TUGAS MINI RISET EFEK TIVITAS P PENER APAN K K _ 13 P PADA P PEMBELAJAR AN M MATEMATIK A D DI MTS A AL _ HIK MAH M M.BANDAR R
Oleh : Nama
: NURLIYAH NASUTION
NIM
: 8166172045
Kelas
: B -3
Untuk memenuhi tugas mata kuliah MCETODOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang, kelompok, ataupun pemerintah yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah oleh karena itu pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan akan mampu memperluas pengetahuan manusia dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku yang berperan penting dalam maju mundurnya peradapan suatu bangsa, karena melalui pendidikan seorang manusia dapat berubah kearah yang lebih baik . pendidikan selalu berpegang pada prinsip norma dan moral . berarti pendidikan akan menjadikan manusia yang lebih bermoral terletak pada proses pembentukan kepribadian setiap individu itu sendiri. Disini pendidikan sebagai pembangun mentalis generasi muda sangatlah penting. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap seseorang. Pendidikan yang baik terbentuk dari pola dan sistem pendidikan yang baik pula. Pola dan sistem pendidikan yang baik terwujud dengan kurikulum yang baik. Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia. Dewasa ini sedang marak diperbincangkan masalah penetapan kurikulum baru 2013, bahkan pada awal mula sebelum ditetapkannya pun juga menuai banyak pro dan kontra. Selain itu kurikulum 2013 terkesan terlalu dipaksakan dan tergesa-gesa dalam perancangannya tanpa adanya pertimbangan yang matang. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa penetapan kurikulum 2013 layak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan mereka berpendapat bahwa telah banyak negara maju yang sukses menerapkan kurikulum semacam kurikulum 2013 di negaranya. Disamping itu, sebagian masyarakat yang lain berpendapat bahwa kurikulum 2013 belum pantas di terapkan
2
di negara berkembang seperti Indonesia ini. Mereka beranggapan bahwa sumber daya manusia Indonesia belum siap dalam menerima kurikulum yang terkesan ‘berat' dalam pelakasanaanya tersebut. Kurikulum 2013 itu sendiri adalh kurikulum yang menitikberatkan penilaian siswa pada 3 hal, yaitu sikap (jujur, santun, disiplin dll), ketrampilan (praktik/tugas sekolah) dan pengetahuan keilmuan. Dengan banyaknya pro dan kontra terhadap kurikulum 2013 ini, maka dalam karya tulis ini akan ditinjau bagaimana sebenarnya efektivitas penggunssn kurikulum 2013 terhadap tingkat pemahaman siswa. 2. Rumusan Masalah
masalah dari Mini Riset ini daiantaranya adalah: 1. Bagaimana tingkat keefektifan penetapan kurikulum 2013 yang ditinjau dari kualitas pembelajaran dari segi proses dan hasil belajar, kesesuaian tingkat pembelajaran insentif dan waktu yang digunakan dalam belajar?
3. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian dari karya tulis ini adalah: 1. Mengetahui tingkat keberhasilan kurikulum 2013. 2. Mengetahui bagaimana tingkat keefektifan penggunaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari kualitas pembelajaran dari segi proses dan hasil belajar, kesesuaian tingkat pembelajaran insentif dan waktu yang digunakan dalam belajar. 3. Dapat digunakan sebagai rujukan penelitian mengenai kurikulum 2013. 4. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi siswa, guru maupun pakar pendidik.
4. Batasan Masalah
Dalam Mini Rise ini akan digunakan teknik penelitian dengan cara wawancara dan angket. Batasan dalam penelitian ini adalah “efektifitas penggunaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII T.P 2016/2017.
3
BAB II LANDASAN TEORI 1.
Kurikulum 2013
Kurikulum sebagai instrumen peningkatan mutu pendidikan terdiri dari tiga entitas yaitu tujuan, metode, dan isi. Peningkatan kompetensi guru dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan hanya akan memberikan makna bagi peserta didik jika diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum. Pada konteks Sistem Pendidikan Nasional rumusan tersebut dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab Ketentuan Umum SKL didefinisikan sebagai “kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.Untuk menjamin agar SKL tersebut dapat dicapai maka kegiatan belajar mengajar tersebut dilengkapi dengan tujuh standar lainnya yaitu standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Keberadaan standar-standar ini telah dijamin oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 2. Kurikulum 2013 sebagai bagian dari intervensi peningkatan mutu pendidikan, tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, SKL menjadi rujukan ketika Kurikulum 2013 diterapkan, termasuk tujuh standar nasional pendidikan lainnya. Demikian juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetap menjadi bagian Kurikulum 2013. Satuan pendidikan tetap mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan tersebut. Di samping itu, Kurikulum 2013 tetap merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Namun demikian, sebagaimana dinyatakan pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38, kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan tetap harus merujuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum jika harus mengembangkan kurikulum sendiri. Ketentuan untuk merujuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari quality assur ance. Dalam berbagai forum uji publik yang telah diselenggarakan dari tanggal 29 November sampai dengan 23 Desember 2012, beberapa perseta menanyakan tentang keberadaan Buku Babon. Mereka yang belum mengetahui tentang maksud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4
untuk menyediakan Buku Babon beranggapan bahwa akan keseragaman dalam kurikulum, dan bertentangan dengan ketentuan pada PP nomor 19 tahun 2005. Keberadaan Buku Babon, tidak dimaksudkan sebagai bentuk sentralisasi kurikulum dan penyeragaman, tetapi dimaksudkan untuk standarisasi dalam pelaksanaan kurikulum. Hal ini didasarkan pada adanya kecenderungan tidak setaranya kurikulum yang digunakan oleh satuan pendidikan. Kecenderungan ini terjadi karena adanya perbedaan kompetensi guru, sehingga ada satuan pendidikan yang mengadopsi kurikulum dari satuan pendidikan atau contoh dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, tanpa melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi satuan pendididkan tempat guru tersebut mengajar. Buku Babon didisain untuk memfasilitasi guru melakukan tugas mengajarnya dan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar. Buku Babon direncanakan untuk memuat isi mata pelajaran, metode mengajar, dan metode evaluasi. Dengan ketiga komponen tersebut, guru diharapkan dapat melakukan diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik dan peserta didik diharapkan akan mengetahui pada topik bahasan yang mana dia mengalami kesulitan untuk memahaminya. Keberadaan Buku Babon merupakan standar minimum yang harus dicapai oleh setiap siswa. Jika ada satuan pendidikan yang mampu untuk mencapai lebih tinggi dari standar yang ditetapkan pada Buku Babon Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak melarangnya, bahkan mendorong setiap satuan pendidikan dapat mencapai target yang lebih tinggi. Kurikulum 2013 merupakan intervensi peningkatan mutu yang strategis, namun sasarannya besar baik dari segi siswa yang akan menjadi subyek dari kurikulum 2013, maupun guru yang menjadi aktor utama dalam implementasinya, sehingga pelaksanaan secara serentak dengan sasaran semua satuan pendidikan secara nasional menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan. Wakil Presiden dalam sambutannya dalam pembukaan Rembuknas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, menyatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 perlu dilaksanakan segera secara bertahap dan jangan molor karena yang rugi generasi muda. Begitu molor pasti ada korban, sebagian generasi muda tidak bisa menerima manfaat kurikulum baru. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan berjenjang. Untuk SD akan dilaksanakan pada kelas I dan IV, sedangkan pada SMP dilaksanakan VII, dan di SMA dilaksanakan di kelas IX. Jika pada tahun ajaran 2013/14 Kurikulum 2013 dilaksanakan pada kelas-kelas tersebut, maka pada tahun ajaran 2014/15 5
secara berjenjang dilaksanakan pada kelas-kelas berikutnya. Misalnya di SD dapat dilaksanakan pada kelas II dan V, sedangkan di SMP dapat dilaksanakan pada kelas VII dan di SMA/SMK dilaksanakan pada kelas X. Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak hanya pada ketepatan dan comperehensiveness perumusan SKL dan kerangka dasar, serta struktur kurikulum, tetapi dari kepemimpinan kepala sekolah pada tingkat satuan pendidikan dan kepemimpinan guru pada tingkat kelas. Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran penting dalam memfasilitasi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan kepemimpinan guru di tingkat kelas jelas menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan bekerhasilan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Guru merupakan faktor terdepan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang berhadapan dengan peserta didik. Peran penting guru antara lain meliputi: (1) kemampuan menjabarkan topik-topik bahasan pada mata pelajaran menjadi informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik, (2) kemampuan untuk mengidentifikasi tingkat dan area kesulitan peserta didik dan kemampuan untuk membantunya keluar dari kesulitan tersebut, dan (3) kemampuan melakukan evaluasi kemajuan belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi guru dapat menentukan strategi untuk menentukan metode pembelajaran yang lebih tepat dan kecepatan dalam memberikan informasi berupa pengetahuan kepada peserta didik. Kurikulum 2013 memang merupakan instrumen peningkatan mutu pendidikan. Peran guru dan kepala sekolah menjadi pendukung utama agar Kurikulum 2013 dapat secara signifikan meningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah. 2. Keefektifan belajar matematika
Keefektifan belajar matematika adalah perubahan yang membawa pengaruh berupa hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan perubahan pada diri seorang siswa berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil yang berupa nilai. Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan permahaman yang baik,
kecerdasan,
ketekunan,
kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya 6
dalam kehidupan mereka.
suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran
tersebut dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya Menurut Slavin(dalam Bornok Sinaga, 1998:310) bahwa “Keefektifan pembelajaran terdiri dari empat indikator yaitu kualitas pembelajaran (Quality of intruction) kesesuaian tingkat pembelajaran ( Apporiate Levels of Instrunction), insentif ( Incentives) dan waktu (Time). Selanjutnya menurut Slavin (dalam Bornok Sinaga, 1998 : 310) di jelaskan bahwa: 1. Kualitas pembelajaran yaitu banyaknya informasi atau keterampilan diisajikan sehinga siswa dapat mempelajarinya dengan mudah 2. Kesesuaian tingkat pembelajaran sebagian besar merupakan hasil dari kurikulum dan presentase pelajaran itu sendiri. Kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauh mana guru memastikan tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru. 3. Insentif yaitu seberapa besar usaha guru memotivasi siswa untuk mengajarkan tugas belajar dan materi pelajaran yang di berikan 4. Waktu yaitu lamanya waktu yang di berikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang di berikan guru. 3. Kerangka konseptual
Di dalam kurikulum 2013 disarankan metode pembelajaran dalam kelas diantaranya adalah: Diskusi, Eksperimen, Demonstrasi, Simulasi. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jika semua itu dapat di implementasikan dengan benar sesuai yang diharapkan maka keseluruhan kompetensi yang mencakup 4 ranah, yaitu kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan akan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
7
BAB III PEMBAHASAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini bertempat di Mts Al-Hikmah M.Bandar pada siswa kwlas VII di Jl.Johana Km 05 M.Bandar. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada awal november sampai pertengahan november 2016. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII/B Mts Al-Hikmah M.Bandar yang bejumlah 30 orang 2. Objek penelitian
Objek
dalam penelitian ini adalah
keefektifan
belajar matematika siswa
menggunakan kurikulum 2013. C.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif. Penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.” Sama halnya menurut arif Furchan, Pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri. Begitu juga menurut Kasiran dalam bukunya Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitaif, Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana adany ( natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaina keggiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.
8
Ciri Khusus Penelitian Deskriftif Kualitatif Adapun deskripsi kualitatif ini memiliki ciri ciri sebagai berikut yaitu sebagimana
dalam buku yang berjudul Tehnik Penulisan Laporan, Ahmad Sonhaji menjelaskan ciri-ciri penelitian kualiatif antara lain: 1. Desain penelitian bersifat lentur dan terbuka. 2. Data penelitian diambil dari data alami (natural setting). 3. Data yang dikumpulkan meliputi data deskriptif dan reflektif. 4. Lebih mementingkan proses daripada hasil. 5. Sangat mementingkan makna (meaning). 6. Sampling dilakukan secara internal yang didasarkan pada subyek yang memiliki informasi yang paling representatif. 7. Analisa data dilakukan pada saat setelah pengumpulan data. 8. Kesimpulan dari penelitian kualitatif dikonfirmasikan dengan informan. Dalam buku lain juga memberikan Ciri penelitian deskriptif kualitatif sebagai berikut: 1.
Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting).
2. Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara. 3. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa katakata, gambar, dan bukan angka. 4. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi. 5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan. 6. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data. 9
7. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti. 8. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya. 9. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif. 10. Pengambilan sampel secara purposive( surposive sampling ). Metode kualitatif menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. 11. Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data. 12. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. 13. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori. D. Teknik Analisis Data
Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif analisis data dilakukan sebelum dan sesudah pengumpulan data. Tujuannya adalah utuk menggambarkan dan mengungkapkan hasil wawancara pada guru di sekolah dan angket yang sebarkan pada siswa . yang dilihat dari indikator efektifitas belajar matematika siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan informasi keefektifan penerapan kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika. E. Prosedur Penelitian
Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahap penelitian kualitatif adalah menetapkan pertanyaan penelitian yang dalam penelitian kualitatif disebut sebagai fokus penelitin, yaitu pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian tersebut. Kemudian dilakukan pemilihan subjek penelitian yang akan memberi berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian kemudian mengumpulkan data dari hasil penelitian menganalisis data dan menarik kesimpulan pada penelitian.
10
BAB IV PEMBAHASAN 1. Deskripsi Kasus
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum di mana metode yang digunakan kebanyakan
adalah diskusi untuk peserta didik. Murid yang aktif mencari informasi,
sedangkan pengajar hanya memberi instruksi. Pembelajaran lebih di tekankan pada proses bukan hanya hasil belajarnya saja. Namun ini juga tidak baik digunakan karena para pakar pendidik melupakan bahwa ada hal lain yang juga penting dilakukan yaitu mendesain konsep penyelesaian masalah pada soal tingkat tinggi, sehingga ketika ujian berlangsung siswa tidak lagi kewalahan dalam menyelesaikan soal tingkat tinggi. 1. Analisis Kasus
Peneliti telah melakukan
wawancara pada guru matematika di Mts Al-Hikmah
M.bandar tentang keefektifan belajar matematika yang dilihat dari 4 indikator yaitu kualitas belajar,kesesuaian tingkat pembelajaran insentif dan waktu selama proses belajar. Guru tersebut mengatakan bahwa pada kualitas belajar yang dilihat dari segi proses kebanyakan murid senang dan tertarik ketika guru mengajak siswa berdiskusi dan mengeksplor materi pelajaran pada hal-hal yang ada di lingkungan sekitar beberapa peserta didik terlihat antusias dalam menanggapi apa-apa yang di tampilkan guru mengenai materi pelajaran, dan kualitas belajar dilihat dari hasil belajarnya guru mengatakan bahwa nilai raport siswa brkemampuan rendah terlihat stabil ataupun tetap, namun untuk siwa berkemampuan tinggi terlihat sedikit menurun. Setelah peneliti melakukan pertanyaan lagi kepada guru mengapa hasil belajar menurun, guru mengatakan bahwa kebanyakan siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan sulit karena konsep pembelajaran kurikulum 2013 mengedepankan pemahaman dari pada penyelesaian masalah khususnya soal dengan kategori sulit, sehingga siswa kesulitan ketika dihadapkan dengan soal yang sulit. Pertanyaan peneliti selanjutnya adalah “bagaimana kesesuaian kurikulum 2013 pada kemampuan siswa.” Guru menjawab pada awal pembelajaran peserta didik merespon stimulus yang diberikan guru mengenai materi yang berkaitan dengan pengalaman siswa jadi disini guru berpendapat bahwa kesesuaian tingkat pembelajaran pada kurikulum 2013 sangat bagus jika di terapkan karena mendapatkan respon yang positif dari peserta did ik. Kemudian peneliti menanyakan lagi bagaimana kecocokan waktu yang digunakan pada pembelajaran 11
dengan menggunakan kurikulum 2013 disini guru menanggapi bahwa waktu yang digunakan dalam prosel belajar itu tergantung bagaimana seorang guru mendesain RPP nya, karena ketika guru adalah pengelola proses pembelajaran jadi seorang gurulah yang tahu bagaimana waktu yang efektif digunakan saat pembelajaran berlangsung. Pertanyaan peneliti yang terakhir adalah seberapa besar keharusan seorang guru memberikan insentif terhadap siswa dalam pembelajaran kurikulum 2013. Jawaban guru adalah sangat penting karena ketika guru memberikan insentif berupa motifasi atau penghargaan kepada siswa, siswa terlihat semakin bersemangat mengikuti pembelajaran. Setelah melakukan wawancara kepada guru, kemudian guru menyebarkan angket pada siswa kelas VII. Angket yang telah disebarkan kepada siswa Mts Al-Hikmah M.Bandar kelas VII sebagai berikut: 1. Pendapat siswa mengenai kurikulum 2013 saat proses pembelajaran berlangsung berkaitan dengan waktu saat belajar dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran: Membingungkan: Biasa saja: Menyenangkan: Alasannya : 2. Paham tidaknya dengan materi yang disampaikan: Paham: Tidak paham: Alasannya 3. Hasil nilai rapor kelas VII dibanding dengan rata-rata nilai rapor SD pada pelajaran matematika: Menurun: Naik: Sama: Alasannya: Hasil angket menunjukkan bahwa 90 % siswa merasa senang ketika pembelajaran berlangsung alasannya karena mereka merasa tau tentang objek yang dibicarakan saat pembelajaran berlangsung, mereka merasa pernah melakukan hal-hal yang di bahas saat belajar. Pada pertanyaan kedua bahwa hampir seluruh siswa juga merasa lebih memahami materi yang di sampaikan karena terlibat langsung dalam proses belaj ar.
12
Pada nilai matematika di rapor kelas VII siswa banyak yang mengeluhkan karena lebih rendah dari nilai matematika di raport SD, alasannya karena siswa kesulitan ketika dihadapkan pada pertanyaan yang sulit mereka mengatakan banyak dari soal semester yang di ujikan sulit di jawab, ada beberapa soal belum mereka kuasai ketika proses belajar hal tersebut karena proses pembelajaran yang menekankan pada pemahaman bukan pada hasil atau penyelesaian soal semata namun lebih kepada pemahaman konsep matematika. Ini menunjukkan bahwa terdapat sedikit kelemahan pada kurikulum 2013. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa dengan adanya penerapan kurikulum 2013 menjadikan pemahaman siswa menjadi semakin baik. Namun kurikulum 2013 juga dapat menurunkan hasil belajar siswa. Karena kurangnya dilakukan penyelesaian masalah pada soal tingkat tingga dalam proses pembelajaran.
13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Kurikulum 2013 yang diterapkan mulai tahun 2013 adalah kurikulum yang bagus serta telah terbukti mencetak SDM yang bermoral dan berintelektual tinggi. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju. Dalam kenyataan, pengimplementasian kurikulum 2013 di Indonesia tidaklah berjalan dengan lancar. Ada beberapa foktor yang menjadikan terhambatnya kurikulum ini Dikarenakan keefektifan pembelajaran mengalami kendala pada hasil belajar yang kurang memuaskan karena pada proses pembelajaran kurikulum 2013 kurang dilakukan penyelesaian masalah pada soal tingkat tinggi, sehingga
ketika ujian
berlangsung siswa banyak yang kewalahan menyelesaikan soal tingkat tinggi. Namun untuk pemahaman dan motivasi pada proses belajar siswa menunjukkan respon yang positif siswa merasa belajar menjadi menyenangkan karena dilibatkan langsung pada konteks materi yang di ajarkan selain itu guru juga selalu memberi motivasi dan apresiasi pada kreatifitas siswa. 2. Saran
Di harapan pada pakar pendidik agar pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mendesain konsep penyelesaian masalah pada soal tingkat tinggi, sehingga ketika ujian berlangsung siswa tidak lagi kewalahan dalam menyelesaikan soal tingkat tinggi.
14