ACARA 1 UJI SIFAT FISIK DAN KIMIA CAIRAN TUBUH (AIR LIUR DAN EMPEDU) A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan
: Mempelajari sifat fisik dan kimia cairan tubuh (air liur dan empedu).
2. Hari/Tanggal
: Selasa/ 18 Mei 2010
3. Tempat
: Laboratorium kimia, Fakultas MIPA. Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Organ tubuh yang terbesar adalah hati. Hati merupakan organ lunak dengan kaya akan darah merah tua. Hati mempunyai lobus kanan lebh besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Darah yang mengalir kehati merupakan darah yang berasal langsung dari jantung dan usus. Darah yang mengalir akan merembes melalui lobolus kecil yang memiliki diameter 1 mm dengan jumlah lobolus lebih dari 50.000. di dalam hati zat makanan di pecah menjadi zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin, mineral, dan zat lain yang penting dalam tubuh (Buchanan : 2000). Hati merupan organ pensekresi cairan empedu. Empedu sendiri bukan sejenis enzim yang dapat mengkatalis reaksi dalam tubuh. Komposisi empedu terdiri dari air, garam empedu, pigmen empedu, kolestrol, lisitin, garam anorganik. Dari semua komposisi tersebut, yang paling penting dalam pencernaan lemak adalah efek hidrotropiknya. Teganan permukaan rendah dari lemak dan sebgian bartanggung jawab untuk emulsifikasi lemak sebelum dicerna dan diabsorpsi di dalam usus halus. Selain untuk absorpsi lemak empedu juga penting untuk proses absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam dalam lemak (Vitamin A,D,E, dan K). Garam empedu berfunsi sebagai penetral asam lambung yang masuk ke dalam deudenum. Asam empedu merangsang produksi garam-garam empedu (Staf Pengajar Departemen farmakologi FK Unsri : 2009). Ludah merupkan cairan yang membantu dalam proses pencernaan secara kimia di dalam mulut. Ada tiga set kelenjar ludah pada manusia manusia : parotid, submaksilaris, dan dan sublingual. Ludah (saliva) kaya akan ion dan mengandung sejumlah enzyme. Fungsi ludah sebagai pembasah makan dalam mencerna mkanan di mulut. Enzim yang di miliki oleh saliva berupa amylase (ptyalin). Selain itu ludah juga memiliki anti bakteri dalam mulut dan cukup efektif membunuh bakteri (Tyas: 2006). Saliva adalah cairan yang lebih 1
kental dari pada air biasa. Setiap harinya klenjar ludah dapat menghasilkan 1-1,5 L air ludah. Kandungan air alam ludah sekitar 99,24%. Saliva sendiri memiliki pH sedikit dibawah 7 (Poedjiadi: 1994).
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat – alat •
Tabung Reaksi
•
Pipet tetes
•
Pipet volum 10 mL
•
Rubber ball
•
Rak Tabung reaksi
•
Penjepit tabung reaksi
2. Bahan-bahan •
Air liur
•
Cairan empedu
•
NaOH 10%
•
CuSO4
•
Pereaksi Molish
•
H2SO4 pekat
•
Asam asetat encer
•
HCl pekat
•
BaCl2 2%
•
HNO3 pekat
•
Sukrosa 5%
•
Minyak goring
2
D. PROSEDUR KERJA. Air Liur.
1. Uji Biuret 2 mL air liur tidak disaring + 2 mL NaOH 10% + CuSO4 Hasil pengamatan 2. Uji Molisch 2 mL air liur tidak disaring + 2 tetes pereaksi molish + 2 mL asam sulfat pekat Hasil Pengamatan 3. Uji Presipitasi 2 ml air liur yang disaring + 1 tetes asam asetat encer Hasil Pengamatan 4. Uji Sulfat 1 mL air liur yang disaring + 3-5 tetes HCl pekat + 5-10 tetes BaCl 2% Hasil Pengamatan Cairan empedu.
1. Sifat Empedu Amati dan catat sifat fisik empedu 2. Uji Gmelin 3 mL HNO3 pekat + 3 mL larutan Empedu Hasil pengamatan 3. Uji Petten koffer 5 mL larutan Empedu encer + 5 tetes Sukrosa + 3 mL asam sulfat Pekat Hasil pengamatan
3
4. Fungsi empedu sebagai elmugator 6 mL aqudest
3 mL aquadest
3 mL aquadest
+ 1 tetes Minyak
+ 1 tetes minyak
+ 3 mL Larutan Empedu encer Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN. Air Liur
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan. pengamatan. Membentuk 2 lapisan setelah di tambahkan
1.
Uji biuret
NaOH dan larutan menjadi ungu setelah di tambahkan CuSO 4 serta terbentuk endapan biru. Terbentuk 2 lapisan stelah di tambahkan pereaksi molish (Atas : coklat kemerahan dan
2.
Uji Molish
Bawah : Putih kekeruhan) Terbentuk 3 lapisan stelah di tambahkan H 2SO4 ( atas : coklat muda, tengah : Hijau, bawah : Bening)
3.
Uji Presipitasi
Menjadi lebih keruh Agak putih keruh setelah penambahan HCl
4.
Uji Sulfat
Setelah penambahan BaCL 2 menjadi lebih jernih
Cairan Empedu
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Sifat Empedu
Terlihat cairan berwarna hijau Memiliki bau yang menyengat
4
2.
Uji Gmelin
3.
Uji Petten Koffer
4.
Fungsi Empedu sebagai
Tabung 1 : air suling dan minyak saling
Elmugator
memisah. Tabung 2 : terbentuk emulsi.
F. ANALISIS DATA 1. Persamaan reaksi a) Air liur. Uji Biuret. HO C
O
R HC
+
NaOH
+
C
O
R HC +
NH2
O
-
O Na
NH3
-
C
O
R HC
+
Larutan merah ungu
CuSO4
+
NH3
5
Uji Molish. O O H
OH
HO
HO
H 2 SO 4 (l)
H
H
OH
H
OH
O Hidroksi metil furfural
OH O O H
OH
HO
H 2 SO 4 (l)
H
H
OH
H
OH
O
H
Furfural
H3C
OH
H3C
O HO
CH3
OH
O
O
+
O
OH HO
H3C
OH
OH
O
H3C O
OH
Kompleks Biru
Uji presipitasi (pengendapan) HO C
O
+
Asam
Denaturasi
R HC
Pengumpalan protein (presipitasi)
NH 2
Uji Sulfat
SO4
2-
(aq)
2+
+ Ba
BaSO4 (s)
(aq)
(Vogel , 1985: 369)
b) Cairan Empedu Uji Gmelin
Billirubin + HNO3 Pekat
Larutan merah muda
6
Uji Pettenkoffer O O H HO
OH H 2SO 4 (l)
H
H
OH
H
OH
HO
O Hidroksi metil furfural
OH
Garam Empedu
H 2 SO 4 (l)
Asam Empedu
O HO
Asam Empedu Cincin Merah antara 2 lapisan O Hidroksi metil furfural
G. PEMBAHASAN
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan. Cairan tubuh dibagi menjadi dua berdasarkan tempat terdapatnya. Ada cairan intrasel (dalam sel) dan ekstrasel (luar sel). Dalam praktikum kali ini kita membahas tentang cairan tubuh yang terdapat di luar sel, yang merupakan hasil ekskresi dari kelenjarnya. Cairan yang dibahas meliputi cairan empedu dan air liu (saliva). Pembahasan pertama tentang pengetahuan umum kandungan saliva dengan beberapa pengujian dalam praktikum. Kali ini kita akan melakukan pengujian pH, biuret, molish, Presipitasi, dan ion sulfat. Untuk penentuan pH tidak dilakukan karena keterbatasan alat dan bahan, tetapi dari acauan yang diperoleh pH air liur sedikait lebih rendah dari 7 (Poedjiadi, 1994). Pengujian biuret yang dilakukan pada air liur bertujuan untuk menentukan apakah di dalam air liur terdapat protein atau tidak. Secara umum prinsip uji biuret adalah protein akan bereaksi dengan NaOh dan selanjutnya dengan CuSO 4 yang akan menghasilkan warna ungu. Dalam data pengamatan hasil yang didapat larutan berwarna ungu dan adanya endapan biru yang artinya saliva sampel mengandung protein. Protein yang ada dalam saliva ini berasal dari enzim yang terdapat di dalamnya yang berupa enzim amylase yang tersusun atas protein. Pengujian yang kedua adalah pengujian molish. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat yang terkandung di dalam saliva. Prinsip umu dari pengujian ini adalah jika terdapat karbohidrat baik pentose maupun heksosa akan 7
mengalami kondensasi kondensasi jika di tamhkan H 2SO4. Hasil kondensasi ini akan bereaksi dengan -naftol sehingga membentuk kompleks ungu yang berupa cincin di antra 2 lapisan. Hasil
α
dari pengamatan menunjukkan tidak terbentuknya cincin ungu sehingga dapat diketahui di dalam saliva tersebut tidak ti dak ada krbohidratnya. Pengujian yang ketiga untuk saliva yaitu presipitasi dengan mengunakan asam asetat glacial. Pengujian ini harus mengunakan saliva yang disaring untuk menghilangkan kotoran sehingga akan lebih kelihatan perbedaannya. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui protein yang terkandung di dalamnya. Protein akan mengalami denaturasi jika ditambahkan dengan asam sehingga terbentuk suatu endapan. Hasi pengamatan yang kita peroleh berupa larutan yang semakin keruh jika dibandingkan dengan larutan semula. Kekeruhan ini merupakan indikasi jika di dalam larutan tersebut terbentuk endapan. Pengujian yang terakhir pada saliva yaitu pengujian ion sulfat. Pengujiam ini seperti pengujian ketiga yang sampel liur harus di saring terlebih dahulu. Pengujian sulfat ini mengunakan BaCl 2 yang akan bereaksi membentuk BaSO 4 yang memiliki kelarutan rendah sehingga akan mengakibatkan terbentuknya endapan dalam larutan yang diasamkan. Dalam hasil pengamatan larutan menjadi lebih keruh. Hal ini membuktikan adanya ion sulfat di dalam saliva. Untuk cairan tubuh yang yang diuji selanjutnya yaitu yaitu cairan empedu. Pengujian Pengujian cairan ini di bagi menjadi 3 pengujian dan 1 pengamatan sifat fisik. Sesuai hasil pengamatan empedu berwarna hijau kekuningan yang di pengaruhi adanya bilirubin yang merupana zat warna empedu hasil dari perombakan sel darah merah. Pengujian pertaa yang dilakukan pada cairan empedu adalah pengujian Gmelin yang merupakan nama dari ilmuan Ingrris. Prinsip pengujian ini meliputi reaksi antara bilirubin dengan HNO3 yang akan menghasilkan larutan berwrna sesuai dengan kosentrasi HNO 3 yang dipakai (Norbert: 1936). Jika kita mengunakan HNO 3 pekat (95%) mka akan terbentu larutan merah muda. Hasil pengamatan didapatkan warna orange kemerahan. Warna orange ini merupakan warna dari bilirubin yang sedikit kekuningan, sedangkan warna kemerahan membuktikan bahwa adanya reaksi bilirubin dengan HNO 3 pekat. Pengujian kedua yaitu dengan mengunakan pengujian pettenkoffer. Pengujian ini akn membuktikan adanya garam empedu yang terkandung di d alamnya. Prinsip pengujian ini adalah gram pada empedu akan diasamkan oleh H 2SO4 dan adanya hasil kondensasi heksosa dari sukrosa akan bereaksi dengan asam empedu membentuk kompleks warna merah di antara 2 lapisan l apisan yang terbentuk (http://www.biochemia.amb.edu.pl). (http://www.biochemia.amb.edu.pl).
8
Pengujian ketiga yaitu mengetahui sifat pengemulsi lemak dari cairan empedu. Sifat ini wajib di miliki cairan empedu. Hal ini berkaitan dengan fungsinya dalam pencernaan makanan di dalam tubuh yaitu sebagai pencerna lemak. Lemaka akan mudah di hidrolisis dengan cara mengubah bentuknya menjadi emulsi. Zat yang berperan disini adalah enzim lipase. Dari hasil pengamatan yang diperoleh terbentuk emulsi pada tabung 2. Hal ini menunjukan adanya adanya enzim lipase dalam empedu yang kita analisis.
H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, analisis data, dan pembahasan yang dilakukan maka praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Air ludah (saliva) yang diuji mengandung protein dengan ditunjukan uji positif biuret. 2. Air ludah (saliva) yang diuji mengandung karbohidrat dengan ditunjukan uji negative molish. 3. Air ludah (saliva) yang diuji mengandung protein dengan ditunjukan uji positif presipitasi. 4. Air ludah (saliva) yang diuji mengandung ion sulfat dengan ditunjukan uji positif ion sulfat. 5. Cairan empedu yang diuji memiliki sifat fisik berwarna hijau kekuningan dan berbau amis. 6. Cairan empedu yang diuji mengandung billirubin dangan ditunjukan uji positive Gmelin 7. Cairan empedu yang diuji mengandung garam-garam empedu dengan ditunjukan uji positif pettenkoffer. 8. Empedu juga berfungsi sebagi emulgator pada minyak sesuai hasil pengamatan.
9