Nama : Rizka Aulia Hermawati NIM
Tutor : Dr. dr. Tjahaja Haerani, Sp.ParK, MS
: 2012730153
8. Jel Jel askan askan di agnosi agnosi s bandin g 1 pada skenari kenar i o!
Jawaban
URETEROLITHIASIS
Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Patofisiologi
Batu pada ureter umumnya berasal dari batu pada ginjal yang tidak terlalu besar yang turun. Pembentukan batu biasanya dimulai di kaliks dan pelvis, kemudian dapat menyebar ke ureter dan vesika urinaria. Dapat juga terbentuk di saluran kemih bagian bawah. Sehingga komposisinya sama dengan batu ginjal. Batu berukuran kecil (<5mm) dapat keluar spontan sedangkan yang berukuran lebih besar menetap dalam ureter
periureteritis
dan obstruksi
kronis (hidronefrosis). Epidemiologi
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai bel belaahan bumi. Di nega egara-n ra-neegara ara berkembang berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5 ± 10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1 ± 12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Gambaran Klinis
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada : posisi atau letak batu, besar batu. Gerakan peristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri yang hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut bagian bawah, daerah inguinal, dan samapi ke kemaluan. Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang berukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar dengan spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan
reaksi
peradangan
serta
menimbulkan
obstruksi
kronik
berupa
hidroureter/hidronefrosis. 1. Anamnesis
Nyeri perut bagian kanan bawah, nyeri pinggang, nyeri saat miksi, mual, hematuri
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran ini mungkin karena hidronefrosis. Palpasi Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua belah daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga dengan nama tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut Ballotement positif. Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra.
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium a) Urinalisis Makroskopik didapatkan hematuria.
Mikroskopik ditemukan sedimen urin yang menunjukkkan adanya leukosituria, kristal-kristal pembentuk batu.
Pemeriksaan kimiawi ditemukan pH urin lebih dari 7,6 menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea dan kemungkinan terbentuk batu fosfat. Bisa juga pH urin lebih asam dan kemungkinan terbentuk batu asam urat.
Pemeriksaan kultur urin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
Pemeriksaan Faal Ginjal. Pemeriksaan ureum dan kreatinin adalah untuk melihat fungsi ginjal baik atau tidak. Pemeriksaan elektrolit untuk memeriksa factor penyebab timbulnya batu antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun urat di dalam urin.
b) Pemeriksaan Darah Lengkap Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun akibat terjadinya hematuria. Bisa juga didapatkat jumlah lekosit yang meningkat akibat proses peradangan di ureter.
Radiologis Foto BNO-IVP untuk melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi bendungan atau tidak. Pada foto BNO batu yang dapat dilihat disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu yang tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen, berikut ini adalah urutan batu menurut densitasnya, dari yang paling opak hingga yang paling bersifat radiolusen : calsium fosfat, calsium oxalat, magnesium amonium fosfat, sistin, asam urat, xantine.
Jenis Batu
Radioopasitas
Kalsium
Opak
Magnesium Amonium Fosfat
Semiopak
Urat/Sistin
Non opak
IVP (Intravena Pielografi) Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Juga untuk mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non-opak yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen. Ultrasonografi USG dikerjakan bila tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV yaitu pada keadaan seperti alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil. Terlihat gambaran echoic shadow jika terdapat batu. Ct scan Tehnik CT scan adalah tehnik pemeriksaan yang paling baik untuk melihat gambaran semua jenis batu dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya obstruksi.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Jenis Batu
Faktor
Penyebab
Jenis Obat / Tindakan
Mekanisme Kerja Obat
Natrium selulosa fosfat
Mengikat Ca dalam usus
Timbulnya Kalsium
Hiperkalsiuri absorbtif
Thiazide
Reabsorbsi Ca di tubulus
Orthofosfat Sintesa vitamin D Urine inhibitor Hiperkalsiuri renal
Thiazide
Reabsorbsi Ca di tubulus
Hiperkalsiuri resorptif
Paratiroidektomi
Resorpsi Ca dari tulang
Hipositraturi
Potasium sitrat
pH
Hipomagnesiuri
Magnesium sitrat
Mg urine
Hiperuriosuri
Allopurinol
Urat
sitrat Ca urine
pH Potasium Alkali Hiperoksaluria
Allopurinol
Urat
Pyridoxin Kalsium suplemen MAP
Infeksi
Antibiotika
Eradikasi urease inhibitor
AHA (amino hydroamic acid)
infeksi,
Urat
Dehidrasi
Hidrasi cukup
Meningkatkan pH
(pH urin turun)
Potasium alkali
Menurunkan Urat
Hiperurikosuri
Allopurinol
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi) Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
Endourologi 1). Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini. 2). Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya dengan keranjang Dormia.
Bedah Laparoskopi Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
Bedah terbuka
Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.
Non – medikamentosa
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah (1) rendah protein, karena protein memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan pH urin meningkat, (2) rendah oksalat, (3) rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan (4) rendah purin.
Referensi : -Buku ajar ilmu bedah edisi 3 oleh R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong - Dasar2 urologi edisi 3 oleh basuki b. Purnomo