dengan
sebuah
Sang
lingkaran. astronom
Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya,
Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal di bel akang koma) mengukur panjang
satu
tahun
sebagai
365,24219858156
hari.
Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta
bintang
(yang
kini
lenyap)
di
angkasa.
Umar Khayyām dan Islam Filsafat Umar Khayyām ag ak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang I slam. Khayyām akhirnya naik
haji
ke
Mekkah
Omar
untuk
membuktikan
bahwa
Khayyam,
ia
adalah
seorang
Sang
muslim. Skeptik
Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan bila kami pergi,
mungkin
kami
takkan
kembali
lagi."
Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di
Sini
ataupun
di
Sana!"
Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendisk usikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan
mulut
mereka
tersumbat
dengan
Debu.
Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang
pernah
sekali
mekar,
mati
untuk
selama-lamanya.
Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang
sama
seperti
ketika
kumasuk.
Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan bagaikan Bayu aku pergi." Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya. Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga
Air
matamu
menghapuskan
sepatah
Kata
daripadanya.
Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia / Bergelung tanpa daya seperti
Engkau
Omar
Khayyám,
dan Penulis
Aku. dan
Penyair
Omar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald
(1809-1883).
8.
TSABIT
BIN
QURRAH
Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18 Februari 901) adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa Latin. Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan
buku
Ptolemy
yang
berjudul
Geograpia.
Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al -Ḥarrānī, Latin: Thebit / Thebith / Tebit, 826 - 18 Februari, 901) adalah seorang ahli matematika, dokter, astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad
pada
paruh
kedua
abad
kesembilan.
Ibnu Qurra membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.
9.
MUHAMMAD
BIN
ZAKARIYA
AL-RAZI
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun
251
H./865
dan
wafat
pada
tahun
313
H/925.
Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di
Baghdad.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam
sejarah.
Biografi Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota ters ebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh
karyanya.
Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutusk an untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran. Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, alMu'tashim. Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala
sebuah
rumah
sakit
di
Baghdad.
Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya. Kontribusi Bidang
Kedokteran
Cacar
dan
campak
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat
penjelasan
seputar
penyakit
cacar:
"Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya
pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi." Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut." Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam
buku
ini.
Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada
tenggorokan."
Alergi
dan
demam
Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Farmasi Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Etika
Ar-razi
juga
mengembangkan
obat-obatan
yang
berasal
dari
merkuri. kedokteran
Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungki n mengetahui jawaban atas segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia juga membuat
perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi
perintah
sang
dokter.
Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada
musuh
dan
Buku-buku
juga
Ar-Razi
bermanfaat pada
untuk
masyarakat
bidang
sekitar. kedokteran
Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
Hidup yang Luhur
Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
Keraguan pada Galen
Penyakit pada Anak
10.
ABU
MUSA
JABIR
BIN
HAYYAN
Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribu si terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis
ditemukannya
hukum
perbandingan
tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, k alsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia dan metalurgi. Karya
Jabir
antara
lain:
Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy ) Kitab Kitab
Al-Sab'een Al
Rahmah
Al
Tajmi
Al
Zilaq
Book
al
of
Book
of
Sharqi
The
Kingdom
Eastern
Mercury
Book of Balance' Demikianlah 10 kesepuluh ilmuan dan penemu ilmu pengetahuan Islam terbesar sepanjang sejarah Islam semoga apa yang dipaparkan dalam artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua sebagai bahan
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan.
terima
kasih.
Wassalam..
Source: - https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ilmuwan_Muslim
https://visiuniversal.blogspot.co.id/2016/05/10-penemu-atau-ilmuan-tokoh-muslim.html
1. Ibnu Sina/Avicena (Bapak Kedokteran Modern)
Dialah Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina, dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif di mana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad. Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling
terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal j uga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb). Ada sebuah kisah menarik mengenai dirinya saat sedang menangani pasiennya yang mengalami penyakit kejiwaan. Selain sebagai dokter, Ibnu Sina juga dikenal sebagai psikolog yang sanggup mengobati orang yang sakit jiwanya. Suatu hari ada seorang lelaki yang terkena melancholia, sebuah penyakit jiwa yang timbul akibat penyakit empedu yang cukup menyedihkan. Lelaki ini merasa dirinya adalah seekor sapi. Ia tidak mau makan dan minum bersama manusia bahkan tidurnya pun di kandang sapi sehingga badannya kurus kering dan kotor. Keluarganya sudah membawanya kemana-mana untuk diobati namun belum juga berhasil. Akhirnya keluarganya mendengar keahlian Ibnu Sina. Kemudian keluarganya membawa laki-laki sakit jiwa tadi ke Ibnu Sina.
Setelah mengamati keadaan lelaki malang itu, Ibnu Sina bertanya :
“Ada apa denganmu?” “Aku tidak apa-apa.” Jawab lelaki itu. “Aku hanya merasa telah menjadi seekor sapi. Aku melenguh, makan dan minum serta bertingkah layaknya sapi.” “Kalau begitu kamu memang seekor sapi. Aku akan menyembelihmu, “ kata Ibnu Sina. “Silahkan saja ,” katanya.
Ibnu Sina lalu menyuruh beberapa orang mengikat tubuhnya dan menyiapkan golok yang tajam. Sambil memegang golok, Ibnu Sina mendekat dan membungkuk. Tapi ketika golok sudah menempel di leher orang tersebut, tiba-tiba Ibnu Sina berhenti.
“ Wah sayang sekali sapinya masih kurus. Ia belum pantas disembelih, “ Kata Ibnu Sina. “Tidak, aku sudah pantas disembelih, sembelih saja aku,” kata laki -laki tadi. “Jangan, aku tidak mau menyembelih sapi yang masih kurus, rugi tak ada dagingnya. “ Kata Ibnu Sina.
“Jadi apa yang harus aku lakukan supaya bisa gemuk dan pantas disembelih?” tanya lelaki itu.
“Kamu harus makan dan minum layaknya manusia.” Jawab Ibnu Sina. “Tetapi janji, setelah aku gemuk kamu akan menyembelihku,” kata lelaki itu. “Baiklah aku janji.” Kata Ibnu Sina.
Setelah itu, lelaki tersebut mau makan dan minum layaknya manusia. Kesehatannyapun berangsurangsur pulih karena mendapat asupan makanan. Badannya sudah gemuk kembali dan tentu saja akalnya berfungsi normal lagi. Sehingga ia benar-benar sudah sembuh.
Beberapa hari berikutnya Ibnu Sina mengunjungi lelaki tersebut. Melihatnya dalam keadaan sehat
dan gemuk, Ibnu Sina berkata “Wah rupanya sapinya sudah gemuk.”
Lelaki itupun kemudian menjawab, “Iya bahkan sudah pintar.” Jawabnya dengan tertawa. Keluarga lelaki itupun sangat senang dan sangat berterimakasih pada Ibnu Sina yang telah berhasil menyembuhkannya dari penyakit jiwanya. Itulah Ibnu Sina. Beliau bukan hanya pandai tapi juga cerdik.
Berikut Adalah Karya-Karya dari Ibnu Sina Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal di antara lain :
Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
An Najat
Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)
Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :
Hayy ibn Yaqzhan
Risalah Ath-Thair
Risalah fi Sirr Al-Qadar
Risalah fi Al- 'Isyq
Tahshil As-Sa'adah
Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :
Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah
2. Abbas ibn Firnas (Penemu Konsep Pesawat Terbang Modern)
Dialah Abbas Qasim bin Firnas. Ia terlahir di Izn-Rand Onda, Andalusia pada tahun 810 M, adalah orang yang pertama kali menciptakan konsep pesawat terbang, Sejarah mencatat Abbas Ibnu Firnas sebagai orang pertama di dunia yang pernah melakukan uji coba penerbangan terkendali. Dengan menggunakan semacam alat kendali terbang yang dipasang pada dua set sayap, Ibnu Firnas bisa mengontrol serta mengatur ketinggian terbangnya. Selain itu, perangkat terbang itu juga bisa mengubah arah terbangnya, yang dibuktikan dengan keberhasilannya untuk kembali ke arah di mana ia melakukan peluncuran. Meski begitu, dia harus mengalami luka-luka saat mendarat.
Ibnu Firnas meninggal dunia sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba terbang keduanya. Cedera yang dialaminya saat melakukan uji coba penerbangan itu membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk. Sejarawan Barat, Philip K Hitti, menempatkannya sebagai salah satu tokoh besar dan manusia pertama dalam sejarah yang melakukan uji coba dalam bidang penerbangan. Abbas Ibnu Firnas wafat pada tahun 888, dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggung yang diderita akibat kegagalan melakukan ujicoba pesawat layang buatannya. Walaupun percobaan terbang menggunakan sepasang sayap dari bulu dan rangka kayu tidak berhasil dengan sempurna, namun gagasan inovatif Ibnu Firnas kemudian dipelajari Roger Bacon 500 tahun setelah Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbangnya. Kemudian sekitar 200 tahun setelah Bacon (700 tahun pascaujicoba Ibnu Firnas), barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan.
Ketika orang-orang Barat mengajar anak-anaknya tentang kisah penerbangan pertama Wright Bersaudara, para orangtua Islam seharusnya memperkenalkan generasi mudanya dengan kisah tentang keberhasilan Ibnu Firnas dalam penerbangan perdananya. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Libya mengeluarkan perangko bergambar Ibnu Firnas untuk mengenang upayanya itu. Bangsa Irak juga membangun patung sang penerbang pertama itu di sekitar lapangan terbang internasionalnya serta mengabadikan namanya sebagai nama bandara di Utara Baghdad. 3. Al-Idrisi (Penemu Globe)
Dialah Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif , lebih populer dengan nama Ash-Sharif Al-Idrisi Al-Qurtubi . Orang banyak menyebutnya Dresses. Al-Idrisi lahir di Ceuta Spanyol pada tahun 1099. Al-Idrisi menempuh pendidikannya di Cordova. Selebihnya dia banyak berpetualang untuk mempertajam pengetahuannya terutama di bidang geografi. Saat itu beberapa peta dunia telah dibuat oleh beberapa ahli geografi, namun peta itu tak sesempurna buatan Al-Idrisi. Karya-karya Al-Idrisi banyak menyajikan data komprehensif dari berbagai wilayah dunia. Hal itu membuat ia banyak dilirik oleh navigator laut Eropa serta kalangan militer.
Diantara yang tertarik dengan kemampuan Al-Idrisi adalah Raja Roger II, Raja Sicilia turunan Normandia yang memerintah pada tahun 1129-1140. Ia lalu meminta Al-Idrisi membuat peta dunia yang terbaru. Al-Idrisi menyanggupi permintaan itu dengan syarat ia diperkenankan memasukkan data bahwa Sicilia pernah berada dalam kekuasaan Kaum Muslimin sebelum Raja Roger berkuasa. Akhirnya peta pesanan Raja itu jadi dan diwujudkan dalam bentuk Bola Dunia atau yang biasa disebut dengan "Globe". Globe itu dibuat dari bahan perak seberat 400 gram. Di dalamnya, Al-Idrisi mencantumkan ketujuh benua lengkap dengan rute perdagangan, danau-danau dan sungai, kotakota besar, daratan, serta pegunungan. Ia juga memasukkan informasi tentang jarak, panjang, dan ketinggian secara tepat. Sebagai panduan, Al-Idrisi melengkapi Bola Dunia-nya itu dengan Kitab AlRujari atau yang lebih dikenal dengan The Book of Roger .
Sumbangan Al-Idrisi yang lain dibidang geografi adalah sebuah buku berjudul Nuzhat Al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Tamasya Orang-Orang yang Rindu untuk Menjelajah Ufuk). Buku ini merupakan
ensiklopedi yang memuat peta secara detail dan informasi lengkap mengenai negara-negara Eropa. Buku ini oleh Ensiklopedi Prancis disebut sebagai buku ilmiah yang autentik dan paling besar pengatuhnya di abad pertengahan. Bahkan seorang ilmuwan barat, Barone mengatakan "Buku geografi Al-Idrisi tiada bandingnya dengan buku geografi manapun sebelumnya dan senantiasa dijadikan sebagai rujukan oleh para penulis sejarah dan geografi di sebagian kota-kota besar kala itu".
Selain dibidang geografi, Al-Idrisi juga memberikan sumbangan dibidang kedokteran. Buku karyanya dibidang ini berjudul Kitab Al-Jami li Sifat Ashtat al-Nabatat . Didalamnya diantaranya memuat namanama obat dalam beberapa bahasa termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani, dan Latin. Meski buku ini kurang lengkap dan dianggap memiliki banyak kekurangan. Namun karya AlIdrisi ini diakui telah sangat berhasil menciptakan sinonim-sinonim untuk obat-obatan, termasuk obat bius, dalam berbagai macam bahasa. Ada sekitar 12 bahasa.
Peta Dunia Karya Al-Idrisi
Al-Idrisi meninggal dunia pada tahun 1166. Beberapa karya Al-Idrisi diterjemahkan dalam bahasa latin dan diterjemahkan dan menjadi buku yang sangat populer di daratan Eropa. Sayang salah satu buku karyanya yang diterjemahkan di Roma pada tahun 1619 dan dibuat dalam ukuran kecil serta tidak mencantumkan namanya. Padahal sebelumnya orang-orang Eropa butuh beberapa abad untuk membuat Bola Dunia dan peta sendiri. Bahkan Christoper Columbus pun menggunakan peta asli yang dibuat oleh Al-Idrisi. 4. Al-Jazari (Penemu Robotik Pertama)
Dialah Abu al-'Iz Ibn Isma'il ibn al-Razaz al-Jazari adalah seorang Ilmuwan dari Al-Jazira, Mesopotamia, yang hidup pada abad pertengahan. Ia dikenal sebagai seorang insinyur yang merangkap ahli matematika hingga pengrajin. Dia adalah penulis Kitáb fí ma'rifat al-hiyal alhandasiyya (Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik) tahun 1206, dimana dia menjelaskan lima puluh peralatan mekanik berikut instruksi tentang bagaimana cara merakitnya. Nama Al-Jazari berasal dari tempat kelahirannya, Al-Jazira, Mesopotamia yaitu nama tradisional Arab untuk wilayah di bagian utara Mesopotamia dan sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki, di antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Seperti ayahnya, dia mengabdi sebagai kepala insinyur di Istana Artuklu, kediaman dari Dinasti Artuqid cabang Mardin yang memerintah wilayah timur Anatolia sebagai wilayah pengikut dari Dinasti Zangid dan selanjutnya Dinasti Ayyubiyyah. Al Jazari (1136 M – 1206M), adalah ilmuwan Muslim penemu pertama konsep Robotika Modern. Ia mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian pada zaman ini dikenal sebagai mesin robot.
Ilustrasi peralatan hasil temuan Al-Jazari yang ada di manuskripnya. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin”, beg itulah pendapat Donald Hill. Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazar. Al Jazari merupakan seorang tokoh besar dibidang mekanik dan industri. Lahir di Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Konsep rancangan paling lengkap dan detail Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad-12. Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz alJazari mendapat julukan sebagai Bapak ‘Modern Engineering’ berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.
Diagram hydropowered water-raisi ng machine dari “Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik” karya Al Jazari. Donald Routledge dalam bukunya Studies inMedieval Islamic Technology, mengatakan bahwa hingga zaman modern ini, tidak satupun dari suatu kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya
instruksi untuk merancang, memproduksi dan menyusun berbagai mesin sebagaimana yang pernah disusun oleh Al-Jazari. Pada 1206 ia merampungkan sebuah karya dalam bentuk buku yang berkaitan dengan dunia teknik. Beliau mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan rincian gambar-
gambarnya dalam buku, “al -Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al -Hiyal” (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Bukunya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Karyanya ini sangat berbeda dengan karya ilmuwan lainnya, karena dengan piawainya Al-Jazari membeberkan secara detail hal yang terkait dengan mekanika dan merupakan kontribusi yang sangat berharga dalam sejarah teknik. Keunggulan buku tersebut mengundang decak kagum dari ahli teknik asal Inggris, Donald Hill (1974). Donald berkomentar bahwa dalam sejarah, begitu pentingnya karya Al-Jazari tersebut. Pasalnya, kata dia, dalam buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk merancang, merakit, dan membuat mesin. Rancangan Jam Gajah”Humanoid Automation” dipamerkan di LondonDi tahun 1206, al-Jazari membuat jam gajah yang bekerja dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Prinsip humanoid automationinilah yang mengilhami pengembangan robot masa sekarang. Kini replika jam gajah tersebut disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai bentuk penghargaan atas karya besarnya. Pada acara World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja gemilang Al-Jazari, yaitu jam air.
Jam Gajah (Elephant Clock) dari manuskrip Al-Jazari. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau 6 abad dan 68 tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya. Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak mengetahui teori saja atau mereka menyembunyikan pengetahuannya dari orang lain. Bahkan ia pun menggambarkan metode rekonstruksi peralatan yang ia temukan. Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Hasil kerjanya ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat. Dengan karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan bekerja di Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana Artuqid, kala itu di bawah naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Karya Mesin Pompa Air Pertama di Dunia Al-Jazari memberikan kontribusi yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi salah satu karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negari Barat. Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan rumah tangga, irigasi dan kepentingan industri merupakan hal vital di negara-negara Muslim. Namun demikian, yang sering menjadi masalah adalah terkait dengan alat yang efektif untuk memompa air dari sumber airnya.
Pompa Rantai Tenaga Air Saqiya (Hydro Powered Saqiya Chain Pump Device) rancangan Al-
Jazari’s. Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan sejumlah peralatan untuk mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun Saqiya. Shaduf dikenal pada masa kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri dari balok panjang yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu horizontal. Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan. Mekanisme sentralnya terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang digunakan adalah keledai maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman Roma. Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan ke sana dengan menguraikan mesin yang mampu menghasilkan air dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan mesin yang pernah ada sebelumnya.
Merancang Lima Jenis Mesin Mekanik Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung jawab untuk merancang lima mesin pada abad ketiga belas. Dua mesin pertamanya merupakan modifikasi terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah pengembangan dari Saqiya di mana tenaga air menggantikan tenaga binatang. Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di Sungai Yazid di Damaskus dan diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah sakit yang berada di dekat sungai tersebut.
Gambar Jam Otomatis yang ditempatkan pada sebuah istana hasil rancangan Al-jazari. Automatic castle clock of al-Jazari. Mesin keempat adalah mesin yang menggunakan balok dan tenaga binatang. Balok digerakkan secara naik turun oleh sebuah mekanisme yang melibatkan gigi gerigi dan sebuah engkol. Mesin itu diketahui merupakan mesin pertama kalinya yang menggunakan engkol sebagai bagian dari sebuah mesin. Di Eropa hal ini baru terjadi pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa. Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis yang penting setelah roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus menerus. Pada masa sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin, namun digerakkan dengan tangan. Tetapi, engkol yang terhubung dengan sistem rod disebuah mesin yang berputar ceritanya lain dan berbeda.
Penemuan engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan teknologi dianggap sebagai peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa yang hidup pada awal abad kelima belas. Bertrand Gille menyatakan bahwa sistem tersebut sebelumnya tak diketahui dan sangat terbatas penggunaannya.
Salah satu jam lilin Al-Jazari. (Jazari’s candle clocks). (pict: wikimedia / adjustment & edited: ICC) Pada 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem rod sepenuhnya dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-Jazari. Ini dilakukan tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya. Sedangkan mesin kelima, adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air yang merupakan peralatan yang memperlihatkan kemajuan lebih radikal. Gerakan roda air yang ada dalam mesin itu menggerakan piston yang saling berhubungan. Kemudian, silinder piston tersebut terhubung dengan pipa penyedot. Dan pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari sumber air dan membagikannya ke sistem pasokan air. Pompa ini merupakan contoh awal dari double-acting principle. Taqi al-Din kemudian menjabarkannya kembali mesin kelima dalam bukunya pada abad keenam belas. Mengapa penemuan-penemuan oleh ilmuwan Muslim berangsur menjadi semakin jarang?Pada masa keemasan dan kejayaan Islam (Islamic Golden Age) sekitar 750 M – 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi
terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama Zaman Kejayaan Islam itu. Namun berangsur-angsur mulai menurun, bahkan menurun drastis.
Mesin cuci tangan otomatis rancangan Al-Jazari. Hal ini banyak dibahas oleh para peneliti, bahkan di wikipedia kadang terjadi kesalahan sejarah dalam mencatat kesimpulan dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Padahal terbukti bahwa Islam pada masa kejayaannya nyaris menaungi semua masalah keilmuan dan sains, mulai dari kerak bumi hingga jagad raya nan luas. Perlu diketahui pada masa itu, dua pertiga benda langit memiliki nama dari bahasa Arab dan itu diakui oleh dunia astronomi. Namun kini banyak dari nama-nama planet, bintang, galaksi dan sejenisnya, mulai berubah nama menjadi nama-nama dewa dari Yunani. Hal itu diungkapkan oleh Prof. Neil deGrasse Tyson yang menyatakan:
“Lebih dari 1000 tahun yang lalu Baghda d adalah sentral ilmu pengetahuan paling maju di dunia dalam segala bidang, termasuk bidang matematika Aljabar dan Algoritma, dan 2/3 bintang termasuk
rasi bintang di jagad raya bernamakan dalam bahasa Arab”, jelasnya.
Bagaimana semua itu bisa terjadi? Karena pada masa itu semua ilmuwan dari tiga believers atau kepercayaan yaitu Islam, Kristen & Yahudi berkumpul dan berembuk bersama untuk kemajuan ilmu pengetahuan dunia.
Prof.Neil deGrasse Tyson Karena di dalam agama Islam seperti yang dianut Al-Jazari, ada tiga pilar yang harus dikerjakan untuk menjadi manusia yang selalu bertaqwa dan berbudaya dengan baik. Yaitu, percaya kepada Allah, menggali ilmu (ilm), dan mencintai sesama manusia.
“Lalu bagaimana semua penemuan-penemuan itu bisa berakhir & berubah?” tanya ahli NASA dan astrologi Prof. Neil deGrasse Tyson.
Ia menjelaskan bahwa sepertinya ada “pihak lain” diluar para ilmuwan yang religius dari ketiga agama itu yang memporak-porandakan dengan mitos dan hasutan. Semenjak itu, pertemuan para ahli-ahli dan ilmuwan dari ketiga agama yaitu Islam, Kristen & Yahudi dari seluruh dunia yang biasanya dilakukan di kota Baghdad semakin jarang dilakukan. Awalnya penemuan-penemuan di berbagai bidang sains begitu cepatnya (rapidly) ditemukan oleh para ilmuwan-ilmuwan yang mengakui keberadaan Tuhan pada kala itu. (lihat video penjelasan berbahasa Inggris dari Prof. Neil deGrasse Tyson disini )
A table device automaton dengan penggerak hewan hasil desain Al-Jazari. (pict: wikimedia / adjustment & edited: ICC) Namun pihak lain sepertinya sengaja ingin menjauhkan mereka, bahkan menghasut mereka agar saling memusuhi dan menjadi saling berkompetisi dalam artian bersaing, bukan lagi untuk saling melengkapi dan saling bertanya serta saling berbagi ilmu untuk kemajuan peradaban manusia. Mulai dari situlah keilmuwan dunia mulai meredup dan semua literatur, buku dan manuskrip
“dibajak”, dan mereka mengakui bahwa merekalah penemunya. Pada masa lalu dan memang sudah ajaran Islam, bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk menyebarkan hasil temuannya itu. Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka semakin dapat mempermudah pekerjaannya dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah. Mereka tidak menuntut satu apapun,
termasuk “hak paten” atau “upeti” lainnya akibat temuan nya tersebut. Dan dari orang-orang baratlah ilmu-ilmu itu kemudian dicuri, lalu dipatenkan atas nama mereka masing-masing untuk mencari keuntungan. Banyak sekali penemuan-penemuan dari kebudayaan Islam yang tak tercatat sejarah. Mungkin anda malah berfikir bahwa beberapa mekanika mesin ciptaan Al-Jazari pada artikel ini sangat
sederhana, namun harus anda disadari sesadar-sadarnya bahwa semua mesin itu ditemukan pada sekitar tahun 1150-an hingga 1200-an. Perlu pula kita sadari bahwa pada masa itu nyaris seluruh kerajaan di dunia masih sibuk berperang, masih dalam era kegelapan karena maraknya peperangan dan tidak adanya teknologi yang lebih maju melebih apa yang telah terjadi didaerah semenanjung Arab yang kala itu ketiga kepercayaan tersebut masih memiliki toleransi tinggi, lebih saling menghormati dan hidup rukun. Demikianlah Al-Jazari, bapak robot modern dunia yang kini telah menjadi sejarah dibidang mekanika, fluida, robotika dan beberapa bidang ilmu pengetahuan lain yang sempat ia telti. Karena sejarah adalah fakta, dan fakta adalah sejarah. Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang jumlahnya ratusan orang dan temuan-temuan mereka cukup hebat dalam berbagai bidang keilmuwan, bahkan hingga kini dan ke masa yang akan datang. 5. Mariam Al-Astrulabi (Penemu Sistem GPS)
Hadirnya ilmuwan Islam perempuan seperti Mariam al-Astrulabi seakan menjadi bukti bahwa Allah tidak pernah membatasi hamba-Nya untuk mencari, mempelajari maupun mengkaji ilmu pengetahuan, terlebih bagi perempuan. Mariam al-Astrulabi, ia mempunyai nama lengkap Mariam al-Ijliya al-Astrulabi. Ia merupakan pembuat Astrolabe terkenal, yaitu sebuah perangkat rumit untuk navigasi darat dan penunjuk waktu. Tidak dapat dipastikan kapan Mariam al-Astrulabi lahir, hanya saja ia diperkirakan sudah ada pada abad ke-10 atau sekitar tahun 944 M. Dalam sejarah astronomi, astronomi Islam atau astronomi Arab mengacu pada perkembangan astronomi yang dibuat di dunia Islam, khususnya selama Masa Keemasan Islam (antara 8-15 abad), dan sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab. Perkembangan ini sebagian besar terjadi di Timur Tengah, Asia Tengah, Al-Andalus, Afrika Utara, di Timur Jauh dan di
India. Astronomi Islam kemudian memiliki pengaruh yang signifikan pada astronomi India, Bizantium dan Eropa (lihat terjemahan Latin dari abad ke-12) serta astronomi Cina dan astronomi Mali. Hal ini juga sejalan dengan penemuan astrolabe dalam dunia Islam, dimana astrolab diperkenalkan pertama kali ke dunia Islam sekitar pertengahan abad kedelapan. Astrolabe sepenuhnya dikembangkan selama abad-abad awal Islam. Al-Astrulabi dengan Astrolab Semasa hidupnya, Mariam al-Astrulabi juga menjadi murid ayahnya. Ia bekerja membangun astrolab di sebuah daerah bernama Aleppo, Suriah utara. Al-Dawlah, penguasa yang bertanggung jawab memimpin negeri tersebut dari tahun 944 M sampai 967 M, mempekerjakannya pada saat itu.
Mariam al-Astrulabi membuat astrolab dengan kompleks, ia membuatnya seperti GPS. Dengan alat tersebut, kita dapat menentukan arah kiblat yang benar, membantu dalam navigasi, ketepatan waktu dan astronomi. Eropa menggunakan astrolab ini sampai abad 18. Dengan astrolab, Eropa terbantu dalam penemuan geografis di renaisans tersebut. Mariam al-Astrulabi merupakan kasus langka, tidak banyak literatur yang menceritakan tentangnya, selain itu tidak banyak pula seorang wanita yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan saat awal peradaban muslim dan kisahnya merupakan teladan bagi muslimah untuk terus selalu mencari, mempelajari dan mengkaji ilmu pengetahuan serta mempraktekannya. 6. Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (Ilmu Bedah Modern)
Abu Qasim al-Zahrawi adalah seorang pioner dalam ilmu bedah modern. Beliau merevolusi ilmu bedah klasik dan meletakkan kaidah-kaidah bedah yang menjadi pijakan ilmu bedah modern saat ini. Al-Zahrawi menemukan metode dan alat-alat bedah baru yang memudahkan para pasien. Ia juga memiliki 30 jilid ensiklopedi bedah yang dijadikan rujukan utama ilmu bedah di Eropa selama beberapa abad dan menjadi pijakan ilmu kedokteran modern. Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas- al-Zahrawi, orang-orang Barat mengenalnya dengan Abulcasis. Dilahirkan pada tahun 936 dan wafat tahun 1013 M di Kota al-Zahra, al-Zahrawi mengabdi pada kekhalifahan Bani Umayyah II di Cordoba, Andalusia. Awalnya ia dikenal sebagai seorang fisikawan, sampai akhirnya ia memperkenalkan teori-teori dan alat-alat bedah dalam ilmu kedokteran, barulah orang-orang mengenalnya sebagai dokter ahli bedah (al-Hassani, 2005: 167).
Karya Pencapaian al-Zahrawi dalam ilmu bedah sangat banyak dan luar biasa, sampai-sampai ia dianggap sebagai orang pertama yang menjadikan ilmu bedah sebagai spesialisasi tersendiri dalam ilmu kedokteran. Al-Zahrawi adalah di antara orang pertama yang menemukan alat-alat bedah dan menemukan teori mengikat organ tubuh saat pembedahan yang tujuannya untuk mencegah pendarahan. Selain itu, ia juga membuat benang untuk menjahit bekas bedah dan orang pertama yang menggunakan suntik. Karyanya yang paling fenomenal adalah At- Tashrif Liman Ajiza ‘an Ta’lif, sebuah ensiklopedi kedokteran yang disusun dalam 30 jilid buku. Buku yang selesai penulisannya pada tahun 1000 ini berisikan tentang berbagai topik medis termasuk tentang kesehatan gigi dan melahirkan. At-Tashrif disusun selama 50 tahun karir kedokteran al-Zaharawi, baik pelatihan, mengajar, dan praktek. Muku ini juga memuat tentang pentingnya hubungan positif antara dokter dan pasien. Ia juga menulis tentang kasih sayangnya terhadap murid- muridnya yang ia disebut sebagai “anak -anak
saya”. Ia menekankan pentingnya merawat pasien tanpa memandang status sosial mereka dan mendorong pengamatan secara persuasif terhadap kasus-kasus individu untuk membuat diagnosis yang paling akurat dan perawatan yang sebaik mungkin. At-Tashrif diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh seorang Italia yang bernama Gerard pada abad ke-12. Selama 5 abad berikutnya buku tersebut menjadi rujukan utama untuk perkembangan medis di Eropa khususnya ilmu bedah.
Penguasaan Ilmu Bedah Menurut al-Zahrawi seseorang tidak akan menguasai ilmu bedah sampai ia menguasai ilmu kedokteran umum, anatomi, dan tulisan-tulisan filsuf yang belajar ilmu kedokteran. Ia memelopori banyak prosedur dan peralatan yang digunakan di ruang operasi saat ini. Dialah orang pertama yang menggunakan catgut sebagai benang untuk jahitan rongga dalam. Catgut adalah benang yang terbuat dari lapisan usus hewan yang merupakan satu-satunya bahan yang sangat baik digunakan untuk menjahit bagian dalam karena bisa diserap oleh tubuh, dan mencegah untuk dilakukan operasi kedua untuk menghilangkan jahitan tersebut. Ia menemukan banyak alat yang diperlukan untuk operasi modern. Dia adalah orang pertama yang menggunakan foreceps saat melahirkan, yang sangat membantu dalam mengurangi angka kematian bayi dan ibu saat proses melahirkan. Dia melakukan tonsilektomi (Wikipedia: operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel) dengan penjepit lidah, kait, dan gunting yang sama dengan dokter di era modern saat ini. Untuk mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pasiennya saat akan dioperasi, al-Zahrawi menggunakan sebuah pisau tertentu yang membuat sang pasien nyaman secara psikis. Adapun cara untuk menghilangkan sakit secara fisik, ia menganastesi (bius) pasiennya baik di tubuh yang akan dioperasi juga bius oral (minum penenang). Mansektomi (pengangkatan payudara) pada penderita kanker payudara yang dilakukan oleh al-Zahrawi juga sama dengan yang dilakukan oleh dokter saat ini
Al-Tasrif
Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada abad ke12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti deodoran, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil karya Al-Zahrawi. Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang 50 rumah sakit yang menawarkan pelayanan yang prima. Meskipun memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni dalam ilmu bedah, al-Zahrawi selalu menolak untuk melakukan operasi berisiko atau tidak ia diketahui yang akan menjadi stres fisik dan emosional bagi pasien. Ia percaya akan pentingnya kehidupan manusia dan berusaha untuk memperpanjangnya selama mungkin. Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menankan pentingnya observasi tertutup dalam kasus-kasus individual. Hal itu dilakukan untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan yang terbaik. Al-Zahrawi pun selalu mengingatkan agar para dokter untuk berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tak menggunakan profesi dokter hanya
untuk meraup keuntungan materi. Menurut Al-Zahrawi profesi dokter bedah tak bisa dilakukan sembarang orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki keahlian operasi bedah. Hanya dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena itulah di era modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon).
Penghargaan Kehebatan dan profesionalitas Al- Zahrawi sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. ‘’Tak diragukan lagi, Al -Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah,’‘ ucap Pietro Argallata. Kitab Al- Tasrif yang ditulisnya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter sera ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan. Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14 M, seorang ahli bedah Prancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200 kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke- 16 M, ahli bedah berkebangsaan Prancis , Jaques Delechamps (1513 M – 1588 M) masih menjadikan Al-Tasrif sebagai rujukan. Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013 M – dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Corboba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun
namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 yakni rumah tempat Al-Zahrawi tinggal. Kini rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol. 7. Al-Khawarizmi (Penemu Algoritma dan Angka Nol)
Sampai saat ini, sangat sedikit sekali orang yang mengetahui riwayat hidup Al-Khawarizmi. Sebab, sejarah yang mengulas tentang namanya masih sedikit. Kalaupun ada, hanya sebatas biografi kecil yang tidak jauh beda dengan sumber lainnya. Al-Khawarizmi lahir sebelum tahun 800 M dan meninggal setelah tahun 847 M. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Musa. Ia dikenal dengan sebutan Al-Khawarizmi karena berasal dari Khawarizm, sebuah daerah di timur laut Kaspia.
Al-Khawarizmi diperkirakan hidup di pingigiran Bagdad pada masa khalifah Al- Ma’mun (813-833M) dari dinasti Abbasiya. Khalifah Al- Ma’mun menjadi sahabat karibnya yang menjadikan Al-Khawarizmi sebagai anggota Baitul Hikmah di Bagdad, yakni sebuah lembaga penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Baitul Hikmah memiliki berbagai keunggulan yang mahsyur di dunia Islam.
Kesuksesan Al-Khawarizmi dalam bidang Astronomi dan aljabar didedikasikan kepada Khalifah Al-
Ma’mun, sedangkan Khalifah Al-Ma’mun sendiri banyak memberikan penghargaan kepada AlKhawarizmi.
Dengan ilmu astronomi, Al-Khawarizmi mengungkapkan ramalan tentang waktu Nabi Muhammad SAW dilahirkan secara cermat. Ia juga tercatat sebagai salah seorang astronom yang ikut membuat peta dunia atas permintaan Khalifah AL- Ma’Mun. Peta dunia tersebut kemudian dikenal dengan nama Peta Ptolemy karya intelektual muslim Al-Khawarizmi.
Penulis
sejarah
matematika
kenamaan,
Goerge
Sarton,
mengungkapkan
bahwa Al-
Khawarizmitermasuk salah satu seorang ilmuwan muslim terbesar dan terbaik pada masanya. Sarton menggolongkan periode antara abad ke 4-5 sebagai zaman Al-Khawarizmi, karena ia adalah ahli matematika terbesar pada masanya.
Smith dan Karpinski menggambarkan pribaai Al-Khawarizmi sebagai tokoh terbesar pada masa keemasan Bagdad, setelah seorang penulis muslim menggabungkan ilmu matematika klasik Barat dan Timur, lalu mengklasifikasikan, hingga akhirnya membangkitkan kesadaran daratan Eropa.
Pengaruh lain yang berkaitan erat dengan ilmu matematika adalah kata algoritm yang dinotasikan sebagai prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Kata ini berasal dari perubahan versi AlKhawarizmi ke dalam versi latin, dari algorismi , algorism, dan akhirnya menjadi algorithm. Tulisannya tentang aritmatika berbahasa Arab yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin memainkan peran penting dalam perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Meskipun bukan murni sebagai penemunya, namun tahapan yang dilakukan olehAlKhawarizmi merupakan format pengembangan sistem bilangan kita sekarang. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh yang diperkenalkan oleh Al-Khawarizmi dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi perhitungan di abad pertengahan bagi bagsa Eropa.
Setelah Al-Khawarizmi meninggal dunia, keberadaaan karyanya beralih kepada komunitas Islam, yaitu tentang cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan. Suatu penghitungan aljabar merupakan warisan untuk menyelesaikan persoalan penghitungan dan rumusan yang lebih akurat daripada rumusan yang pernah ada sebelumya.
Di dunia Barat, ilmu matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini berutang budi kepada seorangAlKhawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis sepuluh, penggunaan bilangan irrasional, dan diperkenalkannya konsep aljabar modern membuat AlKhawarizmi layak menjadi figur penting dalam bidang matematika dan revolusi penghitungan di abad pertengahan di daratan Eropa melalui penyatuan matematika Yahudi, Hindu, dan mungkin Babilonia.
Karya-Karya Al-Khawarizmi Banyak penemuan dan karya yang ditinggalkan oleh Al-Khawarizmi dalam bidang sains, khususnya matematika. Karya aljabarnya yang paling monumental berjudul Al-Mukhtasar fi Hisab Al-Jabr wal Muqabalah. Al-Khawarizmi adalah penemu teori algoritma dan aljabar. Beberapa penemuan sains dan pemikirannya yang bisa dijadikan sebagai aplikasi belajar adalah sebagai berikut :
1.
Penemu bilangan nol. Bayangkan jika tidak ada angka nol! Bagaimana kita akan menuliskan sejuta, semilyar, setriliun, danlebih banyak lagi? Angka nol penting bagi suatu bilangan dan tentu berpengaruh terhadap ilmu-