LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MATAKULIAH ILMU GULMA
Oleh : KELOMPOK 4 VIDDY ADHA DAMALUDIKA IRMA HENDRIANTO MOH. FAHRI ADHI SAPUTRA
E 281 13 054 E 281 13 027 E 281 13 042 E 281 13 017 E 281 13 022
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik dikehidupan dunia maupun kehidupan diakhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan
penuh
manfaat.
Berkat
nikmat
dan
karunia-Nya
serta
dorongan dari semua pihak, kami (Kelompok 2) dapat menyelesaikan penulisan Laporan Lengkap Praktikum Matakuliah Ilmu Gulma. Kami menyadari sekali, di dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya, baik dari segi tata Bahasa maupun dalam hal pengkondisian kepada dosen serta teman-teman sekalian. Harapan yang paling besar dari kami, mudah-mudahan apa yang kami tulis ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Palu, Mei 2015
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami (kelompok 2) dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan judul Laporan Lengkap Praktikum Matakuliah Ilmu Gulma. Selama pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini banyak mendapatkan arahan, bimbingan, saran, serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Allah Swt, yang telah memberikan kami kekuatan, kesabaran, dan kesehatan.
2.
Bapak Ir. Usman Made, MP., selaku dosen matakuliah Ilmu Gulma.
3.
Teman-teman yang juga telah memberikan dorongan semangat dan doanya kepada kami. Ucapan terima kasih teristimewa dipersembahkan kepada Kedua Orang Tua
kami yang selalu memberikan kasih sayang, dorongan, dan do’a sampai saat ini.
Palu, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL I.
i ii iii iv v vi
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. .................................................................................. 1 1.2 Tujuan................................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gulma. ............................................................................................... 2 2.2 Analisis Vegetasi................................................................................ 2 2.3 Metode Kuadrat. ................................................................................ 3 III. METODE PRAKTEK 3.1 Tempat dan Waktu. ............................................................................ 4 3.2 Alat dan Bahan................................................................................... 4 3.3 Cara Kerja.......................................................................................... 4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil. ................................................................................................. 5 4.2 Pembahasan. ...................................................................................... 6 V. KESIMPULAN Kesimpulan.............................................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL No.
Teks
Halaman
1.
Kerapatan Mutlak dan Kerapatan Nisbi.............................................
5
2.
Frekuensi Mutlak dan Frekuensi Nisbi. .............................................
5
3.
Nilai Penting dan Summed Dominance Ratio (SDR). ........................
6
I. PENDAHULULAN 1.1 Latar Belakang Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan. Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat metode yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode kuadrat, metode garis dan metode titik. Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan agar Mahasiswa mampu menghitung kerapatan mutlak dan nisbi jenis-jenis gulma pada area tertentu, dapat menghitung nilai penting, SDR, dan dapat menentukan jenis gulma yang dominan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gulma Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya (Sembodo, 2010). Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat perkembangbiakan gulma sangat mudah baik secara generatif maupun secara vegetatif. Secara generatif, biji-biji gulma yang halus, ringan, dan berjumlah sangat banyak dapat disebarkan oleh angin, air, hewan, maupun manusia. Perkembangbiakan secara vegetatif terjadi karena bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas yang nantinya akan membentuk tumbuhan baru. Demikian juga, bagian akar tanaman, misalnya stolon, rhizomma, dan umbi, akan bertunas dan membentuk tumbuhan baru (Barus, 2003). 2.2 Analisis Vegetasi Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan
sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak (Adi, 2013). Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat metode yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode kuadrat, metode garis dan metode titik (Surasana, 1990). 2.3 Metode Kuadrat Metode kuadrat merupakan bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990). Metode kauadrat adalah metode yang dilakukan dengan
melakukan
pengamatan pada suatu areal dalam satuan kuadrat (m2, cm2) dan bentuk petak contoh dapat berupa segi empat, segi panjang atau lingkara. Metode garis adalah dengan meletakkan petak contoh yang memanjang diatas sebuah komunitas vegetasi (Yernelis.1995).
III. METODELOGI 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum matakuliah Ilmu Gulma dilakukan di lahan praktek Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Praktikum ini dilakukan pada hari sabtu tanggal 2 Mei 2015 pukul 09.00 Wita. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum matakuliah Ilmu Gulma tentang analisis vegetasi adalah kayu untuk membuat petakan, tali rafia, penggaris untuk mengukur, dan alat tulis seperti pensil/pulpen dan buku. 3.3 Cara Kerja Mahasiswa dibentuk menjadi delapan grup. Setiap grup mahasiswa mencari areal untuk dianalisa. Melakukan analisa vegetasi secara bersama-sama dalam satu grup. Tiap grup membuat lima buah petak contoh yang masing-masing berukuran 50 cm x 50 cm dengan menggunakan kayu dan tali. Setelah itu mahasiswa mencatat dan menghitung semua jenis/spesies gulma yang ada pada petak contoh. Setelah selesai mengumpulkan data dari lapangan, data tersebut digunakan untuk menghitung kerapatan nisbi, frekuensi nisbi, nilai penting, dan Summed Dominance ratio (SDR) untuk setiap jenis gulma.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Tabel 1. Kerapatan mutlak dan kerapatan nisbi Petak No Gulma I II III IV Axonopus 1 7 8 3 5 compressus Cleome 2 5 3 9 rutidosperma 3 Euphorbia hirta 2 Paspalum 4 5 4 7 conjugatum Rottboellia 5 5 1 cochinchinensis JUMLAH 17 13 21 13
K. Mutlak
K. Nisbi (%)
-
33
33.33 %
5
22
22.22 %
11
13
13.13 %
3
19
19.19 %
6
12
12.13 %
25
99
100.00 %
V
(Perhitungan mengenai kerapatan mutlak dan nisbi dilampirkan) Tabel 2. Frekuensi mutlak dan frekuensi nisbi Petak No Gulma I II III IV Axonopus 1 1 1 1 1 compressus Cleome 2 1 1 1 rutidosperma 3 Euphorbia hirta 1 Paspalum 4 1 1 1 conjugatum Rottboellia 5 1 1 cochinchinensis JUMLAH 3 3 4 3
F. Mutlak
F. Nisbi (%)
-
0.8
23.53 %
1
0.8
23.53 %
1
0.4
11.76 %
1
0.8
23.53 %
1
0.6
17.65 %
4
3.4
100.00%
V
(Perhitungan mengenai frekuensi mutlak dan nisbi dilampirkan)
Tabel 3. Nilai penting dan Summed Dominance Ratio (SDR) No Gulma 1 2 3 4 5
Axonopus compressus Cleome rutidosperma Euphorbia hirta Paspalum conjugatum Rottboellia cochinchinensis
K. Nisbi
F. Nisbi
33.33 % 22.22 % 13.13 % 19.19 % 12.13 %
23.53 % 23.53 % 11.76 % 23.53 % 17.65 %
Nilai Penting 56.86 45.75 24.90 42.72 29.77
SDR 28.43 22.88 12.45 21.36 14.88
(Perhitungan mengenai nilai penting dan SDR dilampirkan) 4.2 Pembahasan Dari tabel hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa gulma yang memiliki kerapatan mutlak dan nisbi paling tinggi hingga paling rendah adalah Axonopus compressus dengan nilai kerapatan mutlak 33 dan kerapatan nisbi 33.33%, Cleome rottidosperma dengan nilai kerapatan mutlak 22 dan kerapatan nisbi 22.22%, Paspalum conjugatum dengan nilai kerapatan mutlak 19 dan kerapatan nisbi 19.19%, Euphorbia hirta dengan nilai kerapatan mutlak 13 dan kerapatan nisbi 13.13%, serta Rottboellia cochinchinensis dengan nilai kerapatan mutlak 12 dan kerapatan nisbi 12.13%. Gulma yang memiliki frekuensi paling tinggi hingga rendah adalah Axonopus compressus, Cleome rottidosperma, dan Paspalum conjugatum dengan
nilai
frekuensi
mutlak
0.8
dan
frekuensi
nisbi
25.53%;
Rottboellia cochinchinensis dengan nilai frekuensi mutlak 0.6 dan frekuensi nisbi 17.65%; serta Euphorbia hirta dengan nilai frekuensi mutlak 0.4 dan frekuensi nisbi 11.76%. Gulma Axonopus compressus memiliki nilai penting 56.86 dan SDR 28.43, Cleome rottidosperma memiliki nilai penting 45.75 dan SDR 22.88, Euphorbia hirta memiliki nilai penting 24.90 dan SDR 12.45, Paspalum conjugatum memiliki nilai penting 42.72 dan SDR 21.36, dan Rottboellia cochinchinensis memiliki nilai penting 29.77 dan SDR 14.88.
V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1.
Vegetasi gulma menggambarkan perpaduan berbagai jenis gulma di suatu wilayah atau daerah tertentu.
2.
Konsep dan metode analisis vegetasi sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya.
3.
Jenis gulma yang paling mendominasi diantara kelima jenis gulma diatas adalah Axonopus compressus dengan nilai penting 56.86 dan nilai SDR 28.43.
DAFTAR PUSTAKA Adi. 2013. Vegetasi Gulma. http://arekpekalongan.blogspot.com/2013/10/vegetasi gulma.html diakses 12-5-2014. Yernelis.1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers, Jakarta. Barus, Emanuel .2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta. Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB.
LAMPIRAN 1. Perhitungan a. Kerapatan Mutlak K. Mutlak = ∑ individu suatu jenis dalam tiap petak contoh K. Mutlak Axonopus compressus = 7 (pada petak 1) + 8 (pada petak 2) + 3 (pada petak 3) + 5 (pada petak 4) + 0 (pada petak 5) = 33 K. Mutlak Cleome rottidosperma = 5 + 3 + 9 + 0 + 5 = 22 dst… b. Kerapatan Nisbi K. Nisbi = {K. Mutlak jenis gulma/∑ K. Mutlak semua jenis gulma} x 100% K. Nisbi Axonopus compressus = {33/99} x 100% = 33.33% K.Nisbi Cleome rottidosperma = {22/99} x 100% = 22.22% dst… c. Frekuensi Mutlak F. Mutlak = ∑ Petak contoh yang berisi gulma tertentu/∑ semua petak contoh F. Mutlak Axonopus compressus = 4/5 = 0.8 F. Mutlak Cleome rottidosperma = 4/5 = 0.8 dst… d. Frekuensi Nisbi F. Nisbi = {F. Mutlak gulma tertentu/∑ nilai F. Mutlak semua jenis} x 100% F. Nisbi Axonopus compressus = {0.8/3.4} x 100% = 23.53% F. Nisbi Cleome rottidosperma = {0.8/3.4} x 100% = 23.53% dst…
e. Nilai Penting Nilai penting = Kerapatan Nisbi + Frekuensi Nisbi Nilai penting Axonopus compressus = 33.33 + 23.53 = 56.86 Nilai penting Cleome rottidosperma = 22.22 + 23.53 = 45.75 dst…
f. Summed Dominance Ratio (SDR) SDR = Nilai penting/2 SDR Axonopuss compressus = 56.86/2 = 28.43 SDR Cleome rottidosperma = 45.75/2 = 22.88 dst…
2. Dokumentasi
Axonopus compressus
Cleome rottidosperma
Euphorbia hirta
Paspalum conjugatum
Rottboellia cochichinensis
Proses pemasangan petak contoh (50 cm x 50 cm)