MODUL 7 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun Oleh MAMAT LUKMAN, SKM., S.Kp., M.Si.
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran 2013
MODUL 7 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Pendahuluan Deskripsi singkat singka t
Pengetahuan tentang masalah keperawatan keluarga dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi permasalahan yang di alami oleh keluarga baik masalah actual, resiko, maupun sejahtera .
Relevansi
Topik ini dapat membantu mahasiswa memahami tentang konsep diagnosa keperawatan keluarga yang nantinya akan diaplikasikan dalam asuhan keperawatan keluarga.
Tujuan instruksional khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian diagnose keperawatan keluarga 2. Mahasiswa mampu memahami komponen diagnose keperawatan keluarga
Peta kompetensi
Modul ini merupakan bagian dari kompetensi yaitu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.
Kegiatan belajar Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Pengertian
Asuhan keperawatan kesehatan keluarga merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang mencakup bantuan-bantuan dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan seluruh anggota keluarga sesuai dengan tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang dimulai dari konsepsi, bayi, sampai dengan usia lanjut dan bahkan kematian. Dalam rangka melakukan upaya perawatan kesehatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan. Menurut Herbar, pengertian proses keperawatan keluarga adalah merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosa status kesehatan klien, merumuskan hasil yang akan dicapai, menentukan 100
MODUL 7 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Pendahuluan Deskripsi singkat singka t
Pengetahuan tentang masalah keperawatan keluarga dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi permasalahan yang di alami oleh keluarga baik masalah actual, resiko, maupun sejahtera .
Relevansi
Topik ini dapat membantu mahasiswa memahami tentang konsep diagnosa keperawatan keluarga yang nantinya akan diaplikasikan dalam asuhan keperawatan keluarga.
Tujuan instruksional khusus
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian diagnose keperawatan keluarga 2. Mahasiswa mampu memahami komponen diagnose keperawatan keluarga
Peta kompetensi
Modul ini merupakan bagian dari kompetensi yaitu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.
Kegiatan belajar Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Pengertian
Asuhan keperawatan kesehatan keluarga merupakan salah satu upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang mencakup bantuan-bantuan dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan seluruh anggota keluarga sesuai dengan tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang dimulai dari konsepsi, bayi, sampai dengan usia lanjut dan bahkan kematian. Dalam rangka melakukan upaya perawatan kesehatan keluarga digunakan pendekatan proses keperawatan. Menurut Herbar, pengertian proses keperawatan keluarga adalah merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosa status kesehatan klien, merumuskan hasil yang akan dicapai, menentukan 100
intervensi dan mengevaluasi mutu dan hasil asuhan yang dilakukan terhadap klien. Sedangkan menurut Yura proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan, yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah atau diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan keperawatan, melaksanakan rencana asuhan keperawatan serta mengevaluasi hasilnya. Diagnosa keperawatan menurut Capernito adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat secara legal mengidentifikasi dan untuk itu pula perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitiveuntuk mempertahankan status kesehatan atau untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah perubahan). Sedang menurut Yura dan kawan-kawan diagnosa keperawatan diartikan sebagai pernyataan atau kesimpulan yang diambil berdasarkan data hasil pengkajian tentang status kesehatan klien. Pendapat lain menyatakan diagnosa keperawatan adalah kesimpulan yang dibuat oleh perawat dari masalah kesehatan klien serta penyebabnya yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan. NANDA menyatakan diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang actual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat. Penentuan diagnosa keperawatan, antara suatu ahli dengan yang lainnya sangat berbeda. Perbedaan ini terletak pada pendekatannya.
Komponen Diagnosa Keperawatan Problem/ masalah kesehatan
Diagnosa keperawatan terdiri dari tiga komponen dasar yaitu masalah, penyebab, dan gejala/tanda. Perumusan diagnosa dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pengkajian yang lengkap. Dalam mengidentifikasi masalah, perawat memfokuskan pada kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Masalah menurut sifatnya dikelompokkan menjadi 3 yaitu : ancaman, keadaan sakit dan krisis. 1. Ancaman kesehatan yaitu suatu keadaan yang dapat menimbulkan penyakit, kecelakaan, atau kegagalan untuk menyadari potensi kesehatan seseorang atau keluarga.
101
2. Keadaan sakit yaitu masalah-masalah yang timbul akibat adanya kegagalan dalam mempertahankan kesehatan, termasuk kegagalan dalam perkembangannya. 3. Krisis yaitu suatu kondisi atau pengalaman yang dihadapi oleh seseorang dimana keluarga dituntut untuk menghadapinya. Krisis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : krisis situasi dan krisis maturasi.
Diagnosa keperawatan keluarga dapat ditinjau dari beberapa pendekatan : 1. Pendekatan sturuktural fungsional. 2. Pendekatan interaksi keluarga. 3. Pendekatan perkembangan keluarga.
Masalah keluarga berdasarkan pendekatan struktur fungsional: Struktur keluarga
Memahami struktur kekuasaan dalam keluarga sangat penting untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang efektif. Ketika tindakan/keputusan perawatan perlu dibuat keluarga, dan mengetahui siapa yang memegang kekuasaan untuk keputusan semacam ini dan untuk seluruh keputusan, ditambah dengan bagaimana keputusan tersebut dibuat, hal ini akan membimbingperawat untuk berbicara kepada orang yang sebenarnya dengan peka terhadap cara bagaimana keputusan tersebut dibuat. Selain itu struktur keluarga potensial menimbulkan permasalahan. Masalah yang bisa timbul dari struktur adalah berkaitan dengan perubahan struktur, dimana perubahan ini akan menimbulkan konflik yang memaksa keluarga untuk beradaptasi. Struktur keluarga terdiri dari: 1. Pola komunikasi keluarga. Pola komunikasi keluarga adalah suatu proses simbolik transaksional untuk menciptakan pengertian dalam keluarga. 2. Struktur kekuatan keluarga Dalam memahami struktur kekuatan keluarga kita perlu merinci konsep yang terdapat didalamnya. Konsep yang termasuk dalam kekuatan keluarga adalah: kekuasaan, wewenang, pengambilan keputusan dan wewenang keluarga. Kekuasaan adalah kemampuan potensial dan aktual dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang. Wewenang keyakinan yang menyatakan seorang anggota keluarga berhak mengambil keputusan dan menerima posisi pimpinan. 102
Wewenang keluarga adalah kemampuan individu dalam mengubah tingkah laku anggota keluarganya.
3. Struktur peran Mc Farland dan McFarlane (1989) menggambarkan diagnosa dari NANDA “ Konflik menyangkut keputusan”, memberikan garis-garis pedoman yang terpercaya untuk membantu perawat dalam membantu anggota keluarga memecahkan masalah ini. Dalam menelaah daftar diagnosa keperawatan yang disetujui baik oleh NANDA, diagnosa yang disajikan dalam Tabel sebagai berikut : Diagnosa keperawatan nanda yang berhubungan dengan masalah-masalah peran/transisi peran
Diagnosa keperawatan NANDA
Masalah-masalah peran
1. Berduka yang antisipasi
yang b.d kehilangan peran
2. Berduka disfungsional
yang b.d ketegangan peran
3. Isolasi sosial
yang b.d perubahan peran
4. Perubahan dalam proses keluarga
yang b.d konflik peran
5. proses perubahan dalam parenting
yang b.d kelebihan beban peran
6. Perubahan dalam parenting
yang b.d perubahan peran
7. Perubahan kinerja peran
yang b.d kehilangan dan ketegangan peran
8. kerusakan
penatalaksanaan
rumah
pemeliharaan
yang
b.d
kegagalan
peran
atau
kesenjangan peran
9. Gangguan citra tubuh
yang b.d kehilangan peran
10. Diagnosa koping keluarga
yang b.d isufisiensi peran dan abiguitas peran
Tipe-tipe pelaksanaan perubahan peran (diagnosa nanda dan batasan karakteristik) 1. Transisi Peran a. Perubahan kemampuan dalam menjalankan peran b. Perubahan dalam persepsi dan harapan orang lain terhadap peran 103
c. Perubahan dalam pola umum tanggung jawab d. Perasaan marah dan depresi e. Ketidakmampuan mencapai peran yang dikehendaki f. Penolakan terhadap partisipasi dalam peran 2. Role Distancea a. Ketidakpastian syarat-syarat peran b. Kurangnya pengetahuan tentang peran c. Persepsi-persepsi tentang peran yang berbeda-beda 3. Konflik Peran a.
Frustasi dalam peran atau konflik peran, konflik antar per an atau interperan
b. Ambivalen peran c.
Harapan-harapan peran yang tidak sesuai atau tidak kongruen
d. Kusut pikir e.
Kurang memadainya keterampilan untuk memecahkan masalah
4. Kegagalan peran a.
Kehilangan keterampilan peran
b. Kesulitan mempelajari peran-peran baru c.
Menarik diri
d. Ketidakmampuan mencapai peran yang diinginkan e.
Menolak berpartisipasi dalam peran
4. Nilai dan Norma keluarga Satu diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi adalah “Konflik-konflik nilai”. Jika suatu diagnosa konflik nilai dilakukan, lalu sistem dimana masalah tersebut berada (diantara”siapa”) harus dirinci seperti “konflik antara kakek/nenek dan cucu” dan batasan
karakteristik menerangkan dan
faktor-faktor
yang berhubungan perlu
dimasukkan. Konflik nilai-nilai seringkali dipandang sebagai suatu faktor pemberat bagi masalah-masalah keluarga dalam dimensi-dimensi struktur lainnya (komunikasi, kekuasaan, dan peran-peran) atau bidang-bidang fungsional (afektif, sosialisasi, perawatan kesehatan) serta koping. Setiap kondisi atau keadaan yang menganggu stabilitas struktur keluarga bisa menimbulkan konflik.
104
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif Diagnosa
Contoh
1. Gangguan proses keluarga. Definisi: Ini merupakan suatu
Keluarga dalam keadaan strees dan energi semua
keadaan
dimana
sebuah
anggota keluargadiubah untuk menanganni stressor,
keluarga
yang
normalnya
sehingga mangabaikan atau menganggap enteng
berfungsi
secara
efektif
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
mengalami disfungsi.
2. Gangguan menjadi orangtua. Definisi:
terjadi
bila
Keluarga dengan ibu yang terlalu dominan (ibu
dari
figur
terlalu mengendalikan) dan dengan ayah yang pasif
pengasuh untuk menciptakan
tidak membolehkan remaja laki-laki menyendiri
lingkungan yang meningkatkan
atau pisah dari keluarga, dan dengan demikian
pertumbuhan
kebutuhan psikososialnya tidak terpenuhi.
kemampuan
dan
perkembangan
manusia
lain
yang optimal menjadi lemah.
3. Potensial gangguan menjadi orangtua.
Sama seperti contoh diatas, kecuali anak laki-laki
Definisi: sama seperti diatas,
tertua telah kelas lima dan belum memasukimasa
kecuali
bahwa
ditambahkan
“potensial” pubertas.
pada
Karena
dibawah
kendali
ibunya,
menjadi pengasuhan yang bersifat menguasai, kemungkinan
lemah.
terjadi masalah ketika anak laki-laki mencapai masa remaja sangat besar.
4. Berkabung yang disfungsional. Definisi:
proses
Berkabung yang disfungsional diperluas hingga
maladaptif yang terjadi bila
meliputi keluarga yang berkabung - keluarga yang
kesedihan
suatu
bertambah
dalam berkabung secara disfungsional. Disfungsi ke;uarga
hingga ke tingkat dimana orang
yang umum adalah penyangkalan (denial) terhadap
tersebut tidak berdaya, menjadi
kematian dalam keluarga. (penyangkalan tidak
105
Diagnosa terpaku
pada
Contoh satu
tahap
efektif juga dinyatakan). Aturan keluarga dibentuk
berkabung dan memperlihatkan
dimana tidak diperbolehkan berbicara tentang
respon-respon emosional yang
kehilangan, mengungkapkan perasaan kehilangan
berlebihan
tersebut, atau mengingat kembali kenangan atau
atau
berkepanjangan
terhadap peristiwa dimana orang yang dicintai berada.
kehilangan yang berarti.
Menimbulkan masalah lain, sakit psikosomatik, depresi,
pseudomuatualitas,
emosi
terputus,
membuat jarak dengan keluarga. 5. Koping keluarga tidak efektif, melemah, Definisi:
keluarga
Ibu dirawat di RS selama 1 minggu, karena
memberi
menjalani operasi. Dia adalah pengasuh utama
dukungan, batuan, kenyamanan
dalam keluarga, baik bagi anak-anak maupun
atau dorongan keluarga yang
suaminya. Suami-ayah telah berupaya memberikan
tidak
Koping efektif
tidak memadai, tidak efektif perhatian dan cinta kepada anak-anak, tetapi atau
melemah
yang
bisa
mengubah kompetensi anggota keluiarga
dalam
tugas
adaptif
mereka (brumur 2 dan 3 tahun) kesal dan benci karena ibu jauh dari mereka.
melakukan yang
berhubungan dengan ta ntangan kesehatan yang ada (bersifat jangka pendek atau panjang).
6. Koping keluarga yang tidak efektif dan tidak mampu. Definisi: adalah perilaku satu
Di keluarga ini suami dan istri (keduanya menikah
anggota keluarga atau lebih
kembali) memiliki dua orang anak-seorang laki-laki
yang
menjadikan
keluarga berumur 10 tahun hasil perkawinan pertama dari
tidak mampu (atau anggota
suami, dan seorang anak perempuan berumur 5
keluarga
individual)
tahun hasil perkawinan pertama dari istri. Anak
beradaptasi secara terapeutik
laki-laki tersebut diberi sambutan sebagai pembuat
terhadap
keributan dalam keluarga, dan diluar rumah
secara
masalah
kesehatan
106
Diagnosa
Contoh
yang ada.
dinamakan demikian. Sedangkan anak perempuan mendapat sambutan sebagai anak manis dan perbandingan perbedaan kepribadian anak-anak ini dilakukan bila kedua orangtua marah kepada anak laki-lakinya.
7. Potensial terjadinya kekerasan. Performa peran berubah. Harga
Masalah ini bisa terjadi pada situasi tertentu dimana
diri
kebutuhan psikososial anggota keluarga tidak
rendah.
Gangguan
pertumbuhan
dan
dipenuhi secara adekuat.
perkembangan.
Fungsi sosialisasi
Dua diagnosa NANDA yang nampaknya langsung berhubungan dengan sosialisasi dari sebuah keluarga adalah Perubahan Proses Keluarga dan Perubahan Menjadi Orangtua merupakan suatu diagnosa keperawatan yang lebih umum, tapi dapat digunakan ketika karakteristik-karakteristik penjelas (definining characteristics) yang lebih spesifik disertakan. Batasan karakteristik yang disebutkan oleh McFarland dan M c Farlane (1989) adalah sebagai berikut : 1. Orang tua tidak menunjukkan respek pada setiap praktik mengasuh anak yang lain 2. Kekaku dalam fungsi-fungsi dan peran-peran 3. Keluarga tidak menunjukkan respek terhadap individualitas dan otonomi anggotanya 4. Peran-peran keluarga yang tidak sesuai dan tidak konsisten Diagnosa membesarkan
keperawatan anak
adalah
lainnya, perubahan
yang
lebih
menjadi
spesifik orangtua
untuk (aktual
masalah-masalah dan
potensial).
Batasankarakteristik dari diagnosa ini diaplikasikan secara langsung pada bidang yang digolongkan dalam sosialisasi keluarga. Mengidentifikasi orang tua yang memiliki resiko mendapatkan masalah-masalah membesarkan anak menyatakan bahwa potensial perubahan menjadi orangtua hal yang sangat penting.Yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi ini adalah para orangtua yang dalam krisis atau sedang mengalami stress, o rangtua masih berusia remaja, orangtua tunggal dengan sumber-sumber finansial atau pribadi yang terbatas atau 107
dukungan sosial yang tidak memadai, orangtua dengan masalah-masalah fisiologis dan psikologis, serta orangtua yang memiliki bayi prematur atau anak yang memiliki masalahmasalah kesehatan serius atau kronis.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Diagnosa keperawatan keluarga “Pemeliharaan kesehatan” mengidentifikasi bidang praktik perawatan kesehatan dimana anggota keluarga atau anggota keluarga memperlihatkan praktik-praktik kesehatan aktual dan potensial yang tidak adekuat. Diagnosa yang meningkatkan kesehatan keluarga dapat digolongkan ke dalam “perilaku mencari kesehatan” seperti dijelaskan oleh Carpenito (1989). Definisi dari kedua diagnosa keperawatan dari NANDA yang luas ini, dibuat agarbisa diterapkan pada keluarga edan anggota keluarga, adalah: 1. Perubahan pemeliharaan kesehatan (dapat potensial dan aktual) : “Keadaan dimana individu atau kelompok (keluarga atau anggota keluarga) mengalami gangguan kesehatan karena gaya hidup yang tidak sehat atau kurangnya pengetahuan bagaimana menangani suatu keadaan.” 2. Perilaku mencari kesehatan : Diperluas hingga meliputi juga keluarga, diagnosa ini berkaitan dengan suatu keadaan sehat secara aktif mengupayakan cara-cara untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan kesehatan individu/dan/atau lingkungan agar supaya dapat bergerak maju ke arah tingkat kesehatan yang lebih tinggi.”
Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga dalam usaha meneruskan keturunannya secara legal
Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan dan memanfaatkan sumber daya keluarga.
108
Koping keluarga
Menurut NANDA ada 4 diagnosa keperawatan yang secara spesifik memasukkan fokus dari proses dan stategi dari koping keluarga (Mc Farland dan Mc Farlane, 1989) . Yaitu : a. Koping keluarga : Potensial untuk berkembang b. Koping keluarga tak efektif : Menurun c. Koping keluarga tak efektif : Ketidakmampuan d. Potensia : terhadap kekerasan
Diagnosa koping keluarga : Potensial untuk berkembang adalah sebuah sistem-sistem berdasarkan keluarga dan cocok unuk situasi dimana tujuan-tujuan perawat keluarga adalah membantu keluarga mengatasi tuntutan-tuntutan keluarga/stressor-stressor secara efektif. Diagnosa koping keluarga tak efektif : Menurun, cocok untuk digunakan ketika pengkajian data keluarga menunjukkan bahwa keluarga sedang memakai strategi adaptif yang tidak efektif untuk memecahkan stressor-stressor yang ada dan bahwa karena penggunaan strategi adaptif yang tidak efektif, maka fungsi dan adaptasinya menurun. Diagnosa, koping keluarga tak efektif : ketidakmampuan, digunakan “jika perilaku dari satu anggota keluarga atau lebih, menjadikan keluarga tidak mampu(anggota keluarga secara individu) secara terapeutik menyesuaikan diri dengan tantangan kesehatan yang ada.”(Mc Farland dan Mc Farlane, 1989).
Masalah keperawatan ditinjau dari pendekatan interaksi keluarga Interaksi keluarg abisa berupa interaksi antar keluarga, dan antar anggota keluarga. Interaksi ini merupakan suatu tingkah laku yang lebih komplek dari pada komunikasi. Interaksi melibatkan anggota keluarga secara holistik dalam berhubungan dengan anggota keluarganya atau antara keluarga tersebut dengan keluarga lainnya. Gangguan interaksi keluarga potensial muncul, dan akan menimbulkan masalah kesehatan.sebagai contohnya hilangnya atau berpisahnya salah satu anggota keluarga akan mengganggu interaksi keluarga.
Masalah keperawatan ditinjau d ari pendekatan perkembangan keluarga Perkembangan keluarga terdiri dari : 1.
keluarga pemula.
2.
keluarga sedang mengasuh anak. 109
3.
keluarga dengan anak usia prasekolah.
4.
keluarga dengan anak usia sekolah.
5.
keluarga anak remaja.
6.
keluarga yang melepas anak usia dewasa muda.
7.
orangtua perengahan.
8.
keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Terganggunya proses perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya, akan menimbulkan masalah kesehatan.
Etiologi/penyebab
Hal ini akan diintervesi dalam suatu d iagnosa keperawata adalah etiologi dari masalah yang dialami oleh klien atau dalam hal ini berupa keluarga. Menurut friedman etiologi dalam diagnosa keperawatan adalah berdasarkan pada tugas keluarga dalam perawatan kesehatan. Secara garis besar yang menjadi etiologi adalah ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam tugas kesehatan keluarga. 1. mengenal gangguan kesehatan dari setiap anggota keluarga. Hal yang dilihat dari hal ini adalah aspek pengetahuan keluargatentang kesehatan, sejauh mana keluarga mengetahui masalh kesehatan yang dihadapinya sehingga keluarga menyadari bahwa hal tersebut adalah masalah kesehatan atau bukan merupakan suatu masalah kesehatan. Peran perawat dalam hal ini adalah sebagai educator. 2. mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat. Aspek yang dilihat hal ini adalah aspek afektif atau sikap dalam keluarga. Hal yang harus dilihat dalam hal ini adalah bagaimanakah struktur keluarga, adakah pengambil keputusan dan siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan, bagaimanakah pola komunikasi yang dijalankan dalam keluarga tersebutdan faktor-faktor lainnya yang berkontribusi terhadap bagaimana keluarga tersebut mendiskusikan masalah dan mengambil keputusan. 3. memberikan dan menanggulangi perawatan kesehatan bagi an ggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Aspek yang dilihat dari hal ini adalah terutama aspek psikomotorik atau konatif dari keluarga dalam memberikan perawatan atau menanggulangi masalah kesehatan yang ada pada keluarga tersebut.
110
4. mempertahankan suasana di rumah yang dapat meningkatkan status kesehatan keluarga. 5. menjalin dan mempertahankan hubungan yang baik dengan fasilitas atas sarana kesehatan masyarakat yang ada. Aspek yang dilihat pada kedua hal terakhir ini adalah seluruh aspek secara komprehensif. Karena berhubungan deengan pengetahuan (kognitif), kemauan (afektif) dan kemampuan (psikomotor) untuk dapat berpatisipasi secara mandiri dalam me ningkatkan derajat kesehatan keluarga dan masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor intern keluarga (struktur kekuasaan, budaya keluarga, pola komunikasi, struktur peran dan sebagainya) juga dari lingkungan masyarakat.
Symtom/ tanda
Tanda yang dimaksud adalah tanda adanya permasalahan. Tanda ini didapat dari pengkajian yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Tipologi diagnosa 1.
Aktual Diagnosa ini disusun berdasarkan data bahwa terjadi gangguan yang nyata.
2.
Potensial Suatu diagnosa yang disusun sebagai sebuah antisipasi, terhadap gangguan yang
mungkin muncul. Keadaan keluarga dalam hal ini sejahtera dan tidak menunjukkan gangguan. 3.
Resiko Diagnosa disusun dari data mendukung, dimana gangguan tidak muncul.
Langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan Langkah-langkah dalam diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi: 1. Klasifikasi dan Analisa Data 2. Interpretasi Data 3. Validasi Data 4. Perumusan Diagnosa Keperawatan
111
Setelah data terkumpul, maka tugas perawat adalah mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan klien, kemudian disusun dalam suatu diagnosa keperawatan. Adapun langkahlangkah yang harus ditempuh pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi dan analisa data Data tersebut bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak dengan standar yang ada. Pengelompok data adalah pengelompokan data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien
mengalami
permasalahan
kesehatan
atau
keperawatan
berdasarkan
kriteria
permasalahnnya. Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan klien dapat merumuskannya. Pengelompokan data dapat disusun berdasarkan “pola respon manusia (taksonomi NANDA)” dan atau “ pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)”.
“RESPON MANUSIA” (TAKSONOMI NANDA I): 9 pola 1. Pertukaran 2. Komunikasi 3. Berhubungan 4. Nilai nilai 5. Pilihan 6. Bergerak 7. Penafsiran 8. Pengetahuan 9. Perasaan
“Pola Fungsi Kesehatan”: 11 pola (gordon, 1982 cited in asih, 1994) 1. persepsi kesehatan: pola penata laksanaan kesehatan 2. Nutrisi: pola metabolisma 3. Pola eliminisi 4. aktifitas: pola latihan 5. Tidur: istirahat 6. Kognitif: pola perseptual 7. Persepsi diri: pola konsep diri 8. peran: pola berhubungan 9. Seksualitas: pola reproduktif 10. Koping: pola toleransi stress 112
11. Nilai: pola keyakinan
2.
Interpretasi/identifikasi kelebihan dan masalah klien Menentukan kelebihan klien
Jika klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam “hal tertentu” , dan kelebihan tersebut bisa digunakan untuk meningkatakan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria , maka klien tersebuit mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan. Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Pada tahap ini penting untuk menentukan masalah potensial klien. Misal, adanya tandatanda infeksi pada luka, tetapi tes laboratorium menunjukkan tidak ada kelainan, sesuai dengan teori maka akan timbul suatu infeksi. Perawat kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu melawan infeksi. Penentuan keputusan Tidak ada masalah (no problem) tetapi perlu peningkatan status dan
fungsi
(kesejahteraan)
1. Tidak ada indikasi respon keperawatan 2. Meningkatnyan status kesehatan dan kebiasaan 3. Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal Masalah yang kemung kinan (possible problem)
1. Pola mengumpulkan data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga Masalah aktual atau resiko atau sindrom
2. Tidak mampu merawat karena klien menolak masalah dan pengobatan 3. Mulai desain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah, menurunkan ataun menyelesaikan masalah Masalah kolabo ratif
113
1. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang kompeten dan bekerja secara kolaboratif pada masalah tersebut ‘Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologi yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan, dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah memonitor untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan tenaga medis guna pengobatan yang tepat’ (translet: Carpenito, 2000)
114
Perbedaan diagnosa keperawatan dan masalah kesehatan klien yang lain
115
Contoh : Masalah Kolaboratif Studi kasus (Carpenito,1989,p. 32) Tuan Smith, laki-laki, usia 35 tahun masuk rumah sakit, karena kecelakaan mobil, petunjuk dokter yang menangani : bersihkan sisa makanan, kaji status neurologis tiap 1 jam. Pada waktu masuk perawat mencatat : orientasi klien, pupil 6mm, sesuai dan aktif terhadap lampu; tensi : 120/72, suhu: 40 C,Nadi: 65, dan respirasi: 12.
Masalah : Kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial Penerapan
Pertanyaan
: Apakah perawat secara pasti dapat memberikan tindakan keperawatan secara tuntas untuk mencapai tujuan? (Tekanan Intra kranial meningkat)
Jawab
: Tidak, perawat tidak bisa secara pasti mengobati atau mencegah peningkatan Tekanan Intrakranial. Perawat bekerjasama dengan medis untuk pengobatan secara tuntas.
Pertanyaan
: Apakah diperlukan tindakan medis dan perawat untuk mencapai tujuan dimaksud?
116
Pada kasus diatas, perawat akan memonitor untuk mendeteksi peningkatan Tekanan Intrakranial. Perawat juga melakukan intervensi untuk menurunkan peningkatan Tekanan Intrakranial, tetapi tindakan ini hanya bersifat melaksanakan tindakan tenaga dokter.
Pohon masalah Dari daftar data yang dikumpulakn, maka perawat dapat mengidentifikasi daftar kebutuhan dan masalah klien deengan menggambarkan adanya suatu sebab-akibat yang dapat digambarkan sebagai “pohon masalah” (Problem Tree). Langkah-langkah dalam pohon masalah adalah : 1. Tentukan masalah utama ( core problem) berdasarkan identifikasi data subyektif (keluhan utama) dan obyektif (data-data mayor) 2. Identifikasi penyebab (E) dari masalah utama. 3. Identifikasi penyebab dari penyebab masalah utama (akar dari masalah). 4. Identifikasi penyebab dari penyebab masalah.
Contoh : Klien datang di Ruang Tropik Laki-laki deengan keluhan diare 20x malam hari sebelum masuk rumah sakit. Keadaan klien sangat lema h, muka pucat, dan turgor jelek. Menurut pengakuan klin, sehari sebelum masuk rumah sakit klien makan rujak cingur di kantornya. Selama di RS klien d itunggui oleh istrinya. Klien adalah sorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri, berusia 40 tahun.
117
Masalah yang dapat dirumuskan pada pohon masalah di atas adalah : 1. Kekurangan volume cairan 2. Resiko terjadinya hipovolemik 3. Gangguan konsep diri 4. Gangguan integritas kulit (sekitar perianal)
3. Validasi data Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan bersama klien/keluarga dan atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data (Iyer,Taptich & Bernocchi-Losey, 1996). Begitu diagnosa keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi. Menurut Price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan diagnosa keperawatan : 1. Apakah data dasar mencukupi, akurat dan berasal dari beberapa konsep keperawatan? 2. Apakah data yang signifikan menunjukkan gangguan pola? 3. Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya gangguan pola pada klien? 4. Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu keperawatan dan keahlian klinik? 5. Apakah diagnosa keperawatan yang ada dapat diceegah, dikurangi dan diselesaikan dengan melakukan taindakan keperawatan yang independen? 118
Perlu diperhatikan bahwa, klien yang mampu berpartisipasi dalam keputusan klinik harus diajak bersama untuk validasi diagnosa keperawatan. Misalnya “Menurut saya mandi merupakan masalah bagi saya, karena saya takut terjatuh di lantai. Bagaimana menurut pendapat anda?”.
Data yang signifikan
Perubahan
pola
-
Contoh
Diagnosa
Pengelompokan
Keperawatan
data
Sementara
Validasi Diagnosa Keperawatan
“ Saya
pikir, Perubahan
Diagnosa
kebiasaan
saya
telah nutrisi : kurang
klien
kesehatan klien yg
kehilangan BB2-
dari
tidak
3kg selama 6 bln
tubuh
dijelaskan
kebutuhan
ini. Saya tidak berhubungan
pertumbuhan dan
ada waktu buat
dedngan
stres
perkembangan.
makan.
pekerjaan
yang
TB=160cm;
baru
BB=50kg.
peran
-
Seorang
memfalidasi
diagnosa
tersebut,
setuju terhadap faktor
terhadap pedoman
-
Akurat:
;
pendukung.
konflik
ibu
Bekerja sebagai sekretarisdi Perusahaan (umur 35 tahun) dengan
anak
kembar umur 7 bulan.
119
Menyimpang dari -
Guru melaporkan
norma yang ada
seorang
siswa diri
sendiri
Diagnosa
penambahan
yang sering duduk
pengumpulan
dengan
dan penyebab? pernah
bergaul
dengan mendidik orang
cara
-
Ayah
tidak
bekerja selama18
tua).
Sewaktu
data
tambahan baru :
tidak
temannya.
(kesalahan
tidak
lengkap:
kelas tiga SLTP berhubungan
sendirian
-
Resiko melukai
bulan -
Ayah
berbicara dengan
diperlakukan
Mahasiswa, orang
sebagai Anak.
tuanya
-
mengatakan
Diqagnosa ulang
:
“anak
saya
Resiko
membuat
saya
kekerasan
jengkel,saya tidak
(melukai diri
tahu
sendiri)
mengapa,
dan memang saya
berhubungan
sering
dengan
menghukum supaya
dia
meningkatnya
patuh
stres keluarga
terhadap nasehat
dan
saya”.
dengan
ayah
Riwayat yang tidak baik.
4. Merumuskan diagnosa keperawatan Setelah perawat mengelompokan, mengidentifikasi, dan mevalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan welness. Untuk kejelasan diagnosa tersebut, akan diuraikan secara deetail di bawah ini. Masalah aktual, resiko, sindrom, kemungkinan, dan welness (kesejahteraan menjelaskan 120
adanya pernyataan diagnosa keperawatan). Setiap kategori d iagnosa keperawatan mempunyai suatu label, definisi dan penjelasan karakteristik.
Tipe Diagnosa Keperawatan (Carpenito, 2000: 11-22)
121
Diagnosa keperawatan menurut Carpentio (2000) dapat dibedakan menjadi 5 kategori: 1. aktual, 2. Resiko, 3. Kemungkinan, 4. Keperawatan welness, 5. Keperawatan Sindrom
122
Aktual: menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan. Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Symptom (S)
harus memenuhi kriteria mayor (80% - 100%) dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA. Misalnya, ada data: muntah, diare dan turgor jelek selama 3 hari Diagnosa: kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara abnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283). Jika masalah semakin jelek dan mengganggu kesehatan “perineal”, klien tersebut akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan disebut sebagai: “resiko diagnosa”
Resiko: menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi (Keliat, 1990). Syarat: menegakkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan
etiologi). Penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat keparahan/ kerentanan terhadap masalah. Diagnosa: “Resiko gangguab\n integritas kulit berhubungan dengan diare yang terusmenerus”. Jika perawat menduga adanya gangguan self-concept (konsep diri), tetapi kurang data yang cukup mendukung (definisi karekteristiik/ tanda dan gejala) untuk memastikan permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai: “kemungkinan diagnosa”
Kemungkinan: menjelaskan bahwa perlu adanya data tanbahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah (Keliat, 1990). Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada. Diagnosa: Kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/ terisolasi berhubungan dengan diare. Perawat dituntut untuk berpikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan yang berhuungan dengan konsep diri.
Diagnosa Keperawatan “Wellness”
123
Diagnosa keperawtan Wellness (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi. Ada 2 kunci yang harus ada: 1. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi 2. adanya status dan fungsi yang efektif Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah “potensial untuk peningkatan......” . Perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak mengandung unsur “faktor yang berhubungan”. Contoh: potensial peningkatan hubungan dalam keluarga Hasil yang diharapkan meliputi: 1. Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu 2. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga 3. Menjaga kerahasiaan setiap anggota keluarga
Pola fungsional kesehatan
1.
Pola manajemen persepsi kesehatan 2. Pola nutrisi-metabolik 3. Pola eliminasi 4. Pola aktifitas-gerak 5. Pola istirahat-tidur 6. Pola kognitif-perseptual 7. Pola persepsi diri 8. Pola hubungan peran 9. Pola Seksual-reproduksi 10. Pola Koping stres 11. Pola nilai-kepercayaan
Fungsi yang positif pernyataan pengkajian Persepsi kesehatan yang positif Manajemen Kesehatan yang efektif Pola nutrisi-metabolik yang efektif Pola eliminasi yang efektif Pola aktifitas-gerak yang efektif Pola istirahat-tidur yang efektif Pola kognitif-perseptual yang positif Pola persepsi diri yang positif Pola hubungan peran yang positif Pola seksual-reproduksi yang positif Pola koping stres yang efektif Pola nilai-kepercayaan yang positif
Diagnosa Keperawatan “Syndrome” Diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa kepeerawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul karena suatu kejadian / situasi tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan. Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom: 1. Syndrom trauma pemerkosaan ( Rape trauma syndrome) 124
Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya kelompok tanda dan gejala dari pada kelompok diagnosa keperawatan. Tanda dan gejala tersebut meliputi: 4. Cemas; takut; sedih; gangguan istirahat dan tidur; dan resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan hubungan seksual. 2. Resiko sindrom penyalahgunaan ( Risk for Diseasese Syndrome ) -
Resiko Konstipasi Resiko perubahan fungsi pernafasan Resiko infeksi Resiko Trombosis Resiko Gangguan aktifitas Resiko perlukaan Kerusakan mobilisasi fisik Resiko gangguan proses pikir Resiko gangguan gambaran diri Resiko ketidakbredayaan ( powerlessness) Resiko kerusakan integritas jaringan
Penulisan diagnosa keperawatan Setelah diagnosa keperawatan diputuskan, maka perlu melakukan penulusan diagnosa keperawatan sesuai standar yang ada. Diagnosa keperawatan dapat dituliskan dua daftar pernyataan (masalah dan penyebab) atau 3 daftar pernyataan (masalah-penyebab- tanda dan gejala).
1. Masalah (Problem) Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnosa keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan apa yang harus dirubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan. a. Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan istilah yang dimengerti secara umum. b. Memfasilitasi penggunaan komputer dalam keperawatan, karena perawat akan mampu mengakses diagnosa keperawatan. c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatanyang ada dengan masalah medis. 125
d. Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan mengidentifikasi kategori diagnosa dalam mengidentifikasi kriteria pengkajian dan intervensikeperawatan dalam meningkatkan asuhan keperawatan. 2. Etiologi (Penyebab) Etiologi, Faktor resiko dan pendukung (related to): Etiologi / penyebabadalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Hal ini bisa disebut related to dari pernyataan diagnosa keperawatan (Carpenito, 200). Etologi mengidentifikasi fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun faktor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi faktor yang mendukung terhadap masalah kesehatan klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab, maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Misalnya, klien dengan Diabetes Mellitus masuk RS biasanya dengan hiperglikemi dan mempunyai riwayat yang tidak baik tentang pola makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “ketidaktaatan”.
Katakanlah
ketidaktaatan
tersebut
berhubunga
dengan
kurangnya
pengetahuan klien dan tindakan keperawatan diprioritaskan mengajarkan klien cara mengatasi Diabetes Mellitus dan tidak berhasil, jika penyebab ketidak taatan tersebut karena klien putus asa untuk hidup. Penulisan etiologi dari diagnosa keperawatan meliputi unsur PSMM. P = Patofisiologi dari penyakit S = Situational (Keadaanlingkungan perawatan) M = Medication (pengobatan yang diberikan) M = Maturasi (tingkat kematangan / kedewasaan klien)
Etiologi, faktor penunjang dan resiko, meliputi: 1. Pathofisiologi: Semua proses penyakit, akut atau kronis, yang dapat menyebabkan atau mendukung masalah, misalnya masalah “powerlessness” Penyebab yang umum: Ketidakmampuan berkomunikasi (CVA, intubation) Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari (CVA, Trauma servical, nyeri, IMA) 126
Ketidakmampuan memenuhi tanggungjawabnya (pembedahan, trauma dan arthritis) 2. Situasional (personal, environment) Kurangnya pengetahuan, isolasi sosial, kurangnya penjelasan dari petugas kesehatan, kurangnya partisipasi klien dalam mengambil keputusan, relokasi, kekurangmampuan biaya, pelecehan seksual, pemindahan status sosial, dan perubahan personal teritori. 3. Medication (Treatment-related) Keterbatasan institusi atau rumah sakit: Tidak sanggup memberikan perawatan dan tidak ada kerahasiaan. 4. Maturational Adolescent: Ketergantungan dalam kelompok, independen dari keluarga Young Adult: menikah, hamil, orang tua Dewasa: tekanan karier, tanda-tanda pubertas Elderly: kurangnya sensori, motorik, kehilangan (uang, faktor yang lain) 3. Definisi Karakteristik Data-data subyektif dan obyektif yang ditemukan sebagai komponen pendukung terhadap diagnosa keperawatan aktual dan resiko. NANDA telah mengidentifikasi definisi karakteristik untuk setiap diagnosa keperawatan yang telah disepakati. Pengenalan terhadap pengelompokan definisi karakteristik tersebut akan membantu perawat dalam membentuk data-data yang signifikan dan merumuskan diagnosa keperawatan yang akurat. Pada diagram
3 merupakan 3 komponen dari pernyataan
diagnosa keperawatan dan berhubunfgan dengan tujuan, pengukuran dan evaluasi. Sebagai ilustrasi tiap komponen dari kategori dignosa, kita ambil contoh diagnosa keperawatan “ powerlessness” (Ketidakberdayaan).
Definisi Powerlessness adalah suatu pernyataan dimana individu menerima kekurang
mampuan mengontrol diri terhadap suatu kejadian atau situasi.
Defining karakteristik:
1. Mayor (harus ada) Menunjukkan ketidakpuasan tentang ketidakmampuannya mengontrol situasi (misal: Sakit, prognosis, perawatan, penyembuhan) 127
2. Minor (mungkin ada / timbul) Menolak atau ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan Apatis, perilaku yang agresif, perilaku merusak, cemas, depresi. Problem
Identifikasi tentang sesuatu Memerlukan perubahan yang tidak sesuai/ tidak klien (harapan untuk sehat tentang klien dan perubahan) memerlukan perubahan Kurangnya perawatan jelas, pernyataan yang diri : mandi berhubungan singkat tentang masalah dengan ( related to) klien
Etiology
Identifikasi faktor-faktor yang mendukung masalah atau respon klien Faktor penyebab/pendukung
Memerlukan pengukuran keperawatan yang sesuai takut jatuh di kamar mandi dan kegemukan ditandai dengan (“ as manifested by”)
Identifikasi data subjektif dan objektif sbg. Tanda dari masalah keperawatan Definisi karakteristik (tanda dan gejala yang spesifik)
Memerlukan kriteria evaluasi bau “pesing”, rambut tidak pernah dikeramas. “saya takut jalan di kamar mandi dan memecahkan barang”
Tanda & gejala (Definisi Karakteritik)
1. Pengelompokan Data dan Analisa Data Subyektif: “Saya kira BB turun lebih dari 7-10 kg dalam 6 bulan terakhir ini. Mungkin karena saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak sempat memperhatikan makan” Data Obyektif: TB = 170 cm, BB = 50 kg Ibu usia 35 tahun dengan anak kembar laki-laki usia 4 tahun, mulai kembali bekerja 7 blan setelah melahirkan anaknya sebagai excutive sekretaris. 2. Interpretasi Perubahan kebutuhan nutrisi 3. Validasi Akurat diagnosa: Klien menvalidasi diagnosa dan setuju dengan faktorfaktor yang mendukung. 128
Perawat :.......anda kelihatan agak kurus! Klien :..Ya..saya tidak sempat memperhatikan makan akhir-akhir ini Perawat : Tidak sempat memperhatikan makan? Klien : Sejak kembali bekerja saya, apalagi setelh mempunyai anak kembar....saya harus mempersiapkan segala sesuatunya sendirian.
4. Penyusunan Diagnosa keperawatan Perubahan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan stress akibat pekerjaannya yang baru, konflik peran dan keinginan.
KRITERIA PETUNJUK PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Taylor, Lilis & LeMone, 1997). 1. Tulis masalah klien / perubahan status kesehatan klien. 2. Pastikan bahwa masalah klien didahului adanya penyaebab dan keduanya dihubungkan dengan kata “ Sehubungan dengan (related to)” 3. Definisi karakteristik. Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata “ ditandai dengan(as manifested by)”. 4. Tulis istilah yang umum digunakan. 5. Gunakan bahasa yang tidak memvonis. 6. Pastikan bahwa pernyataan masalah menandakan apakah keadaan yang tidaksehat dari klien atau apa yang diharapkan klien bisa dirubah. 7. Hindarkan menggunaan definisi karakteristik, diagnosa medis atau sesuatu yang tidak bisa dirubah dalam pernyataan masalah. 8. Baca ulang diagnosa keperawatan untuk memastikan bahwa pernyataan masalah bias dicapai dan penyebabnya bisa diukur oleh perawat.
Diagnosa keperawatan yang salah: -
Diagnosa medis: misal; diabetes mellitus
-
Medical Pathology: misal, penurunan oksigen pada jaringan otak
-
Pengobatan atau peralatan: misal, dialisis, endrotracheal tube
-
Diagnostic study: misal, catheterization
Diagnosa keperawatan tidak boleh ditulis dalam istilah dibawah ini: 129
-
Tanda........menangis, kadar Hb
-
Kesimpulan........dyspnea
-
Goals.......harus melakukan perawatan colostomi sendiri
-
Kebutuhan klien........perlu berjalan setiap pergantian, perlu untuk mengekspresikan ketakutan
-
Kebutuhan keperawatan........ganti Verban, cek tekanan darah
Hindari kata-kata yang tidak baik atau m emvonis, misal: -
Takut karena sering dipukul oleh suaminya
-
Ketidakefektifan family chopping karena mertua yang melakukan pemerkosaan terhadap menantunya.
-
Potensial perubahan peran orngtua karena IQ ibu yang rendah
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES dimana untuk problem dapat menggunakan rumusan NANDA Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari : Aktual ( terjadi defisit/gangguan kesehatan), Resiko (ancaman kesehatan), dan Keadan sejahtera (wellness). Contoh penulisan Diagnosa Keperawatan Keluarga : Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual Contoh 1 : -
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak T), keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
-
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak T), keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
-
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak T), keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi.
130
Karena pada contoh 1 diatas yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3 unsur yaitu ketidaktahuan ( tidak mengenal masalah), ketidakmauan (tidak mengambil keputusan) dan ketidak mampuan merawat, maka pada 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan satu diagnosa saja yaitu diagnosa yang ke tiga yakni dengan etiologi ketidakmampuan merawat …., namun nanti pada saat merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ke tiga etiologi tersebut diatas. Contoh 2 : -
Keterbatasan pergerakan pada lanjut u sia (ibu Y) keluarga bpk. A berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik) Contoh 3: -
Perubahan peran dalam keluarga (bpk. A) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai su ami.
Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman) Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat,dsb. Contoh : -
Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal mengenal masalah komunikasi. Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak E) keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmauan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita. Resiko gangguan mobilisasi pada lansia (Ibu E), keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah mobilisasi.
Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) menggunakan / boleh tidak menggunakan etiologi. Contoh -
Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak U
-
Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak K) keluarga Bpak S
-
Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bpak A
C. Menetukan prioritas masalah keperawatan keluarga 131
Pada suatu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosisi keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara sbb: Kriteria
o
Skor
Bobot
Sifat masalah Skala :
Aktual (Tidak / kurang sehat) Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera
3 2
1
1
Kemungkinan masalah dapat diubah Skala :
Mudah Sebagian Tidak dapat
2 1
2
0 Potensial masalah untuk dicegah Skala :
Tinggi Cukup Rendah
3 2
1
1
Menonjolnya masalah Skala : Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
1
1
0
Skoring : 132
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria 2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria. 4. jumlah skor menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan keluarga. Catatan: Skoring dihitung bersama dengan keluarga
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disasari dan dirasakan oleh keluarga. Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat p erlu memprhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut: -
Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dantindakan untuk menangani m asalah.
-
Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
-
Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
-
Sumber daya masyarakat :dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat :dalam bentuk fasilitas,organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat. Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah : -
Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
-
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
-
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah.
-
Adanya kelompok “ high risk ” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.Nilai stroke yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
133