MAKALAH
UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR MATEMATIKA
Disusun Oleh Syahly Wardhana, S.Pd
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2 0 0 9
2
UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR MATEMATIKA BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Matematika merupakan proses yang sangat kompleks serta melibatkan banyak variabel. Pembelajaran Matematika lebih banyak melibatkan obyek yang abstrak, meskipun demikian,
pembelajaran
Matematika dapat dimulai dari obyek yang kongkrit. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan
sarana untuk
memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi
banyak
masalah
karena
hampir
semua
bidang
studi
memerlukan matematika yang sesuai. Penguasaan Matematika sering sekali memiliki korelasi yang sangat tinggi dengan penguasaan ilmu-ilmu lain. Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai matematika siswa selalu berbanding lurus dengan nilai pelajaran pelajaran lainnya.
3
B. Permasalahan Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar Matematika, yang ditandai dengan masih rendahnya hasil prestasi belajar siswa. Berdasarkan fenomena tersebut, maka perlu digali lebih dalam halhal apa saja yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar tersebut. Salah satu diantara sekian penyebab kesulitan belajar Matematika adalah rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar Matematika. Jadi, perlu diungkap bagaimana merangsang minat serta menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar Matematika.
C. Tujuan Penulisan Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk
menemukan cara
membangkitkan minat serta motivasi siswa dalam belajar Matematika
4
BAB II PEMBAHASAN
Salah satu diantara hambatan dalam pembelajaran Matematika adalah rendahnya minat dan motivasi siswa dalam PBM. Dengan adanya minat dan motivasi siswa dalam PBM, siswa akan lebih senang dan semangat dalam belajar, hal ini akan bermuara pada meningkatnya penguasaan materi yang biasanya ditandai dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kecebdrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (KBBI). Sedangkan kata motivasi memiliki arti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI). Sedangkan dalam Wikipedia, motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat
keadaan
dalam
diri
individu
muncul,
terarah,
dan
mempertahankan perilaku. (Wikipedia). Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, kita harus memperhatikan apa-apa yang dapat mendorong siswa menjadi ingin atau berminat untuk belajar lebih baik, serta apa yang perlu dilakukan seorang guru untuk mempengaruhi siswa sehingga timbul gairah belajar dalam diri siswa.
5
Pendidikan merupakan sebuah mega proyek yang menuntut adanya sinergi usaha dari berbagai pihak demi optimalisasi hasil. Pihak-pihak yang dimaksud disini antara lain adalah siswa itu sendiri, guru, serta lingkungan (dalam hal ini, lingkungan yang memiliki peranan paling besar adalah lingkungan keluarga, khususnya orang tua). Oleh karena itu, dalam menumbuhkan minat dan motivasi dalam belajar, juga perlu sinergi dari pihak-pihak tersebut. Siswa, sebagai kunci utama keberhasilan pendidikan, harus lebih memaksimalkan potensinya dalam pendidikan, demikian pula dalam menumbuhkan minat dan motivasi. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan siswa dalam rangka menumbuhkan minat serta motivasi belajar, khususnya belajar Matematika: 1. Tumbuhkan rasa cinta pada Matematika Usaha ini perlu dilakukan, karena siswa akan sangat banyak dan lama terlibat dengan Matematika, karena itulah faktor ini akan menjadi kunci dalam menumbuhkan minat dan motivasi. 2. Bangun sebuah persepsi bahwa ”Math is fun” Persepsi ini akan mengeliminasi anggapan bahwa matematika itu sulit. Disadari atau tidak, persepsi awal tentang sesuatu sering kali sangat mempengaruhi hasil akhir, demikian pula dalam belajar Matematika, jika dari awal siswa telah menganggap bahwa Matematika itu sulit maka hal itu akan selalu membayangi pikirannya dan akan menjadi subuah hal yang kontra produktif
6
dengan usahanya memahami materi. Tetapi jika dari awal siswa telah menganggap bahwa Matematika itu menyenangkan, maka pikiran siswa tersebut akan menjadi lebih cemerlang, yang bermuara pada anggapan bahwa materi pelajaran lebih mudah. Di lain pihak, guru, sebagai motivator sekaligus sebagai ”sutradara kelas” memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan seorang guru dalam usaha menumbuhkan minat dan motivasi siswanya dalam belajar Matematika: 1. Ciptakan kedekatan dengan siswa Hal ini menjadi penting, karena kedekatan antara guru dengan siswa sangat mempengaruhi minat dan motivasi siswa terhadap materi pelajaran 2. Bangun karakter menyenangkan bagi siswa. Seorang guru matematika harus bisa menghilangkan label ”guru killer’, ”guru kejam”, dan lain sebagainya pada dirinya. Hal ini penting, karena banyak siswa yang membenci mata pelajaran Matematika karena ketidaksukaannya pada gurunya. Cukup zhalim seorang guru yang menambah beban siswa, yang telah berhadapan dengan materi pelajaran yang sulit, dengan sikap yang kurang bersahabat. 3. Gunakan teknik mengajar yang menyenangkan dan variatif PBM yang menyenangkan dirumuskan secara jelas oleh Dave Meier dalam
Hernowo
(2008)
sebagai
bangkitnya
minat,
adanya
7
keterlibatan
penuh,
serta
terciptanya
makna,
pemahaman
(penguasaan atas materi pelajaran) dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Hal ini akan mencegah kejenuhan siswa ketika mereka berhadapan dengan materi pelajaran yang sulit serta menuntut konsentrasi yang tinggi. 4. Jangan pelit dalam memberikan pujian Pujian yang diberikan guru pada siswa mungkin sepele bagi guru tersebut, namun besar artinya bagi siswa yang bersangkutan, terlebih bagi siswa yang tergolong kurang pandai. 5. Berikan kesempatan siswa untuk mengeksplor potensinya. Hal ini merupakan hal yang megakomodir dari kebutuhan setiap manusia untuk dihargai. Banyak hal yang dapat dilakukan seorang guru untuk memberikan kesempatan eksplorasi potensi siswanya, antara lain: a. Memberikan kesempatan kerja sama Sebagian siswa akan merasa nyaman bila bekerja dalam kelompok, karena mereka merasa lebih memiliki kesempatan menunjukkan potensinya dihadapan teman-temannya. b. memberikan tugas yang lebih menantang Perlu diperhatikan, bahwa hal ini hanya disarankan bagi siswa yang tergolong cukup pandai
8
6. Gunakan teknik pembuatan soal yang ”menguntungkan bagi siswa” Susunlah butir-butir soal menurut tingkat kesukarannya, disarankan susunan tersebut dimulai dari yang paling mudah, hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri siswa. Seorang siswa akan lebih bersemangat
dalam
”melahap”
soal
jika
percobaan
awal
(menemukan jawaban) mereka berhasil, tetapi jika dari awal saja mereka sudah menemui kebuntuan, maka secara psikologis akan berefek negatif dan membuyarkan konsentrasi serta menambah ketegangan bagi siswa bersangkutan. 7. Berilah siswa nilai yang tinggi sekali-sekali Cara ini dilakukan dengan membuat soal dengan tingkat kesukaran yang rendah. Hal ini dimaksudkan untuk membangun semangat siswa dan membangkitkan rasa percaya dirinya. Banyak kasus kurangnya minat siswa terhadap Matematika dipicu oleh seringnya mereka memperoleh nilai yang buruk di setiap ulangan. 8. Berikan rumus-rumus cepat dalam menyelesaikan soal. Sering kali timbul rasa jenuh pada diri siswa dalam belajar Matematika karena hampir dalam proses penyelesaian soal siswa diharuskan
dengan
prosedur
yang
cukup
panjang.
Dengan
diberikannya alternatif lain dalam menjawab yang jauh lebiih singkat dan praktis, maka diharapkan timbul persaaan bahwa ”math is easy”, atau ”math is fun”, dan lain sebagainya. Namun perlu diperhatikan bahwa pemberian rumus-rumus cepat hanya disarankan
9
setelah siswa menguasai konsep dasar materi tersebut, karena pemberian rumus cepat (yang biasanya memiliki syarat-syarat tertentu; tidak semua soal dapat digunakan) pada siswa dengan pemahaman
konsep
yang
belum
matang
akan
semakin
membingungkan siswa. Pihak lain, yang juga tidak kalah pentingnya dalam pendidikan, adalah lingkungan, khususnya lingkungan keluarga, dan faktor utama yang dapat membangun suasana kondusif adalah orang tua. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua dalam usaha menumbuhkan minat dan motivasi siswanya dalam belajar Matematika: 1. Jangan menyepelekan fungsi kontrol Sangat dianjurkan bagi orang tua untuk memantau perkembangan pendidikan anaknya. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam usaha ini, orang tua hendaknya mendiskusikan kegiatan anaknya selama di sekolah, menanyakan ada tidaknya PR dari guru, dan lain sebagainya. Jika hal tersebut dilakukan dengan rutin, maka akan tercipta hubungan yang lebih harmonis antara anak dengan orang tua, serta yang tidak kalah pentingnya adalah anak selalu merasa dihargai, diperhatikan, dan dapat timbul rasa tanggung jawab pada diri mereka. 2. Sepakati waktu belajar rutin dengan anak. Ajak anak untuk berdiskusi dalam menentukan waktu dan lama belajar rutin. Karena keputusan yang diambil bersama-sama akan
10
lebih berkesan bagi anak, sehingga merek akan lebih konsekuen. Ada hal yang perlu diperhatikan di sini, orang tua juga harus konsekuen dalam kesepakatan tersebut, baik dalam mengingatkan, maupun dalam memberikan kesenpatan serta menciptakan suasana yang kondusif bagi mereka. Bagi keluarga dengan rumah yang kecil, maka jika tempat belajar anak juga merupakan tempat menonton acara TV, maka matikan dulu TV-nya selama waktu belajar yang telah
disepakati
tadi.
Jangan
Cuma
menuntut
anak
untuk
”berkorban” tapi melupakan kewajiban orang tua untuk ”berkorban” juga. 3. Beri ”rewards and punishments” Beri penghargaan yang layak jika anak berprestasi, beri hadiah jika anak mendapat nilai bagus, bahkan kalau perlu dan memungkinkan ajak anak rekrasi setiap bulan jika dia bisa rutin belajar di rumah. Sebaliknya, beri tindakan yang tegas jika anak sering lupa atau bahkan malas belajar di rumah (potong uang jajan, dll) 4. Jangan memaksa anak untuk ahli dalam semua mata pelajaran Perlu disadari bahwa anak hanya dituntut ”tuntas” dalam semua mata pelajaran, namun bukan berarti ”hebat” dalam semua mata pelajaran.
11
BAB III PENUTUP Kesimpulan dan Saran Pendidikan memerlukan sinergi usaha dari semua pihak terkait demi optimalnya hasil. Karena ibarat sebuah sistem, jika ada unsur yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan menyebabkan kepincangan bagi keseluruhan, oleh karena itu, semua pihak wajib mengoptimalkan usaha. Siswa, guru, dan orang tua wajib mengoptimalkan peran masingmasing serta melakukan usaha-usaha perbaikan dan pengembangan diri. Alangkah cemerlangnya masa depan bangsa ini jika tiga unsur tadi telah melakukan peran dan fungsinya dengan maksimal.