Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Avicennia marina Haifa Herfauzia Jasmin, 230210140059 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Jln. Raya Sumedang Km 21 Jat inangor Sumedang Sumedang 45363, Jawa Barat. www.fpik.ac.id Email :
[email protected] :
[email protected]
ABSTRAK Antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya stress oksidatif, yang berperan penting dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi dua yaitu antioksidan endogen (SOD, Cat, Gpx) dan antioksidan eksogen (makanan) (Werdhasari, 2014). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan uji aktivitas antioksidan dan mengetahui kemampuan senyawa dalam melawan radikal bebas. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pelarut metanol, ekstrak sampel Avicennia marina, aquades, vitamin c, dan DPPH. Uji antioksidan Avicennia marina menggunakan pelarut metanol dan pelarut aquades menghasilkan IC50 sebesar 20.880,43 dan 24.897,22 mikrogram/l, untuk Vitamin C menghasilkan IC50 sebesar -18,811 mikrogram/l. mikrogram/l. Avicennia marina marina memiliki kemampuan antioksidan dengan metabolit sekunder flavonoid dan steroid atau triterpenoid. Kesalahan prosedur dapat mempengaruhi hasil praktikum yang tidak sesuai dengan hasil penelitian lain.
Kata kunci : Avicennia marina, marina, DPPH, uji antioksidan. ABSTRACT Antioxidant required required to prevent oxidative stress, stress, who play an an important important role in the various degenerative diseases. Based on the source of antioxidant is divided into two namely endogenous antioxidant (SOD, Cat, Gpx) and exogenous antioxidants (food) (Werdhasari, 2014). This practicum aimed to know how to perform antioxidant activity test and know the ability of a compound in the fight against free radicals. The material used in this practicum namely solvent methanol, extracting samples Avicennia marina, aquades, vitamin c, and DPPH. Antioxidant test Avicennia marina use solvents methanol and solvent aquades produce IC50 of 20.880,43 and 24.897,22 microgrammes/l, for Vitamin C produce IC50 of -18,811 microgrammes/l. Avicennia marina has the ability of antioxidant with secondary metabolite flavonoid and steroids or triterpenoid. Procedure error can affect the results of the hands-on labs that is not in accordance with the results of other research. marina, DPPH, antioxidant antioxidant test. Keywords : Avicennia marina,
PENDAHULUAN
radikal (Fung, 2012 dalam Nursid et
Antioksidan diperlukan untuk
al. 2013).
mencegah terjadinya stress oksidatif, yang
berperan
(1,1-difenil-2-
dalam
pikrilhidrazil) adalah senyawa radikal
penyakit
bebas stabil berwarna ungu yang
degeneratif. Mekanisme perlawanan
ditemukan pada tahun 1992 yang
tubuh terhadap stress oksidatif adalah
berguna
melalui
antioksidan
terjadinya
penting
DPPH
berbagai
antioksidan
endogen.
untuk
menentukan
amina,
fenol,
sifat atau
Berdasarkan sumbernya antioksidan
senyawa alami seperti vitamin, obat-
dibagi menjadi dua yaitu antioksidan
obatan,
endogen
tumbuhan (Aji, 2014).
(SOD,
antioksidan
Cat,
Gpx)
eksogen
dan
(makanan).
Apabila jumlah radikal bebas dan spesies reaktif dalam tubuh melebihi kemampuan maka
antioksidan
tubuh
endogen,
memerlukan
aspuan
antioksidan dari luar (Werdhasari, 2014).
dan
ekstrak
tumbuh-
Mangrove memiliki senyawa bioaktif
memiliki
kemampuan
antibakteri, anti jamur, dan antiviral. Peran dari tanaman mangrove dalam penemuan dalam
obat
beberapa
telah
meningkat
tahun
terkahir
berdasarkan substansi. Peningkatan Pengujian
antioksidan
dari
dari metode screening membantu
suatu senyawa bisa dilakukan dengan
dalam penemuan obat ini. Selain itu,
banyak cara. Salah satunya dengan uji
percobaan menunjukan jika screening
antioksidan
metode
mangrove dan asosiasi mangrove
DPPH. Metode DPPH didasarkan
terbayar dengan kehadiran senyawa
pada
antibakteri
menggunakan
prinsip reaksi penangkapan
baru
hidrogen dari antioksidan oleh radikal
penyakit
bebas
(Ramesh, 2014).
DPPH.
Antioksidan
akan
mendonorkan proton atau hidrogen kepada DPPH dan selanuutnya akan memecah rantai radikal bebas hingga membentuk
senyawa
yang
tidak
pada
Avicenna
untuk
melawan
budidaya
udang
marina
sebagai
pionir spesies dari mangrove yang termasuk
ke
dalam
familia
Verbenaceae adalah salah satu spesies
yaitu pertama mempersiapkan sampel
kosmopolit
terdistribusi
ekstrak. Sampel ekstrak Avicennia
sepanjang pesisir tropis dan subtropis.
marina yang diambil dari larutan stok
Semua bagian tumbuhan ini mulai
sebanyak yang ditentukan (untuk
dari buah, batang, daun, dan getah
kelompok 17 sebanyak 100 ppm),
telah
obat
dilarutkan dengan metanol hingga
tradisional dai berbagai tempat di
total larutan 5 ml. Setelah persiapan
dunia untuk mengatasi masalah kulit,
ekstrak, maka mempersiapkan alat
dan
dan bahan uji aktivitas antioksidan.
yang
digunakan
penyakit
komponen
sebagai
gigi.
kima
berbagai
bagian
Ekstrak
mangrove
sebagai
anti
Beberapa
diisolasi
dari
Pertama
mangrove
ini.
DPPH
ini
berfungsi
inflamasi,
yaitu dengan
membuat konsentrasi
larutan 1mM
dalam larutan. Setelah itu mengambil
anti
larutan ekstrak yang telah disiapkan
karsinogenik, antiatherosclerotic, dan
sebelumnya dan direaksikan dengan 1
lain-lain (Ramesh, 2014).
ml larutan DPPH yang telah dibuat dalam tabung reaksi. selanjutnya
METODE
yaitu
menghomogenkan
larutan
Praktikum ini dilaksanakan
menggunakan vortex selaman 2-3
pada hari Selasa, 15 November 2016
menit, lalu mendiamkan selaman 30
yang
menit. Tahap terakhir yaitu mengukur
bertempat
di
Laboratorium
Kimia Gedung 4, Unpad. Alat yang
absorbansi
digunakan antara lain tabung reaksi,
spektrofotometer
rak
panjang gelombang 517 nm.
tabung,
mikropipet,
spektrofotometer,
dan
vortex,
inkubator.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu pelarut
metanol,
ekstrak
sampel
Avicennia marina, aquades, vitamin
c, dan DPPH. Metode yang digunakan untuk melakukan uji aktivitas antioksidan
larutan
menggunakan
UV-Visible pada
Sebelum melakukan kegiatan praktikum dengan konsentrasi ekstrak yang diinginkan, terlebih dahulu dilakukan
pengenceran
dengan rumus : N1 . V1 = N2 . V2 Keterangan :
ekstrak
N1: konsentrasi mula-mula V1: volume mula mula N2:
konsentrasi
Pada perlakuan kontrol positif menggunakan larutan blanko dan
setelah
larutan Vitamin C dengan konsentrasi
pengenceran
berbeda. Perlakuan Avicennia marina
V2 : volume setelah pengenceran
dilakukan
dengan
penambahan
larutan metanol dan perlakuan lain Perhitungan presentasi inhibisi dilakukan pengukuran
setelah
melakukan
absorbansi
dengan
rumus: Inhibition % = Ac-As/Ac×100 Dimana Ac adalah nilai absorbansi dari kontrol dan As adalah absorbansi sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok praktikum
menggunakan aquades.
17
melakukan
dengan
perlakuan
konsentrasi ekstrak Avicennia marina sebesar 100 ppm dalam 5 ml dari
Data praktikum di bawah memuat
data
dilakukan
oleh
Metode
dilakukan
diinginkan,
pengenceran
terlebih
dahulu dengan rumus : 1 ∗ 1 = 2 ∗ 2 5 ∗ 100 = 2 ∗ 10.000 2 =
500 10.000
1 = 0,05
2
dalam
dan
alat
bahan
yang
dilakukan praktikan berbeda setiap kelompoknya.
Berikut
hasil
praktikum shift 2. Tabel 1. Uji Antioksidan A. marina dengan Pelarut Metanol Kelompok
Konsentrasi Ekstrak
Nilai Absorbansi (Å)
% Inhibisi
(ppm)
Untuk mendapatkan larutan dengan yang
shift
yang
praktikum Teknologi Bahan Alam.
larutan stock sebesar 10.000 ppm.
konsentrasi
praktikum
Blanko
2,747
10
10000
0,741
73,02
11
7500
0,557
79,72
12
5000
0,305
88,89
13
2500
0,109
96,04
14
1000
0,04
99,08
15
500
0,022
99,19
16
250
0,351
87,22
17
100
0,025
99,08
Pengukuran
absorbansi
dilakukan dengan panjang gelombang 517 nm. Hal ini dikarenakan radikal bebas DPPH dengan elektron yang unik
memberikan
absorbsi
maksimum pada panjang gelombang
Dari grafik di atas didapatkan persamaan regresi linier yaitu : y = -0,0023x R² = 0,7874
+
98,025
Keterangan : Y = ax + b
517 nm (warna ungu) (Shekhar, 2014). Berdasarkan tabel di atas, semakin kecil perlakuan konsentrasi,
Y = 50 x = nilai IC50
semakin
kecil
nilai
absorbansi
Nilai IC50 dari sampel adalah
terukur.
Dari
nilai
absorbansi
konsentrasi sampel yang dibutuhkan
presentasi
untuk menghambat radikal sebanyak
inhibisi
50% yang dikalkulasi menggunakan
mernunjukan seberapa besar larutan
kurva inhibisi (Shekhar, 2014). Oleh
ekstrak
karena itu, untuk mencari nilai IC50
tersebut,
dihitung
inhibisinya.
Presentase
menginhibisi
atau
menghambat proses oksidasi dari radikal bebas DPPH. Dari tabel, padat dilihat
jika
membesar
presentasi
inhibisi
seiring
dengan
mengecilnya perlakuan konsentrasi. Berikut grafik inhibisi Avicennia
yaitu: Y = ax + b y = -0,0023x + 98,025 50 = -0,0023x + 98,025 X = 20.880,43 mikrogram/l Nilai regresi
marina dengan pelarut metanol.
sebesar
0,78
menunjukan jika hubungan antara konsentrasi dengan presentasi inhibisi kuat.
Sedangkan
nilai
x
yaitu
20.880,43 mikrogram/l baru bisa menghambat DPPH. Data selanjutnya yaitu data praktikum dengan perlakuan aquades. Berikut tabel tersebut.
Tabel 2. Uji Antioksidan A. marina dengan Pelarut Aquades Kelompok
Konsentrasi Ekstrak
Nilai Absorbansi
% Inhibisi
1
10000
0.597
78.3
2
7500
0.543
80.2
3
5000
0.392
85.7
4
2500
0.252
90.8
5
1000
0.190
93.1
6&9
500
0.124
95.5
7
250
0.150
94.6
8
100
0.188
93.2
Berdasarkan tabel di atas,
Dari grafik di atas didapatkan persamaan regresi linier yaitu : y = -0,0018x R² = 0,9749
Y = ax + b
semakin
kecil
nilai
absorbansi
Y = 50
terukur.
Dari
nilai
absorbansi
dihitung
inhibisinya.
Presentase
inhibisi
menginhibisi
atau
menghambat proses oksidasi dari radikal bebas DPPH. Dari tabel, padat dilihat
jika
membesar
x = nilai IC50
presentasi
mernunjukan seberapa besar larutan ekstrak
94,815
Keterangan :
semakin kecil perlakuan konsentrasi,
tersebut,
+
presentasi
inhibisi
seiring
dengan
Nilai IC50 dari sampel adalah konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk menghambat radikal sebanyak 50% yang dikalkulasi menggunakan kurva inhibisi (Shekhar, 2014). Oleh karena itu, untuk mencari nilai IC50 yaitu:
mengecilnya perlakuan konsentrasi.
Y = ax + b
Berikut grafik inhibisi Avicennia
y = -0,0018x + 94,815
marina dengan pelarut Aquades.
50 = -0,0018x + 94,815 X = 24.897,22 mikrogram/l Nilai regresi
sebesar
0,97
menunjukan jika hubungan antara konsentrasi dengan presentasi inhibisi
sangat kuat. Sedangkan nilai x yaitu
Grafik
yang
24.897,22 mikrogram/l baru bisa
berikut.
dihasilkan
sebagai
menghambat DPPH. Untuk perlakuan kontrol positif menggunakan larutan vitamin C, perlakuan menggunakan pelarut
metanol.
Berikut
data
tersebut. Tabel 3. Uji Kontrol Vitamin C dengan Pelarut Metanol Konsentrasi Vitamin C (ppm)
Nilai Absorbansi (Å)
20
0,0057
16
0,015
-168
12
0,039
-584,21
Keterangan :
10
0,0303
-4,316
Y = ax + b
8
0,027
-1338,6
6
0,014
-2,45
4
0,009
-52,11
2
0,025
-338,6
1
0,115
-1923,39
Dari grafik di atas didapatkan
% Inhibisi
persamaan regresi linier yaitu : y = 48,227x R² = 0,1731
–
857,21
Y = 50 x = nilai IC50 Nilai IC50 dari sampel adalah konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk menghambat radikal sebanyak 50% yang dikalkulasi menggunakan
perlakuan
kurva inhibisi (Shekhar, 2014). Oleh
konsentrasi, tabel di atas menunjukan
karena itu, untuk mencari nilai IC50
semakin tinggi konsentrasi semakin
yaitu:
Berdasarkan
tinggi
presentase
dihasilkan.
Hasil
inhibisi ini
yang
berbanding
terbalik dengan hasil uji antioksidan menggunakan
Avicennia
marina.
Y = ax + b y = 48,227x – 857,21 50 = -48,227x – 857,21 X = -18,811 mikrogram/l
Nilai regresi
sebesar 0,17
keadaan gelap. Hal ini tidak sesuai
menunjukan jika hubungan antara
dengan prosedur yang dilakukan pada
konsentrasi dengan presentasi inhibisi
saat praktikum. Pendiaman 30 menit
sangat lemah. Sedangkan nilai x yaitu
setelah
-18,811
bisa
dilakukan dalam lingkungan yang
menghambat DPPH. Semakin kecil
gelap. Kesalahan ini bisa menjadi
nilai
aktivitas
salah satu faktor nilai pengukuran
antioksidan semakin kuat. Klasifikasi
absorbansi yang tidak akurat. Sesuai
aktivitas
dengan penelitian Ejiugwo (2016),
mikrogram/l
IC50
baru
berarti
antioksidan
berdasarkan
Blois dalam Aji (2014) yaitu: 1. <50 ppm
melakukan
berada di suhu 20oC dibandingkan
(sangat kuat)
dengan perlakuan suhu ruangan pada 37oC. Selain itu, perlakuan inkubasi dalam kondisi gelap selama 30 menit
3. 101-150 ppm (sedang)
dilakukan 4. 151-200 ppm (lemah)
pengukuran dikarenakan
tidak
hasil maksimal dari uji antioksidan
2. 50-100 ppm (kuat)
Tetapi,
vortex
hasil
karena
DPPH
mudah
didegradasi oleh cahaya (Aji, 2014). negatif
presentasi kesalahan
dari
inhibisi pada
saat
melakukan praktikum. Selain itu, presentase inhibisi dari perlakuan menggunakan
Avicennia
bertentangan
dengan
marina
Hal ini diperkuat dengan penelitian pernyataan Taheri et al. (2012) dalam Sipayung (2015), bila pendinginan dan membantu untuk mengurangi oksidasi lemak tetapi tidak dapat mencegahnya.
penelitian-
penelitian yang telah dilakukan.
(2011), Sahu (2013), Sharma (2014), dan Ejiugwo (2016), pada tahap ditambahkannya
DPPH,
larutan
divortex
prosedur
juga
terlihat dari semakin kecil konsentrasi
Menurut penelitian Marinova
setelah
Kesalahan
larutan dan
didiamkan selama 30 menit dalam
yang
diberikan,
semakin
besar
presentase inhibisi yang terukur. Hal ini bertentangan dengan penelitian Marinova
(2011),
Sahu
(2013),
Sharma (2014), dan Ejiugwo (2016), dimana semua hasil perlakuan akan
menujukan inhibisi
kenaikan
seiring
presentasi
dengan
kenaikan
perlakuan konsentrasi. Hal ini benar karena
semakin
banyak
molekul
ekstrak, maka semakin banyak pula hodrogen
atau
proton
yang
didonorkan kepada DPPH agar DPPH Penelitian
tidak menjadi radikal bebas lagi. (2014), Selain itu, Avicennia marina juga
tidak
bisa
dibilang
tidak
menghasilkan senyawa antioksidan, karena beberapa penelitian seperti Hardiningtyas (2014) menunjukan jika Avicennia
marina memiliki
aktivitas antioksidan.
Hardiningtyas
menunjukan
kandungan
fitokimia daun bakau api-api putih yang
diduga
berperan
sebagai
antioksidan adalah flavonoid dan steroid atau triterpenoid. Menurut Setzer (2008) dalam Hardiningtyas (2014),
triterpenoid
merupakan
atau
senyawa
steroid
aktif
yang
pada
termasuk dalam jenis antioksidan
DPPH ketika direaksikan dengan
lipofilik. Menurut Middleton et al.
Avicennia marina yaitu :
(2000) dalam Hardiningtyas (2014),
Proses
yang
terjadi
flavonoid merupakan senyawa aktif yang
termasuk
intermediet berperan
dalam
antioksidan sebagai
jenis yang
antioksidan
hidrofilik dan lipofilik. Flavonoid merupakan senyawa yang berperan sebagai
antioksidan.
Flavonoid
merupakan senyawa yang paling + Hidrogen
efektif sebagai scavanger spesies reaktif,
misalnya
super
dioksida,
radikal peroksil, dan peroksinitrit dengan cara mentransfer atom H+
(Middleton et al. 2000; Akhlaghi dan
hepatoprotektor dan analgesik (Fai
Bandy 2009 dalam Hardiningtyas,
dan Tao 2009), antitumor (Feng et al.
2014).
juga
2006), antiproliferatif (Nugraheni et
aktivitas
al. 2011), dan memberikan efek
Beberapa
menunjukkan
penelitian
bahwa
antioksidan flavonoid berkaitan erat
imunodulator
dengan
(Hardiningtyas, 2014).
pencegahan
timbulnya
beberapa penyakit, misalnya penyakit kardiovaskular (Akhlaghi dan Bandy 2009), kanker/tumor (Brusselmans et al. 2004), dan penyakit liver (Jin et al. 2010; Pinzaru et al. 2011 dalam Hardiningtyas, 2014). Triterpenoid
(Martin
2006)
Untuk Vitamin C atau dikenal dengan asam abrosbik merupakan pendonor elektron (mereduksi agen atau antioksidan), yang berfungsi dalam biokimia. Vitamin C sebagai pendonor elektron pada 11 enzim di
atau
steroid
jamur, 8 enzim di manusia dan 3
merupakan senyawa yang memiliki
diantaranya
berpartisipasi
peranan sebagai antioksidan. Menurut
hidroksilasi
kolagen
Topcua
dalam
diantaranya dalam biosintesis (K.A,
mekanisme
2003 dalam Ejiugwo, 2016). Selain
et
Hardiningtyas
al.
(2007)
(2014),
dengan cara menangkap/scavenging
menghentikan
spesies reaktif, misalnya superoksida,
radikal seperti hidrogen peroksida,
dan mengkelat logam (Fe2+ dan
radial hidroksil, radikal superoksida,
Cu2+). Hasil penelitian Abrosca et al.
dan singlet oksigen (Ejiugwo, 2016).
bahwa
triterpenoid
dari
memiliki
aktivitas
senyawa
Annurca
aple
sebagai
antioksidan dan dapat menghambat peroksidasi lipida. Aktivitas biologi dari
triterpenoid/
antioksidan
steroid
adalah
selain sebagai
mampu
dua
itu,
menunjukkan
C
dan
antioksidan dari triterpenoid adalah
(2006) dalam Hardiningtyas (2014),
Vitamin
dalam
beberapa
Menurut
untuk
senyawa
Winarsi
(2007)
dalam Sipayung (2015), secara kimia
pengertian
senyawa
antioksidan
adalah senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul
kecil,
menginaktivasi
tetapi
mampu
berkembangnya
radikal bebas melalui reaksi oksidasi.
Antioksidan bekerja dengan cara
mempengaruhi hasil praktikum yang
mendonorkan
tidak sesuai dengan hasil penelitian
kepada
satu
senyawa
elektronnya yang
bersifat
oksigen sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut akan dapat dihambat. Antioksidan menghambat bebas
mampu
terbentuknya
pada
tahap
menghambat
radikal
inisiasi
kelanjutan
dan reaksi
autooksidasi pada tahap propagasi. Hal ini disebabkan karena antioksidan memiliki energi aktivasi yang rendah untuk melepaskan satu atom hidrogen kepada radikal lemak, sehingga tahap oksidasi lebih lanjut dapat dicegah (Sipayung, 2015).
KESIMPULAN Uji
antioksidan Avicennia
marina
menggunakan
metanol
dan
menghasilkan 20.880,43
pelarut
aquades
IC50
sebesar
dan
mikrogram/l,
pelarut
untuk
24.897,22 Vitamin
C
menghasilkan IC50 sebesar -18,811 mikrogram/l. memiliki
Avicennia
kemampuan
marina
antioksidan
dengan metabolit sekunder flavonoid dan
steroid
Kesalahan
atau
triterpenoid.
prosedur
dapat
lain.
DAFTAR PUSTAKA Aji,
R.M. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Daging Dain Lidah Buaya (Aloe vera) Menggunakan Metode DPPH. Skripsi. Fakultas Kedokteran UIN Jakarta. Almeida, C.L.F., et al. 2011. Bioactivities from Marine Algae of the Genus Gracilaria. ISSN 1422-0067. Diperoleh dari website : www.mdpi.com/journal/ijms Hardiningtyas, Safrina Dyah, Sri Purwaningsih, dan Ekowati Handharyani. 2014. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN EFEK HEPATOPROTEKTIF DAUN BAKAU API-API PUTIH . JPHPI 2014, Volume 17 Nomor 1. Julyasih, K.S.M., I.G.P Wirawan, Wiwik Sri Harijani, dan Wiludjeng Widajati. 2009. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA JENIS RUMPUT LAUT (SEAWEEDS) KOMERSIAL DI BALI. Diperoleh dari website : http://eprints.upnjatim.ac.id/ Nursid, M., Thamrin Wikanta, dan Rini Susilowati. 2013. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN,
SITOTOKSISITAS DAN KANDUNGAN FUKOSANTIN EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT DARI PANTAI BINUANGEUN, BANTEN. JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 8 No. 1 Tahun 2013: 73 – 84. Ramesh, K., et al. 2014. Anti-Vibrio Activity of Mangrove and Mangrove Associates on Shrimp Pathogen, Vibrio harveyi VSH5. ISSN 19926197. Sahu, Rajani Kanta, Manoranjan Kar, dan Rasmirani Routray. 2013. DPPH Free Radical Scavenging Activity of Some Leafy Vegetables used by Tribals of Odisha, India. ISSN: 2320-3862. Sharma, Manik, Malik Romana, Jeevan Menaria, Sangeeta Devi, dan Muzaffar Ahmed Sheikh. 2014. IN VITRO ANTIOXIDANT POTENTIAL OF VARIOUS EXTRACTS OF
SOLANUM NINGRUM L. ISSN: 2349-7092. Shekhar, T.C., dan Goyal Anju. 2014. Antioxidant Activity by DPPH Radical Scavenging Method of Ageratum conyzoides Linn. Leaves. ISSN: 2348-9502. Sipayung, Bobby Septian, Widodo Farid Ma'ruf, dan Eko Nurcahya Dewi. 2015. PENGARUH SENYAWA BIOAKTIF BUAH MANGROVE Avicennia marina TERHADAP TINGKAT OKSIDASI FILLET IKAN NILA MERAH O. niloticus SELAMA PENYIMPANAN DINGIN. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomer 2, Tahun 2015, Halaman 115-123. Werdhasari, A. 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.3.2. 2014: 5968.
Lampiran
No.
Gambar
Keterangan
1
Tabung Mikropipet
2
Tabung Reaksi dan Gelas Ukur
3
Pelarut Metanol
4
Pengambilan Sampel dengan Mikropipet
5
Ekstrak A. marina
6
Larutan Sampel Vitamin C
7
Tabung Mikropipet
8
Proses Homogenisasi
9
Pemasukan Sampel Vitamin C
10
Penempelan Tabung Mikropipet
11
Mikropipet