TUGAS M1 KB3: KEKHASAN BIDANG STUDI
A. Mari membaca materi utama dan diskusi!
1. Bacalah materi utama pada Kegiatan Belajar 3 dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami pada tabel di bawah! 2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini!
Materi yang Sulit Dipahami
Hasil Diskusi
Pendekatan
Pembelajaran
proses
versus
pendekatan konsep
dengan
pendekatan
proses
dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengikuti proses penemuan
dan
penyimpulan
tentang
apa
yang
dipelajarinya. Siswa dibimbing untuk dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan guru hanya berperan sebagai fasilitator
dalam
proses
pembelajaran.
Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan proses bersifat heuristik yaitu menyajikan sejumlah data dan informasi, sementara itu siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari data yang diolahnya. Sedangkan
Pendekatan
konsep
dimaknai
sebagai
pembelajaran untuk menyampaian konsep-konsep yang perlu dihapal oleh siswa. Guru mendominasi pembelajaran untuk menyampaikan beragam informasi kepada siswa. Pelaksanaan pembelajaran konsep bersifat ekspositori, yaitu guru menyajikan materi di depan siswa
3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama! Materi-Materi Materi-Materi Penting
Deskripsi Materi
1. Kekhasan
Bidang
Bahasa
Studi
Bahasa
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri
Indonesia
Indonesia
merupakan
sarana
untuk
seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan,
dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. Dengan demikian, hakikat mata pelajaran bahasa Indonesia antara lain sarana berpikir,
sarana
perekat
bangsa,
penghela
ilmu
pengetahuan, penghalus budi pekerti dan pelestari budaya bangsa. Kegiatan berbahasa Indonesia mencakup kegiatan produktif dan reseptif di dalam empat aspek berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak
adalah
kegiatan
memahami
informasi
melalui sarana bunyi (lisan). Membaca adalah kegiatan memahami informasi melalui sarana tulisan. Berbicara adalah keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif, baik yang interaktif, semi interaktif, dan non interaktif. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit dengan mengembangkan dan menuangkan pikiran- pikiran dalam struktur tuisan yang teratur bukan hanya sekedar menyalin kata- kata dan kalimat-kalimat Batasan dan pengertian matematika secara umum selanjutnya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang mengantarkan pemahaman tentang matematika antara lain: (1) matematika adalah bahasa simbol; (2) matematika adalah bahasa numerik; (3) matematika 2. Kekhasan
Bidang
Studi Matematika
adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; (4) matematika adalah metode berpikir logis; (5) matematika adalah sarana berpikir; (6) matematika adalah logika pada masa dewasa; (7) matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, (8) matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran; (9)
matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik
kesimpulan-kesimpulan
yang
perlu;
(10)
matematika adalah ilmu pengetahuan formal yang murni; (11) matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; (12) matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; (13) matematika adalah aktivitas manusia Pembelajaran Matematika di sekolah dasar secara
umum
bertujuan
agar
siswa
memiliki
kemampuan sebagai berikut: a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah matematika. b. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi
matematika
dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami matematika,
masalah,
merancang
menyelesaikan
model
model
dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram,
atau
media
lain
untuk
memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki
sikap
menghargai
kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu,
perhatian,
dan
minat
dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
3. Kekhasan
Bidang IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
Studi
Ilmu
Pengetahuan Alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas,2006:484). Carin (dalam Yusuf, 2007: 1) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi, pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah Menurut BNSP (2006: 484) mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh
bekal
pengetahuan,
konsep
dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs
Secara khusus tujuan mata pelajaran IPA agar siswa memiliki kompetensi sebagai berikut: a. mengagumi
keteraturan
dan
kompleksitas
ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik dan materi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan sehingga
bertambah
keimanannya,
serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. b. menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur;
teliti;
cermat;
tekun;
hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi
sikap
dalam
melakukan
pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. c. menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari
melaksanakan
sebagai
percobaan
wujud
dan
implementasi
melaporkan
hasil
percobaan guna memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain. d. mengembangkan pengalaman untuk menggunakan, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang,
dan
merakit
instrumen
percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. e. mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan 4. Kekhasan
Bidang
Studi Ilmu Pendidikan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi
ruang
dan
waktu
serta
berbagai
aktivitas
kehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk
menghasilkan
warganegara
yang
religius,
jujur,
demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan
sosial
pengembangan
dan
fisik,
kehidupan
berkontribusi
sosial
dan
terhadap
budaya,
serta
berkomunikasi secara produktif. Secara rinci, materi IPS dirumuskan sebagai berikut: a. Pengetahuan:
tentang
kehidupan
masyarakat
di
sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya. Ruang lingkup materi IPS SD terdiri dari kehidupan manusia b. Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar
(learning
skills,
inquiry),
memecahkan
masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa c. Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai, dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut d. Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan bertanggungjawab mata pelajaran PPKn diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar 5. Kekhasan
Studi
Bidang Negara Pendidikan
Pancasila Kewarganegaraan
Republik
Indonesia
Tahun 1945,
semangat
Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan
dan Republik Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn terdiri atas: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi
sumber
rujukan
dan
kriteria
keberhasilan
pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari
keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis
pembangunan
warganegara
Indonesia yang berkarakter Pancasila. Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi siswa dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2)
pengetahuan
kewarganegaraan;
(3)
keterampilan
kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan
(civic
competence
and
civic
responsibility).
Pembelajaran SBdP di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi,
kreasi,
psikologis-edukatif 6. Kekhasan
Bidang
penyajian, untuk
maupun
pengembangan
tujuan-tujuan kepribadian
siswa secara positif.
Studi Seni Budaya dan pembelajaran SBdP di SD harus dapat; “Memanfaatkan Prakarya
lingkungan sebagai kegiatan apresiasi dan kreasi seni”. Ruang lingkup materi SBdP di SD/MI mencakup gambar ekspresif, mozaik, karya relief, lagu dan elemen musik, musik ritmis, gerak anggota tubuh, meniru gerak, kerajinan dari bahan alam, produk rekayasa, pengolahan makanan, cerita warisan budaya, gambar dekoratif, montase, kolase,
karya tiga dimensi, lagu wajib, lagu permainan, lagu daerah, alat musik ritmis dan melodis, gerak tari bertema, penyajian tari daerah dan lain-lain. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada
hakikatnya
memanfaatkan
adalah
aktivitas
proses fisik
pendidikan
untuk
yang
menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Tujuan mata pelajaran PJOK sesuai dengan ruanglingkup di atas adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat. b. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan 7. Kekhasan
Studi
Bidang
kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan
Pendidikan
kesejahteraan dengan benar serta pola hidup
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
sehat. c. Mengembangkan
keterampilan
gerak
dasar,
motorik, keterampilan, konsep/ pengetahuan, prinsip,
strategi
dan
taktik
permainan
dan
olahraga serta konsep gerakan. d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif,
jujur,
disiplin,
bertanggungjawab,
kerjasama, pegendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik. e. Meletakkan
dasar
kompetitif
diri
(self
competitive) yang sportif, percaya diri,disiplin, dan jujur. f. Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif g. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang
di masyarakat h. Menciptakan
suasana
yang
rekretif,
berisi
tantangan, ekspresi diri i. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan konsep tertentu dan dihasilkan dari kajian 8. Pendekatan
Pembelajaran
teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang berbeda, dan yaitu (1) pendekatan yang berpusat pada siswa versus
Implementasinya SD
di berpusat
pada
guru, (2) pendekatan
proses
versus
pendekatan konsep, dan (3) pendekatan induktif versus pendekatan deduktif. Pemilihan terhadap salah satu pendekatan, strategi, dan metode akan melahirkan model pembelajaran Pendekatan
pembelajaran
saintifik
adalah
pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori melalui tahapantahapan mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, menganalisis data dan menarik kesimpulan
(mengasosiasi)
dan
mengomunikasikan
konsep, prinsip atau teori yang ditemukan. Inti dari pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik 9. Pendekatan Saintifik
adalah aktivitas observasi (pengamatan). Karakteristik pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi
konsep,
prinsip
atau
teori
(mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/
mencoba,
mengomunikasikan)
mengasosiasi
dan
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah, komunikatif, dll.) Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/
kegiatan
sebagai
media
dan
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran
berbasis
proyek
merupakan
pembelajaran yang menuntut kreativitas siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek terkandung makna hasil karya siswa sebagai hasil belajar melalui perbuatan atau pengalaman langsung (learning by doing ) yang merupakan konsep dari pendekatan konstruktivisme dari John Dewey. Pembelajaran
berbasis
proyek
memiliki
10. Pembelajaran Berbasis karakteristik yang membedakan dengan pembelajaran
Proyek
lainnya sebagai berikut: a. Adanya kerangka kerja Dalam
pembelajaran,
guru
dan
siswa
merumuskan dan menyepakati kontrak belajar termasuk prosedur kerja dalam pembelajaran berbasis proyek yang akan dilakukan. b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa Dalam
pembelajaran,
guru
atau
siswa
menyampaikan masalah nyata di sekitar siswa (kontekstual) terkait dengan tema pembelajaran yang telah dipelajari. c. Hasil
belajar
siswa
berupa
solusi
atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan Dalam
pembelajaran,
berkelompok
siswa
memikirkan
secara
ide
untuk
menyelesaikan masalah yang muncul dalam pembelajaran. d. Adanya kolaborasi yang bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan Dalam
pembelajaran,
berkelompok
siswa
berbagi
secara
tugas
dan
bertanggungjawab terhadap tugasnya masingmasing. e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu Dalam pembelajaran, guru menetapkan waktu untuk
melihat
kemajuan
kerja
kelompok,
menilai kemajuan kerja siswa dan memberikan saran perbaikan terhadap kinerja siswa. f.
Proses refleksi dilakukan secara berkelanjutan atas aktivitas yang sudah dijalankan Dalam pembelajaran, guru bersama siswa menetapkan
waktu
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menceritakan hambatan-hambatan
ketika
melaksanakan
proyek, menyampaikan alasannya dan rencana perbaikan proses proyeknya. g. Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi secara kualitatif Dalam pembelajaran, guru menilai produk akhir dan kinerja siswa sehingga siswa memahami kekurangan
dan
kelebihan
produk
dan
kinerjanya. h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Dalam pembelajaran, guru selalu memberikan penghargaan sebagai bentuk motivasi kepada seluruh
siswa
dan
selalu
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-ide baru yang inovatif.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut: 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question). 2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) 3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) 4. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) 5. Menguji Hasil (Assess the Outcome) 6. Mengevaluasi
Pengalaman
(Evaluate
the
Experience) Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada siswa ( student centered approach) karena menekankan pada kegiatan siswa. Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengetahun awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar. 11. Pembelajaran
dengan Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa peranan
Pendekatan
utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam
Konstruktivisme
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut Secara garis besar terdapat lima prinsip tentang belajar
dan mengajar
yang merupakan
dasar
bagi
pendekatan-pendekatan berbasis konstruktivisme (Widodo : 2010)
a. Pertama, pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. b. Kedua,
belajar merupakan
proses
pengkonstruksian suatu pengatahuan
berdasarkan
pengatahuan yang telah dimiliki. c. Ketiga, belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar. d. Keempat,
proses
pengkonstruksian
pengetahuan
berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu. e. Kelima, pembelajar bertanggung jawab terhadap proses belajarnya
Implikasi dari pendekatan belajar konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi empat tahapan yaitu, 1) eksplorasi pengetahuan awal siswa (mengungkapkan konsepsi awal dan membangkitkan motivasi), 2) pemberian pengalaman langsung, 3) mengaktifkan interaksi sosial, 4) Pencapaian kepahaman. Pembelajaran
berbasis
masalah
( probelm-based
learning atau PBL) baru muncul akhir abad ke 20, tepatnya dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980). Model ini muncul sebagai hasil penelitian mereka
terhadap
kemampuan
bernalar
mahasiswa
kedokteran di McMaster Medical School di Kanada. 12. Pembelajaran
Pendekatan Masalah
dengan Berbasis
PBL juga diteliti oleh de Goeij et.al. (1987) di universitas Limburg Belanda dan telah menghasilkan kurikulum
berbasis
masalah
dengan
beberpa
karakteristik yang menarik di antaranya: (1) pada 6 minggu
pertemuan
awal
dilakukan
pembelajaran
tematik yang disusun multidisiplin; (2) materi program tersebut bersifat koheren dan memiliki struktur yang komperhensif; (3) program mengandung sifat yang berulang; (4) Selama 4 tahun ada peningkatan kesulitan secara bertahap. Jadi secara umum PBL memiliki
prinsip “belajar untuk menemukan”.
B. Mari membaca materi penunjang dan diskusi! 1. Bacalah materi penunjang pada Kegiatan Belajar 3 berbentuk ppt1,. dan tuliskan hal-
hal yang sulit dipahami dan tidak dibahas pada materi utama ke dalam tabel di bawah! 2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan
tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini! Materi yang Sulit Dipahami
Metode
Spiral
Hasil Diskusi
dalam Pendekatan
Matematika
spiral
dalam
pembelajaran
matematika
merupakan pendekatan di mana pembelajaran konsep atau suatu
topik
matematika
selalu
mengaitkan
atau
menghubungkan dengan topik sebelumnya atau dengan kata lain topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari suatu topik matematika Model
pembelajaran
kooperatif two saty-two stay
Pembelajaran model ini terdiri dari langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengarahan 2) Pembentukan kelompok heterogen 3) Pelaksanaan kerja kelompok 4) Dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain kemudian dua siswa yang bertamu kembali ke kelompok asal 5) Pelaksanaan
kerja
kelompok
untukmenyempurnakan hasil kerja 6) Presentasi kelompok 7) Pemberian reward
3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi penunjang, tetapi
tidak dibahas pada materi utama! Materi-Materi Penting
1. Kekhasan
Bidang
Deskripsi Materi
Batasan dan pengertian matematika secara umum
Studi Matematika
selanjutnya
dapat
dilihat
dari
beberapa
sudut
pandang yang mengantarkan pemahaman tentang matematika antara lain: (1) matematika adalah bahasa simbol;
(2) matematika
adalah bahasa
numerik; (3) matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan
sifat
kabur,
majemuk,
dan
emosional; (4) matematika adalah metode berpikir logis; (5) matematika adalah sarana berpikir; (6) matematika adalah logika pada masa dewasa; (7) matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, (8) matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran; (9) matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; (10) matematika adalah ilmu pengetahuan formal yang murni;
(11)
matematika
adalah
ilmu
yang
mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; (12) matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; (13) matematika adalah aktivitas manusia Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen (Suyitno, 2004: 9). Masing- masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Metode pembelajaran kooperatif memiliki beebrapa tipe 2. Model pemebalajaran Kooperatif
model pembelajaran yaitu : a. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a match b. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing c. Model pembelajaran kooperatif tipe snowballing d. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together e. Model pembelajaran kooperatif tipe Think pair share
f. Model
pembelajaran
kooperatif
tipe
group
investigation g. Model pembelajaran kooperatif
tipe Creative
problem solving h. Model pembelajaran kooperatif tipe Think talk white i.
Model pembelajaran kooperatif tipe two stay, two stray
j.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament
k. Model pembelajaran kooperatif tipe Team assist individually
C. Mari membaca literatur lainnya dan diskusi!
1. Bacalah berbagai literatur lainnya tentang kekhasan bidang studi di sd dan implementasi pendekatan pembelajaran yang relevan dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami dan tidak dibahas pada materi utama dan penunjang ke dalam tabel di bawah! Literatur yang digunakan adalah artikel dengan judul Karakteristi k Mata Pelajarn SD Oleh: Chanifah 2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini! Materi yang Sulit Dipahami
Hasil Diskusi
Kekhasan Mata pelajaran PPKN
Mata
pelajaran
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan terdiri atas: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi
dan
jiwa
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan
Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi
wahana
warganegara
psikologis-pedagogis
Indonesia
yang
pembangunan
berkarakter
Pancasila.
Di SD mata pelajaran PPKn tidak diajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain melalui pembelajaran tematik terpadu
3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari yang terdapat pada literatur yang telah dibaca, tetapi tidak dibahas pada materi utama dan penunjang!
Materi-Materi Penting
Deskripsi Materi
Bahasa Indonesia
Pembelajaran
bahasa
meningkatkan
Indonesia
kemampuan
diarahkan
peserta
untuk
didik
untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik
secara
lisan
maupun
tulis,
sekaligus
mengembangkan kemampuan beripikir kritis dan kreatif. Peserta
didik
kemampuan
dimungkinkan
berbahasanya
dari
untuk
memperoleh
bertanya,
menjawab,
menyanggah, dan beradu argumen dengan orang lain. Sebagai alat ekspresi diri, bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan
untuk
menyatakan
dan
memperkenalkan
keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai Kegiatan
tempat berbahasa
dan
Indonesia
situasi.
mencakup
kegiatan
produktif dan reseptif di dalam empat aspek berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan
berbahasa
yang
bersifat
reseptif
pada
hakikatnya merupakan kemampuan untuk memahami bahasa yang dituturkan oleh pihak lain. Pemahaman
terhadap bahasa yang dituturkan oleh pihak lain tersebut dapat
melalui
Pemahaman
sarana
terhadap
bunyi bahasa
atau melalui
sarana
tulisan.
sarana
bunyi
merupakan kegiatan menyimak dan pemahaman terhadap bahasa penggunaan sarana tulisan merupakan kegiatan membaca Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu
serta
berbagai
aktivitas
kehidupannya.
Mata
pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta
berkomunikasi
secara
produktif.
Ruang lingkup IPS terdiri atas pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu sosial. Penguasaan keempat konten ini dilakukan dalam proses belajar yang terintegrasi melalui proses kajian terhadap konten pengetahuan. Secara rinci, materi a.
IPS
dirumuskan
Pengetahuan:
tentang
sebagai
kehidupan
berikut:
masyarakat
di
sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam berbagai aspek
kehidupan
dan
lingkungannya
b. Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills, inquiry), memecahkan masalah, berkomunikasi
dan
bekerjasama
dalam
kehidupan
bermasyarakat-berbangsa. c. Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan,
cinta
damai,
dan
kemanusiaan
serta
kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut. d. Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan bertanggungjawab
Materi IPS mencakup kehidupan manusia dalam:
a. Tempat dan Lingkungan b. Waktu Perubahan dan Keberlanjutan c. Organisasi dan Sistem Sosial d. Organisasi dan Nilai Budaya e. Kehidupan dan Sistem Ekonomi f. Komunikasi dan Teknologi Pengemasan materi IPS disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Pada kelas I – III (SD/MI) IPS sebagai bagian integral dari mata pelajaran lain yaitu bahasa Indonesia, dan PPKn yang diajarkan secara tematik terpadu
D. Mari mengamati video pembelajaran!
Amati video pembelajaran video 1. lalu tulislah hasil pengamatan Anda pada tabel di bawah ini! Bidang Studiyang
Pendekatan pembelajaran
Deskripsi Aktivitas Guru
dipadukan
yang Relevan
dan Siswa
Bahasa Indonesia, Seni Pendekastan model Jigsaw
-
Budaya
Siswa mengambil bahan pelajaran
yang
telah
membuat
puisi
dsediakan. -
Siswa
tentang alat kebersihan dengan kertas kerja yang diberikan. -
Guru
membimbing
siswa untuk menukarkan hasil
kerja
mereka
kepada teman yang lain
untuk dikoreksi. -
Siswa
memajangkan
hasil karyanya di papan pajangan. Matematika dan Bahsa Pendekatan saintifik
-
Indonesia
Siswa dibimbing untuk mengambil benda sesuai dengan
materi
yang
sesuai -
Siswa
menyelesaikan
masalah matematika da menemukan rumusnya. -
Siswa
mepresentasikan
hasil pengukuran mereka -
Siswa
secara
individu
mengerjakan tugas yang diberikan. -
Guru
membimbing
siswa untuk menukarkan hasil
kerja
mereka
kepada teman yang lain untuk dikoreksi. -
E. Mari membuat laporan!
Buatlah laporan hasil bacaan, hasil diskusi, dan hasil pengamatan video dengan struktur pokok sebagai berikut: 1. Hasil bacaan tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2. Hasil diskusi tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3. Hasil pengamatan video tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik Laporan kekhasan bidang studi di SD dan Impklemetasi Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif didesain oleh guru dengan memperhatikan kekhasan bidang studi, materi dan siswa. Kekhasan tentang bagaimana seharusnya guru mendidik atau memfasilitasi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik bidang studi disebut pedagogi khas bidang studi ( subject specific pedagogy).
1.
Kekhasan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. Dengan demikian, hakikat mata pelajaran bahasa Indonesia antara lain sarana berpikir, sarana perekat bangsa, penghela ilmu pengetahuan, penghalus budi pekerti dan pelestari budaya bangsa. Kegiatan berbahasa Indonesia mencakup kegiatan produktif dan reseptif di dalam empat aspek berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah kegiatan memahami informasi melalui sarana bunyi (lisan). Membaca adalah kegiatan memahami informasi melalui sarana tulisan. Berbicara adalah keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif, baik yang interaktif, semi interaktif, dan non interaktif. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit dengan mengembangkan dan menuangkan pikiran- pikiran dalam struktur tuisan yang teratur bukan hanya sekedar menyalin kata- kata dan kalimat-kalimat.
2. Kekhasan Matematika
Batasan dan pengertian matematika secara umum selanjutnya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang mengantarkan pemahaman tentang matematika antara lain: (1) matematika adalah bahasa simbol; (2) matematika adalah bahasa numerik; (3) matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; (4) matematika adalah metode berpikir logis; (5) matematika adalah sarana berpikir; (6) matematika adalah logika pada masa dewasa; (7) matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, (8) matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran; (9) matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; (10) matematika adalah ilmu pengetahuan formal yang murni; (11) matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; (12) matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif; (13) matematika adalah aktivitas manusia Pembelajaran Matematika di sekolah dasar secara umum bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan
keterkaitan
antarkonsep
dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah matematika. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
3. Kekhasan Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,
atau
prinsip-prinsip
saja
tetapi
merupakan
suatu
proses
penemuan
(Depdiknas,2006:484). Carin (dalam Yusuf, 2007: 1) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi
mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan te ori IPA. Jadi, pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah Menurut BNSP (2006: 484) mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs
Secara khusus tujuan mata pelajaran IPA agar siswa memiliki kompetensi sebagai berikut: a. mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan materi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan sehingga bertambah keimanannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. b. menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. c. menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan guna memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain. d. mengembangkan pengalaman untuk menggunakan, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang, dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. e. mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan.
4. Kekhasan Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk menghasilkan warganegara yang religius, jujur, demokratis, kreatif, kritis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial dan budaya, serta berkomunikasi secara produktif. Secara rinci, materi IPS dirumuskan sebagai berikut: a. Pengetahuan: tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa, dan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya. Ruang lingkup materi IPS SD terdiri dari kehidupan manusia b. Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills, inquiry), memecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa c. Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai, dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut d. Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif, dan bertanggungjawab.
5. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Mata
pelajaran
PPKn
diharapkan
dapat
menjadi
wahana
edukatif
dalam
mengembangkan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran PPKn terdiri atas: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan,
yang
menjadi
wahana
psikologis-pedagogis
pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah
mengembangkan
potensi
siswa
dalam
seluruh
dimensi
kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
6. Kekhasan Bidang Studi Senida Budaya dan keterampilan Pembelajaran
SBdP
di
tingkat
pendidikan
dasar
dan
menengah
bertujuan
mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian siswa secara positif. pembelajaran SBdP di SD harus dapat; “Memanfaatkan lingkungan sebagai kegiatan apresiasi dan kreasi seni” Ruang lingkup materi SBdP di SD/MI mencakup gambar ekspresif, mozaik, karya relief, lagu dan elemen musik, musik ritmis, gerak anggota tubuh, meniru gerak, kerajinan dari bahan alam, produk rekayasa, pengolahan makanan, cerita warisan budaya, gambar dekoratif, montase, kolase, karya tiga dimensi, lagu wajib, lagu permainan, lagu daerah, alat musik ritmis dan melodis, gerak tari bertema, penyajian tari daerah dan lain-lain.
7. Kekhasan Pendidikan Jasamani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Tujuan mata pelajaran PJOK sesuai dengan ruanglingkup di atas adalah sebagai berikut: a.
Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
b.
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat. c.
Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/ pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga serta konsep gerakan.
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, pegendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik. e. Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif, percaya diri,disiplin, dan jujur. f. Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif g. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang di masyarakat h. Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri i. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi. 8. Pendekatan pembelajaran dan implementasinya di SD
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan konsep tertentu dan dihasilkan dari k ajian teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang berbeda, yaitu (1) pendekatan yang berpusat pada siswa versus berpusat pada guru, (2) pendekatan proses versus pendekatan konsep, dan (3) pendekatan induktif versus pendekatan deduktif. Pemilihan terhadap salah satu pendekatan, strategi, dan metode akan melahirkan model pembelajaran.
9. Jenis-jenis Pendekatan Model Pembelajaran di SD a. Pendekatan Saintifik
Pembelajaran merupakan proses interaksi antarsiswa dan antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Untuk menciptakan proses dan lingkungan belajar yang efektif, diperlukan cara pandang guru terhadap pembelajaran secara tepat yang disebut sebagai pendekatan pembelajaran yang mengandung makna tentang bagaimana persepsi guru terhadap pembelajaran misalnya persepsi guru bahwa “ belajar adalah proses aktif secara ilmiah yang dilakukan oleh siswa”, sehingga guru berusaha untuk mengaktifkan siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Idealnya, dalam sebuah pendekatan pembelajaran, guru memikirkan bagaimana caranya agar siswa aktif mencari tahu bukan diberi tahu oleh guru atau disebut sebagai pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student center ). Pendekatan pembelajaran saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori melalui tahapantahapan
mengamati,
menanya,
menalar,
mengumpulkan
informasi/
mencoba,
menganalisis data dan menarik kesimpulan (mengasosiasi) dan mengomunikasikan konsep, prinsip atau teori yang ditemukan. Inti dari pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
saintifik
adalah
aktivitas
observasi
(pengamatan).
Karakteristik
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan) c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah, komunikatif, dll.) Beberapa prinsip pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan. b. Pembelajaran mengarah kepada penemuan dan pengembangan pengetahuan oleh siswa dan terhindar dari verbalisme (transfer pengetahuan).
c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan). e. Adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip atau teori yang dikonstruksi siswa baik melalui penguatan oleh guru maupun siswa.
b. Pembelajaran dengan Pendekataan Kooperatf. Menurut Holubec (dalam Nurhadi, 2003: 59), “Pengajaran kooperatif memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar”. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri utama yaitu adanya kerjasama antar siswa. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar. b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. c. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. d. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Model pembelajaran kooperatif yang telah ditemukan oleh para ahli pada umumnya dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran. b. Menyampaikan informasi. c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar. d. Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok. e. Evaluasi atau memberikan umpan balik. f. Memberikan penghargaan
Model pembelajaran kooperatif yang telah ditemukan oleh para ahli banyak ragam atau tipenya antara lain: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a match 2. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing 3. Model pembelajaran kooperatif tipe snowballing 4. Model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together 5. Model pembelajaran kooperatif tipe Think pair share 6. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation 7. Model pembelajaran kooperatif tipe Creative problem solving 8. Model pembelajaran kooperatif tipe Think talk white 9. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay, two stra y 10. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament 11. Model pembelajaran kooperatif tipe Team assist individually
c. Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum
Pendekatan kuantum atau disebut juga dengan Quantum Teaching and Learning merupakan cara pandang masyarakat belajar bahwa belajar itu harus berenergi dan membangkitkan motovasi atau energi positif siswa untuk berinteraksi dengan guru, siswa lain dan sumber belajar. Segala metode, strategi, model dan juga termasuk segala hal yang dilakukan yang meliputi interaksi antara guru dan siswa, kurikulum, dan lain sebagainya yang ada dalam pembelajaran dibangun atas dasar prinsip “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Mereka ke Dunia Kita”. Pendekatan pembelajaran kuantum memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: e. Segalanya Berbicara Segalanya dari berbagai komponen yang ada dalam lingkungan pembelajaran siswa memiliki makna. Setiap komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, segalanya memberikan pesan belajar kepada mereka. b. Segalanya Bertujuan Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses menuju perubahan yang diharapkan dari seorang individu. Untuk pencapaian perubahan tersebut tentunya suatu proses perubahan seseorang memiliki tujuan. Begitulah halnya dalam belajar, karena belajar merupakan suatu proses perubahan seseorang yang memiliki tujuan
agar dapat menjadi akhir yang terukur pada dirinya bahwa fase perubahan yang telah dilaluinya itu berhasil ataukah tidak dalam proses belajar tersebut. c. Pengalaman Sebelum Pemberian Nama Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami terlebih dahulu informasi yang diajarkan sebelum mengetahui nama dari informasi yang sedang mereka pelajari itu. Otak menerima dan memproses suatu informasi dengan cara yang berbeda-beda, daya tahan yang berbeda, dan hasil menangkap informasi yang berbeda pula. De Porter, dkk. (2008:7) mengatakan bahwa otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan yang kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Cara-cara pendidikan tradisional pada zaman dulu menunjukkan bahwa cara belajar lebih cenderung pada proses transfering knowledge yang berfokus lebih pada teacher centered. d. Akui Setiap Usaha Belajar merupakan suatu proses yang mengandung resiko dan tantangan. Dalam proses belajar, seseorang digiring untuk berani melangkah keluar dari zona nyamannya mereka sehingga sangat patut sekali apabila kita memberikan pengakuan terhadap usaha belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Selain itu akan memberikan dampak yang baik pada siswa karena kemampuan mereka menjadi meningkat, proses pembelajaran akan jauh lebih mudah dan menyenangkan.
e. Jika Layak Dipelajari Maka Layak Pula Dirayakan Siswa tidak ubahnya seperti para pemain sepak bola yang sedang beradu laga di sebuah lapangan sepak bola. Mereka juga merupakan para pemain atau aktor nyata yang ada dalam suatu lingkungan pembelajaran yang sedang melangkah maju meninggalkan zona nyamannya untuk mendapatkan kesuksesan yang jauh lebih tinggi dan akan memberikan kenyamanan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Sama halnya seperti para pemain kejuaraan apapun, setelah mereka berhasil menyelesaikan setiap langkah untuk menuju kemenangan yang besar, maka perayaan selalu diadakan untuk menambah dorongan mencapai langkah-langkah yang selanjutnya.
Model pembelajaran yang diturunkan dari pendekatan kuantum ini banyak
ragamnya di antaranya Model TANDUR, KUASAI, AMBAK, dll. Model pembelajaran tersebut merupakan serangkaian langkah atau sintaks yang telah dikaji secara ilmiah oleh penemunya. Setiap langkah dalam model-model pembelajaran kuantum tersebut tidak terlepas dari keterlaksanaan prinsip-prinsip pada pendekatan kuantum di atas. Salah satu model pembelajaran kuantum yang paling familiar adalah model TANDUR yang telah dikaji secara ilmiah oleh Bobbi De Porter yang merupakan singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Setiap kata dalam TANDUR tersebut merupakan aktivitas pembelajaran siswa yang harus dilaksanakan secara terurut. Tahap keempat yaitu Demonstrasikan merupakan penciri bahwa struktur materi pembelajaran yang hendak dikuasai siswa melalui model TANDUR ini adalah pengetahuan prosedural berupa prosedur tertentu. Menurut hierarkinya, ketika guru akan menyampaikan pengetahuan prosedural kepada siswa secara bermakna maka harus dimulai dari pengetahuan faktual berupa fakta dan pengetahuan konseptual berupa konsep dan prinsip