ANALISIS VEGETASI MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN METODE NON-FLORISTIK NON-FLORISTIK di HUTAN HUTAN PERBATASAN JEMBRANA – BULELENG BULELENG TAMAN NASIONAL BALI BARAT
LAPORAN KKL Disusun untuk memenuhi tuigas tuigas matakuliah Ekologi Dasar yang dibina dibina oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si dan Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc
Oleh: Kelompok 19 Offering I Ade Ayu. C Benedektio.J Dwi Anggaeni Dewi Amalina Desi Yulia Hana Veronica Roikhatul.J Rosita Vitri Alvia
(160342606234) (160342606234) (160342606285) (160342606287) (160342606287) (160342606211) (160342606211) (1603426062 ) (160432606281) (160432606281) (160342606257) (160342606220) (160342606261) (160342606261)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI April 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat taufik, serta hidayah-Nya sehingga kelompok 19 dapat menyelesaikan laporan KKL ekologi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu eksis membantu perjuangan beliau dalam menegakan Dinullah di muka bumi ini. Kelompok ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada: 1. Pihak pengelolah Taman Nasional Bali Barat karena telah memberikan ijin kepada mahasiswa Biologi Universitas Negeri Malang angkatan 2016 untuk melakukan kerja kuliah lapangan di daerah Taman Nasional Bali Barat. 2. Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah ekologi 3. Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah ekologi 4. Kakak Adetyas Fara selaku asisten dosen mata kuliah ekologi yang telah membimbing dan menolong kami selama dalam melakukan kuliah kerja lapangan di Taman Nasioal Bali Barat 5. Kakak Nur qomariyah selaku asisten dosen mata kuliah ekologi yang telah membimbing dan menolong kami selama dalam melakukan kuliah kerja lapangan di Taman Nasioal Bali Barat Kami menyadari bahwa laporan Kerja Kuliah Lapangan
ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semogalaporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Malang, 23 April 2018
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ............................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1.2. Tujuan .................................................................................... 1.3. Manfaat .................................................................................. 1.4 Definisi Operasional BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 2.1. Taman Nasional Bali Barat ....................................................... 2.2. Sejarah Taman Nasional Bali Barat........................................... 2.3. Metode Nonfloristik BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................... 3.1. Tempat dan Waktu ................................................................. 3.2.Alat bahan ............................................................................. 3.3. Cara Kerja ................................................................................... 3.4 Cara Analisis....................................................................................... BAB IV DATA DAN ANALISIS.......................................................... 4.1 Data pengamatan............................................................................... 4.2 Analisis data...................................................................................... BAB V PEMBAHASAN......................................................................... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 5.2 Saran ....................................................................................... BAB VII RUJUKAN ..............................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut Supriatna (2014) Pulau Bali terkenal akan objek wisatannya, dari kekayaan budaya maupun alamnya yang menawan. Taman Nasional Bali Barat (TNBB) merupakan kawasan konservasi yang di dalamnya memiliki berbagai ekosistem yaitu savana, hutan bakau, hutan muson dan hutan pegunungan. Pengetahuan mengenai keragaman herpetofauna yang terdapat dalam TNBB ini dapat digunakan sebagai modal dalam pengembangan ekowisata. Taman Nasional Bali Barat (TNBB) secara administrasi pemerintahan terletak dalam 2 kabupaten yaitu Kab. Buleleng dan Jembrana, Propinsi Bali. Secara geografis terletak di sisi barat pulau Bali pada posisi koordinat antara 8o05′ 20″ s.d. 8o 15′ 25″ LS dan 114o 25′ 00″ s.d. 114o 56′ 30″ BT. Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman nasional ini mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari luas daratan pulau Bali. Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene, dengan gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini.Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di habitat aslinya. (http://www.tnbalibarat.com/?page_id=24) 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pola vegetasi tanaman di Taman Nasional Bali Barat pada transek 19 b. Untuk
mengetahui pengaruh faktor abiotik di Taman Nasional Bali Barat
terhadap pola vegetasi tanaman yang ada di sana.
1.3 Manfaat Penlitian ini diharapkan dapat berguna baik bagi peneliti pribadi maupun bagi mahasiswa secara umum. Bagi peneliti, selain dapat menambah pengetahuan tentang pola vegetasi tanaman di hutan Taman Nasional Bali Barat, penelitian ini juga diharapkan dapat melatih kemampuan dalam melakukan penelitian. Bagi mahasiswa secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru.
1.4 Definisi Operasional 1. Penelitian ini mendeskripsikan faktor lingkunngan berupa suhu dan kelembaban tanah yang ada pada Taman Nasional Bali Barat 2. Penelitian ini mendeskripsikan keadaan bentuk hidup, profil tegakan dan gambar stratifikasi vegetasi yang terdapat di hutan Taman Nasional Bali Barat 3. Stratifikasi vegetasi dibatasi pada life form, stratifikasi, fungsi daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur daun
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Taman Nasional Bali Barat
Menurut Supriatna 2014 taman Nasional Bali Barat merupakan satu-satunya taman nasional yang berada di Provinsi Bali. Bali sendiri merupakan pulau dewata yang menjadi destinasi wisata Internasional sehingga Taman Nasional Bali Barat memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan. Selain itu, Taman Nasional Bali Barat menjadi sangat penting guna menjaga atau mengonservasi satwa yang saat ini sangat dilindungi, Jalak Bali ( Leocopsar rothschildi) yang saat ini jumlahnya tidak lebih dari 20 ekor saja di alam liar (Supriatna 2014). Pengelolaan Taman Nasional Bali Barat dalam hal wisata alam dinilai cukup baik. Indikatornya adalah Taman Nasional Bali Barat ini menyediakan IPPA (Izin Pemanfaatan Pariwisata Alam) kepada perusahaan yang dapat mengembangkan sektor pariwisata. 2.11 Letak Geografis Taman Nasional Bali Barat Taman Nasional Bali Barat secara geografis terletak pada koordinat antara 8 derajat 5 menit – 8 derajat 13 menit Lintang Selatan dan 114 derajat 26 menit – 114 derajat 35 menit Bujur Timur. Kawasan ini berada di wilayah administrasi kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Secara persis letak TN Bali Barat adalah sejauh 60 km ke arah barat laut dari Ibu Kota Bali, Denpasar. 2.12 Luas Kawasan Luas kawasan Taman Nasional ini adalah 19.002,89 hektare yang terbagi pada kabupaten Jembrana dan Buleleng. Dua desa dan perkebunan kelapa seluas 618 hektare terdapat di dalam kawasan, yaitu di sepanjang jalan dari Gilimanuk hingga Singaraja. Terdapat daerah pertanian di bagian selatan yang memanjang ke bagian tengah hingga ke bagian utara kawasan. Daerah bagian utara dan barat hingga sejauh 1 km dari pantai merupakan kawasan karang dan perairan termasuk pulau Menjangan. 2.13 Iklim Dan Topografis Iklim di Taman Nasional Bali Barat termasuk ke dalam iklim tipe D, dengan nilai Q sekitar 85,29% dan curah hujan berkisar antara 972-1.559 mm/tahun (rata-rata 1.480,6
mm/tahun). Musim hujan terjadi pada bulan Januari sampai Maret dan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai September. Kelembaban udara rata-rata sekitar 85% dan suhu rata-rata pada bulan November sampai dengan April berkisar antara 28-29 derajat celcius. Keadaan topografi pada kawasan taman nasional ini cenderung berbukit-bukit sampai bergunung, dan hanya sebagian kecil datar sampai bergelombang. Kawasan ini terletak pada ketinggian antara 210-1.144 m dpl. Terdapat berbagai gunung yang ada di kawasan di antaranya adalah Gunung Prapat Agung 310 m dpl di bagian utara, sedangkan sisanya berada di bagian selatan, seperti Gunung Panginuman 816 m dpl, Gunung Bakungan 803 m dpl, Gunung Ulu Teluk Terima 603 m dpl, Gunung Nyangkrut 347 m dpl, dan Gunung Malaye 332 m dpl. Jenis tanah di kawasan ini sebagian besar adalah tanah berjenis latosol, dan selebihnya merupakan tanah aluvial dengan bentuk wilayah datar serta tanah mediterian yang berbentuk wilayah lipatan pegunungan. Terdapat empat buah pulau di dalam kawasan, yaitu Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung, dan Pulau Kalong.
Gambar (1) (Peta Taman Nasional Bali Barat sumber : http://www.tnbalibarat.com/?page_id=24)
Gambar (2) (Taman Nasional Bali Barat sumber : http://www.tnbalibarat.com/?page_id=24)
2.2 Sejarah Taman Nasional Bali Barat
Pada tanggal 13 Agustus 1947, berdasarkan Keputusan Dewan Raja-Raja di Bali No. E/1/4/5/47 ditetapkan Taman Pelindung Alam Bali yang meliputi kompleks Banyuwedang seluas 19.365,8 hektare. Tahun 1970, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 40/Kpts/Um/8/1970 Jalak Bali ( Leucopsar rothschildi) dinyatakan sebagai satwa langka yang dilindungi. 14 Oktober 1982, Taman Nasional Bali Barat dideklarasikan saat berlangsung kongres Taman Nasional se-Dunia di Denpasar, Bali dan juga berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 dengan luas 77.727 hektare yang terdiri atas Suaka Margasatwa Bali Barat (19.558,5 hektare), Cagar Alam (2.250 hektare), Hutan Lindung (55.312,5 hektare) dan perairan pantai (6.280 hektare). 15 September 1995 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/95 untuk mengukuhkan penetapan status kawasan TN Bali Barat dengan luas 19.002,89 hektare. Kawasan ini juga telah ditetapkan sebagai World Heritage Site (situs warisan dunia). 2.3 Metode Nonfloristik
Suatu vegetasi terbentuk oleh adanya kehadiran dan interaksi dari beberapa jenis tumbuhan di dalamnya. Salah satu bentuk interaksi antar jenis ini adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu tipe komunitas yang khas, ditemukan dengan kondisi yang sama dan berulang di beberapa lokasi. Asosiasi dicirikan dengan adanya komposisi floristik yang mirip, memiliki fisiognomi yang seragam dan sebarannya memiliki habitat yang Asosiasi terbagi menjadi asosiasi positif dan asosiasi negatif. Asosiasi positif terjadi apabila suatu jenis tumbuhan hadir secara bersamaan dengan jenis tumbuhan lainnya dan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis tumbuhan lainnya tersebut. Asosiasi negatif terjadi apabila suatu jenis tumbuhan tidak hadir secara bersamaan (McNaughton dan Wolf, 1992, dalam Kurniawan, 2008). Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis, vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 1990). Dalam metode analisis vegetasi non-floristik setiap karakteristik tumbuhan terbagi menjadi sifat-sifat yang lebih rinci yang dinyatakan melalui simbol, gambar dan huruf (Syafei, 1990).
Karakteristik dan formasi
vegetasi akan berbeda jika berada pada habitat yang berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan mikroklimat yang berlaku di suatu habitat tertentu. Oleh karena itu pengukuran faktor lingkungan penting juga dilakukan untuk mengkaji suatu vegetasi yang
hidup di habitat tertentu. Kekhususan bentang alam sangat mempengaruhi tipe-tipe vegetasi dia atasnya seperti adanya hutan hujan tropika, savana, praire, kaktus di padang pasir, dan sebagainya (Syafei, 1990). Karakteristik bentang alam juga mempengaruhi bentuk hidup yang berbeda. 1. Bentuk Hidup (life form) W
Pohon tinggi berkayu
L
Tumbuhan memanjat pada pohon
E
Epifit
H
Herba (tumbuhan tidak berkayu)
M
Bryoid (tumbuhan berbentuk batang termasuk lumut daun, lumut hati, lumut kerak, jamur)
S
Perdu (tumbuhan berkayu pendek)
2. Stratifikasi 1. > 25 meter 2. 10 – 25 meter 3. 8 – 10 meter 4. 2 – 4 meter 5. 0,5 – 2 meter 6. 0,1 – 0,5 meter 7. 0 – 0,1 meter
3. Penutupan (cover) b i
Sangat jarang Diskontinyu (<60 %)
p
Berkelompok
c
Kontinyu
(> 60 %)
4. Fungsi Daun d
Luruh (desidous)
s
Tak berdaun
e
Selalu hijau (evergreen)
i
Selalu hijau daun (sukulenta)
5. Bentuk dan ukuran daun O
Tak berdaun
n
Seperti jarum (duri)
g
Graminoid, rumput
a
Medium/kecil
h
Lebar dan besar
v
Majemuk
q
Tahloid
6. Tekstur Daun o
Tak berdaun
f
Sangat tipis seperti film
z
Seperti membran
Rujukan :
http://www.tnbalibarat.com/?page_id=20. Keadaan Umum Taman Nasional Bali Barat. Akses tanggal 24 April 2018 http://www.tnbalibarat.com/?page_id=24. Potensi Flora Fauna Taman Nasional Bari Barat. Akses tanggal 24 April 2018 . Syafei, E. Surasana. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung. ITB. Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta (ID): Yayasan Obor Indonesia (YOI) Kurniawan, dkk. 2008. Vegetasi. (Online) (http://www.scribd.com/word/access_denied/13662698, diakses pada 24 April 2018) Dephut. 2011. Taman Nasionla Bali Barat (Online). (http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/5353, diakses pada 24 April 2018)