Gangguan Pendengaran (tuli) Ada 3 macam : 1. Tuli konduktif (tuli hantaran) 2. Tuli syaraf (tuli perseptif, sensori neural hearing loss – S. N. H. L). 3. Mixed type (tuli campur)
Jarak antara pemeriksa dengan os ± 6 m Os tidak boleh melihat pemeriksa Berbisik dengan 2 suku kata berulang-ulang 4 – 5 x. Bila os mendengar berarti os Ñ Bila os tidak mendenar, pemeriksa maju 1 m bila masih tidak mendengar maju 1 m, begitu seterusnya sampai mendengar – 4/ 6 : Tuli ringan – 2/ 6 : Tuli sedang – 1/6 - 0 : Tuli berat
2. Test Garputala a) Test Rinne - Garputala digetarkan ujung pangkal garputala diletakkan di tulang mastoid. - Bila tidak terdengar garputala diangkat diletakkan kedepan ± 3 cm - Bila masih mendengar : Rinne (+) normal - Bila tidak mendengar : Rinne (-) Tuli conduktif
b) Test Weber - Garputala digetarkan letakkan digaris median kepala, dagu, jidad. - N bila os mendengar ka&ki sama kuat tidak ada lateralisasi - Bila os mendengar salah satu sisi > kuat dari lainnya ada lateralisasi ¤ Ka > kuat : Lateralisasi telinga kanan telinga kanan tuli konduktif ok ada “Masking Effect” hantaran suara ml udara terputus sehingga hantaran suara tulang jelas terdengar.
c) Test Schwabach
Prinsip : Membandingkan pendengaran os dengan pemeriksa. Teling apemeriksa harus normal. Schwabach memendek Tuli
3.
Test Audiometer Sering dipakai penting untuk general chek – up. Dengan audiometer kita dapat menentukan : - Jenis kelainan (tuli) - Derajat ketulian 90 dB os harus memakai APM ( Alat Pembantu Mendengar )
Nilai : Hantaran suara melalui udara terganggu, tapi hantaran suara tulang normal ok tidak melewati membran timpani. BC Ñ 30-40 dB : Tuli conduktif ringan AC 60 dB : Tuli conduktif sedang > 90 dB : Tuli conduktif berat
- AC & BC turun dan berhimpit - 30-40 dB : SNHL ringan 60-70 dB : SNHL sedang 90 dB : SNHL berat
ex : OMSK & TBC shg organon corti rusak BC hanya sekali terganggu, AB & BC tapi AC > - BC : 30 dB - AC : 60 dB AC : Air Conduction BC : Bone Conduction