BAB I PENDAHULUAN
Trombosis sinus cavernosus (CST) pertama kali disebutkan oleh Bright (1831) sebagai komplikasi dari infeksi Epidural dan Subdural. Sinus-sinus dural dikelompokan menjadi sinussinus sinus sagital sagital,, lateral lateral (sinus (sinus transfe transfersa rsal, l, sinus sinus zygmoi zygmoid d dan sinus sinus petrosa petrosal), l), dan sinussinus-sin sinus us cavernosus. Oleh karena kompleksitas dari anatomi neurovaskular, CST merupakan salah satu penyebab penyebab dari infeksi infeksi intrakranial. intrakranial. Infeksi Infeksi sinus paranasal yang tidak mendapatkan mendapatkan perawatan dapa dapatt berke berkemb mbang ang lebi lebih h lanju lanjutt menj menjadi adi CST. CST. Adap Adapun un peny penyeb ebab ab CST CST yang yang lain lain adala adalah h bakteriemi, bakteriemi, trauma kranial, dan infeksi telinga serta infeksi pada gigi rahang atas. Sehingga Sehingga tingkat kematian pada penderita CST cukup tinggi, namun sejalan dengan penemuan obat antibiotik yang memiliki spektrum luas dapat menurunkan insiden kematian pada penderita CST.
BAB II TROMBOSIS SINUS CAVERNOSUS
I. DEFIN FINISI
Trombosis sinus cavernosus (TSC) adalah suatu trombosis (bekuan darah) yang berada di dalam penbuluh darah pada sinus cavernosus. Trombosis sinus cavernosus pertama kali ditemukan sebagai komplikasi dari infeksi epidural dan subdural.
II. ANATO ANATOMI MI
Sinus cavernosus adalah suatu rongga anatomis di dalam cranium yang terletak di posterior posterior cavum orbita, lateral sella tursica, dan superior superior sinus sphenoidalis. sphenoidalis. Sinus cavernosus cavernosus berisi anyaman anyaman pembulu pembuluh h darah vena (vena (vena opthalmicus opthalmicus superior superior dan dan inferior) dan arteri arteri (arteri carotis interna), serta beberapa nervus, seperti : n. occulomotoris, n. trochlearis, n. opthalmicus, n. maksila maksilaris, ris, dan n. abduce abducens. ns. Pembul Pembuluh uh darah darah yang berada berada di dalam dalam sinus sinus caverno cavernosus sus berfungsi berfungsi untuk membawa darah ke otak sedangkan saraf-saraf cranial yang terdapat di sinus cavernosus berfungsi untuk mengontrol pergerakan mata dan sensorik dari muka bagian atas dan bagian tengah dari kepala dan wajah.
III. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Tromb Trombosis osis sinus sinus caverno cavernosus sus umumny umumnyaa diseba disebabka bkan n oleh oleh infeksi infeksi bakteri bakteri (umumn (umumnya ya Streptococcus pneumoniae dan Stafilococcus aureus) aureus) yang menyeb menyebar ar dari daerah daerah sekitarnya, sekitarnya, seperti: telinga, hidung, mata, dan gigi (rahang atas). Penyebab lain yang jarang ditemukan adalah jamur ( Aspergillus Aspergillus dan Rhizopus). Rhizopus). TSC ini sangat jarang ditemukan. Kondisi ini dapat menyebabkan sakit di sekitar mata, kehilangan penglihatan, mata menonjol, mata tidak dapat digerakkan ke beberapa arah, dan mata sayu.
Infeksi yang terjadi di regio fasialis, seperti jerawat di area nostril, labii superior, atau nasal dapat menyebabkan inflamasi di daerah tersebut. Kondisi ini disebut selulitis yang dapat menyebar ke sinus cavernosus. Jika kondisi ini terjadi, darah di dalam sinus akan menjadi
darah yang terinfeksi. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah vena yang terdapat di TSC tidak tidak memp mempun unya yaii katu katub. b. Darah Darah dapat dapat meng mengali alirr ke regio regio-re -regi gio o terten tertentu tu terg tergant antun ung g dari dari perbedaan perbedaan tekanan tekanan dalam dalam pembuluh pembuluh darah. darah.
IV. GEJALA
Gejala yang umumnya timbul dari thrombosis sinus cavernosus adalah :
•
demam (hipertermi),
•
sakit pada daerah sekitar dan belakang mata,
•
penurunan penurunan kesadaran, kesadaran,
•
takikardi,
•
kaku kuduk,
•
kejang,
•
susah menggerakkan mata,
•
•
•
paralisa wajah wajah (kebas), (kebas), mata tampak sayu, bengkak bengkak pada kelopak mata dan dan membran membran yang yang menutupi menutupi sklera, sklera,
•
mata tampak menonjol,
•
gangguan pendengaran, atau keluar cairan dari telinga,
•
keluar sekret berwarna kuning, hijau, atau merah (darah) dari sinus, dan
•
diplopia atau kehilangan penglihatan.
Untuk menegakkan diagnosa, dapat dilakukan beberapa tes seperti :
1. Tes pungsi pungsi lumbar, lumbar, tes ini dilakuka dilakukan n dengan dengan cara mengamb mengambil il sampel cairan dari dari medulla spinalis (untuk menunjukkan tanda-tanda infeksi). 2. CT Scan
3. MRI
4. Kultur bakteri bakteri dapat dapat dilakukan dilakukan untuk untuk mengid mengidentifikas entifikasii bakteri bakteri penyebab. penyebab. Sampel Sampel dapat diambil dari darah, cairan atau pus dari tenggorokan atau hidung.
5. Dapat dilakukan dilakukan angiogr angiography aphy untuk menunjang menunjang diagnosa diagnosa
V. TERAPI
Trombosis sinus cavernosus tidak menular dan bukan penyakit keturunan. Tidak ada predileksi predileksi ras dan jenis kelamin. kelamin. Kondisi Kondisi ini dapat terjadi pada semua usia. Trombosis Trombosis sinus cavernosus dapat mengancam jiwa pasien sehingga memerlukan terapi segera. 2-3 dari 10 penderita penderita dapat meninggal. meninggal. Terapi yang dapat diberikan diberikan adalah antibiotik antibiotik dosis tinggi tinggi (antibiotik spectrum luas), diberikan secara intravena selama 3-4 minggu. Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi gejala inflamasi. Antikoagulan masih merupakan perdebatan untuk digunakan digunakan sebagai terapi dari TSC, TSC, beberapa beberapa literatur menyatakan pemberian antikoagulan antikoagulan dapat mengurangi resiko terjadinya septic emboli. emboli. Apabila kondisi penderita tidak bertambah
baik, dokter dokter dapat melakukan melakukan drainase bedah bedah pada sinus. Angka Angka kematian dari trombosis trombosis sinus sinus cavernosus menurun seiring dengan banyaknya antibiotik dosis tinggi yang ditemukan.
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul adalah :
1. Meningitis
2. Kebutaan
3. Sepsis
4. Syok sepsis
5. Sepsis emboli
6. Cranial nerve palsy
7. Infeksi dari SSP
BAB III
KESIMPULAN
Trombosis Trombosis sinus cavernosus merupakan komplikasi komplikasi yang jarang terjadi. TSC dapat berakibat berakibat fatal bila tidak segera diterapi. Sebaiknya Sebaiknya kita segera segera melakukan melakukan pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang apabila apabila ditemukan ditemukan penderita penderita dengan dengan gejala TSC dan juga dilakukan dilakukan terapi yang adekuat.