BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Belakang Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami kesulitan untuk menjelaskan m enjelaskan proses belajar bel ajar secara menyeluruh. menyel uruh. Sebagian psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar. Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku). Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan dengan teori belajar? 2. Apa macam-macam teori belajar?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar. 2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengertian Teori Belajar Belajar Menurut pendapat Emory Cooper (dalam Umar, 2004:50), mengatakan “Teori adalah suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) (fakta- fakta) tertentu”. Menurut tertentu”. Menurut Siswoyo (dalam Mardalis, 2003:42), bahwa “Teori adalah sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan
antar
variabel,
dengan
tujuan
untuk
menerangkan
dan
meramalkan
fenomena”. fenomena”. Menurut Hoy & Miskel (dalam Sugiyono, 2010:55), “Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbag ai organisasi”. organisasi”. Berdasarkan pendapat ahli di atas, jadi penulis menyimpulkan bahwa teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. lat ihan. Berbeda Ber beda dengan perubahan serta-merta s erta-merta akibat refleks atau perilaku peri laku yang bersifat naluriah.
B. Macam-Macam Teori Belajar 1. Teori Belajar Behavioristik Behavioristi k Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
a. Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik: Behavioristik: 1)
Obyek psikologi adalah tingkah laku.
2)
Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3)
Mementingkan pembentukan kebiasaan.
4)
Perilaku nyata dan terukur memiliki memilik i makna tersendiri.
5)
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari. dihindari .
b. Tokoh-Tokoh Aliran Behavioristik : 1) Edward LeeThorndike Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori koneksionisme. 2) Edwin Guthrie Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor psikologi di university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Gaya Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia sangat yakin bahwa teorinya atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan dengan cara yang dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari gagasanya dan dalam hal ini mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan orientasi dan eksperimental. Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu percobaan yang terkait dengan teori belajarnya, dan kita aakan mendiskusikan percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris. Dia bahkan menggangap teoritisi seperti Thorndine, Skinner,Hull,Pavlov dan Watson masih sangat subyektif dan dengan menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan dimungkinkan
untuk
menjelaskan
semua
fenomena
belajar
dengan
menggunakan satu prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip ini adalah: Hukum asosiasi aristoteles karena alasan inilah kami menepatkan teori behavioristik Guthrie dalam paradigma asosiasionistik. 3)
Burrhus Frederic Skinner Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena stimulusstimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi
inilah
yang
nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku. 2. Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. a. Karakteristik Karakteristik teori teori belajar belajar kognitif : 1)
Belajar adalah proses mental bukan behavioral.
2)
Siswa aktif sebagai penyalur.
3)
Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.
4)
Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.
b. Beberapa tokoh dalam aliran kognitif : 1) Teori Gestalt dari Wertheimer Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum -hukum itu antara lain : a)
Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
b)
Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
c)
Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)
2) Teori Schemata Piaget Dalam bidang ilmu psikologi dikenal suatu teori mengenai struktur kognitif. Menurut Piaget pikiran manusia mempunyi struktur yang disebut dengan skema atau skemata (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sehingga terbentuk schemata yang baru. Pengertian skema menurut istilah psikologi (Chaplin, 1981) ialah: a)
Skema suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi
b)
Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data
c)
Skema sebagai suatu model
d)
Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respons-respons respons -respons yang pernah diberikan, kemudian yang menjadi standar bagi responsrespons berikutnya.
3) Teori Belajar Sosial Bandura Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata bidak yang menjadi obyek: pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang or ang dan lingkungan l ingkungan saling s aling mempengaruhi. mempengar uhi. Bandura mempercayai mem percayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang paling efektif apabila mereka
dianggap atau dilihat sebagai orang yang mempunyai kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh. 4) Pengolahan Informasi Norman Norman
melihat
bahwa
materi
baru
akan
dipelajari
dengan
menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa.Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang tenta ng belajar yang bisa diungkap diungk ap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut: a) Hukum pembelajaran (Law of Learning) (1) Hukum hubungan sebab akibat (The law of of causal relationship) Adalah untuk suatu organisme untuk menghubungkan menghubungkan belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan sebab akibat. (2) Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning) Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai memp unyai dua bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil h asil yang diinginkan. diing inkan. Kedua, untuk hasil yang tidak t idak diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakantindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan. (3) Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback) Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut. 3. Teori Belajar Konstruktivistik Konstruktivis tik Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Menurut asalnya, teori konstruktivistik bukanlah teori pendidikan. Teori ini berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam perkembangan kemudian, teori ini mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a.
Belajar berarti berarti membentuk membentuk makna. Makna diciptakan diciptakan siswa dari dari apa yang yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
b.
Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus terus- menerus seumur hidup.
c.
Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan melainkan perkembangan itu sendiri. Suatu perkembangan yang menuntun penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
d.
Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi disekuilibrium merupakan Teori Belajar Humanistik Humanistik Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisas i diri dan sebagainya) dapat tercapai. Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis
pemecahan pemecahan
masalah
dan
aktifitas-aktifitas aktifitas-aktifitas
kreatif
yang
mungkin
dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C. Rogger dan Arthur Comb. Tujuan
utama ut ama
para
pendidik
adalah
membantu membant u
si
peserta
didik. di dik. untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing masing-mas ing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka. Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. a. Beberapa Prinsip Teori Belajar Humanistik: 1)
Manusia mempunyai belajar alami.
2)
Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu.
3)
Belajar yang yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4)
Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Oleh karena itu dengan adanya teori-teori belajar maka akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan dan akan membantu peserta didik dalam belajar. Ada beberapa macam teori belajar yang muncul di dalam masa perkembangan perkembangan psikologi pendidikan, diantaranya yaitu: 1.
Teori Belajar Behavioristik Behavioristi k
2.
Teori Belajar Kognitif
3.
Teori Belajar Konstruktivistik Konstruktivis tik
4.
Teori Belajar Humanistik
B. Saran Dengan
memahami
berbagai
teori
belajar,
prinsip-prinsip
pembelajaran
dan
pengajaran, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.