UJI AKTIVITAS BAKTERI METODE DIFUSI SUMURAN
Oleh: REZQI NURJANNAH P07134213230
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017
UJI AKTIVITAS BAKTERI DENGAN METODE DIFUSI SUMURAN ABSTRACK Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran. Metode ini dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Salah satu metode difusi adalah metode sumuran dengan cara membuat 6 lubang berukuran 5 mm dengan menggunakan sedotan steril pada media yang sudah menjadi agar (media lempeng) dan telah diinokulasi bakteri tertentu. Kemudian setiap lubang diberi perlakuan dengan memasukkan 5ul ekstrak (sampel) yang sudah dibuat dengan konsentrasi tertentu, kontrol positif dan kontrol negatif. Kemudian dimasukkan ke dalam inkubator suhu 37oC selama 24 jam. Setelah 24 jam baca zona hambat sekitar sumuran (lubang). Kelebihan metode ini menggunakan peralatan yang mudah dan biaya relatif murah. Namun, pemeriksaan dengan metode ini hendaknya memperhatikan kondisi alat seperti mikropipet yang harus dipastikan ketepatan volumenya serta ekstrak yang digunakan harus dijaga tetap steril agar tidak tercemar oleh bakteri. Kata Kunci : Uji aktivitas bakteri, Metode difusi, Metode sumuran.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala petunjuk dan kemudahan-Nya lah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada waktu yang ditetapkan. Makalah berjudul “Uji Aktivitas Bakteri dengan Metode Sumuran” disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi 2. Terimakasih diucapkan kepada ibu Leka Lutpiatina, S.KM, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Bakteriologi 2 atas bimbingan yang diberikan kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Demikian makalah ini selesai disusun agar dapat menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi kita semua. Makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaannya.
Banjarbaru, Februari 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II
ISI A. Metode Sumuran .................................................................................. 3 B. Cara Kerja ............................................................................................. 3 C. Kelebihan dan Kekurangan .................................................................. 4 D. Kendala Penelitian ................................................................................ 5
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 6 B. Saran ..................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 7
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007 dalam Dewi, 2010). Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007 dalam Dewi, 2010).
1
B. Tujuan Penulisan Mengetahui metode penentuan sensitivitas antibakteri atau jamur bakteri atau jamur terhadap suatu bakteri atau jamur.
2
BAB II ISI
A. Metode Sumuran Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Pada lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Kemudian setiap lubang itu diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi pada suhu dan
waktu yang sesuai dengan
mikroba uji, dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling lubang (Prayoga, 2013).
B. Cara Kerja 1. Siapkan Petridish dengan cara masing-masing bagian bawah Petridish dibagi menjadi 6 daerah. Tiap daerah diberi kertas label bertuliskan P100 (ekstrak konsentrasi 100%), P50 (ekstrak konsentrasi 50%), P25 (ekstrak konsentrasi 25%), P12,5 (ekstrak konsentrasi 12,5%), K(+) (kontrol positif), dan K(-) (kontrol negatif). 2. Pada setiap Petridish dituangkan media hangat sebanyak 25 ml 3. Kemudian suspensi bakteri sebanyak 0,5 ml diinokulasikan pada media tersebut dan diaduk sampai merata dengan gigaskrin. 4. Setelah itu media dibiarkan memadat (media lempeng).
3
5. Pada setiap media lempeng yang telah diinokulasi bakteri dibuat 6 lubang sumuran di daerah K(-), K(+), P100, P50, P25, dan P12,5 dengan diameter 5 mm dan kedalaman 4 mm menggunakan sedotan kaku sebagai pengganti borer steril. 6. Kemudian pada masing-masing lubang sumuran dimasukkan 5 μL berbagai konsentrasi ekstrak, kontrol positif, dan negatif. 7. Selanjutnya media yang sudah diberi perlakuan dimasukkan desicator dan diletakkan dalam inkubator dengan suhu 37° C selama 24 jam. 8. Setelah itu, dilakukan pengamatan dan pengukuran zona hambat, yaitu daerah jernih di sekitar lubang sumuran. Selanjutnya dengan menggunakan jangka sorong, zona hambat diukur diameternya. 9. Pengukuran dilakukan oleh 3 pengamat dan diambil rata-rata dari ketiganya (Dwiyanti R. D., Nurlailah, Widiningsih I. K., 2015; Kairupan C. P., Fatimawati, Lolo W. A., 2014; Multazami T. 2013; Nurdina Y. A., Praharani D., Ermawati T. 2012; Rachmawati I., Suranto., Setyaningsih R. 2006)
C. Kelebihan dan Kekurangan 1. Kelebihan a. Mudah dilakukan b. Biaya relatif murah c. Perlatan yang digunakan lebih mudah
4
2. Kekurangan a. Volume antara ekstrak/larutan uji dan media pertumbuhan cair/aquadest steril serta suspensi bakteri harus tepat. b. Lubang/sumur pada media harus diperhatikan ukuran dan kedalamannya. c. Volume mikropipet yang digunakan harus dipastikan sesuai.
D. Kendala Penelitian a. Cemaran bakteri terhadap ekstrak bisa sangat mudah terjadi sehingga pengerjaan pembuatan maupun proses uji harus benar-benar teliti dan dijaga selalu steril. b. Pemipetan sebaiknya menggunakan mikro pipet agar volume larutan ekstrak/larutan uji dan suspensi bakteri tepat.
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Metode penentuan sensitifitas antibakteri atau jamur terhadap suatu bakteri atau jamur dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu difusi dan dilusi. Metode yang lebih sering digunakan adalah metode difusi. Salah satu metode difusis adalah cara sumuran, metode sumuran menggunakan media sesuai bakteri yang akan diuji.
B. Saran 1. Lebih baik menggunakan mikropipet agar volume suspensi lebih akurat. 2. Masa inkubasi dijaga dan diperhatikan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Dewi F. K., 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia, Linnaeus) terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Universitas Sebelas Maret. Skripsi. Surakarta.
Dwiyanti R. D., Nurlailah, Widiningsih I. K., 2015. Efektivitas Air Rebusan Daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi. Poltekkes
Kemenkes
Banjarmasin.
Medical
Laboratory
Journal.
Banjarmasin.
Kairupan C. P., Fatimawati, Lolo W. A., 2014. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu (Hibicus rosa-sinesis L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. UNSRAT Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Manado.
Multazami T. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta.
7
Nurdina Y. A., Praharani D., Ermawati T. 2012. Daya Hambat Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia) Terhadap Lactobacillus acidophilus. Universitas Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. Jawa Timur.
Prayoga E. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi. Jakarta.
Rachmawati I., Suranto., Setyaningsih R. 2006. Uji Antibakteri Bakteri Asam Laktat asal Asinan Sawi terhadap Bakteri Patogen. Universitas Sebelas Maret. Jurnal Bioteknologi. Surakarta.
8