LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI ‘’ANALISIS TURUNAN
XANTHIN’’
OLEH: NAMA:
: RINI PATABANG
NIM:
: 1001012
KELOMPOK : II ( DUA ) ASISTEN
: ASTUTI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR 2013
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang. Xanthin adalah turunan purin alamiah. Senyawa xanthin yang banyak digunakan dalam bidang farmasi adalah kofein, teobromin dan teofilin. Teofilin dan teobromin mempunyai asam lamah dengan pka 8,6 dan 9,9. Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepaskan, sehingga kofein merupakan basa yang sangat lemah dan dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofain di dasari dari larutan asam atau basa dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, maka larutan dalam basa harus segera di sari. Dalam keterkaitannya dengan dunia farmasi, dengan adanya metode argentometri maupun iodometri, kita dapat menentukan kadar xanthin dalam suatu sediaan obat. Dalam dunia farmasi sanagat erat hubungannya dalam ilmu – ilmu lain seperti fisika, kimia, dan boilogi. Obat merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan ketika orang sakit. Obat mempunyai banyak manfaat dan juga mempunyai banyak jenis yang di hasilkan dari beberapa senyawa. Salah satu senyawa obat yang ada yaitu senyawa xanthin. Salah satu percobaan yang dilakukan pada sediaan farmasi yaitu menganalisis ada tidaknya senyawa xanthin, dalam sediaan tersebut sehingga dosis sediaan dapat diketahui dan pemanfaatan untuk terapi dan berlangsung dengan baik.
I.2. Maksud Dan Tujuan percobaan. I.2.1. Maksud percobaan. Untuk mengetahui dan memahami penentuan kadar golongan xanthin dalam suatu sediaan dengan menggunakan metode tertentu. I.2.2. Tujuan percobaan.
Dapat mengetahui jenis dan kadar senyawa xanthin yang terkandung dalam serbuk tablet atau sirop sediaan farmasi.
Dapat menentukan jenis senyawa xanthin yang terdapat dalam sampel.
Dapat menentukan jumlah (kadar) sentawa xanthin dalam sampel.
I.3. Prinsip percobaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1, Teori umum. Xanthin merupakan turunan alamiah purin. Senyawa xanthin yang banyak digunakan adalah kofein, teobromin dan teofilin. Senyawa xanthin merupakan basa lemah dengan pKb antara 13 – 14. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pKa 8,6 dan 9,9. Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hydrogen yang dapat dilepaskan sehingga kofein merupakan basa sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein dapat disari dari larutan asam atau basa ( lebih mudah dari larutan basa ) dengan kloroform. Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, maka ;arutan dalam basa harus segera di sari. (1) Derivate xanthin yang terdiri dari kafein, teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan. Sejak dahulu ekstrak tumbuh - tumbuhan ini digunakan sebagai minuman. Kafein terdapat dalam kopi yang didapat dari biji. Coffea Arabica, teh, dari daun thea sinensis, mengandung kafein dan teofilin. Cocoa, yang didapat dari biji Theobroma cacao mengandung kafein dan teobromin. Penelitian membuktikan bahwa kafein berefek stimulasi. Inilah daya tarik minuman yang mengandung kafein. Ternyata belum ada senyawa sintetik yang mempunyai keunggulan terapi seperti senyawa alam. (2).
Mekanisme kerja xanthin yaitu merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung, dan merelaksasi otot polos terutama otot bronkus, integritas efek xanthin terhadap berbagai jenis alat yang berbeda dan dapat dipilih senyawa xanthin yang tepat untuk tujuan terapi terutama dengan sedikit efek samping.(3). Kofein dan teofilin merangsang sistem saraf pusat yang cukup kuat, teobromin boleh dikatakan tidak aktif. Umumnya kofein 85 – 230 mg menyebabkan hilangnya rasa kantuk, menghilangkan kelelahan dan daya pikir yang lebih cepat, dan lebih jernih, tetapi kemampuannya berkurang dalam hal pekerjaan yang memerlukan koordinasi otot halus ( jadi tidak rapi ) dan ketetapan waktu atau berhitung. Dosis berlebihan derivat xanthin dapat menimbulkan gugup, insomia, tremor, hiperestesia, dan kejang akibat keracunan kofein jarang terjadi. Gejala yang me3nonjol pada penggunaan kofein dosis kelebihan yaitu muntah dan kejang (4).
II.2. Uraian bahan. 1. Aquadest (5) Nama Resmi
: AQUA DESTILLATA
Sinonim
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18.02
Pemerian
: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pelarut
2. Perak nitrat (5) Nama resmi
: ARGENTI NITRAS
Nama lain
: Perak nitrat
RM / BM
: AgNO3 / 169,87
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air ;larut dalam etanol ( 95 % )P.
Pemerian
: Hablur transparan atau serbuk habl berwarna putih, tidak berbau,menjadi gelap jika kena cahaya.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik ,terlindung dari cahaya.
Kegunaan
: Sebagai larutan baku
3. Asam Nitrat (5;650) Nama Resmi
: ACIDUM NITRICUM
Sinonim
: Asam Nitrat
Pemerian
: Cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna
sampai berwarna kuning. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Pemberi suasana asam
4. Amonium sulfat. (5) Nama resmi
:
BAB III METODE KERJA III.1 Alat Dan Bahan. III.1.1 Alat. Adapun alat yang digunakan yaitu statif, klem, buret, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, lumpang, dan alu. III,1,2 Bahan. Adaoun bahan yang di gunakan yaitu aquadest,
III.2 Cara kerja o
o
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
BAB IV HASIL PENGAMATAN IV.1. Data Pengamatan
Analisis Kuantitatif teofilin. Titrasi
Penambahan skala
V. titrasi
Perubahan
buret
warna
Awal
Akhir
I
0 ml
2.4 ml
2.4 ml
Merah bata
2
3,6 ml
2,4 ml
1,2 ml
Merah bata
VI.2 Perhitungan Berdasarkan analisis kuantitatf Teofilin Tablet neo nepacin
Tiap tablet mengandung teofilin 130 mg
Tablet yang di serbukkan 850 mg
x 850 mg = 163,4 mg yang di analisis
Untuk teofilin : Mg = 1/2 X N X BE = 2,4 X 0,103 X 180,2 = 44,545 mg
Mg = 1/2 X N X BE = 1,2 X 0,103 X 180,2 = 22,272 mg IV.3 Reaksi
BAB V PEMBAHASAN Xanthin merupakan senyawa organik yang merupakan salah satu turunan dari ureasenyawa xanthin yang banyak digunakan dalam pengobatan
terutama
sebagai
sistem
saraf
pusat
adalah
kofein,
teobromin, teofilin, dan amirofilin. Pada
percobaan
ini
di
lakukan
analisis
kuantitatif
Teofilin
menggunakan sampel tablet Neo Napacin yang secara keseluruhan tabletnya di masukkan dalam lumpang dan di gerus halus dan di timbang lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer di tambahkan 25 ml air dan 8 ml amonia encer. Hangatkan perlahan – lahan di atas penangas air sehingga larut sempurna. Tambahkan 10 ml perak nitrat 0,1 N , campur dan larutkan pemanasan di atas penangas air selama 25 menit. Dinginkan dan saring kumpulkan filtratnya dan asamkan dengan asam nitrat pekat. Tambahkan 5 ml besi amonium sulfat 8%. Titrasi kelebihan perak nitrat dengan amonium tiosianat 0,1 N Titrasi dilakukan dengan sistem duplo agar dapat di bandingkan hasilnya. Titrasi 1 didapatkan volume titrasi 2,4 ml, perubahan warnanya adalah merah bata dan hasilnya 44,545 mg, sedangkan titrasi 2 didapatkan volume titrasi 1,2 ml, perubahan warnanya adalah merah bata dan hasilnya 22,272 mg .
BAB VI PENUTUP VI. 1. Keaimpulan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007, Farmakologi dan Terapi . Universitas Indonesia : Jakarta. P,69 2. Sudjadi dkk. Analisis Obat dan Makanan. Pustaka Pelajar. P,252 3. Susanti.S.1979. Kimia Analisis Farmasi Kuantitatif . Universitas Hasanuddin. Makassar. P, 227. 4. Staf pengajar depertemen farmakologi.F.K Universitas sriwijaya. 2009. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi III. EGC. Jakarta. P,539 5. Dirjen POM 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan RI : Jakarta