Viki Hestiarini 07 131 002 Farmasi Praktis II
Obat Tetes Hidung
Definisi •
•
•
•
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III: Obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan ke dalam rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Menurut Formularium Nasional Edisi II: sama dengan FI III Menurut Ilmu Meracik Obat : Obat bebas yang diteteskan ke dalam rongga hidung yang mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Menurut Ilmu Resep: sama dengan FI III
Cara penggunaan obat tetes hidung
•
•
•
Bersihkan hidung. Tengadahkan kepala, teteskan obat dan tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung. Setelah dipakai, bilas ujung tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan kertas tissue kering. Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan lebih dari satu orang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OTH: •
•
•
Teteskan obat ini ke cuping hidung secara hatihati, sehingga tidak mengalir keluar atau tertelan. Usahakan agar ujung penetes tidak menyentuh cuping hidung, untuk menghindarkan penularan. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan
Formula Umum •
Zat Aktif
•
Anti Oksidan (bila perlu)
•
Pendapar
•
Pengisotonis
•
Pelarut
•
Pengental
Zat Aktif •
• • •
•
Antibiotik, diantaranya: Kloramfenikol Neomisin Sulfat Polimiksin B Sulfat Sulfonamida Vasokontriktor Antiseptik / germisida, diantaranya: Hidrogen peroksida Anestetika lokal, diantaranya: Lidokain HCl
Cairan Pembawa Umumnya digunakan air. pH cairan pembawa sedapat mungkin antara 5,5-7,5 dengan kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis. Tidak boleh minyak mineral atau minyak lemak. Karena dapat menimbulkan pneumonia upoid (radang paru) jika masuk melalui paru-paru Pengawet Berada dalam bentuk multi dosis, harus ditambahkan pengawet yang sesuai kecuali sediaan itu sedndiri memiliki aktivitas anti mikroba Umumnya digunakan: •
•
•
•
Benzolkonium klorida 0,01 % - 0,1 % b/v Klorbutanol 0,5 % -0,7 % b/v
Pensuspensi •
Biasanya digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok dengan kadar tidak lebih dari 0,01 % b/v.
Pengental •
•
Tujuan: Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung. Contohnya: Metil selulosa (Tylosa) 0,1 %- 0,5 % Na CMC 0,5 % - 2 %
Antioksidan •
•
Jika diperlukan antioksidan dapat ditambahkan dalam sediaan Contohnya: Na disulfida atau Na bisulfit
Zat pendapar •
Digunakan zat yang cocok dengan pH 6,5 dan dibuat isotonis dengan Natrii Chloridum.
Dalam pembuatannya, kita perlu memeperhatikan hal berikut: •
Viskositas Penambahan metil cellulosa sebanyak 0,5 % untuk mendapatkan viskositas larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung.
•
Isotonis Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit hipertonis. Namun, larutan sangat encer atau sangat pekat akan menyebakan iritasi mukosa hidung. Untuk tonisitas kita dapat menambahkan NaCl atau Dekstrosa.
•
Isohidris Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5-6,5, sedangkan anak antara 5,0-6,7. Rhinitis akut (radang membran mukosa hidung) menyebabkan pergeseran pH ke arah basa, sedangkan peradangan akut menyebakan pergeseran ke arah asam. Sebaiknya, kita menggunakan dapar phosphat pH 6,5
•
Sterilisitas
Evaluasi •
Evaluasi Fisik (Kejernihan, Bau, Rasa, kelengkapan dan kebersihan etiket, brosur dan kotak
•
Penentuan kadar
•
Keseragaman volume
•
Penentuan viskositas dan sifat alir
•
Penentuan bobot jenis
•
Volume sedimentasi dan kemampuan pendipersi
Wadah dan Penyimpanan •
•
•
Jika sediaan steril, simpanlah dalam wadah steril, kedap udara. Biasanya disediakan dalam dosisnganda yang dilengkapi dengan aplikator yang sesuai Label sediaan harus mengandung: nama dan jumlah bahan aktif instruksi penggunaan sediaan tetes hidung tanggal kadaluarsa kondisi penyimpanan
Sediaan di Pustaka Tetes Hidung Epinefrin/Tetes Hidung Adrenalin (Fornas Hal 120) R/ Tiap 10 ml mengandung Epinefrin bitatras 182 mg Chlorbutanolum 50 mg Natrii Pyrosulfis 10 mg Propilen glikol 500 mg Aqua Destilata ad 10 ml •
”
Tetes Hidung Efedrina (Fornas hal 118) R/ Tiap 10 ml mengandung: Efedrin HCl 100mg Chlorbutanolum 50 mg Natrii Chloridum 50 mg Propilen glikol 500 l Aqua Destilata ad 10 ml •
Guttae Nasales Ephedrini I (FMS Hal 88) R/ Ephedrin HCl 0,2 Sol NaCl physiol 16 Aq.Dest 4 •
Guttae Nasales Ephedrini II (FMS Hal 88) R/ Ephedrin HCl 0,1 Protargol 0,1 Glucosi 0,45 Aq.Dest ad 10 •
Guttae Nasales Ephedrini compositus (FMS Hal 89) R/ Ephedrin HCl 0,6 Chlorbutanol 0,3 Menthol 0,6 Spritus 0,6 Glucosi 2 Aq.Dest 60 cc •
Tetes Hidung Antazolina (Fornas hal 28) R/ Tiap 10 ml mengandung: Antazolin HCl 50 mg Aqua destilata 5 ml Pelarut yang cocok hingga 10 ml •
Tetes Hidung Oksimetazolina (Fornas Hal 222) R/ Tiap 10 ml mengandung: Oxymetazoline HCl 5 mg Aqua destilata ad 10 ml •
•
•
• •
Tetes Hidung Antazolina Fenilefrin (Fornal Hal 31) Tetes Hidung Antazolina Nafasolina(Fornas Hal29) Tetes Hidung Dwizolina (Fornas Hal 29) Tetes Hidung Xilometazolina (Fornas Hal 304)
Preparat Hidung Lainnya Collunarium (Obat Cuci Hidung) •
•
•
Yaitu larutan yang digunakan untuk obat cuci hidung Biasanya berupa larutan dalam air yang ditujukan untuk membersihkan rongga hidung. pH dan isotonisitanya sangat penting diperhatikan karena dapat menimbulkan rasa pedih pada mukosa hidung
Nebula/Inhalationes/Nose Spray (Obat semprot hidung ) Yaitu sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui hidung atau mulut, atau diesmprotkan(nose spray) dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan. Tetesan atau butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkioli. •
•
Sediaan di Pasaran OTRIVIN Sandoz (T) (ISO Vol 42 hal 317) Xilometazolina HCl 0,05 %: 0,1% In: Meringankan hidung tersumbat karena pilek, hay fever, atau rhinitis alergik, sinusitis, membantu mengeringkan sekresi pada peradangan paranasal sinus, mempermudan tindakan rinoskopi •
AFRIN Schering Plough (T) (ISO Vol 42 hal 317) Oksimetazolina HCl 0,05% In: Simtomatik dan kongestik (kesembaban hidung dan nasofaring krn flu), sinusitis, hay fever. •