LAPORAN ANALISIS UTILITAS BANGUNAN YOGYAKARTA ’ ‘HOTEL AMARIS YOGYAKARTA’
DISUSUN OLEH :
Faradisa Bintana Aulia
39694
Dika Ardi Irawan
39698
Eka Pradhistya Prasidhanta
39703
Anindita Andriyani
39706
Blasius Endru
39715
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul LAPORAN
ANALISIS
UTILITAS
BANGUNAN„HOTEL
AMARIS
YOGYAKARTA‟ Makalah ini disusun dengan harapandapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Teknik Arsitektur pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya atas motivasi, bimbingan dan petunjuk yang diberikan kepada kami dari berbagai pihak, terutamanya: 1. Ibu Ir. Medy Krisnany S, M.Arch. selaku Dosen pengampu mata kuliah Utilitas Bangunan Syafi’ I selaku Dosen pengampu mata 2. Bapak Nedyomukti Imam Syafi’I
kuliah Utilitas Bangunan 3. Pihak Hotel Amaris Yogyakarta yang telah memberi izin kami untuk melakukan survey sekaligus memberi informasi yang kami butuhkan 4. Teman – teman mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta atas semua dukungannya 5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya laporan akhir mata kuliah Utilitas Bangunan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kat a sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan. Yogyakarta, 8 April 2014
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul LAPORAN
ANALISIS
UTILITAS
BANGUNAN„HOTEL
AMARIS
YOGYAKARTA‟ Makalah ini disusun dengan harapandapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Teknik Arsitektur pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya atas motivasi, bimbingan dan petunjuk yang diberikan kepada kami dari berbagai pihak, terutamanya: 1. Ibu Ir. Medy Krisnany S, M.Arch. selaku Dosen pengampu mata kuliah Utilitas Bangunan Syafi’ I selaku Dosen pengampu mata 2. Bapak Nedyomukti Imam Syafi’I
kuliah Utilitas Bangunan 3. Pihak Hotel Amaris Yogyakarta yang telah memberi izin kami untuk melakukan survey sekaligus memberi informasi yang kami butuhkan 4. Teman – teman mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta atas semua dukungannya 5. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya laporan akhir mata kuliah Utilitas Bangunan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kat a sempurna, oleh sebab itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang membutuhkan. Yogyakarta, 8 April 2014
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |1
DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar…………………………………………………… Pengantar……………………………………………………
1
Daftar Isi…………………………………...……………………… Isi…………………………………...………………………
2
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN………………………………………… …………………………………………..
3
Latar Belakang………………………………………...…… .. Rumusan Masalah ………………………………...…...…… .. Tujuan …………………………………....................……… ... Waktu dan Tempat …………………….………...………..… Teknik Survey…………………….……....................……… ..
3 3 3 3 4
BAB II DESKRIPSI BANGUNAN…………....... BANGUNAN ………….......................………... ..............………...
5
BAB III DASAR TEORI …………………….…… ...............……… …………………….…….......... .....……… ……………………..............… ..…..…… A. Air Bersih dan Air Kotor ……………………............ ......……..… ………....……….……....... ....……….……....... ......……..… B. Air Kotor dan Limbah……… C. Lift, Tangga Umum dan Darurat …….....……................…..… ……………………..............…………....…… D. Jaringan Listrik ……………………..............…………....…… E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) ..….…… F. Fire Protection……………………..............……………….… G. Penangkal Petir ……………………..............…………....…… H. Telekomunikasi …………………….............…………....……
7 7 11 15 23 25 31 34 39
A. B. C. D. E.
BAB IV PEMBAHASAN SISTEM JARINGAN UTILITAS
Air Bersih dan Air Kotor ……..……..............…………....…… . ……..……..................…………....…….. Air Kotor dan Limbah……..……..................…………....…… ……..……..............…....…….. Lift, Tangga Umum dan Darurat ……..……..............…....…… ……..……...............................…...…… ....…...……....…… ....…….. Jaringan Listrik ……..……........................... ……….... HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) ……….... Fire Protection……..……..............…………….………....…… Penangkal Petir ……..……..............……………………....…… Telekomunikasi ……..……..............…………...………....……
41 49 55 64 69 75 79 81
DAFTAR PUSTAKA……..……..............…………….………....…… PUSTAKA……..……..............…………….………....……..
85
A. B. C. D. E. F. G. H.
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam bidang arsitektur, utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat maka bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan terhambat. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa pengetahuan mengenai penerapan sistem dan jaringan utilitas sangatlah penting. Melalui proposal ini, kami mengharapkan kesediaan pihak Amaris Hotel Diponegoro D iponegoro Yogyakarta Yogyakarta untuk memberikan ijin survey utilitas bangunan di Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah a. Sistem utilitas seperti apa yang diaplikasikan pada Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta? b. Bagaimana system utilitas tersebut tersebut bekerja?
C. Tujuan Mempelajari penerapan sistem dan jaringan utilitas pada bangunan berlantai banyak (lebih dari 3 lantai), meliputi sistem dan jaringan air bersih, sistem dan jaringan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan (lift, tangga umum, dan tangga darurat), sistem HVAC (Heating, Ventilation, Ventilation, and Air Conditioning), sistem penerangan, sistem pencegahan kebakaran, jaringan listrik, listr ik, penangkal petir, dan jaringan telekomunikasi. teleko munikasi.
D. Waktu dan tempat Waktu
: April 2014
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |3
Tempat
: Amaris Hotel Diponegoro Yogyakarta
E. Teknik survey Survey dilakukan melalui pengamatan obyek secara langsung, pengukuran, dokumentasi, wawancara, dan mempelajari gambar kerja.
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |4
BAB II DESKRIPSI BANGUNAN Hotel
Amaris
Jogjakarta,
bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi. Hotel Hotel Amaris merupakan salah satu “anak” dari salah satu badan manajemen Hotel terkemuka di Indonesia, Santika Premiere. Gedung Hotel Amaris di Jalan
Diponegoro,
Jogjakarta
dibangun pada tahun 2005 atas desain Aaron Purbo Architecture Studio. Hotel Amaris Jogjakarta Sumber :http://www.tiket.com/img/business/a/m/b usiness-amaris-dipenogoro_L.l.jpg
Hotel
Amaris
berstandart
merupakan
tinggi
dengan
Hotel harga
ekonomis, sehingga konsep gedung
yang diunduh Hotel tersebut tidak mewah, tetapi ceria. Konsep desain Hotel Amaris dapat dibilang sama di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat aksen warna yang cerah sehingga bangunan Hotel Amaris terkesan ceria dan ramah bagi pengunjung Hotel. Pada Hotel Amaris Jogjakarta, bangunan gedung tidak terlalu luas dan tinggi. Hotel Amaris Jogjakarta merupakan bangunan empat lantai (termasuk basement) dengan fungsi komersial yaitu hotel. Pada lantai terbawah bangunan terdapat basement dengan fungsi utama parkir. Pada basement juga terdapat ruang listrik, dapur, ruang CCTV, ruang karyawan, dan ruang STP. Pada lantai pertama bangunan, terdapat lobi dan area makan bagi pengunjung. Terdapat juga toilet umum dan kamar hotel. Pada lantai dua dan tiga bangunan, difungsikan maksimal sebagai area komersial yaitu sebagai kamar hotel. Hotel Amaris, walaupun bukan merupakan bangunan hotel yang luar dan tinggi, tetapi menyediakan fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Terdapat lift untuk akses keseluruh lantai bangunan, terdapat juga tangga manual yang difungsikan Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |5
sebagai tangga darurat jika terdapat keadaan yang berbahaya. Pada setiap kamar hotel, terdapat fasilitas AC dan air panas. Terdapat juga fasilitas TV dan shower pada setiap kamar hotel.
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |6
BAB III DASAR TEORI
A. Air Bersih dan Air Panas Sistem jaringan air bersih
Skema umum jar ingan air bersih Sumber air bersih
Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Air tanah a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer) b. Air tanah dalam (confined aquifer) 2. Air hujan 3. Air permukaan Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya. Sistem distribusi air bersih
1. Up-feed system Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan kemampuan
sepenuhnya pompa.
Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersbut,
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |7
sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedunggedung kecil yang rendah. 2. Down-feed system Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
Pipa distribusi
Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai perbikut: a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis) b. Plastik (PE, PVC)
Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran. b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dnegan desain jaringan dengan angka kenyamanan yang cukup. c. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan standar (berkaitan
dnegan
kecepatan
tertinggi
noise
yang
(biasanya
ditimbulkan) 2m/detik
atau
batas-batas kurang).
Sambungan memenuhi syarat dalam hal:
Kekuatan sambungan
Bahan
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |8
Sistem sambungan
Menahan tekanan
d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap cairan yang mengalir di dalamnya. e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan diganti). f.
Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300.
g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara. h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor i.
Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan air sebesar 10 kg/cm2.
j.
Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila terjadi gempa.
Hot water system
1. Supply air bersih Dalam
perhitungannya,
kapasitas
air
bersih
yang
perlu
dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum. 2. Boiler (tangki pemanas)
Lapora Alisi Utilitas Bagu a Aaris Hotel |9
Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian boiler: a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam. b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor) 3. Tangki air panas Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi dengan katup pengaman. 4. Pompa Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan. 5. Pemipaan Pipa
air
panas
mempunyai
fungsi
yang
spesifik
yaitu
mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banak mengalami penurunan. Dengan demikian: a. Tahan pada suhu tinggi b. Anti bocor c. Kedap air d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh permukaan pipa/ 6. Sistem listrik dan panel kontrol
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 10
a. Tegangan
dan
kuat
arus
listrik
harus
stabil
apabila
menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik. b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari:
Volume air panas dalam tanki air panas
Tekanan air
Suhu air panas
Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.
B. Air Kotor dan Limbah 1. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: a. Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ). b.
Sistem pembuangan air bekas. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu
c. Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. d. Sistem air buangan khusus. Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
2. Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran : a.
Sistem gravitasi.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 11
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah b. Sistem bertekanan. Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat
3. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara pembuangannya :
a. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa. b. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan. 4. Sistem
Pembuangan
Air
Buangan
dibedakan
berdasarkan
perletakannya:
1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung. 2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 12
1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi. 2. sewage Treatment Plant ( STP ) STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu dengan ketentuan : a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter. b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan s/d 30 mg / liter.
Beberapa jenis STP yang umum dipakai :
a. Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa bagian, Yaitu : - Equalizing tank - Aeration biozone - Primary settling tank - Chlorination tank - Effluent tank b. Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian, yaitu : - Primary clarifier tank - Rotor disk - Final clarifier - Chlorination system - Sludge disposal - Effluent tank c. Bio Activator,
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 13
Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan Rotating Biological Contactor.
STP Jenis Biological Contractor
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 14
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat
Alat transportasi bangunanmerupakan alat yang menunjang dan
memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis. A. Transportasi Secara Vertikal dan Horizontal
ELEVATOR
VERTIKAL
TANGGA
ESKALATOR
TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN
KONVEYOR HORIZONTAL
KORIDOR
(Diagram 1.1 : tra nsportasi dala m bangunan secara vertical dan horizontal).
TRANSPORTASI VERTIKAL Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 15
sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.
TRANSPORTASI HORIZONTAL Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang antar ruang dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan koridor.
B. Transportasi Manual dan Mekanis
UMUM TANGGA
MANUAL
DARURAT RAMPS
TRANSPORTASI DALAM BANGUNAN
ESKALATOR
MEKANIS
KONVEYOR PENUMPANG LIFT
(ELEVATOR) BARANG
(Diagram 1.2 : tra nsportasi dala m bangunan secara manual dan mekanis.)
TRANSPORTASI MANUAL Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti pada sistem mekanis.
TRANSPORTASI MEKANIS
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 16
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan
banyak
biaya
,
diantaranya
saat
pemesanan,
operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator BAGIAN – BAGIAN A. Tangga
Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system transportasi manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, biasanya digunakan sebagai tangga darurat. Tangga pada umumnya memiliki syarat: 1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38˚ 2. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus memakai bordes. 3. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua orang 110-120cm. 4. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm. Perhitungan optrede dan antrede mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna tangga agar tidak cepat lelah bagi yang naik dan tidak mudah tergelincir bagi yang turun. Hal ini juga berkaitan dengan estetika dari bangunan itu sendiri.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 17
Keterangan: Optrede = max. 19cm Antrede = min. 23cm
http://www.verhelst.be
Maka,
60 cm < 2p + t < 65 cm
B. Tangga darurat
Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya: a. Kemiringan maximum 40˚; b. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ; c. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan
menggunakan baterai selama listrik bangunan dimatikan karena keadaan darurat; d. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton)
dan pintu tahan api(metal); e. Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau
Smoke Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan tidak terganggu; f.
Dilengkapi peralatan darurat;
g. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung; h. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu
masuk ke dalam ruang tangga tersebut.
C. RAMPS
Adapun keriteria dan persyaratan ramps pada sebuah bangunan :
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 18
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan Ramps jenis landai ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya. 2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip. 3. Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped / disabled person
D. Koridor
Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual). Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor adalah : a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah. b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek
mungkin. c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna. d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari
sama sekali. e. Cukup terang.
E. Konveyor
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 19
Konveyor
merupakan
suatu
alat transportasi angkut untuk orang
atau
barang
secara
horizontal. Dipasang dalam keadaan
datar
atau
sudut
kemiringan kurang dari 10˚. Alat
ini
digunakan
dalam
jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system mekanik.
F. LIFT
Lift adalah alat transportasi
vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan menerus
bertingkat
secara
dengan
menggunakan
mesin
(mekanik).
tenaga
Umumnya digunakan di gedunggedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator.
Persyaratan Umum Lift / elavator
a. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift b. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunkan minimum 12 mm c. Jumlah kabel minimal 3 buah d. Balok pemikul dari baja / beton bertulang
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 20
e. Rel Lift dari bahan baja f. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat g. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih h. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm i.
Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri
j.
Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air
k. Pintu otomatis l.
Panel Control yang jelas pada cabin
m. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat n. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus kepuncak bangunan o. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air, api
G. Eskalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai, sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu lantai yang di atasnya maupun di bawahnya dengan menggunakan system tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak atas bantuan tenagamesin. Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup
luas untuk fasilitas ini, karenanya, escalator biasa digunakan pada bangunan yang bersifat public seperti mall, bandar udara, dll.
Syarat eskalator: a.Dilengkapi dengan railing, b. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escala tor, dan c. Sebaiknya didesain secara otomatis.
PERLETAKAN ESKALATOR:
a.Paralel. Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural dan memungkinkan sudut pandang yang luas.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 21
b.Cross Over. Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estet is tinggi. c.Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat mengangkut penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.
Gambar: Perletakan escalator
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 22
D. Jaringan Listrik Pada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik, untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah tangga dan keperluan lainnya. Ada 3 jenis sumber listrik yautu:
1. PLN Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN. Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain : a. Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya b. Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan yang berarti c. Tidak menimbulkan dampak yang merugikan seperti pencemaran, getaran, kebisingan d. Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan. Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke konsumen, yaitu : a. Diatas Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas, pada tiangtiang listrik. b. Dibawah Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipapipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kotakota dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.
2. Generator set ( Gen Set ) Generator merupkan alat yang merubah gerakan mekanis menjadi elektris melalui proses kemagnetan. Keuntungan pemakaian genset : a. Kapasitas KVA yang tidak terbatas
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 23
b. Lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki bahan bakar c. Biaya relatif murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan atau kelemahan Gen Set a. Memerlukan pemeliharan yang konstan dan testing yang teratur b. Kesulitan penyimpanan bahan bakar c. Dampak sampingan berupa kebisingan getaran dan suara dari saluran pembuangan gas 3. Baterai Sering digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik dalam keadaan emergency yang terbatas, terutama untuk penerangan. Beberapa unit ditempatkan pada individual cabinet atau pada rak untuk instalasi yang lebih besar dan selalu dilengkapi dengan peralatan otomatic charging. Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai : a. Tidak membutuhkan ruangan sendiri dan terpisah b. Dapat dipasang pada sisitem sentral dengan didistribusikan melalui saluran dari baterai langsung melalui fasilitas yang ada. Kerugian : a. Lamanya terbatas b. Manual Penggunaan Tenaga Listrik Pada Bangunan
a. Perlindungan bangunan, seperti perlindungan teradap bahaya, petir, dan pencemaran b. Pengadaan fasilitas, seperti pengadaan air bersih dan air panas, pengadaan transportasi dalam bangunan, pengkondisian udara, penerangan, sound system, dan telepon. c. Pelayanan kegiatan konsumen
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 24
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable ). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub)
Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem pendinginan tidak langsung (media udara) b) Sistem tata udara non sentral : sistem AC windows, sistem AC split.
Deskripsi masing – masing sistem: a) AC unit ( Non Sentral )
Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup dekat atau terdapat dalam satu container. Misalnya AC window (self contained AC unit) dan AC split (fan coil filter unit)
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 25
Sumber : http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg
Gambar.Prinsipkerja Air Conditioner (AC) Unithttp://air-conditionerariffandisaputra.blogspot.com/2012/03/bab-iii-pengetahuan-dasartentang-ac.html
Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit BesertaFungsinya. a) Compressor (komfersi).
Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant . b) Recervoir.
Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke compressor. c) Condensor (penguapan).
Berfungsiuntuktempatpembuangantemperaturpanas d) Evaporator (pengembunan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin e) Filter Dryer.
Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli f) Motor Fan Dan Blower.
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.
b) AC Central
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untukdiatur suhunya.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 26
Cara kerja AC Sentral: 1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor, refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU 2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam AHU yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/ mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin 3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui lubang register yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan O2 4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan tekanan velocity yang cukup
Di
pasaran,
terdapat
banyak
jenis
dan
macam-macam
AC, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. AC Split Wall
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 27
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
AC Split Wall adalah jenis AC yang paling umum digunakan di rumah, kantor maupun instansi di Indonesia, ini disebabkan beberapa faktor mulai dari gampangnya perawatan dan support.
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah bagian tempat dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan karena mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala suaranya yang berisik.
Kelebihan AC Split Wall :
Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar, misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko, karena condenser yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang didinginkan.
Suara didalam ruangan tidak berisik.
Kekurangan AC Split Wall:
Pemasangan pertama maupun pembongkaran apabila akan dipindahkan membutuhkan tenaga yang terlatih.
Pemeliharaan/perawatan membutuhkan peralatan khusus dan tenaga yang terlatih.
Harganya lebih mahal.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 28
2. AC Window
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
AC
Window
adalah
AC
yang
berbentuk
kotak
dan
dalam
pengoperasiannya tidak menggunakan remote. Karena tombol kontrol sudah terintegrasi dengan AC ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian yaitu unit itu sendiri dan tidak ada istilah outdoor dan indoor AC.
AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan jaman dan karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak praktis. Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 pk - 2.5 pk.
3. AC Sentral
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut. AC jenis ini biasanya dipergunakan di hotel atau mall.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 29
4. AC Standing Floor
AC Standing Floor adalah AC yang unit Indoonya berdiri dan mudah dipindahkan. Karena kepraktisannya ini, AC ini sering digunakan dalam acara-acara seperti acara ulang tahun, perkawinan, hajatan dan acara lainnya.
AC ini bisa dioperasikan dengan remote control. AC ini mempunyai bagian Indoor dan bagian Outdoor. Kapasitas AC ini mulai dari 2pk 5pk.
5. AC Cassette
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
Jenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette dengan berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.
Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra, tidak seperti memasang ac rumah atau ac split , yang bisa dipasang sendirian.
6. 6. AC Split Duct
http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 30
AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya menggunakan Sistem Ducting. Ini artinya, AC Split Duct tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu titik!. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedung yang memiliki ruangan luas.
AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiens i, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.
Kelebihan AC Split Duct :
Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.
Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor.
Kekurangan:
Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul terlatih.
Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan.
Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant. Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
F. Fire Protection Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 31
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector). 1.
Macam Macam Sistem Pendetectian
Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu: a. Non addresable System Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat memerintahkan
terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung
komponen outpu (keluaran) untuk merespon input
(masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain. b. Semi addresable System Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya. Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari: · ·
Satu lantai dalam bangunan / gedung Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah
gedung ·
Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah
gedung Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 32
c. Full Adresable System Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan
langsung
pada
titik
yang
diperkirakan
mengalami
kebakaran. 2. Peralatan Utama
a. Pendeteksi Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis (automatic Input Device), yaitu: Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara
di
sekitar
casing-nya
(ambiencetemperatur)
dengan
membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya, misla 57 „ C , 75 „ C dan sebagainya
ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan
peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan
peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon.
Smoke Detector
(pengindra asap).
b.
MCFA (Main Control Fire Alarm) MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main
Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP), berfungsi meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 33
G.Penangkal Petir Penangkal petir merupakan rangkaian alat-alat yang difungsikan untuk menyalurkan sambaran petir yang akan mengenai bangunan langsung ke tanah. Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait kebakaran dan kerusakan struktural akibat sambaran petir. 1.
Jenis-jenis metode penangkal petir
a.
Penangkal Petir Konvensional / Faraday / Frangklin
Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem yang hampir sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding, sedangkan sistem perlindungan yang di hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 - 40 derajat. Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faraday bahwa kabel penghantar
berada
pada
sisi
luar
bangunan
dengan
pertimbangan bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material penerima sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa disebut dengan sangkar faraday. b.
Penangkal Petir Radio Aktif
Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua ilmuwan sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan berasal dari proses ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan cara menggunakan zat berradiasi seperti Radiun 226 dab Ameresium 241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan
ion radiasinya yang dapat menetralkan muatan listrik awan. Maka manfaat lain hamburan ion radiasi tersebut akan menambah muatan pada ujung finial/splitzer, bila mana awan yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan zat radiasi kemudian menyambar maka akan cenderung mengenai penangkal petir ini. Keberadaan penangkal petir jenis ini telah dilarang pemakaiannya,
berdasarkan
kesepakatan
internasional
dengan
pertimbangan mengurangi zat beradiasi di masyarakat, selain itu penangkal petir ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan manusia. c.
Penangkal Petir Elektrostatis
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 34
Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian system penangkal petir radio
aktif,
yaitu
menambah
muatan
pada
ujung
finial/splitzer agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radio aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari listrik awan yang menginduksi permukaan bumi. 2.
Bagian Penangkal Petir
a. Batang Penangkal Petir Batang penangkal petir idealnya terbuat dari logam
konduktor,
contohnya
tembaga.
Berupa
batang dengan ujung lancip untuk memudahkan terjadinya aliran elektron dari petir untuk disalurkan pada kabel konduktor.
b. Kabel Konduktor Kabel Konduktor terbuat dari kawat tembaga yang dipilin. Standar diameter
kawat
tembaga
yang
digunakan adalah 1cm-2cm. Kabel konduktor memiliki fungsi untuk mengalirkan aliran listrik dari batang penangkal petir menuju ke tanah. Kabel konduktor dipasang pada dinding bagian luar bangunan. c. Grounding Sistem Grounding
sistem
berfungsi
mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pentanahan (ground
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 35
rod) yang tertanam di tanah. Batang pentanahan terbuat dari bahan tembaga berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 – 3 m
3.
Cara Kerja:
Terjadinya beda potensial antara awan petir dan tanah akan merangsang adanya loncatan elektron dari petir ke tanah. Loncatan elektron yang terlihat melalui kilat akan tertangkap oleh batang penangkal. Dari batang penangkal petir akan diteruskan melalui kabel konduktor menuju grounding sistem ke batang pentanahan yang akan diteruskan menuju tanah di bumi. 4.
Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir
Suatu instalasi penangkal petir yang telah terpasang harus dapat melindungi semua bagian dari struktur bangunan dan arealnya termasuk manusia serta peralatan yang ada didalamnya terhadap ancaman bahaya dan kerusakan akibat sambaran petir. Berikut ini akan dibahas mengenai cara menentukan
besarnya
kebutuhan
bangunan
akan
proteksi petir menggunakan beberapa standart yaitu berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir, Nasional Fire Protection Association 780, International Electrotechnical Commision 1024-1-1. Kebutuhan Bangunan Terhadap Ancaman Bahaya Petir Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir. Jenis Bangunan yang perlu diberi penangkal petir dikelompokan menjadi : 1. Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik. 2. Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya pabrik amunisi, gudang bahan kimia. 3. Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah, stasiun, bandara dan sebagainya. 4. Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya museum, gedung arsip negara.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 36
Besarnya kebutuhan suatu bangunan terhadap instalasi proteksi petir ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika bangunan tersebut tersambar petir. Berdasarkan Peraturan umum Instalasi Penangkal Petir besarnya kebutuhan tersebut mengacu kepada penjumlahan indeks-indeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan sebagai berikut; R = A+B+C+D+E
Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa semakin besar nilai indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu bangunan
sehingga
semakin
besar
kebutuhan
bangunan
tersebut
akan sistem proteksi petir.
Bebarapa Indeks perkiraan bahaya petir di tunjukkan ke dalam tabel berikut ini Tabel 4.1 IndeksA : Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan Penggunaan dan Isi Bangunan diamankan
biasa
baik
yang
Indeks A
tak
bangunan
perl
-10
maupu
isinya Bangunan dipergunakan
dan
isinya
misalnya
jaran
menara
0
ata
tiang dari metal Bangunan
yang
berisi
peralata
1
sehari-hari atau tempat tinggal misalny rumah tinggal, industri kecil, stasiu kereta Bangunan dan isinya cukup pentin
2
misalnya menara air, toko barang-baran berharga dan kantor pemerintah Bangunan yang isinya banyak seka
3
orang misalnya sarana ibadah, sekola
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 37
dan atau monumen sejarah yang penting Instalasi gas minyak atau bensin, da
5
rumah sakit Bangunan yang mudah meledak da
15
menimbulkan bahaya yang tak terkenda bagi sekitarnya misalnya instalasi nuklir
Tabel 4.2 IndeksB : Bahaya Berdasarkan Kontruksi Bangunan Kontruksi bangunan Seluruh bangunan terbuat dari logam
dan
mudah
Indeks B 0
menyalurkan
listrik Bangunan
dengan
kontruksi
1
beton bertulang atau rangka besi dengan atap logam Bangunan
dengan
kontruksi
2
beton bertulang, kerangka besi dan atap bukan logam Bangunan kayu dengan atap
3
bukan logam
Tabel 4.3 IndeksC : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan Tinggi bangunan
Indeks C
berdasarkan......(m) 6
0
12
2
17
3
25
4
35
5
50
6
70
7
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 38
100
8
140
9
200
10
Tabel 4.4 indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan Situasi bangunan
Indeks D
Di anah daar pada semua ketinggian
0
Di kaki bukit sampai % tinggi bukit
1
atau pegunungan sampai 1000 metter Dipuncak gunung atau pegunungan
2
yang lebih dari 1000 meter
Tabel 4.5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Hari Buruh Hari guruh per tahun
Indeks E
2
0
4
1
8
2
16
3
32
4
64
5
128
6
256
7
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 39
H. Telekomunikasi Pengertian
Dalam hubungannya dengan eksisnya sebuah bangunan, maka yang dibahas di sini adalah komunikasi antar ruang dalam bangunan, maupun komunikasi dari atau luar bangunan. a. Komunikasi dari/keluar bangunan, untuk hal ini diperlukan jaringann
komunikasi
yang
menghubungkan
antara
sebuah
bangunan dengan kantor telepon pusat. b. Komunikasi di dalam bangunan, dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam bangunan, dan ini memerlukan jaringan yang berada pada jaringan khusus dalam bangunan. Jenis Telekomunikasi Menurut pemakaiannya
a. Umum, dengan menggunakan radio gelombang pendek/air phone b. Pribadi, dengan telephone yang melalui operator c. Rahasia, dengan telex yang tidak melalui operator Menurut arahannya
a. One way communication (komunikasi satu arah) seperti: TV, radio, sound system, cctv b. Two way communication (komunikasi dua arah) seperti: telepon Menurut medianya
a. Audio b. Video c. Teletext d. Telegraph Menurut gelombang pembawanya
a. Tanpa
kabel
(wireless);
elektromagnet,
cordless,
radio
telekomunikasi b. Dengan kabel (wired); jaringan telepon kota, interkom
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 40
BAB IV PEMBAHASAN SISTEM JARINGAN UTILITAS
A. Air Bersih dan Air Panas 1. Sistem Tangki
Tangki air bersih yang digunakan adalah tangki beton ground tank yang terletak di bagian basement. Tangki pada Amaris Hotel ini berbentuk seperti ruangan yang besar dengan dinding-dinding berupa beton. Ada dua tangki air yang pertama berkapasitas 4000 liter dan kyang kedua 3000 liter sehingga total kapasitas air bersih di tangki adalah 7000 liter. Letak tanki air bersih bersebelahan dengan ruang pompa dimana pada ruang pompa selain berisi pompa, juga terdapat filter air bersih. Pendistribusian air bersih di Amaris Hotel berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) yang dipompakan dan langsung disalurkan ke setiap kamar pada setiap lantai. Karena tangki air bersih hanya ada pada bagian bawah, jika listrik padam maka air tidak dapat dipompakan ke kamar. Namun hal itu dapat di antisipasi dengan penyediaan sumber listrik lain, seperti genset.
Dinding beton yang tidak rapat sampai ke ata s yang dibaliknya adala h tangki air bersih Filter air bersih sebanyak dua buah
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 41
2. Up-feed System
Dari keberadaannya tangki air, maka dapat diketahui sistem distribusi apa yang digunakan oleh Amaris Hotel ini, yaitu up-feed system. Diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan pihak ME Hotel yang mendampingi kami bahwa sistem pendistribusian air bersih yang digunakan Amaris Hotel adalah air bersih yang ditampung di ground tank akan dipompa dan langsung didistribusikan ke kamarkamar. Letak tangki air bersih dengan daerah sanitasi buangan seperti pengolahan limbah dan lainnya memiliki jarak lebih dari 45m.
Skema Pendistribusian Air Bersih Hotel Amaris
3 pompa untuk memompa air bersih ke setiap kamar
GT
P >45m
PL GT = Ground Tank P = Ruang Pompa PL = Pengolahan Limbah L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 42
Dalam penggunaan distribusi air bersih secara up-feed system, ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah pembuatan relatif murah. Namun jika dibandingkan, sistem ini lebih banyak memiliki kekurangan, yaitu: a. Pompa bekerja secara terus menerus b. Pompa cepat rusak c. Ketinggian
terbatas
karena
kekuatan
pipa
terbatas
untuk
mengantisipasi tekanan air di dalamnya.
3. Hot Water System
Sistem standar pemanas air sebagai berikut: a. Supply air bersih / tangki b. Boiler c. Tangki air panas d. Pompa e. Pemipaan f. Sistem listrik dan panel kontrol Pada Amaris Hotel ini, air panas akan ditampung di tangki air panas terletak di bagian roof top. Karena listrik yang dibutuhkan untuk memanasi air cukup banyak dan mahal, pihak Amaris hotel mencari solusi dengan menggunakan panel surya untuk mendapatkan sejumlah energi yang akan dikonversikan menjadi tenaga listrik untuk menjalankan sistem pemanas air.Pada sistem pemanas air ini ada dua tangki air panas besar yang berkapasitas 2000 liter dan 3500 liter. Pada tangki air panas, terdapat sebuah signage yang menunjukan arah aliran air dan air apa yang ada di dalamnya. Untuk air panas diberi tanda panah dengan warna merah, sedangkan untuk air bersih biasa ditunjukan dengan tanda panah berwarna biru.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 43
Pompa sirkulasi
Panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pemanas air
Pa nel kontrol untuk mengatur pembagian energi listrik pada sistem pemanas a ir
Heat pump
Tangki air panas yang mengatur air panas tetap pada suhu yang stabil
Indikator suhu, jika suhu turun maka mesin pemanas akan berkerja kembali
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 44
Signage sistem aliran air panas
Gambar Kerja ME sistem air panas Amaris Hotel
Gambar Kerja ME sistem air panas L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 45
4. Sistem shaft
Shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya, untuk meletakkan saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada bangunan bertingkat, baik rumah maupun gedung.Bila pipa ditanam ke dalam dinding, akan sulit melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan. Diperlukan pintu kecil untuk mengaksesnya bila akan melakukan perbaikan. Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft, kabel listrik pun perlu. Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu. Shaft air berisi pipa vertikal air bersih, air kotor, dan kotoran. Sedangkan
shaft
listrik
berisi
pipa-pipa
kabel
listrik.Untuk
memudahkan perbaikan, pipa-pipa yang ada di dalam shaft ini perlu identitas. Karena itu akan lebih baik bila pipa-pipa tersebut diberi warna. Biasanya pipa air bersih diberi warna biru, air kotor warna abuabu, dan pipa kotoran warna hitam.
Pipa Tinja Pi a Air Kotor Kamar Mandi Pi a AC
S
Pi a untuk Kabel-kabel
h
Pi a Air Panas
a f
Ka tu Pi a Air Din in
t
a i r
Shaft air biasanya diletakkan bersebelahan dengan kamar mandi, karena pipa air yang menghubungkan antara kamar mandi di lantai 1
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 46
dengan lantai lainnya melewati shaft air ini. Shaft ini dapat diletakkan pada sisi luar bangunan, atau dimasukkan ke dalam denah kamar mandi. Namun pintu kecil lebih aman bila diletakkan di dalam ruangan.Agar lebih mudah menghubungkan pipa secara vertikal dari satu lantai ke lantai lainnya, maka sebaiknya area basah dijadikan satu zona. Misalnya, kamar mandi lantai 2 berada persis di atas kamar mandi lantai 1. Kalau bisa, pipa utilitas hanya membentang secara vertikal, tidak secara horizontal. Artinya, begitu pipa keluar dari dinding shaft, akan langsung bertemu dengan kamar mandi di lantai atas.Semakin panjang pipa, semakin riskan terjadinya kebocoran. Untuk itu gunakan pipa air sependek mungkin, tentunya tanpa mengurangi kelancaran pergerakan air. Ada hal yang unik di Amaris Hotel di bagian sistem shaft. Pihak Amaris Hotel memang sengaja mendesain pintu/jendela shaft menjadi bagian dari dekorasi. Karena jendela shaft berada di luar kamar, maka akan mempermudah ketika maintenance yang tidak perlu mengakses ke dalam kamar hotel, apalagi ketika kamar tersebut sedang digunkan. Satu shaft pada Amaris Hotel bisa untuk satu kamar ataupun dua kamar, untuk dua kamar, maka ukuran shaft akan lebih besar dari yang untuk satu kamar.
Pintu shaft pada Amaris Hotel yang tertutup (kiri) dan ter buka (kanan)
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 47
Perletakan shaft terhadap letak kamar
Pada gambar di atas dan di samping menunjukan perletakan shaft dimana ada yang satu shaft untuk satu kamar, namun ada juga satu shaft untuk dua kamar namun dnegan ukuran yang berbeda-beda.
Perletakan shaft lantai 1
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 48
B. Air Kotor dan Limbah Sumber air kotor dan limbah berasal dari :
1. Toilet 2. Drainase Kamar Mandi 3. Air Hujan 4. Wastafel 5.
Dapur
Klasifikasi Sistem Buangan yang Digunakan
a. Menurut jenisnya 1. Sistem Pembuangan Air Tinja 2. Sistem Pembuangan Air Sabun dan Lemak 3. Sistem Pembuangan Air Hujan dan Air Pembuangan AC 4. Sistem Pembuangan Air Khusus
b. Menurut cara pembuangannya Sistem pembuangan terpisah (Two-pipe system) dimana saluran untuk air tinja dan air sabun dipisah walaupun dalam satu kamar mandi.
c. Menurut cara pengaliran Sistem gravitasi yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Pada Amaris hotel ini ada juga yang menggunakan sistem bertekanan dimana air buangan dikumpulkan terlebih dahulu setelah mengalami proses pengolahan limbah lalu dipompakan ke riol kota.
d. Menurut letaknya Pada Amaris Hotel, letak STP (sewage treatment plant) berada diujung bangunan namun bergabung dengan bangunan, sehingga sistem pembuangannya terletak di dalam bangunan.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 49
Sistem jaringan yang digunakan pada Amaris Hotel adalah two pipe system dimana pipa saluran air tinja dengan air kotor dipisah lalu digabungkan di ruang STP (sewage treatment plant) lalu dipompa menuju riol kota selanjutnya. Skema Pembuangan Air Kotor dan Limbah
Skema pembuangan air kotor dan limbah
Closet Keran Air Panas Keran Air Dingin Floordrain
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 50
Shaft
Pada tiap dua kamar hotel, terdapat satu shaft yang menyalurkan air limbah kedalam Ruang Pengolahan Limbah (STP) yang berada pada bagian belakang gedung Hotel Amaris. Namun ada juga yang satu kamar memiliki satu shaft namun dengan ukuran yang lebih kecil. Shaft pada Hotel Amaris dapat dibilang unik karena pintu shaft merangkap sebagai ornament estetika dalam lorong Gedung. Seperti dapat dilihat diatas, pintu shaft tidak berada di dalam ruang hotel, tetapi berada di lorong hotel.
Shaft (Tertutup)
Shaft (Terbuka)
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 51
STP (Sewage Treatment Plant)
Dalam Ruangan Pengolahan Limbah (STP), terdapat dua tempat pengolahan limbah. Yang pertama, adalah tempat pengolahan limbah air tinja. Pada pengolahan limbah air tinja, limbah dikumpulkan ke dalam satu tangki dan diendapkan. Air sisa endapan akan dialirkan ke riool kota dan sisa limbah padat akan dibersihkan secara berkala setiap hari oleh petugas Hotel, dan limbah padat akan diolah oleh pemerintah.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 52
Pada sistem pengolahan air sabun dan lemak, terdapat bak kontrol lemak dengan dimensi yang cukup besar. Air dari wastafel, shower, dan dapur masuk ke dalam bak lemak. Sisa lemak akan diendapkan di bak kontrol lemak, sedangkan air sisa pembuangan akan dialirkan masuk ke dalam pengolahan sistem air tinja, dan akan di alirkan ke riol kota. Sisasisa limbah padat akan diambil setiap hari oleh petugas dan akan ditampung oleh pemerintah.
Bak kontrol Lemak
Limbah Padat
Air Hujan
Karena pada Amaris Hotel menggunakan roof top berupa plat beton untuk tempat utilitas seperti sistem air panas, AC dan lainnya, maka diperlukan sistem drainase air hujan agar tidak terjadi genangan air ketika hujan. Air hujan akan dialirkan ke bawah menuju sumur peresapan, jika sumur peresapan tidak mampu menampung lagi maka akan dialirkan ke riool kota.
Luban menu u i a air hu an
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 53
Jalur air hu an ada roofto
Selokan untuk drainase Bak kontrol
Sumur Peresapan Sewage Treatment Plant (STP)
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 54
C. Lift, Tangga Umum dan Darurat TANGGA
Pada hotel Amaris, terdapat 5 jenis tangga berdasarkan fungsi dan aksesnya . Kelima jenis tangga tersebut memiliki fungsi yang berbeda – beda dan penempatan yang berbeda pula. Fungsi tangga – tangga tersebut diantaranya: 1. Tangga depan atau atau tangga akses menuju ke dalam bangunan 2. Tangga penghubung tiap lantai 3. Tangga untuk maintenance peralatan 4. Tangga akses pada roof top 5. Tangga yang menghubungkan ruang staff dengan basement Gambar denah peletakan setiap tangga : ( Gambar denah peletakan tangga umum dan darura t Keterangan: kuning tangga umum; merah tangga darura t.)
Tangga depan
Tangga
Tangga yang menghubungkan ruang
Tangga
atau atau tangga
penghubung
staff dengan basement
darurat
akses menuju ke
tiap lantai
dalam bangunan
Tangga depan
Jumlah lantai pada hotel
Tangga ini hanya difungsikan
Jumlah tangga
hanya berjumlah
amaris ini adalah 3 buah
khusus untuk staff ( karyawan).
darurat sama
1 buah, karena
ditambah basement.
Tangga ini merupakan tangga
dengan tangga
hanya Sehingga toltal tangga akses antara ruang karyawan L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 55 difungsikan penghubung yang ada Hotel Amarisdengan ruang sebagai entrance
berjumlah 3 buah
service pada basement
umum yaitu 3 buah.
1. Tangga Umum
Komponen – komponen penting tangga umum yang terdapat pada amaris hotel: No
1
Nama
Penerangan
Gambar
Keterangan
Penerangan sangat diperlukan didalam kenyamanan akses tangga. Penerangan di buat untuk mempermudah pengguna hotel melihat pijakan tangga yang ada. Hotel amaris ini menggunakan penerangan alami pada siang hari dengan memanfaatkan sifat glass block yang tembus cahaya
2
Railing
Railing merupakan bagian tangga yang berfungsi sebagai pegangan untuk user saat menaiki ataupun menuruni tangga
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 56
3
Step nose
Step nose berfungsi untuk menghindari pengguna dari licinnya lantai. Selain itu untuk menghindari pengguna dari ujung anakan tangga yang tajam
4
Keramik Plin
Keramik Plin berfungsi untuk menghindari tembok dari kotoran akibat alas kaki pengguna
Ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga umum Hotel Amaris yang mengacu pada standar:
Optrede = 19cm
90 cm
150 cm
Antrede = 30cm
No
Bagian
Standar
Analisis pada Hotel Amaris
1
Antrede
Antrede = min. 23cm
Antrade = 30 cm
2
Optrede
Optrede = max. 19cm
Optrede = 19 cm
3
Kemiringan
Kemiringan
tangga
tidak diperbolehkan lebih
sudutnya Arc tan 19/30 = 33 derajat
dari 38˚ 4
Bordes
Jika jumlah anak tangga
Jumlah anak tangga = 18 buah
lebih dari dua belas anak
Terdapat bodres pada anak
tangga,
tangga 9
maka
harus
memakai
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 57
bordes 5
6
Lebar Tangga
Lebar anak tangga untuk
Lebar anak tangga pada hotel
satu orang cukup 90 cm,
amaris adalah 90 cm, oleh
sedangkan
karena itu hanya tangga untuk
untuk
dua
orang 110-120cm.
satu orang.
Tinggi
Tinggi balustrade sekitar
Tinggi balustrade 150 cm
balustrade
80-90 cm.
2. Tangga Darurat
Terdapat pintu keluar dari
Step nose berfungsi untuk menghindari pengguna dari dalam tangga menuju ke luar licinnya lantai. Selain itu bangunan. Selain berfungsi untuk menghindari sebagai exit door , Pintu ini pengguna dari ujung juga berfungsi sebagai anakan tangga yang tajam. penghalang agar tidak ada Step Nose ini harus ada di orang asing masuk kedalam Pada koridor tiap lantai dalam suatu tangga darurat bangunan hotel melalui tangga terdapat penanda / Sign keluar keamanan 58 L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o tuntuk e l |menjaga darurat tersebut jika terjedi keadaan genting pengguna atau darurat
Analisis ukuran – ukuran yang digunakan pada tangga darurat Hotel Amaris yang mengacu pada standar: No
Bagian
Standar
Analisis pada Hotel Amaris
1
Letak
Letak antar tangga darurat dalam bangunan
30 m dari tangga utama
30-40 m (+100 feet)
2
Penerangan
Dilengkapi penerangan yang cukup dengan
Penerangan
listrik cadangan menggunakan baterai
alami berupa
selama listrik bangunan dimatikan karena
glass block
keadaan darurat;
Penerangan buatan menggunakan lampu pada langit langit
3
Kemiringan
Kemiringan maximum 40˚;
tangga 4
Bordes
Arc tan 19/30 = 33 derajat
Harus terlindung dengan material tahan api
Bahan yang
termasuk dinding (beton) dan pintu tahan
dipakai berupa
api(metal);
beton pada bagian dinding dan besi / metal tahan api pada railing tangga
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 59
5
Lebar
Suplai udara segar diatur / dialirkan
Exhaust fan
Tangga
(menggunakan Exhaust fan atau Smoke
atau Smoke
Vestibule pada puncak / ujung tangga)
vestibule
sehingga pernafasan tidak terganggu;
ditempatkan dilangit langit / plafon tangga.
6
Tinggi
Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung
balustrade
kearah luar gedung;
Terdapat
pintu
keluar
dari
dalam
tangga
menuju ke luar bangunan.
3. Tangga depan
Tangga depan merupakan tangga entrance / masuk untuk para tamu hotel.
Pada
umumnya
untuk
menghindari dari bahaya banjir, lantai dasar bangunan biasanya ditinggikan. Selain itu peninggian lantai juga untuk memberikan ruang pada semi basement yang ingin dibuat. Dengan adanya ketinggian
lantai
tersebut
maka
diperlukan akses berupa tangga untuk ke lantai dasar bangunan hotel. Tangga entrance pada Hotel Amaris ini didisain semenarik
mungkin
pada
kiri
dan
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 60
kanannya agar menarik pengunjung untuk masuk kedalam hotel. 4. Tangga untuk maintenance peralatan
Gambar tangga
disamping
akses
untuk
merupakan maintenance
peralatan Hotel yang ada diatasnya. Tangga
ini
dibuat
khusus
agar
memudahkan staff ataupun mekanis memperbaiki alat – alat hotel yang rusak dan perlu dilakukan perawatan.
5. Tangga akses pada roof top
Tangga berfungsi kemudahan
akses untuk
pada
roof
top
memberikan
karyawan
dalam
melakukan pengecekan terhadap alat – alat atau mesin – mesin Hotel yang ada di roof top tersebut.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 61
RAMPS
Ramps pada bangunan Hotel Amaris dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu: 1. Ramps akses kedalam basement 2. Ramps akses dari luar menuju kedalam bangunan 3. Ramps pada koridor Hotel sebagai penghubung akibat ketinggian lantai yang berbeda
Sistem transportasi yang di gunakan pada Amaris Hotel Ramps tersebut terdapat pada
Rampspada Basement
muka gedung atau bangunan
merupakan
sarana
hotel. Ramps ini digunakan
untuk
lalang
untuk akses disable dan akses
kendaraan bermotor
barang kelobby
Ramps koridor menggunakan anti
selip agar tidak berbahaya bagi pejalan kaki.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 62
lalu
LIFT
Pada hotel ini terdapat satu buah lift yang difungsikan tidak hanya untuk pengunjung namun juga untuk keperluan service. Namun pihak hotel telah mengatur ketika service bekerja agar tidak mengganggu kegiatan tamu hotel. Lift pada hotel ini termasuk jenis lift Machine Room Lift (MRL) yang bertujuan penghematan ruang dalam gedung bangunan karena tidak memerlukan ruangan khusus (machine room) untuk meletakkan mesin motor dan relay, dimana mesin motor diletakan pada bagian overhead dari hoistway, dan panel diletakkan pada tembok di lantai teratas. Sistem pada lift ini adalah menggunakan tarikan kabel baja dari atas. SPESIFIKASI MERK KAPASITAS (orang) KAPASITAS (kg) RATED SPEED CAR INSIDE
LIFT SCHINDLER 8 630kg n/a 3mx3m
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 63
D. Jaringan Listrik Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan peralatan listrik, yang terhubung satu sama lain unuk menyalurkan tenaga listrik. Ada tiga sumber listrik yang dapat digunakan yaitu PLN, genset, atau baterai. Hotel Amaris Yogyakarta menggunakan dua sumber listrik yaitu PLN dan genset.
PLN Hotel
Genset
MDP
SDP
Main Distribution Panel
Sub Distribution Panel
PP Panel Pembagi
Skema jaringan listrik Ruang listrik pada Amaris Hotel terletak pada lantai basemen. Sumber listrik dari PLN disalurkan melalui saluran kabel bawah tanah menuju ruangan ini yang memiliki peralatan penerima dan pengontrol distribusi listrik untuk selanjutnya akan didistribusikan keseluruh bangunan. Listrik yang diperoleh dari PLN sebesar 390 volt, sedangkan listrik yang bersumber dari genset memiliki kapasitas sebesar 180 kVa, dengan input 147 kVa. Genset yang digunakan memiliki ukuran sebesar 400 x 130 x 190 cm. Sumber listrik dari genset digunakan apabila pasokan listrik dari PLN berkurang atau mengalami gangguan. Mesin genset akan otomatis menyala dalam 8 detik ketika listrik dari PLN berkurang atau mengalami gangguan.
RUANG LISTRIK
MESIN GENSET
SUMBER: DOK. PRIBADI
SUMBER: DOK. PRIBADI
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 64
Ruang listrik yang terletak pada lantai basemen ini dilengkapi absorber suara pada dindingnya. Adanya absorber ini dimaksudkan agar suara dari mesin genset yang sedang beroperasi tidak terdengar keluar ruangan ini sehingga tidak mengganggu aktivitas lainnya. Lapisan absorber ini melapisi seluruh bagian dinding dan langit-langit ruangan. Mesin genset bergerak dengan bantuan solar, sehingga ruangan ini terhubung langsung dengan tangki solar yang terletak di luar ruangan. Tempat pengisian solar terletak diluar gedung yang terhubung dengan pipa berwarna kuning menuju tangki penampung solar untuk kemudian dialirkan pada mesin genset. Selain memiliki saluran untuk pengisisna solar, ruangan ini juga memiliki pipa yang fungsinya untuk mengeluarkan panas dan limbah dari genset ketika beroperasi.
ABROSBER RUANG LISTRIK
TANGKI SOLAR.
PIPA
SUMBER: DOK. PRIBADI
SUMBER: DOK. PRIBADI
SUMBER: DOK. PRIBADI
PENYALUR
SOLAR
Jalur pengisian solar dapat dilihat pada gambar di bawah ini dimana pengisian solar utama diletakkan dibagian depan bangunan untuk selanjutnya dialirkan menuju tangki pengisian solar
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 65
Pemasangan
panel
pada
Amaris
Hotel
Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan Surface type. Penggunaan surface type ini ditandai dengan pemasangan komponen listrik pada permukaan dinding atau kolom dengan menggunakan bantuan sekrup.
Cara
pemasangan
seperti
ini
disebut
jugadengan system pemasangan out-bow. Peletakan panel dan alur peletakan kabel pada lantai basemen dan lantai satu dapat dijelaskan dengan gambar di bawah ini:
Tangga Kabel 400 x 100 mm Menuju shaft Rak Kabel
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 66
Agar
lebih
mudah
dalam
mengatur maintenance, kabel-kabel disatukan melingkupi
pada
rak
kumpulan
listrik kabel.
yang Rak
kabel ini biasanya jalurnya disamakan Rak Kabel
dengan jalur plumbing.
Listrik dari PLN dan dari genset ditampung pada Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR) yang juga disebut dengna MDP ( Main Distribution Panel) yang terletak pada ruang panel lantai basemen. Listrik dari PDTR kemudian didistribusikan menuju 5 SDP (Sub Distribution Panel) diantaranya panel lantai basemen, panel lantai 1, panel lantai atap, panel utama kebakaran, dan panel utama pompa. Untuk selanjutnya SDP yang sudah dibagi 5 ini dibagi-bagi lagi sesuai dengan kebutuhan, misalnya pada panel lantai 1 didistribusikan lagi menuju panel lantai 2 dan panel lantai 3, atau pada sub panel utama kebakaran didistribusikan lagi menuju panel elektronik dan panel penerangan luar. Untuk lebih jelasnya, skema pendistribusuan listrik pada Hotel Amaris Yogyakarta dapat dilihat pada gambar dibawah.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 67
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 68
E. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) Sistem penghawaan buatan yang diterapkan oleh Hotel Amaris ini menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu AC Split.Penggunaan AC di Hotel ini untuk memperoleh kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable ). Selain itu pemilihan AC Split sangat tepat mengingat jenis bangunan Hotel yang membutuhkan ke efektifan harga ( ekonomis ) dari segi pemakaian ( operasionalnya ) dan dari maintenancenya. Peletakan AC Split
Hotel ini meletakkan AC disetiap lantainya. AC digunakan untuk memberikan penghawaan pada setiap kamar hotel.
Lantai 1 : Terdapat 19 buah kamar tidur, dan resepsionis sehingga membutuhkan 20 buah AC Split
Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26 buah AC Split
Lantai 2 :Terdapat 26 buah kamar tidur, sehingga membutuhkan 26 buah AC Split
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 69
PELETAKAN KOMPONEN AC PADA DENAH LANTAI
Gambar Denah Hotel AC Split Kamar Hotel
Komponen AC diletakkan dengan sistem blok, dimana:
Untuk lantai basement dan lantai 1 , kondensor diletakkan di basement dan dibagian samping bangunan
Untuk lantai 2 dan 3 , kondensor diletakkan di rooftop dan di bagian samping bangunan
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 70
Lantai 1 ,kondensor
di
basement
dan
samping bangunan
diletakkan
Untuk lantai 2 dan 3 , kondensor
dibagian
diletakkan di rooftop dan di bagian samping bangunan
Kondensor AC Pada Basement Kondensor AC pada Rooftop
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 71
Jalur Distribusi Sistem AC Split pada Hotel Amaris
Evaporator
Kondensor
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 72
Sumber:http://2.bp.blogspot.com/kOywlVtWhT8/T5Apnyv3G0I/AAA AAAAAAEE/z_v9rML9waQ/s1600/Standart+Installasi+AC+CV.+Cahya +Sentosa.png Secara garis besar prinsip kerja air conditioner split pada Hotel Amaris adalah sebagai berikut:
kipas sentrifugal
refrigerant
. evaporator
kondensor
kipas propeller.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 73
Sistem penghawaan dengan Exhaust Fan
Selain
Air
Conditioning
,
bangunan
Hotel
Amaris
ini
juga
menggunakan exhaust fan untuk mengontrol udara pada ruang bangnan. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang untuk dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke dalam ruangan. Selain itu exhaust fan juga bisa mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang..
Lubang exhaust fan pada koridor bangunan Hotel
Lubang exhaust fan pada basement Hotel
Sistem kerja exhaust fan, adalah udara – udara panas pada bangunan Hotel amaris dihisap menuju ke saluran , selanjutnya udara akan diteruskan dan dikeluarkan lewat lubang pengeluaran ( outdoor) . Lubang pengeluaran tersebut terletak di rooftop bangunan
Adapun detail exhaust fan bangunan hotel ini :
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 74
F. Fire Protection Preservatif Treatment
:
1. Perlengkapan pencegahan 2. Pemilihan bahan bangunan, Material yang digunakan oleh apartement sejahtera adalah beton bertulang. Material ini tahan terhadap api sampai batasan tertentu. Sehingga, jika terjadi kebakaran, dapat dipastikan penyebaran apinya cukup lambat dibandingkan material lainnya.
Represif Treatment
:
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat pemadam kebakaran serta penunjang lainnya, seperti : 1.
Smoke detector
Smoke detector terdapat di loronglorong bangunan, lobi, dan pada kamar hotel dengan jarak-jarak tertentu. Smoke detector berfungsi untuk mendeteksi asap yang muncul dalam keadaan darurat. Asap akan dideteksi oleh alat tersebut dan alat akan bekerja dan menghidupkan alarm kebakaran di seluruh gedung Hotel Amaris. Smoke detector pada Hotel Amaris Sumber : Pribadi
2.
Speaker
Speaker berfungsi untuk menyiarkan alarm dan informasiinformasi penting kepada pengguna Hotel saat terjadi keadaan bahaya. Dengan adanya speaker pada lorong-lorong bangunan, alarm bahaya
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 75
diharapkan dapat terdengar pengguna dari seluruh sudut Hotel sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat.
Speaker pada Hotel Amaris Sumber : Pribadi
3.
Fire Alarm System
Fire alarm system adalah sistem peringatan jika terjadi kebakaran. Kronologisnya adalah sebagai berikut, ketika terdapat kebakaran asap akan dideteksi oleh smoke detector. Smoke detector kemudian aktif secara otomatis. Sistem itu kemudian bereaksi yang berupa hidupnya alarm/sirine kebakaran, automatic dialer system ke pemadam kebakaran, dll. Skema Fire Alarm System
: Sirine/alarm
Api dan asa
ekat
Control
Detector/ sensor
Automatic dialer system
panel
dll
keypad
Terdapat
juga
deteksi
api
manual, yaitu dengan adanya tuas deteksi
yang
pengguna
dapat
bangunan
ditarik jika
oleh meliat
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 76 Alat Deteksi Api Manual pada Hotel Amaris Sumber : Pribadi
adanya api pada bangunan sehingga akan menghidupkan alarm pada seluruh Hotel. Tuas tersebut berada pada kotak berwarna merah cerah dengan tujuan warna mencolok sehingga mudah untuk dicari. 4. Fire Extinguisher
Merupakan sebuah tabung berisi
gas
karbon.
Tabung
ini
biasanya berwarna merah ini tidak terhubung dengan sistem khusus dan dipergunakan secara manual. Biasanya
diletakkan
di
tempat
publik dan selasar yang mudah dilihat dan dijangkau. Pada Hotel Amaris, Fire extuingisher terdapat di tempattempat strategis yang dapat dilihat Detail Pemasangan Fire Extenguisher
dan dijangkau dengan mudah. Fire Extenguisher pada bangunan Hotel
ditempatkan pada kotak merah (warna mencolok) agar dapat dilokasikan bila terdapat kebakaran. Pada Hotel Amaris, tidak terdapat sistem sprinkle, tetapi terdapat sistem CCTV untuk keamanan dan untuk mengontrol keadaan berbahaya seperti kebakaran. Fire Extenguisher pada gedung Hotel Amaris Sumber : Pribadi
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 77
Pada setiap lantai pada Amaris Hotel diletakkan perangkat pemadam kebakaran berupa Portabel Fire Extinguisher (PFE) dengan berbagai macam ukuran dengan rincian sebagai berikut: a. Lantai basement, memilliki 2 PFE 5kg yang dipasang ada ruang pompa dan ruang genset dan panel. 4 PFE 2,5 kgcyang dipasang pada dining room, ruang parkir, dan dapur. 1 PFE 25 Kg yang terletak pada ruang genset dan panel. b. Lantai 1, memiliki 1 PFE 2,5 kg di receptionist, dan 3 PFE
2,5 kg di koridor, juga 1 PFE 5 kg di ruang panel c. Lantai 2, memiliki 4 PFE 2,5 kg di koridor, dan 1 PFE 5
kg di ruang panel d. Lantai 3, memiliki 4 PFE 2,5 kg di koridor, dan 1 PFE 5 kg
di ruang panel
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 78
G.Penangkal Petir Kriteria kebutuhan bangunan terhadap ancaman bahaya petir, Hotel Amaris •
Macam atau jenis bahan (index a)
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal orang, termasuk ruko dan industry kecil. Nilai index a = 1 •
Bahan kontruksi (index b)
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, kerangka besi dan atap bukan logam. Nilai index b = 2 •
Kriteria tinggi bangunan (index c)
Tinggi Edu Hostel termasuk 12-17 m. Nilai index c = 3 •
Kriteria situasi bangunan (index d)
Situasi bangunan berada di kaki bukit sampai ¾ tinggi bukit atau di pegunungan sampai 1000 m dari muka air laut. Nilai index d = 1 •
Kriteria jumlah hari Guntur (index e)
Jumlah hari guruh per tahun adalah 16 – 32 hari Niai index e = 4 •
Matrix tingkat kepentingan pemasangan penangkal petir
R= A + B + C + D + E R= 1 + 2 + 3 +1 + 4 = 11 Perkiraan bahaya cukup besar, pengamanan perlu.
Amaris Hotel memiliki 1 penangkal petir
yang
mampu
menaungi
seluruh
bangunan dan menetralisir udara di sekitar bangunan dari sambaran petir. Tinggi tiang penagkal petir adalah 7,5 meter dengan radius jangkauan 100 m. Aliran Petir pada batang penangkal petir akan diteruskan
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 79
melalui kabel coaxial 35mm menuju ke bak kontrol sebagai grounding sistem di lantai 1.
Detail Penangkal Petir
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 80
H. Telekomunikasi Telepon
Jaringan telepon pada Amaris Hotel terdiri dari dua sumber, yaitu PT. Telkom dan dari PABX internal bangunan. Di setiap unit kamar hotel terdapat 1 unit telepon sedangkan di lobby terdapat unit telepon dan faksmile. Jaringan dari PT. Telkom merupakan jenis gelombang dengan kabel (wired) yang biasa dipakai pada bangunan-bangunan lain. Gelombang ini ditangkap oleh terminal box PT. Telkom yang terdapat di hotel lalu disalurkan ke MDF-TP (Main Distribution Frame Telephone System) yang terletak di basement hotel Begitu juga dengan jaringan PABX hotel, jaringan berasal dari mesin PABX yang terhubung dengan operator lalu juga disalurkan melewati MDF-TP sebelum akhirnya disalurkan ke setiap unit atau ruangan di hotel. Setiap komunikasi yang dilakukan di dalam bangunan melalui jaringan PABX harus melalui operator terlebih dahulu, selain itu mesin PABX harus selalu terhubung dengan listrik, sehingga jaringan PABX sangat tergantung dengan ketersediaan listrik di bangunan. Setelah kedua jaringan (PT. Telkom line dan PABX) sampai di Main Distribution Frame (MDF-TP), jaringan dialirkan terlebih dahulu ke Junction Box Telephone System yang berada di setiap lantai melalui pipa PVC, yang nantinya akan melanjutkan penyaluran gelombang ke setiap unit telepon didalam kamar dan ruangan per lantai.
Skema Skema ja ringan telepon Skema Skema ja ringan telepon
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 81
Sound system
Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah distribusi informasi serta aktivitas di dalam bangunan hotel. Sound System merupakan salah satu bentuk komunikasi internal dalam bangunan, yang gelombangnya di salurkan melalu kabel (wired). Jaringan sound system mempunyai 2 sumber, yaitu dari Mixerdan Microphone di ruang kontrol. Suara yang berasal dari mixer merupakan suara yang berasal dari kaset rekaman atau sirene, suara itu lalu di salurkan terlebih dahulu keequalizer, lalu di gabungkan dengan sumber suara dari Microphoneruang kontrol di Main Distributin Frame Sound System (MDF-SS). Setelah sampai di MDF – SS suara didistribusikan ke Junction Box Sound System yang berada di setiap lantai sebelum akhirnya didistribusikan ke Ceiling Speaker (speake ( speakerr di di langit – langit – langit). langit).
Skema jaringan sound system Skema jaringan sound system
Ceiling speaker
Televisi
Jaringan televisi pada Amaris Hotel berasal dari dua sumber, yaitu parabola dan antena. Gelombang TV yang didapat pada parabole berupa siaran televisi internasional sedangkan siaran televisi nasional diterima oleh antena. Kedua benda ini berada di roof top agar mendapatkan sinyal yang baik.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 82
Antena TV
Parabola
WiFi
WiFi adalah salah satu bentuk jaringan komunikasi yang tidak menggunakan kabel (wireless) melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada Amaris Hotel, jaringan WiFi selain berada di lobby, juga berada di setiap koridor menuju kamar hotel sehingga pengguna bisa mengakses meskipun berada di dalam kamar. Sistem kerja WiFi pertama dimulai di alat acces point berupa modem/DSL yang mengirimkan gelombang elektromagnetik ke EAP (Extensible Authentication Protocol). Gelombang elektromagnetik yang dikirimkan berisi identitas dari acces point itu sendiri, lalu EAP merespon dengan memberitahu boleh atau tidaknya acces point itu menggunakan jaringan WLAN yang dimiliki oleh ISP. Setelah diperbolehkan,
acces
point
akan
mengirimkan
gelombang
elektromagnetik ke sebuah wireless router yang berada di sekitar tempat pemancar WiFi diletakan yang disebut wireless router.
yustana.blogspot.com
Skema jarinngan WiFi
Wireless Router
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 83
CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada bangunan tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti. CCTV ini dapat bekerja selama 24 jam
sesuai
dengan
kebutuhan.
Setiap
gambar dapat ditayang-ulang pada posisi waktu yang diinginkan oleh operator. Karena bersifat rahasia, maka peletakan kamera dan tempat monitor diatur oleh CCTV
bagian sekuriti. Ruang sekuriti pada hotel
Amaris ini diletakan di basement dekat dengan ramp kendaraan menuju basement.
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 84
DAFTAR PUSTAKA Tanggoro, Dwi. 1999. Utilitas Banguna n.. Universitas Indonesia: Jakarta. Hand Out Materi Utilitas Bangunan. Jutap 2014 http://www.rakitrumah.com/2011/04/sistem-pembuangan-air-kotor.html
diakses
tanggal 5 April 2014 jam 15.00 http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/03/sistem-pembuangan-airbuangan.html diakses tanggal 5 April 2014 jam 15.52 http://aloekmantara.blogspot.com/2012/09/fire-protection-system-sistem-firealarm.html diakses tenggal 5 April 2014 jam 15.54 http://jofania.wordpress.com/2013/06/30/penangkal-petir-lightning-protection/ diakses padatanggal 7 April 2014 http://www.chayoy.com/2012/03/makalah-penangkal-petir.html https://www.google.com/search?q=jenis+penangkal+petir&oq=jenis+penangkal+ petir&aqs=chrome..69i57j69i60l3j69i61.3894j0j4&sourceid=chrome&espv=210 &es_sm=122&ie=UTF-8 :http://www.tiket.com/img/business/a/m/business-amaris-dipenogoro_L.l.jpg http://4.bp.blogspot.com/-k7tIxyITZQ/UPxyQwtq6gI/AAAAAAAAAHE/0NvprdHDWts/s1600/koridor _1.jpg http://www.ise.ncsu.edu/kay/mhetax/TransEq/Conv/Images/Live%20Roller%20Co nv.gif http://cvastro.com/wp-content/uploads/2008/10/ACsystem.jpg http://www.mediaproyek.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html
L a p o r a A l i s i U t i l i t a s B a g u a A a r i s H o t e l | 85