KLASIFIKASI VEGETASI HUTAN Vegetasi : adalah Masyarak Masyarakat at tumbuh-tumbuhan dalam arti luas Formasi hutan : adalah satuan vegetasi hutan yang terbesar Perbedaan formasi hutan di tropika disebabkan oleh : Perbedaan iklim Fisiognomi (struktur) hutan Perbedaan habitat Suksesinya • • • •
Beberapa Beber apa istilah penting : 1. Asosiasi Asosiasi : adala adalah h satuan satuan-satu -satuan an dalam formas formasii hutan yang diberi nama menurut pohon jenis dominan. 2. Asosi Asosiasi asi : adala adalah h satuan satuan dasar dalam klasif klasifik ikasi. asi. 3. Asosies Asosies : adalah adalah istilah istilah lain lain untuk asosi asosiasi, asi, satuan satuan ini ber berada ada dalam hutan yang mengalami suksesi sekunder
KLASIFIKASI VEGETASI HUTAN Vegetasi : adalah Masyarak Masyarakat at tumbuh-tumbuhan dalam arti luas Formasi hutan : adalah satuan vegetasi hutan yang terbesar Perbedaan formasi hutan di tropika disebabkan oleh : Perbedaan iklim Fisiognomi (struktur) hutan Perbedaan habitat Suksesinya • • • •
Beberapa Beber apa istilah penting : 1. Asosiasi Asosiasi : adala adalah h satuan satuan-satu -satuan an dalam formas formasii hutan yang diberi nama menurut pohon jenis dominan. 2. Asosi Asosiasi asi : adala adalah h satuan satuan dasar dalam klasif klasifik ikasi. asi. 3. Asosies Asosies : adalah adalah istilah istilah lain lain untuk asosi asosiasi, asi, satuan satuan ini ber berada ada dalam hutan yang mengalami suksesi sekunder
4. Aso Asosi sias asii konk konkri ritt : adalah bagian dari asosiasi hutan yang betul-betul diselidiki dan diketahui komposisi jenis pohonnya. 5. Konsosias Konsosiasii : adalah adalah varia varian n yang yang dikuas dikuasai ai oleh satu jenis pohon. 6. Konsosies Konsosies : adalah adalah varian varian di dalam dalam suatu hutan yang mengalami subsere/suksesi sekunder. 7. Fasias asiasii : adalah varia varian n perbedaan topogr topografi. afi.
yang yang
disebabka disebab kan n
oleh oleh
8. Losias Losiasii : adalah adalah varian varian yang yang diseba disebabk bkan an oleh oleh perbedaan edafis. 9. Ekoton Ekoton : adala adalah h daer daerah ah per peraliha alihan n yang yang sering sering dijumpai apabila ada dua atau lebih tipe atau asosiasi vegetasi yang letaknya berbatasan.
10.Konsosiasi : adalah varian yang dikuasai oleh satu jenis pohon. 11.Konsosies : adalah varian di dalam suatu hutan yang mengalami subsere/suksesi sekunder. 12.Fasiasi : adalah varian yang disebabkan oleh perbedaan topografi. 13.Losiasi : adalah varian yang disebabkan oleh perbedaan edafis 14.Ekoton : adalah daerah peralihan yang sering dijumpai apabila ada dua atau lebih tipe atau asosiasi vegetasi yang letaknya berbatasan.
SISTEM-SISTEM KLASIFIKASI VEGETASI HUTAN TROPIKA Ada 2 cara pendekatan di dalam klasifikasi vegetasi : 1. Menetapkan dahulu satuan besar, kemudian mengadakan pemisahan berdasarkan sifat-sifat yang berbeda. Contoh : - Klasifikasi Schimper (1898) - Klasifikasi Burt Davy (1938) 2. Dimulai dengan memisahkan satuan yang kecil, kemudian menggolongkan ke dalam satuan yang lebih besar. Contoh : Klasifikasi oleh Beard (1944) dan Richard et.al. (1938)
Adanya bermacam-macam sistem klasifikasi disebabkan perbedaan kriteria yang digunakan, antara lain Sistem Klasifikasi : 1. Fisiognomis, 2. Ekologis, 3. Fisiognomis-Ekologis, 4. Floristis, 5. Fisiognomis-Floristis, Geografis-Ekologis Menurut Archinger pada klasifikasi vegetasi, kriteria pertama yang digunakan adalah : 1. Fisiognomi, 2. Floristik, 3. Geografi tumbuhan, 3. Ekologi, 4. Syngenesis dan 5. Pengaruh manusia
Menurut Fosberg (1958), klasifikasi vegetasi yang rasional harus didasarkan pada kriteria : 1. Fisiognomi (rupa vegetasi). 2. Struktur vegetasi (susunan komponen di dalam ruang, stratifikasi, jarak, dimensi). 3. Fungsi (sifat-sifat phenothypik yang menyatakan adaptasi terhadap keadaan lingkungan). 4. Komposisi susunan floristik. 5. Dinamika suksesi atau perubahan vegetasi dengan perbedaan lingkungan. 6. Riwayat vegetasi.
Ellenberg (1956) memperinci kriteria yang dapat digunakan dalam klasifikasi vegetasi, yang pada garis besarnya adalah : A. Sifat-sifat masyarakat tumbuh-tumbuhan I. Kriteria Fisiognomis a. Bentuk (life form) b. Struktur c. Perioditas musiman II. Kriteria Floristis a. Menurut taxon tumbuh-tumbuhan (2-3 taxa) b. Menurut sekumpulan taxa III. Hubungan numerik (koefisien masyarakat) a. Antara taxa yang berlainan b. Antara tegakan yang berlainan
B. Sifat-sifat di luar masyarakat tumbuh-tumbuhan I. Keadaan terakhir dari perkembangan vegetasi (klimaks) a. Sebagai satuan fisiognomis b. Sebagai satuan floristis II. Tempat tumbuh a. Letak geografis dari tempat tumbuh b. Faktor tempat tumbuh c. Keadaan tempat tumbuh
BURT DAVY (1938) : BASAH, KERING, IKLIM & EDAFIS MOIST WOODLAND Moist Climate Formation 1. Tropical lowland evergreen rain forest 2. Tropical semi - evergreen rain forest 3. Tropical moist diciduous forest 4. Tropical upper - montane rain forest 5. Tropical high - montane conifer forest 6. Tropical montane bamboo 7. Tropical alpine woodland Moist Edaphic Formation 8. Tropical riparian woodland 9. Tropical fresh - water swamp 10. Tropical palm swamp 11. Tropical mangrove woodland 12. Tropical littoral woodland
DRY WOODLAND 13. Tropical dry evergreen forest 14. Tropical savana woodland Subformation : i. ii. iii. iv. v. vi.
Tropical savana forest Topical open woodland Tropical orchard country Tropical high grass-low tree savana Tropical dry palm stards Tropical bamboo brakes
Thorn forest in the Motagua valley
15. Tropical thornland Subformation i. Thorn forest
Pada sistem Burt Davy ini, kriteria klasifikasi yang menonjol adalah faktor lingkungan, khusus keadaan air, baru menyusul fisiognomi, struktur dan komposisi jenis.
Beard (1944) membuat Klasifikasi Amerika Tropika yang dimulai dengan penetapan asosiasi (floristik), kemudian asosiasi disusun dan digolongkan ke dalam beberapa formasi berdasarkan fisiognominya dan akhirnya dikelompokkan menurut keadaan tempat tumbuhnya Dalam garis besarnya sistem Beard ini ialah : A. Rain forest B. Seasonal formation 1. Evergreen formation 2. Semi-evergreen formation 3. Deciduous seasonal forest 4. Thorn woodland C. Dry evergreen formation 1. Xerophytic rain forest 2. Littoral woodland
D. Montane formation E. Swamp formation 1. Lower montane rain forest 1. Swamp forest 2. Montane rain forest 2. Palm swamp 3. palm brake 3. mangrove woodland 4. Elfin woodland 5. Mountaine pine forest 6. Bamboo brake F. Marsh of seasonal swamp formation 1. Marsh forest 2. Marsh woodland 3. Palm marsh 4. Savana
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove
Menurut Fosberg (1958, 1961) Klasifikasi vegetasi di daerah tropika perlu dibakukan dan untuk tujuan itu ia memperkenalkan sistem yang disebutnya klasifikasi umum yang rasional. Dalam sistem ini klasifikasi vegetasi hutan menjadi berikut :
CLOSED VEGETATION I. Forest A. Evergreen 1. Rain forest : Malayan dipterocarp forest 2. Swamp forest : a. Orthophyll swamp : Baringtonia racemosa swamp, most fresh water, fresh water swamp types
b. Sclerophyll (mangrove) swamp : Rhizopora swamp, avicennia swamp, most salt or strongly brakish water swamp c. Megaphyll swamp : Usually composed of palms, mauritia swamp 3. Dwarf Sclerophyll forest (mossy forest, cloud forest) 4. Hardwood orthophyll forest : dry evergreen forest of North Thailand 5. Softwood orthophyll forest : belukar, most secondary forest in the humid tropic 6. Broad Sclerophyll forest : a. mesophyll : dry evergreen forest of ceylon b. Megaphyll : palm forest
7. Narrow Scleropyill forest (needle leafed forest) a. Resinous : pine forest b. Non-resinous : Casuarina equisetifolia forest 8. Bamboo forest 9. Evergreen microphyll forest : Leucaena glauca forest, prosepis forest B. Deciduous 1. Monsoon type forest : deciduous dipterocarp forest 2. Microphyll forest 3. Thorn forest II. Open forest with closed lower layers A. Evergreen 1. Open ortophyll forest 2. Open broad sclerophyll forest a. Mesophyll
3. Open narraw sclerophyll forest a. Resinous : Philipine and mexican pine forest b.Non-resinous : Open casuarina forest 4. Open microphyll forest : open prosapis forest B. Deciduous 1. Open deciduous ortophyll forest : deciduous dipterocarp forest of Thailand 2. Open deciduous sclerophyll forest 3. Open deciduous microphyll forest
III. Closed scrub with scattered trees A. Evergreen 1. Ortophyll scrub with trees 2. Sclerophyll scrub with trees 3. Microphyll scrub with trees
B. Deciduous 1. Deciduous ortophyll scrub with trees 2. Deciduous sclerophyll scrub with trees 3. Deciduous microphyll scrub with trees IV. Savana A. Evergreen 1. Orthophyll savana : fern savana 2. Sclerophyll savana a. Mesophyll b. Megaphyll : palm and pandan savana 3. Narrow sclerophyll savana : pine savana 4. Microphyll savana savana
B. Deciduous 1. Deciduous orthophyll savana 2. Deciduous microphyll savana 3. Thorn savana
OPEN VEGETATION V. Steppe forest (often called woodland or woodland savana) A. Evergreen 1. Orthophyll steppe forest 2. Broad sclerophyll steppe forest a. Megaphyll : open palm forest b. Open sclerophyll (mangrove) swamp 3. Narrow Scleropyill forest a. Resinous : some open pine forest b. Non-resinous : some casuarina forest B. Deciduous 1. Orthophyll steppe forest : some monsoon forest 2. Microphyll steppe forest 3. Deciduous bamboo forest 4. Open thorn forest : Carribean thorn forest
Raunkiaer (1934) : Klasifikasi Life Form dan konsep spektrum biologi (persentase jenis dalam komunitas yang memiliki variasi Life Form) Whittaker (1975), tipe formasi utama : 1. Tropical rain forest 2. Tropical seasonal forest 3. Temperate rain forest 4. Temperate deciduous forest 5. Temperate evergreen forest 6. Taiga (sub arctic-sub alpine needle leaved forest) 7. Elfin Woods (sub alpine zone forest on tropical mountains)
8.
Tropical broad leaved woodlands
9.
Thornwoods
10. Temperate woodlands 11. Temperate shrublands 12. Savannas (tropical grasslands) 13. Temperate grasslands 14. Alpine shrublands 15. Alpine grasslands 16. Tundra (treeless arctic plains) 17. Warm semi dessert shrubs 18. Cool semi desertArctic-Alpine semi desert 19. True desert (sub tropical) 20. Arctic-Alpine desert
KLASIFIKASI VEGETASI (KIMMINS, 1987) Pendekatan : Langsung :- Struktur & life form - Dominasi jenis - Komposisi floristik - Produktivitas tumbuhan •
•
Tak Langsung : -Iklim - Fisiografi
Klasifikasi Menurut Whittaker, 1973 : Pemilihan kriteria sebagai dasar klasifikasi tergantung : 1. Aksesibilitas : kriteria mudah dilihat dan diukur di lapangan 2. Signifikansi : kemampuan kriteria untuk membedakan satu komunitas dengan yang lain (tingkat korelasi antara kriteria dengan ciri khas komunitas dan lingkungan. 3. Efektivitas : kesesuaian untuk menggambarkan perbedaan lingkungan pada tingkat yang diperkirakan secara detail.
A. KLASIFIKASI STRUKTUR DAN LIFE FORM Klasifikasi fisiognomi : 1. Perintis Humboldt – Grisebach (abad 19) : - Berdasarkan karakteristik kelas vegetasi (bentuk pertumbuhan yang dominan dan tipe lingkungan) - Kelas vegetasi : formasi 2. Warming (1909) Asosiasi adalah suatu komunitas komposisi floristik dalam formasi
yang
mempunyai
B. KLASIFIKASI BERDASARKAN TIPE DOMINAN Jenis dominan : 1. Biomassa 2. Kerapatan 3. Tinggi 4. Luas penutupan tajuk, dll. Seperti : - Hutan Pinus - Hutan Jati - Hutan Ramin - Hutan Meranti Sistem klasifikasi nasional berdasarkan tipe penutupan hutan oleh Society of American Foresters (1980)
C. KLASIFIKASI BERDASARKAN KOMPOSISI FLORISTIK 1. Vegetasi penutup tanah ( ground vegetation) a. Kelas tipe tapak : berdasarkan kelembaban dan status kesuburan tanah b. Tipe tapak c. Tipe hutan 2. Komposisi lapisan tajuk (overstory compotition) 3. Komposisi dari ciri komunitas tumbuhan a. Pendekatan BRAUN-BLANQUET b. Pendekatan DAUBENMIRE (Habitat)
KLASIFIKASI EKOSISTEM HUTAN DI INDONESIA Van Steenis (1957) dalam Soerianegara dan Indrawan (1984) tipe-tipe vegetasi yang dijumpai di kepulauan Indonesia dan wilayah sekitarnya sistem alami, didasarkan atas perbedaan iklim basah dan bermusim, perbedaan edafis dan perbedaan altitudinal. Formasi-formasi hutan yang ditentukan dengan sistem ini adalah :
I. IKLIM BASAH Kadang-kadang atau selalu tergenang Air asin (laut), dipengaruhi pasang surut :1. Mangrove Air tawar (hujan, sungai), diam : - Eutrofik 2. Hutan Rawa - Oligotrofik 3. Hutan Gambut - Air tawar (tepi sungai), deras : 4. Vegetasi Rheofit
Areal hutan gambut yang terbuka
Tanah Kering Pantai : Pedalaman hingga batas pohon (timber line) Tanah podsol, kuarsa dataran rendah : Tanah kapur dataran rendah :
6. Vegetasi Tanah kuarsa 7. Vegetasi tanah kapur
Jenis-jenis tanah lain : Elevasi 2 – 1000 m Elevasi 1000 – 2400 m Elevasi 2400 – 4150 m
8. Hutan hujan tropika 9. Hutan hujan Pegunungan 10.Hutan hujan Sub Alpin
5. Vegetasi Pantai
II. IKLIM BERMUSIM
Elevasi <1000 m Elevasi > 1000 m
11. Hutan musim (moonson) dataran rendah 12. Hutan musim Pegunungan
Vegetasi Pantai
IKLIM I. BASAH (A, B)
KETINGGIAN
KEADAAN TANAH Tanah kadang-kadang/ selalu tergenang
Air asin, dipengaruhi pasang surut Air tawar (hujan, sungai), diam
Tanah kering
Hutan Mangrove Eutropik Olagotropik
Tanah kadang-kadang/ selalu tergenang
Akuatik
Pantai
Hutan Pantai Hutan hujan bawah Hutan hujan tengah Hutan hujan atas
<1000 m 1000-3000 m >3000 m
Hutan Mangrove
Air asin, dipengaruhi pasang surut Air tawar (hujan, sungai), diam
Tanah kering
Tanah kadang-kadang/ selalu tergenang
Tanah kering
Hutan Rawa
Eutropik
Air tawar (sungai,danau)
Akuatik
Pantai
Hutan Pantai
Pedalaman III. KERING (E, F)
Hutan Rawa Hutan Gambut
Air tawar (sungai,danau)
Pedalaman
II. BERMUSIM (C, D)
TIPE EKOSISTEM MAKRO
Air asin, dipengaruhi pasang surut
<1000 m >1000 m
Hutan musim bawah Hutan musim tengah atas Hutan Mangrove
Air tawar (hujan, sungai), diam
Hutan Rawa
Air tawar (sungai,danau)
Akuatik
Pantai
Hutan Pantai
Pedalaman
Sabana