cacat mental dalam ilmu psikologi guna kapentingan kajian kriminologisDeskripsi lengkap
cacat mental dalam ilmu psikologi guna kapentingan kajian kriminologis
Full description
Kriminologi Bagi Hukum Pidana
kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan, penyebab terjadinya dan gejala-gejala sosial dalam masyarakat serta upaya penanggulangannya
Tugas 1Full description
Tugas 1Deskripsi lengkap
bisnis internasional
Deskripsi lengkap
-
Deskripsi lengkap
Otomasi IndustriFull description
Full description
TUGAS 1 KRIMINOLOGI HKUM4205.02
Banyak orang berpendapat bahwa sebenarnya fear of crime itu sangat perseptual, tergantung bagaimana individu yang bersangkutan mengukur kerentanan dirinya untuk menjadi korban kejahatan. Setiap orang mempunyai saat-saat rawan dalam kehidupannya dan pelaku tidak boleh melakukan kejahatan hanya karena adanya saat-saat rawan tersebut.
Dapatkah Anda menjelaskan pernyataan tersebut dengan dilengkapi contoh ilustrasi Anda agar jawaban Anda lebih jelas?
Jawab:
Penelitian James Garofalo dalam The Fear Of Cream: Causes and Consequenses. Journal of criminal law and criminology (1973) vol. 7 no. 2 hal. 839-857. Pada penelitian yang di paparkan oleh Garofalo adalah mencari sebab akibat tentang rasa takut akan kejahatan. Garofalo menjelaskan rasa takut sebagai reaksi emosional ditandai dengan rasa bahaya dan kecemasan, hubungan rasa takut dengan kerugian adalah reaksi yang ditimbulkan atas potensi kerugian material dan potensi bahaya fisiknya (rasa kuatir).
Lebih lanjut dijelaskan Garofalo, dalam konseptualisasi dan pengukuran rasa takut akan kejahatan bahwa individu harus tetap menjaga dan mengingat perbedaan antara ketakutan yang nyata dan antisipasi terhadap ketakutan.pengukuran yang memadai dari takut akan kejahatan tidak hanya jenis situasi dimana orang akan mengalami rasa takut, tetapi juga seberapa sering mereka menemukan diri mereka dalam situasi tersebut dan seberapa kuat mereka bereaksi terhadap situasi tersebut di masa lalu. Dijelaskan oleh Garofalo (1981) dalam jurnal tersebut adalah dengan membedakan rasa takut akan kejahatan dalam beberapa hal, yaitu:
Kekuatiran tentang kejahatan sebagai masalah social atau politik
Persepsi tingkat kejahatan
Penilaian subyektif dari kemungkinan menjadi korban
Garofalo mengemukakan model umum tentang fear of crime, yang dijelaskan dalam "A General Model of the fear of crime and its Consequenses" (1981:843). Faktor – faktor yang menyebabkan fear of crime adalah posisi individu didalam kehidupan social (usia, jenis kelamin, pendapatannya, lokasi geografisnya, gaya hidup dll), hal ini yang mempengaruhi informasi tentang kejahatan yang didapatkan dari:
Pengalaman Langsung (sebagai korban atau saksi)
Hubungan interpersonal dengan individu lainnya secara langsung atau pengalaman langsung dari orang lain, dan
Media massa
Tiga hal yang dikemukakan diatas merupakan sikap dan kepentingan yang mempengaruhi selektif informasi terhadap individu, CONTOHNYA, bagaimana individu cenderung berprasangka melihat pelaku kejahatan yang ditayangkan dalam berita di media massa tentang kejahatan, dan berfikir bahwa orang tersebut jahat. Dan informasi tentang kejahatan sebagai faktor – faktor yang menyebabkan fear of crime terhadap kejahatan terorisme yang mempengaruhi intensitas aktifitas masyarakat di tempat yang pernah terjadi kejahatan terorisme. Informasi tentang kejahatan tersebut membuat individu menggambarkan kejahatan dalam beberapa hal yaitu:
Tingkat kejahatan (saat itu maupun pada lingkungannya)
Sifat kejahatan (proporsi yang relatif dari berbagai jenis kejahatan)
Karakteristik dari pelaku
Konsekwensi dari kejahatan (luka, kerugian dan stigma)
Gambaran ini member informasi kepada individu tentang isyarat bahaya tentang kejahatan yang dapat disimpulkan oleh individu seperti kehadiran orang asing atau "ketidak sopanan" di lingkungannya.
Kemudian gambaran tentang kejahatan ini memberikan persepsi tentang risiko terhadap kejahatan. Ada 4 pertimbangan yang dilakukan Garofalo dalam menjelaskan gambaran tentang fear of crime berdasarkan penilaian risiko, yaitu:
Prevalensi (beberapa jenis kejahatan di tempat – tempat dan situasi tertentu)
Kemungkinan (menjadi target)
Kerentanan (melihat karakteristik individu sehingga menjadi target)
Konsekwensi (luka dan kerugian)
Perdagangan anak untuk tujuan prostitusi adalah mengeksploitasi anak dengan menjadikannya sebagai pekerja seks dalam bisnis pelacuran. Coba jelaskan mengapa hal tersebut dikelompokkan dalam eksploitasi anak?
Jawab:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) eksploitasi adalah:
eks·ploi·ta·si /éksploitasi/ n 1 pengusahaan; pendayagunaan: – nikel di daerah itu dilakukan oleh perusahaan asing; 2 pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan (tenaga orang): – atas diri orang lain merupakan tindakan yg tidak terpuji.
Eksploitasi anak adalah pemanfaatan untuk keuntungan sendiri melalui anak dibawah umur. Dengan kata lain anak-anak digunakan sebagai media untuk mencari uang.
Jadi, Eksploitasi anak itu hanya menguntungkan pihak atau orang yang memberdayakannya, sedangkan bagi sang anak itu sendiri yang dia dapatkan hanyalah kerugian semata. Dalam hal ini kerugiannya berupa Fisik Dan Psikis anak itu sendiri.