TUGAS PENDAHULUAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS
DISUSUN OLEH:
NAMA
: AKSAN TAQWIN
STAMBUK
: 03120140114
KELOMPOK
: X ( SEPULUH )
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017
PENGUJIAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS
Pada dasarnya beton tidak akan terbentuk tanpa adanya campuran agregat, disini membuktikan bahwa agregat memilki peranan yang sangat penting sekali dalam pembuatan beton. Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi sekali yaitu berkisar (60-70) % dari berat campuran beton. Selain sebagai pengisi, agregat memilki fungsi lain yaitu sebagai penentu sifat mortar atau mutu beton yang akan dihasilkan. Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, krikil, batu pecah dan kerak tungku pijar yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidrolik (SNI 03 – 2847 – 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm –
5mm. Menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm. Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut:
a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. b. Butir-butir
halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci.
Agregat halus adalah bagian dari campuran beton yang mempunyai sifat kohesif yang rendah sehingga pasir dapat berfungsi sebagai pengisi dalam campuran beton. Kadar organik dalam agregat halus besar s e k a l i pengaruhn ya pa da prose s pengikata n pasta beton, juga d a l a m pengerasannya. Dengan kadar organik ini dapat :
• Mengurangi kekuatan serta berat isi beton • Menyebabkan terkelupasnya serta lunturnya warna beton • Mempengaruhi kekuatan terhadap serangan karat
Kadar organik sangat mempengaruhi kualitas dari material, dalam hal ini adalah pasir. Kadar organik merupakan senyawa yang terdapat dalam material yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang bersenyawa di dalamnya. !erhubungan dengan konstruksi sipil maka pada kadar tertentu unsur organik merupakan unsur yang merugikan
Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari penghancuran tumbuh-tumbuhan, terutama yang berbentuk humus dan lumpur organik. Zat organik yang merugikan diantaranya gula,minyak dan lemak. Gula dapat menghambat pengikatan semen dan pengembangan kekuatan beton, sedangkan minyak dan lemak dapat mengurangi daya ikat semen. Oleh sebab itu diperlukan pengujian agregat untuk menentukan bisa atau tidaknya agregat digunakan dalam campuran pembuatan beton. salah satu cara untuk menguji adanya zat organik dalam agregat halus adalah dengan cara kalorimeter. Pada pengukuran calorimeter, zat organik dinetralkan dengan larutan NaOH 3% dan warna yang terjadi apabila dibandingkan dengan warna standar setelah
didiamkan selama 24 jam. Sesuaikan warna larutan yang terlihat pada botol bayi dengan warna yang terdapat pada tabel warna standar.
1. 1-2 untuk kadar lumpur rendah 2. 3 untuk kadar lumpur normal 3. 4-5untuk kadar lumpur tinggi
Semakin besar nomor warna maka semakin tua pula warnanya. Menurut metode SNI untuk uji warna, apabila warna hasil uji terletak pada no. 3 danno. 2 maka dapat digunakan untuk beton normal, apabila terletak pada no. 1 dapat digunakan untuk beton mutu tinggi.
Jika ternyata warna yang dihasilkan
mendekati angka nomor 1 dan nomor 2 maka kadar organik dalam agregat halus adalah rendah sehingga dapat digunakan sebagai bahan adukan untuk beton mutu tinggi maupun beton normal. Jika warna yang dihasilkan melebihi angka nomor 3, maka sebaiknya agregat halus jangan diguakan sebagai bahan adukan untuk beton. Jika warna di nomor 3 berarti beton tersebut masih dapat digunakan dalam campuran beton
Kadar organik merupakan bahan-bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap suatu mortar atau beton. Agregat halus yang digunakan pada campuran beton daoatr berupa pasir alam sebagai disentegrasi alami dari batuan-batuan (natural sand) atau pasir buatan (artificial sand) yang dihasikan alat-alat pemecah batu. Sebagai salah satu komponen beton,agrega halus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, salah satunya ialah pasir tidak boleh banyak mengandung bahan organik
seperti sisa-sisa tanaman dan humus. Umumnya banyak tercampur pasir alam oeh karena itu bahan-bahan organik ini berpengaruh negatif terhadap semen. Zat organik yang tercampur dapat membuat asam-asam organis dan zat lain bereaksi dengan semen yang sedang mengeras. Hal ini dapat mengakibatkan berkurang kekuatan beton dan juga menghambat hidrasi semen sehingga proses pengerasan berlangsung lambat. Hidrasi semen adalah proses reaksi antara semen dengan air, proses hidrasi pada semen sangat penting karena dari proses ini akan menentukan kekuatan semen pada akhirnya. Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari penghancuran zat-zat tumbuhan, terutama yang berbetuk humus dan lumpur organik. Zat organic yang merugikan diantaranya gula, minyak dan lemak. Gula dapat menghambat pengikatan semen dan pengembangan kekuata beton, sedangkan minyak dan lemak dapat mengurangi daya ikat pada semen. Oleh karena itu diperlukan pengujian kadar organik untuk menentukan bisa atau tidaknya agregat digunakan dalam campuran pembuatan beton. Organik berarti berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup yang berhubungan dengan organismen hidup sehingga kebersihan pasir terhadap bahan organik adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya bahan organik yang terkandung dalam pasir sebagai salah satu bahan penyusun beton, karena kadar organik yang terlalu banyak akan menyebabkan kerusakan dan dapat mempengaruhi kualitas dan mutu beton sehingga bangunan tidak mampu bertahan lama. Semakin tinggi kadar bahan organik, maka semakin buruk kualitas beton yang dihasilkan. Sebaliknya, jika semakin rendah kadar organik yang terkandung dalam pasir, maka semkain bagus kualitas beton yang akan dihasilkan.
Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik tersebut melalui suatu kegiatan mikrooganisme didalam tanah. Humus merupakan senyawa resisten berwarna hitam atau coklat yang mempunyai daya untuk menahan air dan unsur hara yang tinggi . Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang kuatnya suatu agregat adalah: 1. Terdiri dari bahan lemah atau partikel yang kuat, tetapi tidak baik dalam pengikatan 2. Memiliki porositas yang besar.
Prinsip dari tes kada organik ini dalah mengetahui pengaruh zat organik yang terkandung didalam pasir terhadap larutan NaOH karena besar kecilnya presentase akan menghasilkan pengaruh warna yang berbeda.
Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah mengetahui cara pengujian kadar zat organik pada agregat halus dan menentukan kadar zat organik dalam agregat halus serta membandingkan warna cairan diatas permukaan agregat halus dalam botol dengan colour taster standard (alat pengukur tingkatan warna kandungan zat organik). Dekomposisi atau yang biasa dsebut dengan pembusukan ini merupakan proses alami yang terjadi akibat adanya perusakan pada susuna dalam tubuh suatu organisme yang dilakukan oleh decomposer. Proses pembusukan oleh decomposer ini biasanya dapat ditemukan bila ada organisme dikubur dalam tanah. Dimana pembusukan ini terjadi oleh semut, belatung, bakteri dan juga jamur yang hidup didalam tanah dan berkembang ditempat yang lembab.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya dekomposisi bahan yaitu:
Faktor yang pertama yaitu iklim. Hal ini menjadi sangat penting kaarena iklim
data
memperlambat
bahkan
mempercepat
terjadinya
proses
dekomposisi.
Kemudian adanya tipe penggunaan lahan dimana lahan tersebut berfungsi sebagai sumber bahan organic yang baik bagi lahan tersebut.
Faktor ketiga yaitu bentuk lahan. Hal ini membantu dekomposisi pada proses pembentuk bahan-bahan organik tersebut.
Faktor yang pling penting yaitu adanya kegitan manusia ini pun akan sangat berpengaruh pada terjadinya proses dekomposisi.