X-Linked Agammaglobulinemia (penyakit bruton) X-linked agammaglobulinemia adalah salah satu bentuk penyakit immunodefisiensi primer yang lebih sering terjadi. Penyakit ini di tandai dengan kegagalan sel pra-B untuk berdiferensiasi menjadi sel B. akibatnya, sesuai dengan namanya, tidak ditemukan gama globulin di dalam darah. Selama diferensiasi sel B normal, yang pertama kali ditata ulang adalah gen immunoglobulin rantai-berat, kemudian diikuti dengan penataan ulang rantai-ringan. Pada Agammaglobulinemia Bruton, pematangan sel B berhenti setelah dimulainya penataan ulang gen rantai-berat karena mutasi pada tirosin kinase yang terlibat dalam tranduksi sinyal sel pra-B. Disebut sebagai Bruton tyrosin kinase (BTK) karena menyebabkan kelanjutan pematangan sel B. karena rantai ringan tidak di produksi, molekul immunoglobulin yang lengkap yang mengandung rantai-berat dan rantai-ringan tidak dapat dirangkai dan diangkut menuju membrane sel, meskipun rantai berat bebas dapat ditemukan dalam sitoplasma. Karena BTK terkait pada kromosom X, gangguan tersebut terutama terjadi pada laki-laki;namun, kasus sporadis (tersebar luas) telah dilaporkan terjadi pada perempuan. Secara klasik, penyakit ini ditandai dengan : -
Sel B tidak terdapat dalam sirkulasi atau jumlahnya sangat berkurang, disertai dengan penurunan kadar semua immunoglobulin dalam serum. Sel Pra-B ditemukan di sum-sum tulang dalam jumlah normal.
-
Sentrum germinativum kurang atau tidak berkembang dalam jaringan limfoid perifer, termasuk kelenjar getah bening, plaque peyeri, appendiks dan tonsil.
-
Sel plasma tidak ditemukan di seluruh tubuh.
-
Jumlah dan fungsi sel T seluruhnya tetap normal.
Penyakit bruton tidak akan tampak jelas sebelum mencapai usia sekitar 6 bulan, yaitu pada saat immunoglobulin maternal habis. Pada sebagian besar kasus, infeksi bakteri berulang, seperti faringitis akut dan kronis, sinusitis, otitis media, bronkitis, dan pneumonia dianggap mendasari defek (kegagalan) imun. Secara khas, organisme penyebabnya adalah patogen bakteri yang dapat
disingkirkan
melalui
opsonisasi
antibody
(misalnya:
Haemophilus
influenzae,
streptococcus pneumonia, atau staphylococcus aureus). Karena antibody penting untuk menetralisasi virus, pasien ini juga rentan terhadap infeksi virus tertentu, terutama infeksi yang disebabkan oleh enterovirus. Demikian pula Giardia lamblia, suatu protozoa usus yang biasanya disingkirkan oleh IgA yang disekresikan, tidak dapat dibersihkan secara efisien sehingga
menyebabkan infeksi persisten. Untungnya, terapi pengganti dengan immunoglobulin intravena yang berasal dari kumpulan serum manusia memungkinkan sebagian besar penderita terhindar dari infeksi bakteri secara adekuat. Pasien penyakit Bruton membersihkan sebagian infeksi virus, jamur, protozoa karena imunitas yang diperantarai oleh sel-T milik mereka masih utuh. Dengan alasan yang tidak dimengerti, penyakit autoimun (mis: SLE dan dermatomiositis) juga terjadi pada 20% pasien penyakit bruton.(
-
Cacat dasar pada kelainan ini adalah kurangnya sel B yang matur akibat mutasi pada gen tirosin kinase sel-B (BTK; B-cell tyrosine kinase); BTK pada keadaan normal diekspresikan dalam sel-B awal dan sangat penting bagi hantaran sinyal bagi kompleks reseptor antigen yang menggerakan maturasi sel B. precursor sel B terdapat dengan jumlah yang normal dalam sum-sum tulang, tetapi limfonodi dan lien kurang mengandung pusat-pusat germinasi sedangkan sel-sel plasma tidak ditemukan pada semua jaringan.