BAB I PENDAHULUAN 1.1. .1.
Lata Latarr Be Bela lak kang ang Masala alah
Kulit adalah bagian dari organ tubuh yang terletak paling luar dari tubuh dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang paling esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka pada keadaan iklim, umur, ras, dan bergantung juga pada lokasi tubuh. Fungsi utama dari kulit ialah proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik dan mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimia misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, dan alkali kuat lainnya, gangguan yang bersifat panas. Selain sebagai proteksi pro teksi kulit juga berfungsi berfu ngsi sebagai adsorbsi, adsorb si, ekskresi, presepsi, pengatur suhu tubuh, pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi k eratinisasi !a"arni #arahap, #araha p, $%%%&. 'ermukaan kulit manusia banyak mengandung bahan makanan untuk pertumbuhan organisme, antara lain lemak, bahan-bahan bahan-baha n yang mengandung mineral dan lainnya yang merupakan hasil tambahan dari proses keratinisasi. 'ada manusia, bakteri dapat bertindak sebagai parasit yang dapat menimbulkan penyakit, flora normal, bakteri yang menguntungkan (uni (uni )ahmadian, $%%*&. 'enyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yaitu aureus yaitu pioderma merupakan penyakit p enyakit infeksi kulit, folikulitis fo likulitis yaitu kelainan pada folikel rambut yang menyababkan peradangan, pionikia yaitu penyakit yang menimbulkan peradangan disekitar kuku sehingga kuku menjadi busuk +iryadi, $%%$&.
2
Kulit cenderung terinfeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus namun kebanyakan tidak berbahaya, tetapi luka dikulit atau luka lainnya bisa menyababkan bakeri menyusup kedalam pertahanan tubuh manusia, dan menyebabkan infeksi )ina #erlina, $%%&. uka adalah rusaknya komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat jaringan yang rusak atau hilang. uka bakar merupakan merupa kan bentuk kerusakan kerus akan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontrak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi !oenadjat, $%%&. Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka. /ila jumlah kuman sudah mencapai %0 organisme jaringan, kuman tersebut ters ebut dapat menembus kedalam jaringan yang lebih dalam kemudian menginvasi ke pembuluh darah dan mengakibatkan mengak ibatkan infeksi sistemik yang dapat menyebabkan menyebabk an kematian. 'emberian antimikroba ini dapat secara topikal atau sistemik. 'emberian secara topikal dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam !oenadjat, $%%&. 1da dua cara pera"atan luka yaitu pera"atan terbuka adalah pera"atan luka yang selalu terbuka menjadi dingen dan kering sehingga kuman sulit berkembang. 'era"atan kulit terbuka te rbuka ini memerlukan ketelatenan. kete latenan. 2ntuk luka bakar tahap 333 harus dilakukan pembersihan berulang-ulang untuk menjaga luka tetap kering. Sedangkan pera"atan tertutup adalah pera"atan yang dilakukan dengan memberikan balutan yang dimaksudkan untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi. 2ntuk menghindari kemungkinan kuman untuk berkembang biak, sedapat mungkin luka ditutup dengan kasa seteril !oya 4, $%%&. 3ndonesia merupakan habitat yang sesuai untuk tanaman pisang karena iklimnya yang tropis. 5anaman pisang mempunyai bagian-bagian diantaranya adalah akar, batang, pelepah, daun, bunga, dan buah. 'elepah tanaman pisang biasa dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat di 3ndonesia sebagai obat luka, ekstrak kulit buah pisang dan daunnya dapat menghambat
3
pertumbuhan beberapa beberap a bakteri patogen seperti s eperti Staphylococcus aureus. aureus . #asil analisis fitokimia menunjukkan bah"a kandungan pisang tersebut adalah katekulamin, serotonin dan depamin +aalkes, et al., *06&, karbohidrat 1nh"ange, $%%6&, saponin, tannin, alkaloid, indol alkaloid, flavanoid, phylobattanin, antrakuinon antrak uinon dan kuinon Salau, et al., $%%&. 7etah pelepah pisang sendiri mengandung tanin dan saponin yang berfungsi berfungs i sebagai antiseptik Djulkarnain, **6&, pendapat yang berbeda dikemukakan oleh /udi $%%6 $%% 6 dalam 'riosoeryanto et al., $%%8& yakni getah pelepah pisang mengandung saponin, antrakuinon, antrakuino n, dan kuinon yang dapat berfungsi sebagai antibiotik dan penghilang rasa ras a sakit. Selain itu, terdapat pula kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan Kandungan-kan dungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka. 9leh karena itu ekstrak getah pelepah pisang dapat digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial #ananta, $%%8&. !enurut penelitian yang telah dilakukan oleh )izka hastari $%$&, yaitu uji aktifitas antibakteri ekstrak pelepah dan batang tanaman pisang ambon terhadap Staphylococcus aureus secara aureus secara in vitro yang menggunakan ekstrak pelepah dan batang tanaman ta naman pisang ambon dengan d engan metode maserasi untuk untu k menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dan aureus, dan hasil yang didapat pelepah pisang ambon lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dari batang pisang ambon, sehubungan dengan itu perlu dilakukan penelitian lanjut tentang yaitu uji aktifitas antibakteri ekstrak pelepah tanaman pisang ambon terhadap Staphylococcus aureus secara aureus secara in vivo.
1.2.
Perumusan Masalah
1pakah ekstrak pelepah pisang ambon Musa Musa paradisiaca var.sapientum) memiliki aktivitas antibakteri terhadap baketri
Staphylococcus aureus pada aureus pada luka bakar kelinci kelin ci jantan. 1.3.
Tujuan Penelitian
4
!engetahui aktivitas antibakteri ekstrak pelepah pisang ambon Musa Musa paradisiaca var.sap var.sapientum) ientum) terhadap terhadap baketri Staphylococcus aureus pada aureus pada luka bakar kelinci jantan. 1..
Man!aat Penelitian
#asil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bah"a dalam ekstrak pelepah pisang ambon ambon memiliki aktivitas antibakteri terhadap baketri Staphylococcus aureus pada aureus pada luka bakar kelinci ke linci jantan. 1.".
Hi#$tesis
:kstrak pelepah pisang ambon Musa Musa paradisiaca var. var.sapientum) memiliki sapientum) memiliki efek aktivitas antibakteri terhadap luka bakar yang diinduksi dengan Staphylococcus aureus pada aureus pada kelinci jantan.
5
BAB II TIN%AUAN PU&TA'A ) Musa paradisiaca var. sapientum sapientum L ) 2.1. Tanaman Pisang Am($n ) Musa 2.1.1. 'lasi!ikasi
!enurut Satuhu dan Supriyadi $%%6& klasifikasi tanaman pisang ambon adalah ; Division
; !agnoliophyta
Sub division
; Spermatophyta
Klas
; iliopsida
Sub klas
;
9rdo
; =ingiberales
Famili
; !usaceae
7enus
; !usa
Species
; Musa Musa paradisiaca var var.. sapientum sapientum .& Kunt
2.1.2. Nama Daerah
4a"a
; 7edang, pisang, kisang, ghedhang, kedhang, pesang.
Sumatera
; pisang, galuh, gaol, punti, puntik, puti, pusi, galo, a"al.
Kalimantan
; harias, peti, pisang, punsi, pute, puti, rahias.
>usa 5enggara; 5enggara; /iu, kalo, mutu, punti, kalu, k alu, muu, muko, busa, "usa, huni, hundi, uki. Sula"esi ; 5agin, 5agin, see, lambi, lambi, lutu, loka, unti, pepe, sagin, punti, uti. !aluku
; fudir, pitah, uki, temai, seram, kula, uru, temae, empulu.
3rian
; nando, rumaya, pipi, mayu.
2.1.3. &in$nim
Musa acuminate, Musa Musa balbisiana, dan Musa Musa xparadisiaca.
2.1. 2.1.. . M$r! M$r!$l $l$ $gi
6
5anaman pisang mempunyai bagian-bagian diantaranya adalah akar serabut yang berpangkal dari umbi batang yang sebagian letaknya berada di ba"ah b a"ah tanah. Dengan diameter sekitar %,0- cm, berbentuk silinder menyebabkan terlihat besar dan tampak seperti cacing, batang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan mengumpul membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak sehingga tampak sebagai batang pseudo stem&. /atang pisang yang sebenarnya seben arnya terdapat didalam tanah tan ah dan kadang-kadang kadang-k adang muncul di permukaan tanah sebagai seba gai umbi yang tumbuh akar aka r dan tunas, pelepah yang membesar dan mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti batang yang disebut psudo disebut psudo stem, stem, daun ber"arna hijau tua untuk daun yang de"asa dan hijau muda untuk daun yang masih muda kecuali untuk beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran daunnya atau pada ibu tulangnya, bunga terdiri dari kumpulan dua baris bunga pertama dan disusul bunga jantan. 5angkai bunga terus memanjang sampai ,0 m, dan buah kemungkinan berkembang dari ovari inferior dan eksokarp disusun pada lapisan epidermis dan aerenkim, dengan daging menjadi mesokarp. :ndokarp terdiri atas lapisan hampir rongga ovarian >akasone, **6&.
7ambar $. 5anaman 'isang 1mbon 2.1.". 2.1.".
Man!aa Man!aatt *an *an 'an*u 'an*unga ngan n
7
'elepah tanaman pisang biasa dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat di 3ndonesia sebagai obat luka, beberapa bagian lain dari tanaman pisang telah diteliti manfaatnya diantaranya adalah ekstrak batang tanaman pisang ambon bermanfaat untuk mempercepat mempercep at penyembuhan luka lu ka pada mencit, ekstrak kulit ku lit buah pisang dan daunnya dau nnya dapat menghambat pertumbuhan p ertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus. aureus. #asil analisis fitokimia menunjukkan bah"a kandungan pisang tersebut adalah katekulamin, ka tekulamin, serotonin dan depamin +aalkes, +aalkes, et al., *06&, karbohidrat 1nh"ange, $%%6&, saponin, tannin, alkaloid, indol alkaloid, flavanoid, phylobattanin, antrakuinon dan kuinon Salau, et al., $%%&. 7etah pelepah pisang sendiri mengandung tanin dan saponin yang berfungsi sebagai antiseptik Djulkarnain,**6&. Selain itu, terdapat pula kandungan lektin yang berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel kulit. Kandungan-kandungan Kandungan-kan dungan tersebut dapat membunuh bakteri agar tidak dapat masuk pada bagian tubuh kita yang sedang mengalami luka #ananta, $%%8&.
2.2. &im#lisia
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun apapu n juga, kecuali dinyatakan dinyatak an lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga golongan, antara lain 1nonim, *?*& ; . Simplisia >abati Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. :ksudat tanaman adalah isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang belum berupa zat kimia murni. $. Simplisia #e"ani Simplisia he"ani adalah simplisia berupa he"an utuh, bagian he"an atau zat yang dihasilkan he"an yang masih belum berupa zat kimia murni. . Simplisia !ineral
8
Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa zat kimia murni.
2.3. 2.3. Pr$s Pr$ses es Peng Penger ering ingan an &im#l &im#lisi isia a 2.3.1. 2.3.1. +ara +ara Penge Pengerin ringan gan &im# &im#lis lisia ia
!enurut 7una"an dan !ulyani S. $%%@& ada dua cara pengeringan simplisia yaitu; . 'engerin 'engeringan gan 1lamiah lamiah a. Dengan Dengan panas panas sinar sinar matah matahari ari langsu langsung. ng. 'emanas 'emanasan an ini dila dilakuka kukan n untuk untuk bahan keras seperti akar, biji, kulit batang dan senya"a aktif yang relatif stabil terhadap pemanasan. b. Dengan diangin-anginkan diangin-ang inkan atau tidak dipanaskan dipa naskan dengan sinar sin ar matahari langsung. 'emanasan ini dilakukan untuk bunga, daun dan untuk senya"a aktif yang tidak stabil terhadap pemanasan atau mudah menguap. $. 'engeringan /uatan a. Dengan Dengan suatu suatu alat atau atau mesin mesin pengering pengering yang yang suhu, kelemb kelembaban aban,, tekanan tekanan dan aliran udaranya dapat diatur. b. Dengan menempatkan bahan yang akan dikeringkan dikering kan di atas pipa atau b an berjalan dan mele"atkannya mele"atkann ya melalui suatu lorong loron g atau ruang yang berisi ber isi udara yang telah dipanaskan dan diatur alirannya.
2.3.2. 2.3.2. &uh &uhu u Penge Pengerin ringan gan &im#lis &im#lisia ia
Suhu pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 7una"an dan !ulyani S., $%%@& ; . Suhu pengeri pengeringan ngan yang yang umum umum diguna digunakan kan antar antaraa %o<-*%o< dan sebaiknya tidak melebihi 8%9<. $. 2ntuk simplisia simplisia yang yang mengandung mengandung zat aktif yang tidak tidak tahan tahan panas panas atau mudah menguap dikeringkan pada suhu %o<-@%o<. 2.. Ekstrak
9
:kstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau he"ani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. :kstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk 1nonim, *?*&.
2.3. 2.3.1. 1. Ek Ekst stra rak k +air +air
:kstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai penga"et atau sebagai pelarut p elarut dan penga"et. 4ika 4i ka tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari gr s implisia yang memenuhi syarat. :kstrak :ks trak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan dienaptuang kan 1nonim, **0&. 2.3. 2.3.2. 2. Ek Ekst stra rak k 'e 'ent ntal al
:kstrak ini merupakan ekstrak yang telah mengalami proses pemekatan. :kstrak kental sangat mudah untuk menyerap lembab sehingga mudah untuk ditumbuhi oleh kapang 1nonim, $%&. 2.3. 2.3.3. 3. Ek Ekst stra rak k 'e 'eri ring ng
:kstrak kering merupakan ekstrak hasil pemekatan yang kemudian dilanjutkan ke tahap pengeringan. !enggunakan bahan tambahan seperti laktosa, aerosol, amilum atau bahan pengisi lain yang inert dengan perbandingan tertentu, kemudian dikeringkan dalam lemari pengering oven&. :kstrak kering juga dapat diperoleh dengan menguapkan seluruh pelarut yang digunakan pada saat penyarian, hingga benar-benar be nar-benar kering menghasilkan menghasilka n massa berupa serbuk serbu k 1nonim, $%&. 2.
Ekstraksi
:kstraksi adalah proses pemisahan bahan aktif baik dari tanaman maupun he"an dengan menggunakan pelarut selektif sesuai standar prosedur ekstraksi. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan menggunakan perkolasi dan maserasi. Seluruh perkolat dan maserat biasanya diuapkan dengan cara
10
destilasi pengurangan tenakan, agar bahan utama sesedikit mungkin terkena panas #arborne, **8 &. :ktraksi serbuk kering jaringan tumbuhan dapat dilakukan secara maserasi, perkolasi, refluks atau sokhletasi dengan menggunakan pelarut pelaru t yang tingkat kepolarannya berbeda-beda. 5eknik ekstraksi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik maserasi #arbone, **8&. **8&. 2..1 Pemerasan &im#lisia &egar &egar
!etode pemerasan digunakan untuk simplisia segar berupa umbi, rimpang, daun dan buah. 'emerasan dilakukan secara langsung dari simplisia segar berupa bagian tumbuhan seperti umbi "ortel&, buah mengkudu, mengkudu, jambu&, rimpang temula"ak, jahe, kunyit&, daun katu, bayam&. 'roses pemerasan dia"ali dengan penghancuran simplisia dan jika perlu ditambahkan air secukupnya, dipers kemudian disaring 1nonim, $%&. 2..2. ,e!luks
)efruks adalah ektraksi dengan pelarut dalam temperatur titik didih nya selama "aktu tertentu dan dalam jumlah "aktu terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik 1nonim, $%%%&. 2..3. In!un*asi - In!usa In!usa
!etode infundasi digunakan untuk menyari kandungan aktif dari simplisia yang larut dalam air panas. 'enyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga sari yang diperoleh stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga sari yang diperoleh dengan cara ini harus diproses sebelum $@ jam. 'ada umumnya proses dimulai dengan membasahi simplisia dengan air dua kali bobot bahan, untuk b unga @ kali bobot bah an dan untuk karagen sepuluh kali bobot bahan. /ahan baku ditambah dengan air, pada umumnya jika tidak dinyatakan lain diperlukan %% bagian air untuk * bagian bahan kemudian dipanaskan selama 0 menit pada suhu *%A< untuk infusa atau %
11
menit untuk dekoksa. 'enyarian dilakukan pada saat cairan masih panas kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri 1nonim, $%&. 2... Maserasi
!aserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. /ahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar& disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau "arna& dan dicocok kembali. +aktu maserasi lamanya berbeda-beda, masing-masing farmakope mencantumkan @-% hari. Setelah selesai maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir. 'ersyaratanya adalah bah"a rendaman tadi harus dikocok berulang-ulang. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif 1nonim, **0&. Setelah maserasi dianggap selesai, dilakukan filtrasi atau penyaringan untuk mendapatkan maserat dan ampas diperas kemudian dicuci kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
'erkolasi umumnya digunakan untuk mengekstraksi serbuk kering terutama simplisia yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji, kayu, dan akar. 'enyari yang digunakan umumnya adalah etanol atau campuran etanol-air. Dibandingkan dengan metode maserasi metode ini tidak memerlukan
12
tahapan penyarian perkolat, hanya kerugiannya adalah "aktu yang dibutuhkan lebih lama dan jumlah penyari yang digunakan lebih banyak 1nonim, $%&.
Digesti dalah metode ekstraksi dengan menggunakan pemanasan pada suhu @%-0%A<. !etode ini digunakan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Keuntungan dari metode digesti yaitu zat aktif yang tersari lebih banyak dan "aktu ekstraksi lebih singkat dibanding dengan metode maserasi.
&$kletasi
13
/ahan yang diekstraksi diletakkan dalam sebuah alat soklet yang dilapisi kertas saring yang bekerja kontinyu perkolator&. +adah gelas yang mengandung kantung diletakkan diantara labu penyulingan dengan pendingin balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. abu tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai kedalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di d i dalamnya, menetes ke atas bahan baha n yang diekstraksi dan d an menarik keluar bahan yang yang diekstraksi. arutan berkumpul di dalam "adah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal, secara otomatis dipindahkan kedalam labu. Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. berikutn ya. 'ada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung secara seca ra terus menerus Boigt, Boigt, **0&. 2..0
Dek$kta
Dekokta adalah suatu proses penyarian yang hampir sama dengan infus, perbedaannya pada pa da dekokta digunakan digunaka n pemanasan selama % menit dihitung mulai suhu mencapai *%A<.
>ama bakteri berasal dari kata k ata Cbakterion bahasa bah asa (unani& (unani& yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berkembang biak dengan den gan pembelahan diri, serta ser ta demikian kecilnya sehingga seh ingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. 2kuran bakteri bervariasi baik penampang pen ampang maupun panjangnya, panjang nya, tetapi pada umumnya diameter bakteri adalah sekitar %,$-$,% mm dan panjang berkisar $-6 mm D"idjoseputro,*6$&. /erdasarkan perbedaannya di dalam menyerap zat "arna gram bakteri dibagi atas dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. /akteri gram positif menyerap zat "arna pertama yaitu kristal violet yang
14
menyebabkan ber"arna ungu, sedangkan bakteri gram negatif menyerap zat "arna kedua yaitu safranin dan menyebabkannya ber"arna merah D"idjoseputro, *6$&. 2.". .".1. Bakte akterri Staphylococcus Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berbentuk bulat kokus& dan setiap s etiap selnya berdiameter sekitar s ekitar %,0-Em. Staphylococcus tidak bergerak dan tidak membentuk spora 4a"etz, **8&. 2ntuk membedakan Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus spesies yang lain digunakan tes koagulase. 2ntuk melakukan tes koagulase dapat digunakan cara penentuan dengan tabung dan gelas alas. Staphylococcus aureus menghasilkan enzim koagulase, sedangkan spesies lainnya tidak /onang dan :nggar, *6$&. 3nfeksi Staphylococcus aureus dapat aureus dapat juga bersal dari kontaminasi langsung dari luka, misalnya pasca operasi infeksi Staphylococcus atau Staphylococcus atau infeksi yang menyertai trauma. 4ika infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus yang tidak menghasilkan laktamase, penisilin 7 merupakan obat pilihan tetapi hanya persentase kecil strain Staphylococcus aureus yang peka terhadap penisilin 7 4e"etz dkk, $%%&. $% %&.
7ambar $.@ /akteri Staphylococcus aureus 1nonim, $%@&
2.". 2.".2. 2. 'las 'lasi! i!ik ikas asii
15
!enurut 4a"ets, !elnic, dan 1delbergs, **8 /akteri Staphylococcus aureus diklasifikasikan sebagai berikut ; Kingdom
; :ubacteri
'hylum
; Firmicutes
; /acilli
9rdo
; /acillanes
Family
; Staphylococcaceae
7enus
; Staphylococcus
Species
; Staphylococcus aureus
2.". 2.".3. 3. M$r!$ $r!$l$ l$gi gi
/akteri ini mempunyai bentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisanya agak rata karena tertekan. Diameter bakteri tersebut antara antar a %,6-,% mikron. 'ada sediaan langsung yang berasal ber asal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan, menggerombol dan bahkan tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombolan yang tidak teratur biasanya ditemukan pada sediaan yang dibuat dibu at dari pembenihan padat, pa dat, sedangkan dari pembenikan kaldu biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. /atas-batas suhu dan pertumbuhan ialah 0A<-@%A<, sedangkan pertumbuhan optimum inkubasi 0A< dan p# optimum ialah?,@ pada lempengan agar. Dalam suasana aerob pada lempengan agar biasa pada suhu ?A< 4a"etz, !elnic, dan 1delbergs, **@&.
2. Anat$mi *an ungsi 'ulit
16
7ambar $.0 Struktur Kulit 2..1. Anat$mi 'ulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. lingkun gan. Kulit juga merupakan alat ala t tubuh terberat dan te rluas ukurannya, yaitu 0G dari berat tubuh dan luasnya ,0%-,?0 m$. )ata-rata tebal kulit -$ mm. 'aling tebal 8 mm terdapat ditelapak tangan dan kaki. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epitelis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan !ar"ali #arahap, $%%%&. A. E#i*e #i*errmis mis
:pidermis terdiri dari empat lapisan, yaitu; . apisa apisan n basal merupa merupakan kan lapisan lapisan di ba"ah ba"ah epiderm epidermis is dan berbata berbatass dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat juga melanosit. !elanosit adalah sel dendritik yang membentuk melanin. Semua ras mempunyai melanosit yang sama. 'erbedaan "arna kulit tergantung pada kegiatan melanosit. $. apisa apisan n malpighi malpighi merupak merupakan an lapisan lapisan epiderm epidermis is yang yang paling kuat kuat dan yang paling tebal. 5erdiri dari sel-sel poligonal yang di lapisan atas menjadi lebih gepeng. Sel-sel yang menonjol yang terlihat seperti duri-duri. . apisa apisan n granular granular terdiri terdiri dari dari satu sampai sampai empat empat baris baris sel-sel sel-sel berbentuk intan, berisi beris i butir-butir granul& keratohialin. kera tohialin. apisan selsel jernih atau lapisan granul terdiri dari satu lapisan sel-sel tanpa inti.
17
4.
apisan tanduk terdiri dari $%-$0 lapis sel-sel tanduk tanpa inti, gepeng, tipis dan mati. 'ada permukaan lapisan ini sel-sel mati terus menerus mengelupas tanpa terlihat !ar"ali #arahap, $%%%&.
B. Dermis
Dermis merupakan lapisan di ba"ah epidermis dan di atas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapiskan atas terjalin rapat pars pars paplaris&, paplaris&, sedangkan dibagian ba"ah terjalin lebih longgar pars pars reticularis&. reticularis&. apisan pars apisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus. /anyaknya keringat yang keluar dapat mencapai $.%%% ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran pen yinaran dan bibit penyakit, pen yakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh 1nief, **?&.
+. %aring %aringan an &u( &u(kut kutan an
!erupakan lapisan di ba"ah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. apisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di ba"ahnya. 4umlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah ditubuh dan keadaan nutrisi individu. /erfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi David S 'erdanakusuma, $%%?&. 2.6.2.
ungsi
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dan lingkungan. Fungsi kulit yaitu sebagai pelindung, pengatur suhu, penyerap, indra perasa, faal pergetahan !ar"ali #arahap, $%%%&. A. Pelin* lin*u ung
:pidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. apisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan
18
lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari. B. Peng Pengat atur ur &uh &uhu u
Di "aktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. 'ada "aktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas !ar"ali #arahap, $%%%&. +. Pen Pener era# a#an an
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukur masuk melalui kulit. =at-zat yang larut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran kulit. /agian ba"ah b a"ah terjalin longgar pars pars reticularis&. reticularis&. apisan pars reticularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus !ar"ali #arahap, $%%%&. D. In*r In*ra a Pera Perasa sa
3ndra perasa di kulit terjadiu karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa yang pokok yaitu merasakan nyeri, peraba, panas, dan dingin ding in !ar"ali #arahap, $%%%& E. ung ungsi si Perg Perget etah ahan an
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan yaitu sebum dan keringat. 7etah sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat di hasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur !ar"ali #arahap, $%%%&. 2./. Luka
19
uka adalah rusaknya kesatuanHkomponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat jaringan yang rusak atau hilang. Kulit selain sebagai pelindung, juga berperan dalam pengaturan p engaturan suhu dan sebagai s ebagai penahan hilangnya hilang nya cairan tubuh 1nonim, $%%8& Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul ; a. b. c. d. e.
#ilangn #ilangnya ya selu seluruh ruh atau sebagian sebagian fungsi fungsi orga organ n )espon stres simpatis 'enda 'endara rahan han dan dan pemb pembeku ekuan an dar darah ah Kont Kontam amin inas asii bakt bakter erii Kematian sel sel
!ekanisme terjadinya uka . uka insisi, insisi, terjadi karena teriris oleh benda benda tajam. tajam. !isalny !isalnyaa terjadi akibat pembedahan $. uka uka memar, memar, terjad terjadii akibat akibat benturan benturan oleh oleh suatu tekanan tekanan dan dikarateristikan oleh cidera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. . uka lecet, lecet, terjadi akibat kulit bergesek bergesekan an dengan dengan benda lain yang yang biasanya tidak dengan deng an benda tajam. @. uka tusuk, terjadi akibat adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter kecil. 0. uka gores, gores, terjadi akibat benda yang yang tajam tajam seperti seperti kaca kaca atau atau ka"at. ka"at. 8. uka uka tembus, tembus, yaitu yaitu luka yang yang menembu menembuss organ tubuh tubuh biasany biasanyaa pada bagian a"al luka masuk diameternya dia meternya kecil tetapi pada pad a bagian ujung biasanya lukanya melebar. meleb ar. ?. uka bakar, bakar, luka luka yang yang terjadi terjadi akibat sentuhan permukaan permukaan tubuh tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas api, cairan, panas, listrik dan lain-lain& atau zat-zat yang bersifat membakar asam kuat, basa kuat&. !enurut tingkat kontaminasi terhadap luka ; a. uka uka bersih, bersih, yaitu yaitu luka luka benda terinf terinfeksi eksi yang yang tidak tidak terjadi terjadi proses proses peradangan dan infeksi in feksi pada sistem pernafasan, pernafas an, pencernaan, genital dan urinaria. uka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup. Kemungkinan terjadi infeksi luka G-0G. b. uka bersih terkontaminasi, terkontaminas i, merupakan luka pembedahan pembedah an dimana pernafasan, pencernaan, pencern aan, genital atau perkemihan perk emihan dalam kondisi
20
terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka G-G. c. uka uka terkontam terkontaminas inasi, i, luka terbuka terbuka fresh, fresh, luka luka akibat akibat kecelak kecelakaan aan dan operasi dengan kesukaan besar dengan teknik aseptik atau inflamasi. Kemungkinan infeksi luka %G-?G. d. uka kotor atau infeksi, yaitu terdapatnya terdapatnya mikroorg mikroorganisme anisme pada luka )ina #erlina, $%%&. 2.0. .0. Lu Luk ka Bakar akar uka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi !oenadjat, $%%&. !enurut tanda dan gejalanya, ada @ stadium pada luka bakar yaitu ; . uka uka bakar tahap tahap 3, Kemerah Kemerahan an pada kulit kulit :ryth :rythema ema&, &, terjadi terjadi pembengkakan hanya han ya pada lapisan atas kulit ku lit ari Stratum
1da dua cara pera"atan luka yaitu pera"atan terbuka adalah pera"atan luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan kering sehingga kuman sulit berkembang. 'era"atan kulit terbuka te rbuka ini memerlukan ketelatenan. kete latenan. 2ntuk luka bakar tahap 333 harus dilakukan pembersihan berulang - ulang untuk menjaga luka tetap kering. Sedangkan pera"atan tertutup adalah pera"atan yang dilakukan dengan memberikan balutan yang dimaksudkan untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi. 2ntuk menghindari kemungkinan kuman untuk berkembang biak, sedapat mungkin luka ditutup dengan kasa seteril )ina #erlina, $%%&. 2.. 2.. Met$ Met$*e *e Uji Uji Luk Luka a Bak Bakar ar
21
!etode yang digunakan untuk menguji luka bakar adalah metode eksperintal. uka bakar dibuat dengan cara mencukur bulu punggung he"an uji kemudian dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol ?%G, lalu kulit diinduksi dengan alat penginduksi panas yang mempunyai suhu 6%I< selama 0 detik. 1lat penginduksi panas pana s berupa solder yang diujungnya d iujungnya ditempelkan lempeng logam berukuran $ cm, sehingga terjadi pelepuhan dan kulit terkelupas pada bagian tertentu. 3nokulasi bakteri adalah konsentrasi %- sebanyak %, ml yang diteteskan pada luka tersebut. Kemudian diinkubasi kurang lebih dua hari sampai timbul nanah atau pus D"ita 9ktiarni, dkk, $%$&.
BAB III MET4DE PENELITIAN 3.1. Te Tem#at m#at *an 5aktu 5aktu Penelitian
22
'enelitian ini dilaksanakan di aboratorium 4urusan Farmasi, Fakultas !atematika dan 3lmu 'engetahuan 1lam 2niversitas 5ulang /a"ang lampung dan aboratorium Kesehatan Daerah pada bulan 4uli $%@. 3.2. Alat *an (ahan Penelitian
1lat yang diguanakan pada penelitian ini adalah seperangkat retory evaporator, blander, oven, beaker beake r glass, erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi, aluminium alu minium voil, batang pengaduk, corong, alat solder, jarum ose, pisau cukur, gunting stainless steel, kasa steril, plaster perekat, jangka sorong, pinset, kertas label, timbangan he"an, kandang kelinci. /ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah pisang ambon, biakan bakteri Staphylococcus aureus, kelinci, aureus, kelinci, alkohol, aJuadest, bioplasenton krim, >1 dan >/. 3.3. Pr$se*ur Penelitian 3.3.1. Pengam(ilan Bahan Bahan Uji Pele#ah Pisang Pisang Am($n Am($n
/ahan uji pelepah pisang ambon diambil di"ilayah /andar >egri Kecamatan abuhan !aringgai, ampung 5imur. 3.3.2. Pem(uatan Ekstrak
'embuatan ekstrak yaitu pelepah pisang ambon segar yang sudah dicuci bersih sebanyak $,0 kg, pelepah diambil pada pelepah lapisan nomor -8, pengambilan pelepah 0 cm dari batang pisang, p isang, bahan dipotong dipoton g kira - kira dengan ukuran uk uran %,0 %,0 cm, lalu bahan dimaserasi dengan alkohol *8G dengan perbandingan ;@, dilakukan penggantian pelarut setiap hari dan dilakukan pengadukan berulangulang, hasil maserat dievaporasikan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ektrak kental. 3.3.3. Persia#an He6an Per7$(aan
23
Dalam penelitian ini menggukan kelinci jantan berusia @-0 bulan dengan berat rata-rata -,0 kg sebanyak 6 ekor. Sebelum dilakukan penelitian kelinci jantan diadaptasikan terlebih dahulu terhadap tempat, dan kandang selama minggu. #e"an yang mengalami penurunan berat badan lebih dari %G, tidak digunakan dalam percobaan. Selama adaptasi he"an diberi makan dan minum dengan jenis dan jumlah yang sama. 3.3. 3.3.. . Pem( Pem(ua uata tan n Me*i Me*ia a A. Me*ia NA NA
Seabanyak 6 gram >atrium 1gar dan 0 gram agar-agar dilarutkan dalam liter aJuadest dan dipanaskan hingga mendidih kurang lebih %-0 menit lalu diseterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu $A< tekanan atm selama 0 menit. B. Me*ia NB
Sebanyak 6 gram >atrium /roth dilarutkan dalam liter aJuadest dan dipanaskan hingga mendidih kurang lebih %-0 menit lalu diseterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu $A< tekanan atm selama 0 menit.
3.3.". 3.3.". Peni Penia#a a#an n Biaka Biakan n Bakte Bakteri ri
/iakan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh aureus diperoleh dari laboratorium kesehatan daerah /andar ampung. /iakan diperbanyak dengan menginokulasikan pada media >1 miring dalam beberapa tabung, lalu diinkubasi selama $@ jam.
3.3.. 3.3.. Pem(u Pem(uata atan n In$kul In$kulasi asi Bakte Bakteri ri Staphylococc Staphylococcus us aureus
/iakan bakteri Staphylococcus aureus dari aureus dari >1 miring diambil sebanyak satu mata ose lalu diinokulasi pada media >/ dan diinkubasi selama $@ jam. 3.3./. 3.3./. Pem(uata Pem(uatan n '$nsen '$nsentras trasii Biakan Biakan Bakteri Bakteri 1893
24
/akteri Staphylococcus aureus pada aureus pada media >/ yang telah diinkubasi diink ubasi diambil sebanyak ml lalu diencerkan dengan aJuadest sebanyak % ml, dilakukan pengenceran % -.
, dan %- kemudian masukan ml kedalam tabung reaksi pertama kemudian
kocok sampai homogen, konsentrasi larutan menjadi %-, kemudian mempipet ml dari tabung reaksi pertama masukan kedalam tabung kedua kocok hingga homogen, konsentrasi larutan menjadi %-$, lalu mempipet ml dari tabung reaksi yang ke dua masukan kedalam tabung reaksi ketiga kocok hingga homogen, dan konsentrasi larutan menjadi %- :tty #aryati, $%&. 3.3.0. 3.3.0. Penen Penentua tuan n '$ns '$nsent entras rasii
Konsentrasi ekstrak kental yang digunakan untuk menguji pengaruh pada luka bakar yaitu 8,$0G, $,0G, $0G, 0%G. 3.3.. 3.3.. Pengujian Pengujian Ekstrak Ekstrak Pele#ah Pele#ah Pisang Pisang Am($n Am($n Terha*a Terha*a# # Bakteri Bakteri Staphylococcus Staphylococcus aureus
uka bakar dibuat dengan mencukur bulu punggung kelinci jantan kemudian dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol ?%G, lalu kulit diinduksi dengan alat penginduksi panas yang mempunyai suhu 6%I< selama 0 detik. 1lat penginduksi panas pana s berupa solder yang diujungnya d iujungnya ditempelkan lempeng logam berukuran $ cm, sehingga terjadi pelepuhan dan kulit terkelupas pada bagian tertentu. 3nokulasi bakteri adalah ad alah konsentrasi %- sebanyak %, ml yang diteteskan pada luka bakar lalu diinkubasi kurang lebih dua hari sampai timbul nanah atau pus.
Dalam penelitian ini he"an percobaan dikelompokkan secara acak dalam 8 kelompok dan masing masing masing kelompok terdapat ekor kelinci jantan, setiap kelinci diberi perlakuan sebagai berikut ; '% ; tanpa perlakuan kontrol negatif& ' ; diteteskan ekstrak pelepah pisang ambon 8,$0G
25
'$ ; diteteskan ekstrak pelepah pisang ambon $,0G ' ; diteteskan ekstrak pelepah pisang ambon $0G '@ ; diteteskan ekstrak pelepah pisang ambon 0%G '0 ; dioleskan salep bioplasenton krim kontrol positif& :kstrak pelepah pisang ambon diteteskan setiap hari pada luka infeksi selama @ hari, untuk kontrol positif menggunakan bioplasenton krim. 'erlakuan terhadap kelinci tersebut dilakukan setiap tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore. Bolume setiap kali pemberian adalah %, ml. Kemudian ukur diameter luka bakar tersebut dengan menggunakan jangka sorong setiap hari sekali selama @ hari.
3.. 3.. Anal Analis isis is Data Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dari hasil pengamatan dan yang dikumpulkan. 1nalisis data pada rancangan penelitian ini menggunakan )ancangan 1cak Kelompok )1K&. 'ada uji laboratorium praklinik menyembuhkan luka bakar dinilai dengan cara mengukur diameter luka, semakin kecil diameter luka bakar semakin baik penyembuhan yang terjadi. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan analisa Sidik ragam #anafiah, $%%@&.