UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SAMPEL BUAH KEBEN (Barringtonia asiatica)
Diana Fitriani Surtika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Jawa Barat 45363 Email :
[email protected]
ABSTRAK Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasan, tanggal 1 Desember 2015 di laboratorium bioteknologi gedung 4 Fakultas Perkanan dan Ilmu Kelautan. Praktikum ini merupakan praktikum uji aktivitas antibakter sampel buah keben (Barringtonia asiatica). Buah keben (Barringtonia asiatica) adalah sejenis pohon yang tumbuh di pantai-pantai wilayah tropika. Pada epelaksanaan praktikum ini sampel yang digunakan merupakan ekstrak metanol sampel buah keben y, isolat bakteri ujinya yaitu Vibrio harveii. Metaode praktikum yang digunakan adalah metode difusi. aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa. Zona hambat yaitu daerah bening atau terang di sekitar paper disk yang menunjukan pertumbuhan bakteri dihambat oleh ekstrak. Aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri yang ada, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri. Kata Kunci : antibakteri, zona hambat, fenol, saponin, tanin
ABSTRACT This lab held on Tuesday , December 1, 2015 in the biotechnology laboratory building 4 Faculty Perkanan and Marine Sciences . This lab is a lab test samples of fruit keben antibakter activity ( Barringtonia asiatica ) . Fruit keben ( Barringtonia asiatica ) is a type of tree that grows in tropical areas beaches . In the practical implementation of this sample used is a methanol extract of the fruit samples keben y , ie the test bacterium Vibrio isolates harveii . Metaode lab used was diffusion method . antibacterial activity of the compounds is affected by pH , temperature stability of the compounds . Ie inhibition zone or a clear zone around the paper disk light which indicates bacterial growth is inhibited by the extract . Antibacterial activity of compounds is affected by pH , temperature stability of the compound , the amount of bacteria present , the length of incubation , and the metabolic activity of bacteria . Keywords: antibacterial , inhibitory zone , phenols , saponins , tannins
1
PENDAHULUAN
medium.
Penghambatan
pertumbuhan
bakteri melalui mekanisme penghambatan Pengujian
aktivitas
antibakteri
adalah teknik untuk mengukur berapa besar potensi atau
konsentrasi suatu
senyawa dapat memberikan efek bagi mikroorganisme.
Berdasarkan
sifat
sintesis dinding sel melibatkan gangguan pada
sintesis
peptidoglikan utama
peptidoglikan. merupakan
dinding
sel,
Padahal komponen
sehingga
bakteri
menjadi lisis.
toksisitas selektif, ada zat yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri yang
Mekanisme daya kerja antimikroba
dikenal sebagai bakteriostatik dan yang
terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa
bersifat membunuh bakteri yang dikenal
kelompok sebagai berikut diantaranya
sebagai bakterisida.
merusak
dinding
sel,
mengganggu
permeabiitas sel, merusak molekul protein Untuk
metode
pengujian
antibakteri suatu zat, metode yang sering digunakan Metode
diantaranya
ini
dapat
menggunakan
metode
difusi.
dilakukan
paper
dengan
disk atau
kertas
cakram yang ke dalamnya dimasukkan antibakteri
dalam
gelas
tertentu
dan
ditempatkan dalam media padat yang telah diinokulasikan dengan bakteri indikator setelah diinkubasi akan terjadi daerah jenuh di sekitar sumuran atau disk dan diameter hambatan merupakan ukuran kekuatan
hambatan
antimikrobia.
dari
Terhadap
substansi
bakteri
yang
digunakan. Lebarnya zona yang terbentuk, yang juga ditentukan oleh konsentrasi senyawa
efektif
yang
digunakan
merupakan dasar pengujian kuantitatif, hal ini
mengindikasikan
bahwa
senyawa
dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara
langsung
adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan
menghambat
pertumbuhan
bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja
dalam
menghambat
atau
menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua
tersebut bisa bebas berdifusi ke seluruh 2
kelompok hanya
antimikroba didasarkan
tersebut pada
tidak aplikasi
Senyawa antibakteri dapat bekerja secara bakteriostatik,
bakteriosidal,
dan
penerapannya melainkan juga terhadap
bakteriolitik (Pelczar dan Chan, 1988).
konsentrasi
Menurut
mikroba
yang
digunakan
(Soekardjo 1995). Antibakteri adalah senyawa yang digunakan
untuk
mengendalikan
pertumbuhan
bakteri
yang
Pengendalian
mikroorganisme mencegah
dkk.
(2000),
berdasarkan sifat toksisitas selektifnya, senyawa
merugikan.
Madigan
efek
mempunyai
terhadap
3
pertumbuhan
mikrobia yaitu:
bersifat
pertumbuhan
bertujuan
penyebaran
macam
antimikrobia
untuk
penyakit
dan
1. Bakteriostatik
memberikan
efek
dengan cara menghambat pertumbuhan tetapi
tidak
membunuh.
Senyawa
infeksi, membasmi mikroorganisme pada
bakterostatik seringkali menghambat
inang yang terinfeksi, dan mencegah
sintesis protein atau mengikat ribosom.
pembusukan serta perusakan bahan oleh
Hal
mikroorganisme. Antimikrobia meliputi
penambahan antimikrobia pada kultur
golongan antibakteri, antimikotik, dan
mikrobia
antiviral.
Mekanisme
penghambatan
logaritmik. Setelah penambahan zat
terhadap
pertumbuhan
bakteri
antimikrobia
senyawa
antibakteri
perusakan
dinding
menghambat
dapat sel
dengan
pembentukannya
oleh
permeabilitas
sitoplasma
sehingga
atau
membran menyebabkan
penghambatan sintesis asam nukleat dan antibakteri
dikenal
farmasi,
bahan
dengan
nama
antibiotik, yaitu suatu substansi kimia yang dihasilkan
oleh
mikroba
dan
pada
fase
pada
fase
logaritmik
jumlah sel hidup adalah tetap. 2. Bakteriosidal memberikan efek dengan
nukleat, penghambatan kerja enzim, dan bidang
berada
cara
perubahan molekul protein dan asam
Di
yang
dengan
didapatkan jumlah sel total maupun
keluarnya bahan makanan dari dalam sel,
protein.
ditunjukkan
berupa
mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan
ini
dapat
menghambat pertumbuhan mikroba lain.
cara membunuh sel tetapi tidak terjadi lisis sel atau pecah sel. Hal ini ditunjukkan
dengan
penambahan
antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun. 3. Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah sel berkurang
atau
terjadi
kekeruhan
setelah penambahan antimikrobia. Hal 3
ini ditunjukkan dengan penambahan
difusi merupakan salah satu metode yang
antimikrobia pada kultur mikrobia
sering digunakan. Metode difusi dapat
yang berada pada fase logaritmik.
dilakukan dengan 3 cara yaitu metode
Setelah penambahan zat antimikrobia
silinder,
pada fase logaritmik,jumlah sel total
metode
maupun jumlah sel hidup menurun.
lubang/sumuran yaitu membuat lubang
metode
lubang/sumuran
cakram
kertas.
dan
Metode
pada agar padat yang telah diinokulasi Mekanisme penghambatan antibakteri
dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang
dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu
disesuaikan
menghambat sintesis dinding sel mikrobia,
kemudian lubang diinjeksikan dengan
merusak keutuhan dinding sel mikrobia,
ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan
menghambat sintesis protein sel mikrobia,
inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati
menghambat sintesis asam nukleat, dan
untuk
merusak
hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati
asam
nukleat
sel
mikrobia
(Sulistyo, 1971).
dengan
melihat
tujuan
ada
penelitian,
tidaknya
daerah
dan Agustini, 2007).
Daya antimikrobia diukur secara in
Resistensi sel mikroba adalah suatu
vitro agar dapat ditentukan kemampuan
sifat tidak terganggunya sel mikroba oleh
suatu zat antibakteri. Adanya fenomena
antimikroba (Setiabudy dan Gan, 1995).
ketahanan tumbuhan secara alami terhadap
Resistensi mikrobia terhadap obat terjadi
bakteri
pengembangan
akibat perubahan genetik dan dilanjutkan
sejumlah senyawa yang berasal dari
serangkaian proses seleksi oleh obat
tanaman yang mempunyai kandungan
antimikroba (Jawetz, 2001). Faktor yang
antibakteri dan antifungi (Griffin, 1981).
memengaruhi
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan
terhadap antimikroba terdapat pada unsur
dengan
yang
menyebabkan
metode
difusi
dan
metode
sifat
bersifat
resistensi
genetik
seperti
mikroba DNA,
pengenceran. Disc diffusion test atau uji
plasmid dan kromosom. Didasarkan pada
difusi disk dilakukan dengan mengukur
lokasi unsur dikenal menjadi 3 macam
diameter zona bening (clear zone) yang
resistensi yaitu:
merupakan
petunjuk
adanya
respon
penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat
jumlah
kepekaan/sensitivitas
bakteri yaitu
untuk
uji
a.
Resistensi kromosomal Terjadi
akibat
mutasi
spontan
dalam lokus yang mengatur kepekaan obat antimikrobia
yang
diberikan.
Adanya
105-108
antimikroba sebagai mekanisme selektif
CFU/mL (Hermawan dkk., 2007). Metode
yakni membunuh bakteri yang peka dan 4
membiarkan tumbuh bakteri yang resisten
resisten terhadap semua antibiotik β-
(Jawetz, 2001).
lactam
b.
dan
juga
dalam
kasuskasus
Resistensi ekstra-kromosomal,
antibiotik grup lain, terutama di rumah
Bakteri seringkali berisi materi
sakit.
Pada
tahun
2001,
Organisasi
genetik yang disebut plasmid. Faktor R
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
adalah kelompok plasmid yang membawa
strategi global pertama untuk menangani
gen resistensi terhadap satu atau beberapa
fenomena ini, salah satu rekomendasinya
obat antimikrobia dan logam berat. Gen
yaitu dengan memantau kecenderungan
plasmid
penggunaan
untuk
resistensi
antimikrobia
mengontrol pembentukan enzim yang mampu
merusak
c.
antimikroba
dalam
standar mikrobiologi (Anonim, 2010c).
antimikrobia
(Jawetz,2001).
obat
Pada praktikum ini isolat bakteri yang digunakan adalah isolatbakteri Vibrio
Resistensi silang Keadaan
Harveyii. Vibrio Harveyi, merupakan suatu terhadap
bakteri gram-negative, bakteri bercahaya,
juga
adalah salah satu dari agen mikrobia yang
memperlihatkan sifat resistensi terhadap
penting yang dapat membuat kematian
antimikroba yang lain. Biasanya terjadi
massal larva udang windu dalam suatu
antara antimikroba yang memiliki struktur
sistem pembesaran. Sejumlah besar udang
kimia hampir sama (derivat tetrasiklin)
di hatcheries yang memproduksi benih
atau antara antimikroba dengan struktur
udang sering menderita kemunduran dalam
kimia yang berbeda dengan mekanisme
kaitan
aksi yang hampir sama (Setiabudy dan
luminescent
Gan, 1995).
ekonomi yang sangat besar. Vibriosis
antimikroba
resistensi tertentu
Resistensi
yang
bakteri
dengan dan
penyakit
bakteri
menderita
kerugian
terhadap
adalah disebabkan oleh sejumlah Vibrio
antibiotik merupakan salah satu masalah
Jenis bakteri, termasuk: V. harveyi, V.
seluruh dunia di negara maju maupun
vulnificus,
negara berkembang (Okeke dkk, 2005),
alginolyticus, V. penaeicida (Lightner et al,
pada rumah sakit dan juga komunitas
1992;). Telah dilaporkan berkali – kali
(Lestari dkk, 2009). Pengobatan infeksi S.
mengenai vibriosis yang disebabkan oleh
aureus menjadi lebih sangat kompleks
V. damsela, V. fluvialis dan Vibrio lain
sehubungan dengan kemunculan berbagai
yang terdefinisi jenisnya.
V.
parahaemolyticus,
V.
jenis antibiotik resistensi di seluruh dunia. Strain Methicillin resisten S. aureus
BAHAN DAN METODE
(MRSA) menjadi pusat perhatian sejak 5
Alat dan Bahan Adapun
alat
ppm. Kemudian Isolat bakteri uji yang dalam
telah di kultur dioleskan di permukaan
praktikum ini adalah bunsen, cawan petri,
Nutrien Agar pada cawan petri. Lalu paper
L-glass , mikropipet, pinset, tabung reaksi,
disk
vortex.
konsentrasi
ekstrak
diantaranya alkohol 70%, ekstrak metanol
diletakkan
pada
sampel buah keben, isolat bakteri uji
inokulasi dengan menggunakan pinset.
(Vibrio harveyi), media nutrien agar ,
Setelah itu Bakteri diinokulasikan selama
pelarut aquades, paper disk.
24 jam pada suhu 37ºC . Diameter zona
Metode Praktikum
hambat yang terbentuk diukur dengan
Dilakukan pembuatan konsentrasi ekstrak
menggunakan
yaitu 1000 ppm, 10.000 ppm dan 100.000
proses dilakukan secaraa septis.
Dan
yang
bahan
digunakan
yang
digunakan
direndam
pada
masing-masing
yang
selanjutnya
permukaan
jangka
sorong.
media
Semua
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Perlakuan dan Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antibakteri Kelompo
Shift
k 1 2 3 4 5 6 7 8
Pada
1
praktikum
Konsentrasi Ekstrak Kontrol (+) Kontrol (-) 100.000 50.000 10.000 5.000 1.000 100 10
uji
1
Ulangan 2
Rata3
7,20 6,41 6,65 20,39 11,46 8,38 6,69 9,53 9,36
6,27 6,18 6,96 18,3 7,17 7,07 6,93 10,13 7,63
6,82 6,39 6,70 17,26 7,34 11,44 7,34 8,40 10,30
Rata 6,76 6,31 6,77 18,65 8,656 8,96 6,98 9,35 9,09
aktivitas
septis. Suhu optimum digunakan untuk
antioksidan ini bahan yang digunakan
mengoptimalkan perkembangan bakteri,
adalah ekstrak metanol biji buah keben,
suhu
yaitu saponin, fenol, dan tanin. Pada
bakteri. Selain itu perendaman paper disk
praktikum perlakuan praktikan sangat
pada
mempengaruhi hasil. Terutama kebersihan,
ekstrak yang terserap. Berdasarkan teori,
praktikum ini harus dilakukan dengan
seharusnya semakin besar konsentrasi
benar benar bersih, dilakukan dengan
maka semakin besar pula zona hambat
mempengaruhi ekstrak
perkembangan
mempengaruhi
jumlah
6
yang terbentuk. Namun pada praktikum
Ampisilin dapat menghambat kerja
yang kelompok 3 lakukan, perolehan
enzim
diameter zona hambat cukup besar. Hal
mengikat enzim melalui ikatan kovalen
tersebut dikarenakan lama perendaman
sehingga mencegah pembentukan dinding
paper disk pada ekstrak yang cukup lama,
sel
sehingga
mekanisme kerjanya ditunjukkan oleh
kemungkinan
besar
jumlah
ekstrak yang diserap lebih banyak.
yang kelompok 3 gunakan yaitu sebanyak 5 ml diperoleh ulangan satu berdiameter 20,39 ulangan dua berdiameter 18,31 tiga
berdiametr
7,26.
Maka
diperoleh hasil rata rata untuk ketiga ulangan
adalah
sebesar
18,65
bakteri.
Pada
dengan
tingkat
cara
molekul,
serangan nukleofil dari gugus hidroksil
Dengan jumlah konsentrasi ekstrak
ulangan
transpeptidase
mm.
Penghitungan diameter zona hambat ini
serin enzim transpeptidase pada karbonil karbon cincin β-laktam yang bermuatan positif,
sehingga
biosintesis
terjadi
peptidoglikan.
hambatan Akibatnya
dinding sel menjadi lemah dan karena adanya tekanan turgor dari dalam, dinding sel akan pecah atau lisis sehingga bakteri mati.
dilakukan dengan menggunaka jangka
Mekanisme daya kerja antibakteri
sorong. Dibanding dengan kelompok lain,
terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa
kelompok 3 diameter zona hambatnya
kelompok sebagai berikut: 1. Merusak
paling
mungkin
dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas
dikarenakan adanya salah perlakuan pada
sel 3. Merusak molekul protein dan asam
saat pelaksanaan praktikum.
nukleat 4. Menghambat aktivitas enzim 5.
lebar.
Hal
Antibakteri
tersebut
atau
antimikroba
adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat
aktivitas
mikroorganisme
dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba
terdiri
atas
beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya
atau
tujuan
penggunaannya.
Menghambat
sintesa
asam
nukleat
Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara
langsung
adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak. Metode
pelaksanaan
praktikum
Bahan antimikroba dapat secara fisik atau
dilakukan dengan metode difusi. Metode
kimia dan berdasarkan peruntukannya
difusi merupakan salah satu metode yang
dapat
sering digunakan untuk menguji aktivitas
berupa
desinfektan,
antiseptik,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya.
antibakteri, metode difusi dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu metode silinder, 7
lubang,
dan
cakram
kertas.
Adapun
topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
merupakan mekanisme sampel dari ekstrak
dapat terbentuk. Tanin memiliki aktivitas
metanol sebagai antibakteri bahan buah
antibakteri
keben adalah sebagai berikut:
kemampuannya adhesin
a. Mekanisme kerja saponin
kebocoran
sel
dengan
untuk
menginaktifkan
mikroba,
menginaktifkan
enzim, dan menggangu transport protein
Sebagai antibakteri yaitu dapat menyebabkan
yang berhubungan
protein
dan
pada lapisan dalam sel. Tanin juga mempunyai
target
pada
polipeptida
enzim dari dalam sel. Saponin dapat
dinding sel sehingga pembentukan dinding
menjadi anti bakteri karena zat aktif
sel menjadi kurang sempurna. Hal ini
permukaannya mirip detergen, akibatnya
menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
saponin
karena tekanan osmotik maupun fisik
akan
menurunkan
permukaan
dinding
merusak
permebialitas
Rusaknya
sel
membran
tegangan
bakteri
membran.
sel
bakteri
akan
mati.
Kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat
hidup
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah
melalui
kondisi aerobik membutuhkan zat besi
membran luar dan dinding sel yang rentan
untuk berbagai fungsi, termasuk reduksi
kemudian mengikat membran sitoplasma
dari prekursor ribonukleotida DNA. Enzim
sehingga mengganggu dan mengurangi
reverse
kestabilan
ini
topoisomerase sel bakteri tidak dapat
menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari
terbentuk oleh kapasitas pengikat besi
sel yang mengakibatkan kematian sel.
yang kuat oleh tanin.
bakteri.11
Agen
ini
sehingga
sangat
mengganggu
sel
dan
kelangsungan
Saponin
berdifusi
membran
antimikroba
sel.
yang
Hal
mengganggu
membran sitoplasma bersifat bakterisida. Mekanisme kerja antibakteri tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara memprepitasi protein. Efek antibakteri tanin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik. Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA
menjelaskan
transkriptase
toksisitas
dan
tanin.
DNA
b. Mekanisme antibakteri senyawa fenol Dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel. Ikatan hidrogen yang terbentuk antara fenol dan protein mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Ikatan hidrogen tersebut akan mempengaruhi permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma sebab keduanya
tersusun
atas
protein. 8
Permeabilitas dinding sel dan membran
kemampuannya
sitoplasma
adhesin
yang
terganggu
menyebabkan
dapat
sel
untuk
menginaktifkan
mikroba,
menginaktifkan
ketidakseimbangan
enzim, dan menggangu transport protein
makromolekul dan ion dalam sel, sehingga
pada lapisan dalam sel.26 Tanin juga
sel menjadi lisisSenyawa fenol aktif
mempunyai
sebagai antibakteri dengan mekanisme
dinding sel sehingga pembentukan dinding
membentuk kompleks dengan protein sel
sel menjadi kurang sempurna. Hal ini
sehingga menghambat kerja enzim pada
menyebabkan sel bakteri menjadi lisis
sel bakteri. Akibatnya struktur dinding sel
karena tekanan osmotik maupun fisik
akan
sehingga
mengalami
denaturasi
protein.
target
sel
pada
bakteri
polipeptida
akan
mati.27
Diketahui pula bahwa pada umumnya
Kompleksasi dari ion besi dengan tanin
dinding sel bakteri Gram positif dan Gram
dapat
negatif
atas
Mikroorganisme yang tumbuh di bawah
protein (Guenther, 1987). Mekanisme
kondisi aerobik membutuhkan zat besi
kerja tanin sebagai antibakteri adalah
untuk berbagai fungsi, termasuk reduksi
menghambat enzim reverse transkriptase
dari prekursor ribonukleotida DNA. Enzim
dan DNA topoisomerase sehingga sel
reverse
bakteri tidak dapat terbentuk (Robinson,
topoisomerase sel bakteri tidak dapat
1995).
terbentuk oleh kapasitas pengikat besi
sebagian
besar
c. Mekanisme
tersusun
Kerja
Antibakteri
Tannin Tanin
sebagai
antibakteri
dari
daya antibakteri dengan cara memprepitasi protein. Efek antibakteri tanin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik. Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri menghambat
enzim
reverse
transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga terbentuk.4
sel
bakteri
Tanin
antibakteri yang
tidak
memiliki
dapat aktivitas
berhubungan dengan
toksisitas
transkriptase
dan
tanin.
DNA
yang kuat oleh tanin. Pada
ekstrak metanol buah keben empunyai
adalah
menjelaskan
pelaksanaan
praktikum
dilakukan kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol negatif yaitu dengan menggunakan aquades sedangkan kontrol positif dengan menggunakan ampisilin. Kontrol positif berfungsi sebagai kontrol dari zat uji (ekstrak metanol buah keben), dengan membandingkan diameter daerah hambat (DDH) yang terbentuk. Kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest steril, kontrol negatif berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri sehingga 9
dapat diketahui bahwa yang mempunyai
Perlakuan
aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan
perlakuan yang bertujuan terbebas dari
pelarut.
mikroorganisme.
Dalam dilaksanakan
pelaksanaan
praktikum
pengamatan
setelah
penginokulasian 24 jam pada suhu 37o C. Aktivitas antibakteri dapat dilihat dengan timbulnya zona hambat yaitu dengan
aseptik
sendiri
merupakan
Aseptik
diimbangi
dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk
menghilangkan
kontamina
mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa selanjutnya.
timbulnya zona hambat yaitu daerah
Berdasarkan hasil praktikum yang
bening atau terang di sekitar paper disk
telah
yang menunjukan pertumbuhan bakteri
antibakteri
dihambat oleh ekstrak. Selanjutnya diamati
stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri
dan diukur diameter zona hambat yang
yang
terbentuk disekeliling paper disk dengan
aktivitas metabolisme bakteri.
menggunakan jangka sorong. Pengujian ini dilakukan
untuk
masing
konsentrasi
ektrak
dengan
masing 3
dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat yang terbentuk di sekeliling paper disk pada penentuan uji antibakteri dengan metode
difusi
dan
konsentrasi terendah dari ekstrak metanol yang
tidak
menunjukan
pertumbuhan
bakteri. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Sedangkan parameter tambahan adalah pengujian kandungan ekstrak yang terdapat dalam sampel biji Barringtonia assiatica. Pada
dipengaruhi
ada,
pelaksanaan
praktikum,
perlakuan aseptik sangatlah diperlukan.
senyawa
oleh pH, suhu
lamanya inkubasi,
dan
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri
Parameter utama yang diamati
aktivitas
SIMPULAN DAN SARAN
kali
pengulangan.
menggunakan
dilaksanakan
diantaranya
yaitu
menghambat sintesis dinding menghambat dinding
keutuhan sel
sel, permeabilitas
bakteri,
menghambat
kerjaenzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein. Perlakuan praktikan saat melaksanakan praktikum sangatlah perlu diperhatikan , harus dilakukan dengan teliti dan dengan benar benar septis.
Aktivitas
dipengaruhi senyawa ada,
senyawa
antibakteri
oleh pH, suhu
stabilitas
tersebut, jumlah bakteri yang
lamanya inkubasi,
metabolisme bakteri. antibakteri menghambat
yang
dan Adalah
aktivitas zat
memiliki
aktivitas
pertumbuhan
bakteri 10
(menghambat
perbanyakan
populasi
bakteri), namun tidak mematikan.
DAFTAR PUSTAKA
2BL01090.pdf. diakses pada tanggal
Indonesian Biotechnology Information
6 November 2015.
Centre (IndoBIC), 2005, Senyawa Antimikroba
Dari
Tanaman,
http://indobic.or.Id/berita detail.php? id berita=124 diakses pada tanggal 6 November 2015.
Centre (IndoBIC), 2005, Senyawa Dari
Tanaman,
http://indobic.or.Id/berita detail.php? id berita=124 diakses pada tanggal 6 November 2015. Lightner
et
al,
eteriner/getfile.php? src=agris/nomfn1/1509.pdf&format= application/pdf. diakses pada tanggal
Indonesian Biotechnology Information Antimikroba
http://digilib.litbang.pertanian.go.id/~bbv
6 November 2015. Rijayanti, Pratiwi.2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus secara
1992.
dalam.
Daun
In
Vitro.
Pontianak.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jf
http://www.lookfordiagnosis.com/ne
k/article/viewFile/6330/6509.
ws.php?
diakses pada tanggal 6 November
lang=4&term=Vibrio+
Parahaemolyticus&from=48. diakses pada tanggal 6 November 2015.
2015. Jeimo, Deya. 2011. Uji Fitokimia Daun
Anonim. 2012. Pembunuh Udang Windu.
Otikai
(Alphitonia
sp.)
Asal
http://www.jitunews.com/read/20512
Kabupaten Paniai Provinsi Papua.
/sang-pembunuh-udang-itu-bernama-
http://eprints.unipa.ac.id/706/1/Jeim
vibriosis-seperti-apa. diakses pada
o,Deya.E_Uji%
tanggal 6 November 2015.
%20Daun%20Otikai%20(Alphitonia
Anonim. Kapulaga Sebagai Antibakteri. http://e-journal.uajy.ac.id/1253/3
/
20Fitokimia
%20sp)%20Asal%20Paniai.pdf. diakses pada tanggal 6 November 2015.
11
LAMPIRAN
Pengambilan sampel
Penghomogenan larutan
Pemasukan paper disk pada cawan petri
Pengambilan larutan
Pengambilan paper disk yang akan digunakan
Sterilisasi L glass
Perndaman paper disk pada ekstrak