WIRID SALOKA JATI : (memaha (mema hami mi ja jati ti di diri ri : - be beka kall ma manu nung ngga galin ling, g, Gu Gust sti, i, ja jati ti,, ka kawu wula la,, memahami jati diri, saloka, siapa aku, wirit) WIRID SALOKA JATI Wirit Saloka Jati digelar sebagai upaya para leluhur l eluhur bangsa kita untuk menjabarkan keadaan jati diri kita. Sebagaimana kebiasaan leluhur nenek moyang kita, dengan tujuan agar supaya “kawruh “kawruh lan ngelmu ” lebih mudah sanepa, dipaha dipahami mi para para genera generasi si peneru penerus s bangsa bangsa maka maka diguna digunakan kanlah lah sanepa, saloka, saloka, kiasan, perumpamaan, dan perlambang. Dalam acara ritual atau upacara tradisi; perlambang, saloka, dan sanepa ini diwujudkan ke dalam ubo rampe atau syarat-syarat yang terdapat dalam sesaji. Serat ini menggelar arti dari kalimat kiasan (saloka (saloka), ), yakni perumpamaan mengenai suatu makna yang dimanifestasikan dalam bentuk peribahasa. Mulai dari eksistensi yang dicipta-Yang mencipta, eksistensi jiwa, sukma, hingga hingga eksistensi eksistensi akal budi. Yang akan meneguhkan meneguhkan keyakinan keyakinan kepada kepada Gusti Pengeran Pengeran (Tuhan (Tuhan Yang Mahamulia Mahamulia). ). Peribahasa Peribahasa dalam terminologi terminologi pasemon” atau Jawa Jawa sebaga sebagaii “ pasemon” atau kiasan kiasan.. Kiasan Kiasan dicipt diciptaka akan n sebag sebagai ai pisau pisau analisa, di samping memberi kemudahan pemahaman akan suatu makna yang sangat dalam, rumit dicerna dan sulit dibayangkan dengan imajinasi akal-budi. Berikut ini saloka yang paling sering digunakan dalam berbagai Kejawen. wacana falsafah Kejawen.
1. Gigiring Punglu; Punglu; Gigiring mimis; mimis; Merupakan perumpamaan akan ke-elokan Zat Tuhan. Yakni perumpamaan hidup kita, tanpa titik kiblat dan tanpa tempat, hanya berada di dalam hidup kita pribadi. 2. Tambining Pucang ; Menunjukkan ke-elokan Zat Tuhan, ke-ada-an Tuhan itu dibahasakan bukan laki-laki bukan perempuan atau keduaduan duanya ya.. Dan Dan buka bukan n apaapa-ap apa, a, sepe sepert rtii apa apa sifa sifatt sebe sebena narn rnya ya,, terproyeksikan dalam sifat sejatinya hidup kita pribadi. 3. Wekas Wekasaning aning Lang Langit it ; bata batas s lang langit it ; umpa umpama ma bata batas s jang jangka kaua uan n pancaran cahaya. Yakni pancaran cahaya kita. Sedangkan tiadanya batas jangkauan cahaya, menggambarkan keadaan sifat kita. 4. We Weka kasa sani ning ng Sa Samo modr dra a ta tanp npa a te tepi pi ; berakh berakhirny irnya a samod samodra ra tiada tiada bertepi; bertepi; maksudny maksudnya a ibarat ibarat batas akhir daya jangkauan jangkauan rahsa atau rasa (sirr). Mengalir sampai ke dalam sejatinya warna kita. 5. Galih Galihing ing Kang Kangkung kung ; galih adala adalah h bagian bagian kayu kayu yang yang keras keras atau atau galihnya inti intisa sari ri di dala dalam m poho pohon) n) galihny a poho pohon n kang kangku kung ng (kos (koson ong) g);; maksud maksudnya nya,, perump perumpam amaan aan ke-ada ke-ada-an -an sukma sukma,, yang yang meras merasuk uk ke tiada. dalam jasad kita. Ada namun tiada. 6. Latu sakonang angasataken samodra; samodra ; bara api setungku membuat suru surutt air samo amodra. dra. Meng enggam gambark barkan an kelu keluar arny nya a nafs nafsu u yang bersingga bersinggasana sana di dalam pancaindra, pancaindra, dapat membuat membuat sirna segala WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
1
kebaikan. 7. Peksi miber angungkuli langit ; burung terbang melampaui langit. Menggambarkan kekuatan akal budi kita yang bersemayam di dalam peng pengua uasa saan an nafs nafsu, u, namu namun n sesu sesung nggu guhn hnya ya akal akal budi budi mam mampu mengalahkan nafsu. 8. Baita amot samodra; samodra; perahu memuat samodra; baita atau perahu kiasa kiasan n untuk untuk badan badan kita, kita, sedang sedangka kan n samodr samodra a merup merupaka akan n kiasa kiasan n untuk hati kita. Secara fisik hati berada di dalam jasad. Tetapi secara substansi jasad lah yang lebih kecil dari hati. 9. Angin katarik ing baita ; angin ditarik oleh perahu. Menggambarkan pemberhentian nafas kita dalam jasad, sedangkan keluarnya nafas dari dari dala dalam m jasa jasad d kita kita pula pula.. Dala Dalam m jaga jagad d bes besar, ar, prin prinsi sip p fisi fisika ka meru merumu musk skan an angi angin n lah lah yang yang mena menarik rik atau atau mend mendor oron ong g pera perahu hu.. Sebaliknya dalam jagad kecil, rumus biologis maka badan lan yang menarik angin. Ini menggambarkan prinsip imbal balik jagad besar dan jagad kecil. 10. Su Susu suhi hing ng an angi gin n ; sarang sarangnya nya angin. angin. Mengg Menggam ambar barkan kan termin terminal al sirkulasi nafas kita berada dalam jantung. 11. Bumi kapethak ing salebeting siti ; bumi ditanam di dalam tanah. Mengga Menggamba mbarka rkan n asal asal muasa muasall jasad jasad kita kita beras berasal al dari dari tanah, tanah, kelak kelak pasti akan kembali (terkubur) menjadi tanah. 12. Mend Mendhet het latu adad adadamar amar (mengamb (mengambilil bara sambil sambil membawa membawa api); atau latu wonten salebeting latu (bara di dalam bara); atau latu binesmi ing latu (bara terbakar oleh bara); menggambarkan badan kita berasal berasal dari bara api, selalu selalu mengeluarkan mengeluarkan api, keadaan keadaan untuk menggambarkan menggambarkan sumber dan keluarnya hawa nafsu nafsu kita. 13. Barat katiup angin; angin; atau angin anginte prahara; prahara; angin tertiup angin. menggambarkan menggambarkan wahana yang menghidupkan badan kita berasal dari udara, selalu mengeluarkan udara, yakni nafas kita. 14. Tirta kinum ing toya (air tertelan oleh air), atau ngangsu rembatan toya (menimba dengan air); atau toya salebeting toya (air di dalam air); menggambarkan badan kita berasal dari air, selalu dialiri dan mengalirkan air, maksudnya darah kita. kita. srengenge; matahari terjemur, 15. Srengenge pinepe, atau kaca angemu srengenge; kaca mengandung matahari; artinya bahwa adanya cahaya karena sinar dari sang surya. Surya itu sendiri berada di dalam cahaya. Hal ini menggambarkan keadaan indera mata atau netra kita ; mata itu seperti matahari, namun mata dapat melihat karena selalu disinari oleh sang surya. wit (biji berada dalam pohon); dan wit wonten 16. Wiji wonten salabeting wit (biji salebeting saleb eting wiji (poh (pohon on bera berada da di dala dalam m biji biji)) ; dina dinam makan akan pula pula “peleburan papan tulis”. Menggambarkan keadaan bahwa ZAT Tuhan berada dalam wahana makhluk, dan makhluk berada dalam wahana Tuhan (Jumbuhing (Jumbuhing kawula-Gusti ). ). 17. Kakang barep adhine wuragil ; kakaknya sulung, adiknya bungsu. Menggambarkan martabat insan kamil, keadaan sejatinya diri kita. Hakeka Hakekatt kehidu kehidupa pan n kita kita sebag sebagai ai “akhir “akhiran” an” dan sekali sekaligus gus sebag sebagai ai “awalan”. Pada saat manusia lahir dari rahim ibu merupakan awal kehi kehidu dupa pann nnya ya di duni dunia, a, seka sekali ligu gus s akhir dari dari sebu sebuah ah pros proses es WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
2
triwikrama atau tiga kali menitisnya “Dewa Wisnu” menjadi manusia melewati 4 zaman; kertayuga, tirt irtayuga, dwaparayuga, kaliyuga/m kaliyuga/mercap ercapadha/ adha/bumi bumi.. Sedangkan Sedangkan ajal, merupakan merupakan akhir dari kehidupan (dunia), namun ajal merupakan awal dari kehidupan baru yang sejati, azali abadi. 18. Busana kencana retna boten boseni , atau busana wrasta tanpa seret . Gambaran jasad yang dibungkus kulit sebagai “busana”. Kita tidak pernah bosan biarpun tidak pernah ganti “busana” atau kulit kita. Kulit merupakan “busana” pelindung dari tubuh kita. 19. Tugu manik ing samodra ; menggambarkan daya cipta yang terus mene meneru rus s berp berpor oros os hing hingga ga pelup pelupuk uk mata mata.. Daya Daya cipt cipta a akal akal budi budi manus anusia ia jan jangkau gkaua annya nya ump umpama ama lua luasny snya sam samodr odra nam namun konsentrasinya terfokus pada mata batin. Sawa wang ngan anin ing g sa samo modr dra a re retn tna a; pem 20. Sa pemandan ndanga gan n inta intan n sam samodra dra. Mengga Menggamba mbarka rkan n pintu pintu pembuk pembuka a kepad kepada a keadaa keadaan n Tuhan. Tuhan. Tabir Tabir sanga” atau sembilan pembuka hakekat Zat. Yakni “babahan “ babahan hawa sanga” titik titik yang yang terdap terdapat at di dalam dalam diri manus manusia ia sebag sebagai ai penghu penghubun bung g selamatangkeb; melarkepada Zat Maha Kuasa. Disebut juga kori selamatangkeb; mingkupnya maras atau membuka-menutupnya mulut). Samodra dra winot winotan an kilat ; samodr 21. Samo samodra a berjem berjembat batan an kilat. kilat. Dalam Dalam Islam Islam disebu disebutt jembat jembatan an “sirat “siratal al mustaq mustaqim” im”.. Mengga Menggamb mbark arkan an pesatn pesatnya ya Hyang Widhi. Widhi. Adapula Adapula yang yatma sampai pada ngabyantaraning Hyang mengartikan “jembatan kilat”, sebagai perlambang keluarnya ucapan mulut manusia. 22. Bale tawang gantungan ; rumah atau tempatnya langit bergantung. aras kursi kursi atau Dalam Dalam termi terminol nologi ogi Islam disebu disebutt arsy atau aras atau kursi kursi kekuasaan Tuhan. Namun bukan dibayangkan sebagai singgasana yang yang didu didudu duki ki Tuha Tuhan n berte bertemp mpat at di atas atas lang langit it (ke (ke 7), 7), imaj imajin inas asii demikian demikian justru memberha memberhalakan lakan Tuhan sebagaimana sebagaimana makhlukNy makhlukNya a tawang gantungan gantungan adalah saja saja.. Dalam Dalam kont kontek eks s ini, ini, aras atau tawang perumpamaan kekuasaan, yang menjadi “wajah” Tuhan. Hakekatnya sebaga sebagaii “balai “balai sidang sidang”” Zat, Zat, kebera keberadaa daanny nnya a di dalam dalam kepala dan bale, meru dada. dada. Seda Sedang ngka kan n kursi , atau atau dilam dilamba bang ngka kan n bale, merupa paka kan n palenggahan) Zat. Letaknya ada di otak perumpamaan singgasana ( palenggahan) dan jantung. jantung. Sin Singka gkatnya tnya,, kep kepala dan dan dada seba ebagai gai tawang gantungan, gantungan, sedangkan otak dan jantung sebagai bale-nya. bale-nya. 23. Wiji tuwuh ing sela; sela; biji tumbuh di atas batu. Dalam termonologi Islam loh-kalam. Loh/laufhul diistilahkan laufhulmahfudz loh-kalam. Loh/laufhul itu artinya papan makhfu fudz dz berart kareksa. atau atau temp tempat at,, seda sedang ngka kan n al makh berartii dijaga dijaga//kareksa. Maknanya adalah tempat yang selalu dijaga Tuhann. Yakni hakekat dari dari “sifa “sifat” t” Zat Zat yang yang terl terlet etak ak di dala dalam m jasa jasad d yang yang selal selalu u dija dijaga ga “malaikat” “malaikat” Kariban. Kariban. Malaikat Malaikat merupakan merupakan perlamban perlambang g dari nur suci suci (nurullah) atau cahyo sejati . Cahyo sejati menjadi pelita bagi rasa sejati atau sirr . Sedangkan loh-kalam artinya bayangan atau anganangan Zat letaknya di dalam budi, tumbuhnya angan-angan, dijaga oleh oleh malai malaikat kat Katiba Katiban. n. Malaik Malaikat at katiba katiban n adala adalah h pralam pralamban bang g dari dari sukma sejati yang sejati yang selalu menjaga budi agar tidak mengikuti nafsu. arah; titik tengahnya arah. Ibarat mijan atau traju . Yakni 24. Tengahing arah; ujung ujung dari dari sebua sebuah h senja senjata ta tajam tajam.. Mengga Menggamb mbark arkan an hakeka hakekatt dari dari WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
3
nera nerac ca (ala (alatt peni penimb mban ang) g) Zat. Zat. Traj Traju u terl terlet etak ak pada pada inst instru rume men n pancaindra yakni; netra (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (pem (pemb bauan auan), ), lida lidah h dan dan kulit ulit (pe (peras rasa). a). Dalam alam pewaya wayan ngan gan dilambangkan sebagai Pendawa Lima; Yudhistira, Bima/Werkudara, Arju Arjuna na,, Naku Nakula la dan dan Sade Sadewa wa.. Makn Makna a untu untuk k mengg enggam amba bark rkan an panimbang (ala (alatt peni penim mbang bang)) hidu hidup p kita ita yang yang bera berada da pada pada pancaindra. 25. Katingal pisah ; terkesan pisah. Menggambarkan Menggambarkan keadaan antara Zat (Pencipta) dengan sifatnya (makhluk) seolah-olah terpisah. Sejatinya anta antara ra Zat Zat deng dengan an sifa sifatt tak tak dapa dapatt dipis dipisah ahka kan. n. Seba Sebab b biji biji dapa dapatt tumbuh tanpa cangkok. Sebaliknya cangkok tidak tumbuh bila tanpa biji. biji. Biji Biji mengga menggamb mbark arkan an eksis eksisten tensi si Tuhan, Tuhan, sedan sedangka gkan n cangk cangkok ok menggamba menggambarkan rkan eksisten eksistensi si manusia. manusia. Kiasan Kiasan ini menggamb menggambarkan arkan hubung hubungan an antara antara kawula kawula dengan dengan Gusti. Gusti. Walau Walaupun pun seola seolah h eksis eksis sendiri-se sendiri-sendiri, ndiri, namun namun sesungguh sesungguhnya nya manungga manunggall tak terpisahka terpisahkan n dalam pengertian “dwi tunggal” tunggal” (loroning atunggil ). ). 26. Katingal boten pisah; pisah; tampak tidak terpisah. Menggambarkan solah bawa. Solah adalah dan bawa. adalah gerak-gerik gerak-gerik badan. badan. Bawa atau krenteg adalah adalah gerak-ger gerak-gerik ik batin. batin. Solah dan bawa tampak tampak seolah seolah tidak tidak terp terpis isah ah,, namu namun n kedu keduan anya ya terg tergan antu tung ng rasa rasa.. Sola Solah h meru merupa paka kan n rahsaning karep (nafsu/jasad), sedangkan bawa merupakan kareping ). Keduanya dapat berjalan rahsa (pancaran Zat sebagai rasa sejati ). send sendiri iri-s -sen endi diri ri.. Namu Namun n demi demiki kian an idea idealn lnya ya adal adalah ah Solah harus Bawa. mengikuti Bawa. 27. Katingal tunggal ; tampak satu. Menggambarkan zat pramana (mata batin), dengan sifatnya yakni netra (mata (mata wadag ) tidaklah berbeda. Artinya, penglihatan mata wadag dipengaruhi oleh mata batin. katingal ; Menggambarkan keluarnya sifat hakekat (Tuhan) ke 28. Medhal katingal ; dala dalam m zat zat sifa sifatt (mak (makhl hluk uk), ), yakn yaknii dita ditand ndai ai deng dengan an ucap ucapan an lisa lisan n menimbulkan suara. Kating ingal al am amedh edhala alaken ken ; mengga 29. Kat nggam mbark arkan keluar luarny nya a nafas afas.. Sedangkan kenyataannya menghirup atau memasukkan udara, yang seolah-olah mengeluarkan. 30. Menawi pejah mboten kenging risak ; bila mati tidak boleh rusak. Ibarat sukma dengan raga. Bila raga rusak, sukmanya tetap abadi. Dalam terminologi Islam disebut alif muttakallimun wakhid . Sifat yang berbicara sepatah tanpa lisan. Berupa kesejatian yang berada dalam sukma, yakni roh kita sendiri. 31. Menawi karisak mboten saget pejah ; bila dirusak tidak bisa mati. rasa. Walaup Perumpama Perumpamaan an untuk hubungan hubungan nafsu dan rasa. Walaupun un nafsu dapat dapat kita kita dikend dikendali alikan kan,, namun namun rasa secar secara a alamia alamiah h tidak tidak dapat dapat disirna disirnakan kan.. Karena Karena rasa rasa dalam dalam cipta cipta masih masih teras terasa, a, terlet terletak ak dalam dalam rahsa/sirr rahsa/sirr kita kita pribad pribadi. i. Berhas Berhasilil menah menahan an nafsu nafsu dapat dapat diukur diukur dari dari perbuatann perbuatannya; ya; raganya raganya tidak melakuka melakukan n pemenuh pemenuhan an nafsu, nafsu, tetapi rasa ingin memenuhi kenikmatan jasad tetap masih ada di dalam hati. Salo Saloka ka ini ini untu untuk k memb member erii warning agar agar kita kita waspadha dalam “berjihad” “berjihad” melawan melawan nafsu diri pribadi. Karena Karena kesucian kesucian sejati baru karep) sudah sirna dapat diraih apabila keingingan jasad (rahsaning (rahsaning karep) sejati (kareping rahsa). rahsa). berganti keinginan rahsa sejati ( WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
4
Suk kali lila la te teg ga ing peja jah h ; sukarela dan tega untuk mati. 32. Su Menggamba Menggambarkan rkan orang mau mati, dengan dengan menjalani menjalani tiga perkara; perkara; pertama, pertama, sikap senang seperti merasa akan akan mendapat kegembiraan kegembiraan kasampurnan. Kedua, Kedua, rela untuk meninggalkan semua harta di alam kasampurnan. Ketiga, setelah tega meninggalkan bendanya dan barang berharga. Ketiga, semua yang dicinta, disayang dan segala yang memuaskan nafsu dan keinginan, keinginan, semuanya semuanya ditinggal ditinggal.. Mati di sini berarti berarti secara lugas maupun arti kiasan. Orang yang berhasil meredam hawa nafsu dan meraih kesucian sejati hakekatnya orang hidup dalam kematian. kematian. Sebaliknya orang yang selalu diperbudak nafsu hakekatnya orang yang sudah mati dalam hidupnya. hidupnya. Yakni kematian nur atau cahaya sejati. Semua yang disebut; besar, luas, tinggi, panjang, lebih, ialah bahasa yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengu mengump mpama amakan kan keadaa keadaan n Tuhan. Tuhan. Sebali Sebalikny knya, a, semua yang disebut kecil, sempit, rendah, pendek, kurang, dan seterusnya ialah bahasa yang dugunakan untuk menggambarkan “sifat” yakni wujudnya kawula (manusia). Gambar Gambaran an menye menyelur luruh uh namun namun ringk ringkas as menge mengenai nai keadaa keadaan n Zat-si Zat-sifat fat (kawula-Gusti) sebagaimana “cangkriman “cangkriman”” berikut ini; “bothok banteng winungkus ing godhong asem kabiting alu bengkong ” Bothok : sejenis pepesan untuk lauk, terdiri dari parutan kelapa, bumbubumbu, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Bothok berbeda dengan pepes atau pelas, pelas, cirikhasnya ada rasa pedas. Campurannya menentukan nama bothok , misaln misalnya ya campur campur ikan ikan teri, teri, menja menjadi di botho bothok k teri. teri. Lamto Lamtoro, ro, menjadi bothok lamtoro. Udang, menjadi bothok udang. Adonan bothok lalu dibung dibungku kus s dengan dengan daun daun pisang pisang.. Dan diguna digunakan kan potong potongan an lidi lidi sebaga sebagaii pengunci lipatan daun pembungkus. pembungkus. Nah, Nah, dalam dalam pribah pribahasa asa ini bahan bahan untuk untuk membu membuat at bothok adalah adalah hewan banteng. Sehingga namanya menjadi bothok banteng . Dibungkus dengan jawa, yang sangat kecil/sempit. Sedangkan tusuk penguncinya daun asem jawa, menggunakan alu semacam lingga terbuat dari kayu sebagai alat tumbuk padi. Alu itu panjang dan lurus, namun alu di sini bengkok. Jadi mana mungkin digunakan sebagai bothok . Cangkriman di atas adalah pribahasa yang menggambarkan keadaan yang tampak mustahil jika dipahami hanya menggunakan akal budi saja. Bothok banteng maknany maknanya a adalah adalah menggamb menggambarkan arkan adanya Zat, yang tidak lain adalah kehidupan kita pribadi. Godhong asem ; menggambarkan keadaan “sifat” yakni sebagai bingkai kehidupan kita, kenyataan dari beragamnya manusia. Alu manusia. Alu bengkong , menggambarkan afngal semua, yakni pekerti hidup kita. Singkatnya, berdirinya hidup kita ini asisinglon warna kita, tampak dari solah dan bawa. bawa. Sela bothok banteng banteng diartikan Selain in makn makna a di atas atas,, bothok diartikan pula sebagai air mani. Godhong asem, adalah kiasan untuk per- empu -an. -an. Alu bengkong adalah kiasan untuk purusa untuk purusa,, yakni kemaluan laki-laki. WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
5
WIRID SALOKA JATI (Memahami Jati Diri) Pustaka Pribadi Herman AALT Tejabuwana
6